[PDF] Pesona Jannah (كتاب الجنة) - Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqor
Resensi Buku Pesona Jannah
Identitas Buku
Judul Terjemahan: Pesona Jannah
Judul Asal: Kitab Al-Jannah (bagian dari serial
Al-Jannah wan Naar)
Penulis: Dr. Umar bin Sulaiman bin Abdillah Al-Asyqor
Al-Utaibi (w. 1433 H/2012 M)
Penerbit Asal: Dar An-Nafais, Yordania
Pentarjamah: Nor Kandir, ST., BA
Penerbit Terjemahan: Pustaka Syabab
Cetakan Terjemahan: Ke-1, 1447 H (2025 M)
Pendahuluan
Jannah (Surga) adalah balasan teragung dan pahala terbesar
yang Alloh Subhanahu wa Ta’ala persiapkan bagi para wali dan ahli
ketaatan-Nya. Keagungan ni’mat Jannah tidak terjangkau oleh akal manusia, sebab
ia adalah keni’matan yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, dan
terlintas di hati manusia (HR. Al-Bukhori no. 3244).
Buku “Pesona Jannah” yang disusun oleh ulama terkemuka, Dr.
Umar bin Sulaiman Al-Asyqor (w. 1433 H/2012 M), merupakan karya ilmiah yang
sangat penting. Buku ini secara sistematis dan komprehensif menjelaskan segala
hal terkait Jannah berdasarkan sumber-sumber Syari’at yang shohih (valid),
yaitu Al-Qur’an Al-Karim dan Hadits Rosululloh ﷺ.
Penulis menyajikan gambaran utuh tentang Jannah, mulai dari jalan menuju ke
sana hingga keni’matan tertinggi yang akan diraih oleh para penghuninya, dengan
landasan metodologi (manhaj) Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Analisis Isi dan Struktur Buku
Buku ini terbagi menjadi tujuh bab utama yang mengalir
secara logis, membawa pembaca dari awal perjalanan Akhiroh hingga penetapan
kekal di Jannah:
BAB 1: Masuk Jannah
Bab ini menguraikan tahapan dan golongan manusia yang
pertama kali mendapatkan akses ke Jannah. Dr. Umar Al-Asyqor menjelaskan
tentang Syafa’at (pertolongan) agung yang akan diberikan oleh Rosululloh ﷺ untuk membukakan pintu Jannah setelah seluruh Nabi menolak
melaksanakannya.
Penyucian di Qontharoh: Dijelaskan bahwa
setelah melewati Shiroth (jembatan), orang-orang Mu’min akan ditahan di sebuah qontharoh
(jembatan kecil) di antara Jannah dan Naar (Neraka). Di sana, mereka akan di-qishosh
(dituntaskan) segala kedzoliman yang terjadi antar sesama mereka di dunia,
hingga mereka masuk Jannah dalam keadaan suci.
Orang Pertama Masuk Jannah: Rosululloh ﷺ adalah orang pertama yang akan mengetuk dan dibukakan pintu
Jannah. Orang pertama dari umat ini setelah beliau adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq Rodhiyallahu
‘Anhu.
Zumar (Rombongan) Tanpa Hisab: Penulis secara detail
memaparkan tentang 70.000 orang dari umat ini, yang wajah mereka seperti bulan
di malam purnama, yang akan masuk Jannah tanpa Hisab dan tanpa adzab. Ciri-ciri
mereka adalah tidak meminta kay (pengobatan dengan besi panas), tidak
meminta ruqyah (jampi-jampi), tidak tathoyyur (menganggap sial), dan
hanya kepada Robb mereka, mereka bertawakkal.
Orang Fakir Mendahului Orang Kaya: Ditegaskan bahwa orang-orang
fakir dari kaum Muhajirin akan mendahului orang-orang kaya ke Jannah dengan
selisih yang bisa mencapai 500 tahun, karena mereka tidak memiliki harta yang
perlu di-Hisab.
BAB 2: Kekalnya Jannah dan Penduduknya
Bab ini memberikan ketenangan hati dengan menegaskan
kekekalan Jannah dan penghuninya berdasarkan nash-nash (dalil-dalil) Al-Qur’an
dan Hadits. Penulis menyajikan ayat-ayat yang secara lugas menyatakan keabadian
ni’mat ini, seperti firman Alloh (QS. Ad-Dukhon: 56) dan (QS. Al-Kahfi:
107-108). Kekekalan ini juga disokong oleh Hadits tentang disembelihnya
Kematian di antara Jannah dan Naar.
BAB 3: Sifat Jannah
Bab ini adalah deskripsi geografis dan fisik Jannah yang
menakjubkan:
Darojat
(Tingkatan) Jannah: Dijelaskan bahwa Jannah memiliki tingkatan-tingkatan
yang sangat banyak. Penulis mengulas perbandingan antara dua Jannah untuk al-muqorrobīn
(orang-orang yang didekatkan) dan dua Jannah untuk ash-hābul yamīn
(golongan kanan), dengan merujuk pada tafsiran Al-Qurthubi (671 H).
Sungai dan Mata Air: Diulas tentang sungai-sungai
Jannah yang terdiri dari air, susu, khomr, dan madu, serta sungai khusus
Rosululloh ﷺ yaitu Al-Kautsar, yang tepiannya adalah kubah-kubah mutiara.
Istana, Cahaya, dan Aroma: Istana (Qushūr) yang
terbuat dari emas dan perak, serta deskripsi bahwa Jannah tidak memiliki
matahari dan bulan, melainkan cahaya yang datang dari arah ‘Arsy (Singgasana),
sehingga waktu pagi dan sore dapat diketahui. Jannah juga memiliki aroma wangi
semerbak yang tercium dari jarak perjalanan 70 tahun (HR. Al-Jami’
Ash-Shoghir: 5/335).
BAB 4 & 5: Penduduk dan Sifat Penduduk Jannah
Penulis membahas amal-amal yang menjadi sebab utama
seseorang berhak mendapatkan Jannah dan menegaskan bahwa Jannah bukanlah harga
untuk amal, melainkan karunia Alloh. Sifat fisik penduduk Jannah diulas secara
rinci:
Postur dan Usia: Tinggi 60 hasta, tidak berbulu, dan
berusia 33 tahun.
Kehidupan Abadi: Penduduk Jannah tidak akan merasakan
kematian kecuali kematian yang pertama (di dunia), dan mereka tidak tidur.
BAB 6: Keni’matan Penduduk Jannah
Bab penutup ini adalah klimaks dari pembahasan, di mana
keutamaan ni’mat Jannah dibandingkan dengan kesenangan dunia dijelaskan secara
gamblang.
Pakaian dan Perhiasan: Pakaian penduduk Jannah
terbuat dari sundus (sutra halus) dan istabroq (sutra tebal)
berwarna hijau. Perhiasan mereka adalah gelang dari emas, perak, dan mutiara.
Pasar dan Pertemuan: Terdapat Sūq (pasar) di
Jannah yang mereka datangi setiap Jum’ah (perkiraan sepekan sekali) untuk
bertambah indah dan cantik karena tiupan angin Jannah. Mereka juga saling
bertemu dan mengenang karunia Alloh.
Ĥūr Al-’Īn: Dijelaskan pula tentang Ĥūr Al-’Īn
(bidadari) yang suci, cantik, dan qōṣirōtuth thorf (membatasi pandangan)
hanya kepada suami mereka.
Tasbih sebagai Keni’matan: Tasbih dan Takbir di
Jannah bukanlah pembebanan (taklīf), melainkan bagian dari keni’matan
itu sendiri, yang diilhamkan seperti bernafas (HR. Muslim no. 2833).
Keni’matan Teragung: Puncak dari semua keni’matan
adalah Ziyādah (tambahan) yang dijelaskan oleh Rosululloh ﷺ
sebagai Keridhoan Alloh dan melihat Wajah-Nya yang Mulia.
Kelebihan dan Keunggulan Buku
Keseimbangan Dalil (Nash) dan Penjelasan Ulama: Dr.
Umar Al-Asyqor sangat kuat dalam menyajikan nash-nash dari Al-Qur’an dan Hadits
shohih. Ia melengkapi dalil-dalil tersebut dengan penjelasan dari ulama klasik
yang kredibel, seperti Ibnu Katsir (774 H), Al-Qurthubi (671 H), dan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah (728 H), sehingga pembahasan menjadi mendalam dan otoritatif.
Sistematika yang Mudah Dicerna: Pembagian bab yang
runtut, dari proses masuk, kondisi kekal, sifat fisik Jannah, hingga ragam keni’matannya,
membuat pembaca mudah memahami alur narasi Akhiroh.
Memperjelas Kekeliruan Pemahaman: Penulis dengan
tegas meluruskan pandangan yang keliru, seperti sangkaan bahwa meraih Jannah
harus meninggalkan kesenangan dunia (ruhban/rohib), dengan menjelaskan
bahwa karunia Robb itu lebih baik dan lebih kekal.
Penutup Resensi
Buku “Pesona Jannah” ini bukan sekadar deskripsi, tetapi
juga pendorong keimanan dan motivasi untuk beramal sholih. Dengan membaca dan
merenungi isi buku ini, seseorang akan menyadari betapa hinanya kesenangan
duniawi dibandingkan dengan keni’matan abadi yang dijanjikan Alloh.
Bagi setiap Muslim yang ingin meningkatkan iman dan taqwa
dengan ilmu yang shohih tentang hakikat tujuan akhir kehidupan, buku karya Dr.
Umar Sulaiman Al-Asyqor (w. 1433 H/2012 M) ini adalah referensi yang wajib
dimiliki dan dipelajari. Ia adalah peta jalan menuju keberuntungan agung
(Al-Fauz Al-‘Azhim).
