[PDF] Tarjamah Nawaqidhul Islam - Pembatal Islam - Edisi 3 - Muhammad bin Abdul Wahhab (1206 H)


اِعْلَمْ أَنَّ مِنْ أَعْظَمِ نَوَاقِضِ الإِسْلَامِ عَشَرَةً:

Ketahuilah bahwa termasuk pembatal ke-Islaman terbesar ada 10 yaitu:

[1] Syirik

اَلْأَوَّلُ: الشِّرْكُ فِي عِبَادَةِ اللهِ تَعَالَى، وَالدَّلِيلُ قَوْلُ اللهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء﴾، وَمِنْهُ: الذَّبْحُ لِغَيْرِ اللهِ، كَمَنْ يَذْبَحُ لِلْجِنِّ أَوْ لِلْقَبْرِ.

Pertama: syirik dalam beribadah kepada-Nya. Dalilnya adalah firman-Nya: “Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa di bawahnya bagi siapa yang dikehendaki-Nya?” (QS. An-Nisâ [4]: 48)

Di antara syirik adalah menyembelih untuk selain Alloh seperti orang yang menyembelih untuk jin atau orang mati.

[2] Wasilah

الثَّانِي: مَنْ جَعَلَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ وَسَائِطَ، يَدْعُوهُمْ، وَيسْأَلُهُمُ الشَّفَاعَةَ، وَيَتَوَكَّلُ عَلَيْهِمْ، كَفَرَ إِجْمَاعًا.

Kedua: siapa menjadikan perantara-perantara antara dirinya dengan Alloh di mana dia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada mereka, dan bertawakkal kepada mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma’.

[3] Ragu Kekafiran Musyrikin

الثَّالِثُ: مَنْ لَمْ يُكَفِّرِ المُشْرِكِينَ أَوْ شَكَّ فِي كُفْرِهِمْ، أَوْ صَحَّحَ مَذْهَبَهُم،ْ كَفَرَ إِجْمَاعًا.

Ketiga: siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, ragu akan kekafiran mereka, atau membenarkan keyakinan mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma’.

[4] Petunjuk Selain Nabi Lebih Baik

الرَّابِعُ: مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ غَيْرَ هَدْيِ النَّبِيِّ ﷺ أَكْمَلُ مِنْ هَدْيِهِ أَوْ أَنَّ حُكْمَ غَيْرِهِ أَحْسَنُ مِنْ حُكْمِهِ -كَالَّذِينَ يُفَضِّلُونَ حُكْمَ الطَّوَاغِيتِ عَلَى حُكْمِهِ- فَهُوَ كَافِرٌ.

Keempat: siapa yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna daripada petunjuk beliau, atau selain hukum beliau lebih baik daripada hukum beliau, seperti orang-orang yang lebih mendahulukan hukum thoghut daripada hukum beliau, maka dia kafir.

[5] Membenci Syariat

الخَامِسُ: مَنْ أَبْغَضَ شَيْئًا مِمَّا جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ ﷺ - وَلَوْ عَمِلَ بِهِ - كَفَرَ إِجْمَاعًا، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ﴾.

Kelima: siapa membenci apa pun dari apa yang dibawa Rosululloh meskipun mengerjakannya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman-Nya: “Demikian itu karena mereka membenci apa yang Alloh turunkan sehingga Dia menghapus amal kebaikannya.” (QS. Muhammad [47]: 9)

[6] Mengolok-olok Agama

السَّادِسُ: مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِيْنِ اللهِ، أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ، كَفَرَ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ * لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾. 

Keenam: siapa yang mengolok-olok apa pun dari agama Alloh, atau pahala-Nya, atau siksa-Nya adalah kafir. Dalilnya adalah firman-Nya: “Katakanlah: apakah terhadap Alloh, ayat-ayat-Nya, dan Rosul-Nya kalian mengolok-ngolok. Tidak perlu meminta maaf karena sungguh kalian telah kafir setelah kalian beriman.” (QS. At-Taubah [9]: 65-66)

[7] Sihir

السَّابِعُ: السِّحْرُ - وَمِنْهُ: الصَّرْفُ وَالعَطْفُ-، فَمَنْ فَعَلَهُ أَوْ رَضِيَ بِهِ كَفَرَ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ﴾.

Ketujuh: sihir misalnya shorf (cinta menjadi benci) dan ‘athf (benci menjadi cinta). Siapa yang melakukannya atau ridho terhadapnya maka kafir. Dalilnya adalah firman-Nya: “Keduanya tidak mengajari seorangpun kecuali mengatakan: kami hanyalah fitnah maka janganlah kamu kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 102)

[8] Menolong Musyrikin Melawan Muslimin

الثَّامِنُ: مُظَاهَرَةُ المُشْرِكِينَ وَمُعَاوَنَتُهُمْ عَلَى المُسْلِمِينَ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين﴾.

Kedelapan: menolong orang-orang musyrik dan membantu mereka dalam melawan Muslimin. Dalilnya adalah firman-Nya: “Siapa dari kalian yang berloyal kepada mereka maka ia bagian dari mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zholim.” (QS. Al-Mâ`idah [5]: 51)

[9] Boleh Keluar dari Syariat Nabi

التَّاسِعُ: مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ بَعْضَ النَّاسِ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ اتِّبَاعُ النَّبِيِّ ﷺ، وَأَنَّهُ يَسَعُهُ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَتِهِ ﷺ -كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ-، فَهُوَ كَافِرٌ.

Kesembilan: siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi dan ia boleh keluar dari syariat beliau sebagaimana Khidhir keluar dari syariat Musa ‘Alaihissalam, maka ia kafir.

[10] Berpaling dari Agama

العَاشِرُ: الإِعْرَاضُ عَنْ دِينِ اللهِ -لَا يَتَعَلَّمُهُ وَلَا يَعْمَلُ بِهِ-، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ﴾.

Kesepuluh: berpaling dari agama Alloh dengan tidak mempelajarinya atau mengamalkannya. Dalilnya firman-Nya: “Siapakah yang lebih zholim daripada seseorang yang dibacakan kepadanya ayat-ayat Robb-nya lalu dia berpaling darinya. Sesungguhnya Kami akan menghukum orang-orang pendosa.” (QS. As-Sajdah [32]: 22)

Status Bercanda, Serius, Takut, Dipaksa

وَلَا فَرْقَ فِي جَمِيعِ هَذِهِ النَّوَاقِضِ بَيْنَ الهَازِلِ وَالجَادِّ وَالخَائِفِ إِلَّا المُكْرَهِ.

Tidak ada perbedaan dalam pembatal-pembatal ini antara orang yang bercanda, serius, atau takut kecuali orang yang dipaksa.

وَكُلُّهَا مِنْ أَعْظَمِ مَا يَكُونُ خَطَرًا، وَمِنْ أَكْثَرِ مَا يَكُونُ وُقُوعًا، فَيَنْبَغِي لِلْمُسْلِمِ أَنْ يَحْذَرَهَا وَيَخَافَ مِنْهَا عَلَى نَفْسِهِ. نَعُوذُ بِاللهِ مِنْ مُوجِبَاتِ غَضَبِهِ، وَأَلِيمِ عِقَابِهِ.

Semua pembatal ini termasuk perkara besar yang perlu diwaspadai dan termasuk perkara yang sering terjadi. Wajib bagi setiap Muslim untuk mewaspadainya dan takut menimpa dirinya. Kita berlindung kepada Alloh dari mendapatkan kemurkaan-Nya dan pedihnya siksa-Nya.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Semoga Allah mencurahkan sholawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para Sahabatnya.

تَمَّتْ بِحَمْدِ اللهِ

***


Unduh PDF

Next Post Previous Post
8 Comments
  • HKJ Home
    HKJ Home 10 Februari 2017 pukul 15.53

    بارك الله فيكم

  • Roni Suprianto
    Roni Suprianto 26 Maret 2017 pukul 13.16

    Syukron akhi

  • adisucipto
    adisucipto 28 Maret 2017 pukul 05.44

    Syukron jaziila..

  • firdaus central warnet
    firdaus central warnet 13 Agustus 2017 pukul 18.27

    Jazakallah Khair , sangat bermanfaat sekali..

  • Unknown
    Unknown 20 Oktober 2017 pukul 18.22

    Waah masya allah sangat membantu oh ya apa ada yg terjemahan tuhfathul athfal

  • Makarim
    Makarim 28 April 2018 pukul 06.10

    Pembatal keislaman nomor 9 ada ketidak sesuaian antara matan dengan terjemahan. Kalau ngikuti terjemahan harusnya : انَّ بعض الناس لا يجب عليه اتّباع النبيّ صلى الله عليه وسلم

    Mohon maaf bila kurang berkenan.

    • Nor Kandir, ST., BA., C.AFM., C.LAFM., C.LSFM
      Nor Kandir, ST., BA., C.AFM., C.LAFM., C.LSFM 16 April 2019 pukul 08.15

      Ana tidak paham maksudnya, Mas Makarim?

      التَّاسِعُ: مَنِ اعْتَقَدَ أَنَّ بَعْضَ النَّاسِ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ اتِّبَاعُ النَّبِيِّ ﷺ، وَأَنَّهُ يَسَعُهُ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَتِهِ ﷺ -كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجُ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ-، فَهُوَ كَافِرٌ.
      Kesembilan: siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ia boleh keluar dari syariat beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana Khidhir keluar dari syariat Musa ‘Alaihissalam, maka ia kafir.

      Mungkin ini bisa langsung Antum diedit disini.

  • Unknown
    Unknown 28 April 2021 pukul 22.51

    Barokallah ustadz..

Add Comment
comment url