[PDF] Taqrib Hamawiyyah Ibnu Taimiyyah - Ibnu Utsaimin (1421 H)
Rangkuman Kitab Taqrib Hamawiyyah
Inti dari kitab ini adalah menjelaskan Madz-hab Ahlus Sunnah
wal Jama’ah (Salaf) mengenai Nama-Nama dan Sifat-Sifat Alloh dan membantah
penyimpangan dari kelompok-kelompok Mubtadi’ah (Ahlut Ta’thil, Ahlut Tamtsil,
dll.).
I. Kewajiban dan Risalah Rosulullah ﷺ
Kewajiban Hamba: Wajib bagi hamba untuk mengikuti apa
yang difirmankan oleh Alloh dan disabdakan oleh Rosul-Nya Muhammad ﷺ, serta para Khulafa ar-Rasyidin dari kalangan Shohabat dan
Tabi’in.
Kesempurnaan Risalah: Rosululloh ﷺ
diutus dengan al-huda (ilmu yang bermanfaat) dan dinul haqq (amal
sholih), dan telah menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan umat, baik dasar
agama (ushuluddin) maupun cabangnya (furu’).
Ilmu Sifat Alloh: Ilmu tentang Nama-Nama,
Sifat-Sifat, dan Perbuatan-Perbuatan Alloh adalah ilmu yang paling bermanfaat
dan intisari risalah para Rosul. Mustahil Nabi ﷺ
mengabaikannya tanpa penjelasan yang gamblang.
II. Metode Ahlus Sunnah dalam Nama dan Sifat Alloh
Madz-hab Ahlus Sunnah adalah jalan tengah antara Ahlut
Ta’thil (penolak sifat) dan Ahlut Tamtsil (penyerupa).
Penetapan (Itsbat): Menetapkan apa yang Alloh
tetapkan untuk diri-Nya dalam Al-Qur'an atau melalui lisan Rosul-Nya ﷺ, tanpa empat penyimpangan:
Tahrif (Penyelewengan): Mengubah teks (nash)
baik lafazh maupun makna dari makna zhohir-nya.
Ta’thil (Penolakan): Mengingkari Nama-Nama dan
Sifat-Sifat yang wajib bagi Alloh, atau sebagiannya (pelopornya: Ja’d bin
Dirham (124 H)).
Takyif (Menggambarkan Bagaimana-Nya): Menggambarkan
(mengkhayal) kaifiyyah (bagaimana) sifat tersebut.
Tamtsil/Tasybih (Penyerupaan): Menetapkan adanya mitsil
(serupa sepenuhnya) atau musyabih (serupa sebagian) bagi Alloh.
Penafian (Nafyu): Menafikan apa yang Alloh nafikan
dari diri-Nya, disertai penetapan kesempurnaan kebalikan dari sifat yang
dinafikan tersebut. (Contoh: Alloh menafikan kelelahan, berarti menetapkan
kesempurnaan kekuatan) .
Perkara yang Tidak Disebutkan: Berhenti pada lafazh
yang tidak ada penetapan maupun penafiannya (seperti jism atau jihah),
kemudian meminta perincian maknanya: jika maknanya benar diterima, jika bathil
ditolak.
Sifat-Sifat Alloh: Semua sifat yang ditetapkan bagi
Alloh adalah sifat-sifat kesempurnaan yang tidak ada kekurangan di dalamnya
sama sekali. Sifat-sifat kekurangan mustahil bagi Alloh.
III. Garis Besar Isi Lainnya (Berdasarkan Daftar Isi)
Kitab ini juga membahas secara detail hal-hal berikut:
Sifat 'Uluw (Ketinggian) Alloh: Dijelaskan melalui
dalil Al-Kitab (Al-Qur’an), Sunnah, Ijma’ (Konsensus), akal, dan fithroh
(naluri).
Sifat-Sifat Fi’liyyah (Perbuatan) Alloh: Dibahas
secara rinci tentang Istiwa’ Alloh di atas ‘Arsy-Nya, Ma’iyyah (Kebersamaan)
Alloh dengan makhluk-Nya, dan Nuzul (Turun) Alloh ke langit Dunia.
Sifat-Sifat Dzat (Eksistensi) Alloh: Penetapan Wajh
(Wajah), Dua Tangan, Dua Mata, dan sifat Firman (Al-Qur’an) bagi Alloh.
Pembagian Penyimpang: Orang-orang yang menyimpang
dalam bab Iman kepada Alloh dibagi menjadi tiga kelompok besar:
Ahlut Takhyiil (Penganut Imajinasi/Filosof):
Mengklaim para Nabi menyampaikan perkara ghoib hanya sebagai simbol imajinasi
demi kepentingan manusia.
Ahlut Ta’wiil (Penganut Penyelewengan Makna/Kaum Nufaat):
Memalingkan lafazh nash sifat dari makna zhohir-nya kepada makna-makna yang
mereka tentukan, seperti men-ta’wil yad (tangan) menjadi ni’mat,
dan istiwa’ menjadi istila’ (penguasaan).
Ahlut Tajhiil (Penganut Menganggap Bodoh/ Al-Mufawwidhoh):
Mengklaim nash-nash sifat memiliki lafazh yang maknanya tidak diketahui (majhulah),
bahkan oleh Nabi ﷺ dan para Shohabat sekalipun.
Bab Iman: Pembahasan tentang Islam dan Iman, serta
keyakinan bahwa Iman itu bertambah dan berkurang, sesuai pendapat mayoritas
Salaf.
.jpg)