[PDF] 40 Hadits Mencela Perpecahan dan Fanatisme Kelompok - Dr. Ali Abu Haniyyah Al-Maqdisi
Unduh PDF
MUQODDIMAH
Sesungguhnya segala
puji hanya milik Alloh, kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, dan
memohon ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Alloh dari kejahatan
diri-diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Siapa yang Alloh beri
petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. siapa yang Alloh sesatkan, maka tidak ada yang dapat
memberinya petunjuk. aku bersaksi
bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah melainkan Alloh, Yang
Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya.
Amma ba’du (Adapun
setelah itu):
Ini adalah kitab
Al-Arba’un (Empat Puluh Hadits) yang pertama dari seri: al-arba’inat
al-maqdisiyyah fii at-tahdzir mina al-madzahib ar-rodiyyah (Empat Puluh
Hadits dari Al-Quds dalam Rangka Memperingatkan dari Paham-Paham yang Buruk).
Seri ke-1 ini aku memberinya judul: al-arba’un al-maqdisiyyah fii dzamm at-tafarruq wa al-hizbiyyah
(Empat Puluh Hadits dari Al-Quds tentang Mencela Perpecahan dan Fanatisme
Kelompok).
Di dalamnya aku
menjelaskan bahaya perpecahan dalam agama, dan kesialan fanatisme kelompok (hizbiyyah)
atas Islam dan Muslimin. Karena persatuan adalah salah satu pokok (ushul)
agama. Siapa yang berusaha untuk merusaknya, atau berupaya untuk memecahnya, maka
sungguh ia telah memusuhi Alloh dan Rosul-Nya, dan telah menyalahi jalan
orang-orang yang beriman.
Alloh Ta’ala
berfirman:
﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ
مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيراً﴾
“siapa yang menentang Rosul setelah
jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
yang beriman, Kami akan biarkan dia pada kesesatan yang dia pilih dan Kami akan
masukkan dia ke Neraka Jahannam, dan ia adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS.
An-Nisa: 115)
Dia berfirman:
﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُوا﴾
“berpegang teguhlah kalian pada tali
Alloh semuanya, dan janganlah kalian berpecah belah.” (QS. Ali Imron: 103)
Aku memohon kepada
Alloh Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi agar menyatukan hati-hati kita di atas
ketaatan kepada-Nya. agar Dia
menyatukan di antara hati-hati kita di atas kecintaan kepada-Nya, dan agar Dia
menyampaikan kepada kita untuk mensyukuri nikmat-Nya, dan agar Dia menjadikan
kita termasuk penduduk Surga-Nya. Sesungguhnya Dia adalah pelindung hal itu dan
Yang Maha Mampu atasnya.
segala puji bagi Alloh,
Robb semesta alam.
Ditulis oleh: Ali bin
Muhammad Abu Haniyyah, Abu Abdillah Al-Maqdisi.
Anata, Al-Quds (Yerusalem) - Palestina.
Hari Senin: 25 Rojab / 1440 H.
telah direvisi pada hari
Selasa: 7 Rojab / 1440 H - bertepatan dengan: 4/4/2019.
***
HADITS KE-1: AMAL PERBUATAN DENGAN
NIAT
Dari Umar bin
Al-Khaththob Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا
لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى؛ فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ
إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ
امْرَأَةٍ يَنكِحُهَا فَهِجَرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ»
“Sesungguhnya
setiap amal perbuatan itu dengan niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang
apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrohnya (berpindahnya) kepada Alloh dan
Rosul-Nya, maka hijrohnya (akan sampai) kepada Alloh dan Rosul-Nya. siapa hijrohnya karena dunia yang ia
ingin raih, atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrohnya (akan sampai)
kepada apa yang ia hijrohi.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-2: MU’MININ
SEPERTI SATU TUBUH
Dari An-Nu’man bin
Basyir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ،
وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ؛ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى»
“Permisalan Mu’minin dalam cinta, kasih sayang, dan kelembutan
mereka bagaikan satu jasad. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang mengeluh
sakit, maka seluruh jasad akan ikut merasakan sakitnya dengan tidak bisa tidur dan
demam.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-3: MU’MININ
SEPERTI SATU BANGUNAN
Dari Abu Musa Al-Asy’ari
Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda:
«إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ،
يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضاً»
“Sesungguhnya
seorang Mu’min dengan Mu’min yang lain bagaikan sebuah bangunan, satu sama lain
saling menguatkan.”
beliau menyatukan jari-jari
beliau. (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-4: MUSLIM
SAUDARA BAGI MUSLIM LAINNYA
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا
تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا
عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ؛ لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا
يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَهُنَا - وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ - بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ؛ دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ»
“Janganlah
kalian saling mendengki, janganlah saling menipu, janganlah saling membenci,
janganlah saling membelakangi, dan janganlah sebagian kalian menjual (barang)
di atas penjualan sebagian yang lain. jadilah
kalian, wahai hamba-hamba Alloh, bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi
Muslim yang lain; dia tidak menzholiminya, tidak meninggalkannya (tidak
menolongnya saat butuh), dan tidak meremehkannya. Taqwa itu di sini - sambil
beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang itu dikatakan buruk jika
dia meremehkan saudara Muslimnya. Setiap Muslim atas Muslim lainnya harom (terjaga): darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (Muttafaq
‘alaih)
HADITS KE-5:
WAJIB BERPEGANG TEGUH PADA TALI ALLOH SECARA KESELURUHAN
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثاً، وَيَكْرَهُ
لَكُمْ ثَلَاثاً؛ فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً،
وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلَا تَفَرَّقُوا، وَأَنْ تُنَاصِحُوا
مَنْ وَلَّاهُ اللَّهُ أَمْرَكُمْ، وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ،
وَإِضَاعَةَ الْمَالِ»
“Sesungguhnya
Alloh meridhoi bagi kalian tiga hal, dan membenci bagi kalian tiga hal. Alloh
meridhoi bagi kalian: agar kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun, agar kalian berpegang teguh pada tali Alloh semuanya dan
tidak berpecah belah, dan agar kalian memberi nasihat yang tulus kepada orang
yang Alloh jadikan sebagai pemimpin kalian. Dia
membenci bagi kalian: katanya dan katanya (gosip), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Muttafaq
‘alaih)
HADITS KE-6:
PERINTAH ALLOH UNTUK BERJAMA’AH
Dari Al-Harits Al-Asy’ari
Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:
«آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ:
السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَالْجِهَادِ، وَالْهِجْرَةِ، وَالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ مَنْ
فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رَبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ
إِلَّا أَنْ يَرْجِعَ، وَمَنِ ادَّعَى دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنْ جُثَا
جَهَنَّمَ»
“Aku
perintahkan kalian dengan lima perkara yang Alloh memerintahkanku dengannya:
mendengarkan dan taat, jihad, hijroh, dan jama’ah. Karena sesungguhnya siapa
yang memisahkan diri dari jama’ah seukuran satu jengkal, maka sungguh ia telah
melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika ia kembali. siapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah
(zaman kebodohan), maka sesungguhnya dia termasuk tumpukan Neraka Jahannam.”
Seorang lelaki
bertanya: “Wahai Rosululloh, meskipun ia Sholat dan Puasa?” Beliau bersabda:
«وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ، فَادْعُوا
بِدَعْوَى اللَّهِ الَّذِي سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ الْمُؤْمِنِينَ عِبَادَ اللَّهِ»
“Meskipun
ia Sholat dan Puasa, maka serulah dengan seruan Alloh Yang telah menamai kalian
sebagai Muslimin, kaum Mu’minin, hamba-hamba Alloh.” (HR. Ahmad dan
At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-7:
HENDAKNYA KALIAN BERSAMA JAMA’AH
Dari Abu Ad-Darda Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْرٍ
لَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ،
فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الْغَنَمِ الْقَاصِيَةِ»
“Tidaklah
ada tiga orang di suatu desa atau gurun yang tidak didirikan Sholat pada
mereka, melainkan syaithon
telah menguasai mereka. Maka hendaklah kalian bersama jama’ah, karena sesungguhnya serigala hanya
memakan kambing yang menyendiri dari kawanannya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i
dan dihasankan oleh Al-Albani)
HADITS KE-8: TANGAN
ALLOH BERSAMA JAMA’AH
Dari Abdulloh bin Umar
Rodhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rosululloh ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي، أَوْ
قَالَ: أُمَّةَ مُحَمَّدٍ عَلَى ضَلَالَةٍ، وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ»
“Sesungguhnya
Alloh tidak akan mengumpulkan umatku, atau beliau berkata: umat Muhammad di
atas kesesatan, dan Tangan Alloh (pertolongan Alloh) bersama jama’ah.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-9:
IKATAN JAMA’AH
Dari Jabir bin Abdillah
Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Nabi ﷺ bersabda:
«تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا
بَعْدَهُمَا؛ كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِي، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ
الْحَوْضَ»
“Aku
tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat setelahnya:
Kitab Alloh dan Sunnahku. keduanya
tidak akan berpisah hingga keduanya datang kepadaku di telaga (Haudh).” (HR. Muslim)
HADITS KE-10:
WAJIB MENETAP BERSAMA JAMA’AH MUSLIMIN DAN PEMIMPIN
Dari Hudzaifah bin
Al-Yaman Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Manusia bertanya kepada Rosululloh ﷺ tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan
karena khawatir hal itu akan menimpaku. Maka aku berkata, ‘Wahai Rosululloh! Dulu
kami berada dalam Jahiliyyah dan keburukan, lalu Alloh datang dengan kebaikan
ini. Apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?’ Beliau bersabda:
«نَعَمْ»
“Ya.”
Aku bertanya, ‘Apakah
setelah keburukan ini akan ada kebaikan?’ Beliau bersabda:
«نَعَمْ، وَفِيهِ دَخَنٌ»
“Ya,
dan di dalamnya ada dakhon (asap).” Aku bertanya, ‘Apa dakhonnya?’
Beliau bersabda:
«قَوْمٌ يَسْتَنُّونَ بِغَيْرِ سُنَّتِي،
وَيَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ»
“Suatu
kaum yang mengikuti selain Sunnahku, dan memberi petunjuk dengan selain
petunjukku. Engkau mengenal dari mereka (kebaikan) dan engkau mengingkari dari
mereka (keburukan).”
Aku bertanya, ‘Apakah
setelah kebaikan itu akan ada keburukan?’ Beliau bersabda:
«نَعَمْ؛ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ
جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا»
“Ya,
para penyeru di pintu-pintu Neraka Jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka
ke arahnya, mereka akan melemparkannya ke dalamnya.”
Aku bertanya, ‘Wahai
Rosululloh, sifatkanlah mereka kepada kami?’ Beliau bersabda:
«هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ
بِأَلْسِنَتِنَا»
“Mereka
dari golongan kita, dan mereka berbicara dengan bahasa kita.”
Aku bertanya, ‘Lalu
apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku mendapati hal itu?’ Beliau
bersabda:
«تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ
وَإِمَامَهُمْ»
“Kamu
harus menetap bersama Jama’ah Muslimin dan Imam (pemimpin) mereka.”
Aku bertanya, ‘Bagaimana
jika mereka tidak memiliki Jama’ah dan tidak ada Imam?’ Beliau bersabda:
«فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا،
وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى
ذَلِكَ»
“Maka
tinggalkanlah seluruh kelompok-kelompok itu, meskipun engkau harus menggigit
akar pohon hingga kematian menjemputmu, dan engkau tetap dalam keadaan seperti
itu.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-11:
JAMA’AH ADALAH ROHMAT
Dari An-Nu’man bin
Basyir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Nabi ﷺ bersabda:
«الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ»
“Jama’ah
adalah rohmat, dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh
Al-Albani)
HADITS KE-12:
JAMA’AH ADALAH KEBERKAHAN
Dari Abdulloh bin Umar
Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«كُلُوا جَمِيعاً وَلَا تَتَفَرَّقُوا؛ فَإِنَّ
طَعَامَ الْوَاحِدِ يَكْفِي الِاثْنَيْنِ، وَطَعَامَ الِاثْنَيْنِ يَكْفِي الْأَرْبَعَةَ»
“Makanlah
kalian secara bersama-sama dan jangan berpecah-belah. Karena sesungguhnya
makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup untuk
empat orang.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-13:
WASPADALAH DARI PERPECAHAN
Dari Abdulloh bin Umar
Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Umar berkhutbah kepada kami di Al-Jabiyah,
lalu ia berkata, “Wahai manusia! Sesungguhnya aku berdiri di antara kalian
seperti berdirinya Rosululloh ﷺ di antara kami.” Lalu beliau bersabda:
«أُوصِيكُمْ بِأَصْحَابِي، ثُمَّ
الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَفْشُو الْكَذِبُ، حَتَّى
يَحْلِفَ الرَّجُلُ وَلَا يُسْتَحْلَفُ، وَيَشْهَدَ الشَّاهِدُ وَلَا يُسْتَشْهَدُ،
أَلَا لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثُهُمَا الشَّيْطَانَ،
عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ
الْوَاحِدِ، وَهُوَ مِنَ الِاثْنَيْنِ أَبْعَدُ، مَنْ أَرَادَ بَحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ
فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ، مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ، وَسَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ، فَذَلِكُمُ
الْمُؤْمِنُ»
“Aku
wasiatkan kalian untuk berpegang teguh pada Shohabat-Shohabatku, kemudian
orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian
kedustaan akan menyebar, hingga seorang laki-laki bersumpah padahal dia tidak
diminta untuk bersumpah, dan seorang saksi bersaksi padahal dia tidak diminta
untuk bersaksi. Ketahuilah, jangan sekali-kali seorang laki-laki berduaan
dengan seorang wanita, melainkan yang ketiganya adalah Syaithon. Hendaklah
kalian bersama Jama’ah, dan waspadalah dari perpecahan. Karena sesungguhnya
Syaithon bersama satu orang, dan dia dari dua orang lebih jauh. Siapa yang
menginginkan inti dari Surga, maka hendaklah ia berpegang teguh pada Jama’ah. Siapa
yang merasa senang dengan kebaikannya dan merasa buruk dengan keburukannya,
maka itulah orang Mu’min.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh
Al-Albani)
HADITS KE-14:
JANGANLAH KALIAN BERDEBAT
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ keluar menemui kami ketika kami sedang berdebat
tentang takdir, lalu beliau marah hingga wajahnya memerah, seolah-olah delima merekah
di kedua pipi beliau.” Lalu beliau bersabda:
«أَبِهَذَا أُمِرْتُمْ؟ أَمْ بِهَذَا
أُرْسِلْتُ إِلَيْكُمْ؟ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حِينَ تَنَازَعُوا فِي
هَذَا الْأَمْرِ، عَزَمْتُ عَلَيْكُمْ، عَزَمْتُ عَلَيْكُمْ أَلَّا تَتَنَازَعُوا فِيهِ»
“Apakah
dengan ini kalian diperintahkan? Atau apakah dengan ini aku diutus kepada
kalian? Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena mereka berdebat
dalam masalah ini. Aku perintahkan kalian dengan sungguh-sungguh, aku
perintahkan kalian dengan sungguh-sungguh agar tidak berdebat tentangnya.” (HR.
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al-Albani)
HADITS KE-15:
JANGANLAH KALIAN BERSELISIH
Dari Abu Mas’ud Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ mengusap bahu-bahu kami dalam Sholat dan bersabda:
«اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا؛ فَتَخْتَلِفَ
قُلُوبُكُمْ، لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ»
“Luruskanlah
shof (barisan) kalian dan janganlah berselisih, karena hal itu akan membuat
hati kalian berselisih. Hendaklah yang berada di belakangku dari kalian adalah
orang-orang yang berakal dan berilmu, kemudian orang-orang yang setelah mereka,
kemudian orang-orang yang setelah mereka.”
Abu Mas’ud berkata, “Maka
kalian pada hari ini lebih berselisih.” (HR. Muslim)
HADITS KE-16:
PERSELISIHAN ADALAH KEBURUKAN
Dari Sa’id bin Abi
Burdah, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Nabi ﷺ mengutus Mu’adz
dan Abu Musa ke Yaman. Lalu beliau bersabda kepada keduanya:
«يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا وَلَا
تُنَفِّرَا، وَتَطَاوَعَا وَلَا تَخْتَلِفَا»
“Mudahkanlah
dan jangan menyulitkan, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari,
dan bekerjasamalah kalian berdua dan jangan berselisih.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-17:
LARANGAN BERSELISIH MESKIPUN DALAM BACAAN AL-QUR’AN
Dari Abdulloh bin Mas’ud
Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Aku mendengar seseorang membaca satu ayat,
sementara aku mendengar Nabi ﷺ membacanya secara berbeda dengannya. Lalu aku
datang kepada Nabi ﷺ dan memberitahukan hal itu kepada beliau. Maka
aku melihat ketidaksukaan di wajah beliau. Lalu beliau bersabda:
«كِلَاكُمَا مُحْسِنٌ، وَلَا تَخْتَلِفُوا،
فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا»
“Kalian
berdua telah berbuat baik, dan janganlah kalian berselisih, karena sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian berselisih lalu mereka binasa.” (HR. Al-Bukhori)
HADITS KE-18:
PERPECAHAN DAN BERKELOMPOK ADALAH BID’AH
Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu
‘Anha berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ
مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ»
“Siapa
yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami ini (agama) yang bukan darinya,
maka ia tertolak.” (Muttafaq ‘alaih)
dalam riwayat Muslim:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ
أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»
“Siapa
yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah kami padanya, maka ia
tertolak.”
HADITS KE-19:
PERPECAHAN DARI SYAITHON
Dari Abu Tsa’labah
Al-Khusyani Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Ketika orang-orang singgah di
suatu tempat, mereka berpecah-belah di lembah-lembah dan celah-celah bukit. Maka
Rosululloh ﷺ bersabda:
«إِنَّ تَفَرُّقَكُمْ فِي هَذِهِ الشِّعَابِ
وَالْأَوْدِيَةِ إِنَّمَا ذَلِكُمْ مِنَ الشَّيْطَانِ»
“Sesungguhnya
perpecahan kalian di celah-celah bukit dan lembah-lembah ini hanyalah dari
Syaithon.”
Abu Tsa’labah berkata,
“Maka setelah itu mereka tidak pernah singgah di suatu tempat melainkan
sebagian mereka berkumpul dengan sebagian yang lain, sampai-sampai dikatakan:
seandainya dibentangkan selembar kain di atas mereka, niscaya akan meliputi
mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-20: PERPECAHAN ADALAH JALAN TERORISME
Dari Abdulloh bin ‘Abbas
Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh ﷺ pada Haji Wada’
(Perpisahan) bersabda:
«إِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ
عَلَيْكُمْ حَرَامٌ؛ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ
هَذَا»
“Sesungguhnya
darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian adalah
harom (terjaga) atas kalian, seperti haromnya (kesucian) hari kalian ini, di
negeri kalian ini, di bulan kalian ini.”
Beliau mengulanginya
beberapa kali. Kemudian beliau ﷺ mengangkat tangan beliau dan bersabda:
«اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ
بَلَّغْتُ»
“Ya
Alloh, apakah aku telah menyampaikan? Ya Alloh, apakah aku telah menyampaikan?”
Ibnu ‘Abbas berkata, “Demi
Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sesungguhnya itu adalah wasiat (pesan)
beliau kepada umatnya:
«فَلْيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ،
لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّاراً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ»
“Hendaklah
yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Janganlah kalian kembali
setelahku sebagai orang-orang kafir yang sebagian kalian memenggal leher
sebagian yang lain.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-21:
PERSELISIHAN SEBAB KEHANCURAN UMAT-UMAT TERDAHULU
Dari ‘Amr bin Syu’aib,
dari ayahnya, dari kakeknya, berkata: Sungguh aku dan saudaraku pernah duduk
dalam sebuah majelis yang aku tidak ingin memiliki unta merah sebagai ganti
dari majelis itu. Aku dan saudaraku datang, dan tiba-tiba para Syaikh dari
kalangan Shohabat Rosululloh ﷺ sedang duduk di salah satu pintu beliau. Kami
tidak suka memisahkan mereka, maka kami duduk di pinggir. Tiba-tiba mereka
menyebutkan satu ayat dari Al-Qur’an dan mereka berdebat tentangnya hingga
suara mereka meninggi. Lalu Rosululloh ﷺ keluar dengan
marah, wajahnya memerah, beliau melempari mereka dengan tanah dan bersabda:
«مَهْلاً يَا قَوْمُ، بِهَذَا أُهْلِكَتِ الْأُمَمُ
مِنْ قَبْلِكُمْ؛ بِاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، وَضَرْبِهِمُ الْكُتُبَ
بَعْضَهَا بِبَعْضٍ، إِنَّ الْقُرْآنَ لَمْ يَنْزِلْ يُكَذِّبُ بَعْضُهُ بَعْضاً، بَلْ
يُصَدِّقُ بَعْضُهُ بَعْضاً، فَمَا عَرَفْتُمْ مِنْهُ فَاعْمَلُوا بِهِ، وَمَا جَهِلْتُمْ
مِنْهُ فَرُدُّوهُ إِلَى عَالِمِهِ»
“Tenanglah
wahai kaum! Dengan ini umat-umat sebelum kalian telah dibinasakan; karena
perselisihan mereka terhadap Nabi-Nabi mereka, dan karena sebagian mereka
membenturkan Kitab-kitab sebagian yang lain. Sesungguhnya Al-Qur’an itu tidak
diturunkan untuk mendustakan sebagiannya terhadap sebagian yang lain, bahkan
sebagiannya membenarkan sebagian yang lain. Maka apa yang kalian ketahui darinya,
amalkanlah. apa yang tidak kalian
ketahui darinya, kembalikanlah kepada ahlinya.” (HR. Ahmad dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-22:
PERSELISIHAN ADALAH ADZAB DARI ALLOH
Dari Jabir bin
Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Ketika turun kepada Rosululloh ﷺ:
﴿قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ
عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ﴾
“Katakanlah:
‘Dialah yang mampu mengirimkan adzab kepadamu dari atasmu’.” Beliau bersabda:
«أَعُوذُ بِوَجْهِكَ»
“Aku
berlindung dengan Wajah-Mu.”
﴿أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ﴾
“Atau
dari bawah kakimu.” Beliau bersabda:
«أَعُوذُ بِوَجْهِكَ»
“Aku
berlindung dengan Wajah-Mu.”
Maka ketika turun:
﴿أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ
بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ﴾
“Atau
Dia jadikan kalian berkelompok-kelompok dan Dia rasakan kepada sebagian kalian
kekuatan (keburukan) sebagian yang lain.” Beliau bersabda:
«هَاتَانِ أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَرُ»
“Dua
hal ini lebih ringan atau lebih mudah.” (HR. Al-Bukhori)
HADITS KE-23:
PERPECAHAN ADALAH MENYERUPAI ORANG-ORANG KAFIR
Dari Abdulloh bin Umar
Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ
حَتَّى يُعْبَدَ اللهُ تَعَالَى وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ
ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ»
“Aku
diutus sebelum hari Kiamat dengan pedang hingga Alloh Ta’ala disembah
sendirian, tidak ada sekutu bagi-Nya. rezekiku
dijadikan di bawah naungan tombakku, dan kehinaan serta kerendahan dijadikan
atas orang yang menyelisihi perkaraku (urusanku). siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari
mereka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-24:
PERPECAHAN ADALAH DARI JALAN ORANG-ORANG MUSYRIK
Dari Abu Sa’id
Al-Khudri Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
شِبْراً بِشِبْرٍ، وَذِرَاعاً بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوهُ»
“Sungguh
kalian akan mengikuti jalan-jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi
sejengkal, dan sehasta demi sehasta, sampai-sampai jika mereka masuk ke lubang
dhab (hewan sejenis kadal gurun), niscaya kalian akan memasukinya.”
Kami berkata, “Wahai
Rosululloh, orang Yahudi dan Nashoro (Nasrani)?” Beliau bersabda:
«فَمَنْ إِذَنْ»
“Lalu
siapa lagi?” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-25:
PERPECAHAN ADALAH DARI JALAN SYAITHON
Dari Abdulloh bin Mas’ud
Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ membuat satu
garis untuk kami, kemudian beliau bersabda:
«هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»
“Ini
adalah jalan Alloh.”
Kemudian beliau
membuat garis-garis di sebelah kanan dan di sebelah kirinya, kemudian beliau
bersabda:
«هَذِهِ سُبُلٌ مُتَفَرِّقَةٌ، عَلَى
كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ»
“Ini
adalah jalan-jalan yang berlainan (bercabang), di setiap jalan itu ada Syaithon
yang menyeru kepadanya.”
Kemudian beliau
membaca (ayat):
﴿وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً
فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ﴾
“sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang
lurus, maka ikutilah ia. janganlah
kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, dan
Ad-Darimi dan dihasankan oleh Al-Albani)
HADITS KE-26:
PERPECAHAN ADALAH JALAN UNTUK MENGHALALKAN KEHORMATAN
Dari Abdulloh bin Umar
Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لِأَخِيهِ: يَا كَافِرُ؛
فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا؛ إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ، وَإِلَّا رَجَعَتْ عَلَيْهِ»
“Siapapun
seorang laki-laki yang berkata kepada saudaranya, ‘Wahai kafir’; maka sungguh
salah seorang dari keduanya telah kembali dengannya (sifat kekafiran tersebut).
Jika ia (yang dituduh) memang seperti yang ia katakan (kafir), maka ia (yang
menuduh) benar. jika tidak, maka
tuduhan itu kembali kepadanya (yang menuduh).” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-27:
PERPECAHAN ADALAH JALAN UNTUK MENGHALALKAN DARAH
Dari Abu Bakroh Rodhiyallahu
‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda:
«إِذَا الْمُسْلِمَانِ حَمَلَ أَحَدُهُمَا
عَلَى أَخِيهِ السَّلَاحَ فَهُمَا عَلَى جُرُفِ جَهَنَّمَ، فَإِذَا قَتَلَ أَحَدُهُمَا
صَاحِبَهُ دَخَلَاهَا جَمِيعاً»
“Apabila
dua orang Muslim saling menghunuskan senjata terhadap saudaranya, maka keduanya
berada di tepi jurang Neraka Jahannam. apabila
salah seorang dari keduanya membunuh temannya, maka keduanya akan memasukinya (Neraka)
secara bersama-sama.” (HR. Muslim)
HADITS KE-28:
NABI ﷺ BERLEPAS DIRI DARI GOLONGAN DAN KELOMPOK
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ، وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ
فَمَاتَ؛ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً، وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ؛ يَعْضَبُ
لِعَصَبِيَّةٍ، أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبِيَّةٍ، أَوْ يَنْصُرُ عَصَبِيَّةً فَقُتِلَ؛
فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ، وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا،
وَلَا يَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا، وَلَا يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ؛ فَلَيْسَ مِنِّي
وَلَسْتُ مِنْهُ»
“Siapa
yang keluar dari ketaatan (kepada pemimpin) dan memisahkan diri dari Jama’ah,
lalu ia mati; maka matinya adalah mati Jahiliyyah (zaman kebodohan). siapa yang berperang di bawah panji (bendera)
yang buta (tidak jelas tujuannya); ia marah karena ‘ashobiyyah (fanatisme
kelompok), atau menyeru kepada ‘ashobiyyah, atau membela ‘ashobiyyah
lalu ia terbunuh; maka pembunuhannya adalah pembunuhan Jahiliyyah. siapa yang memberontak terhadap umatku,
memukul orang baiknya dan orang durhakanya, dan tidak memandang orang Mu’minnya,
dan tidak menepati perjanjian kepada orang yang memiliki perjanjian; maka ia
bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya.” (HR. Muslim)
HADITS KE-29:
PERSELISIHAN YANG DIBOLEHKAN
Dari Abdulloh bin Umar
Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Nabi ﷺ bersabda
kepada kami ketika beliau kembali dari perang Al-Ahzab:
«لَا يُصَلِّينَ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي
بَنِي قُرَيْظَةَ»
“Janganlah
ada seorang pun yang Sholat ‘Ashr kecuali di Bani Quroizhah.”
Sebagian dari mereka
mendapati Sholat ‘Ashr di tengah jalan. Lalu sebagian mereka berkata, “Kami
tidak akan Sholat sampai kami sampai di sana (Bani Quroizhah).” sebagian lain berkata, “Bahkan kami
akan Sholat (sekarang), beliau tidak menginginkan itu dari kami.” Maka hal itu
diceritakan kepada Nabi ﷺ dan beliau tidak
mencela salah satu dari mereka. (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-30:
MEREKA AKAN TERUS BERSELISIH
Dari Husain bin ‘Ali Rodhiyallahu
‘Anhu meriwayatkan, bahwa Nabi ﷺ menyembunyikan sesuatu (asap) untuk Ibnu
Shoyyad, lalu beliau bertanya kepadanya tentang apa yang beliau sembunyikan
untuknya? Ibnu Shoyyad berkata, “Dukh.” Maka beliau bersabda, “Hinalah kamu,
kamu tidak akan melampaui takdirmu.” Ketika Nabi ﷺ berpaling,
Nabi ﷺ bertanya, “Apa yang ia katakan?” Sebagian dari
mereka berkata, “(Dukh).” sebagian
lain berkata, “Bahkan ia berkata (Dukhanun - asap).” Maka Nabi ﷺ bersabda:
«قَدِ اخْتَلَفْتُمْ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ،
وَأَنْتُمْ بَعْدِي أَشَدُّ اخْتِلَافاً»
“Kalian
telah berselisih padahal aku berada di tengah-tengah kalian, dan kalian
setelahku akan berselisih dengan perselisihan yang lebih parah.” (HR.
Ath-Thobaroni dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-31:
PERSELISIHAN ADALAH DARI KETETAPAN ILAHI
Dari Sa’ad bin Abi
Waqqosh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثاً؛ فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ،
وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً؛ سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ؛ فَأَعْطَانِيهَا،
وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ؛ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ
أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ؛ فَمَنَعَنِيهَا»
“Aku
meminta kepada Robbku tiga perkara; maka Dia memberiku dua dan menolak satu
dariku. Aku meminta Robbku agar tidak membinasakan umatku dengan paceklik (kekeringan),
maka Dia memberikannya kepadaku. aku
meminta-Nya agar tidak membinasakan umatku dengan tenggelam, maka Dia
memberikannya kepadaku. aku
meminta-Nya agar tidak menjadikan permusuhan mereka di antara mereka sendiri,
maka Dia menolaknya dariku.” (HR. Muslim)
HADITS KE-32:
PERPECAHAN UMAT
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda:
«افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ
فِرْقَةً؛ فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى
عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً؛ فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَإِحْدَى وَسَبْعُونَ
فِي النَّارِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ
وَسَبْعِينَ فِرْقَةً؛ فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَاثْنَتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ»
“Orang-orang
Yahudi terpecah menjadi 71
golongan; satu golongan di Surga dan 70
golongan di Neraka. orang-orang
Nasroni terpecah menjadi 72 golongan; satu golongan di Surga dan 71 golongan di Neraka. demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh umatku
akan terpecah menjadi 73 golongan; satu golongan di Surga dan 72 golongan di Neraka.”
Dikatakan, “Wahai
Rosululloh! Siapakah mereka?” Beliau bersabda:
«هُمُ الْجَمَاعَةُ»
“Mereka
adalah Al-Jama’ah.”
Dalam riwayat lain:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي»
“Apa
yang aku dan para Shohabatku berada di atasnya pada hari ini.” (HR. Ahmad,
Abu Dawud, dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani). Abu Dawud
menambahkan dalam satu riwayat:
«وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِي أُمَّتِي
أَقْوَامٌ تَتَجَارَى بِهِمُ الْأَهْوَاءُ، كَمَا يَتَجَارَى الْكَلَبُ بِصَاحِبِهِ،
وَلَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ»
“sesungguhnya akan muncul di kalangan
umatku kaum-kaum yang hawa nafsu akan merasuk ke dalam diri mereka sebagaimana
penyakit anjing gila merasuk ke dalam diri korbannya, dan tidak ada urat maupun
sendi yang tersisa melainkan ia (hawa nafsu) akan memasukinya.”
HADITS KE-33:
SEBAB PERPECAHAN: MENINGGALNYA PARA ULAMA DAN KELIRU ANGKAT
KEPEMIMPINAN
Dari Abdulloh bin ‘Amr
bin Al-’Ash Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً
يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ،
حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِماً، اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوساً جُهَّالاً، فَسُئِلُوا
فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا»
“Sesungguhnya
Alloh tidaklah mengambil ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba, akan tetapi
Dia mengambil ilmu dengan wafatnya para ulama. Sehingga ketika tidak tersisa
lagi seorang ulama, manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin.
Mereka ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan
menyesatkan.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-34:
SEBAB PERPECAHAN: MENYIA-NYIAKAN AMANAH
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu
‘Anhu berkata: “Ketika Nabi ﷺ berada di sebuah majelis, sedang berbicara
dengan orang banyak, datanglah seorang A’robi (Arob Badui) lalu berkata, ‘Kapan
hari Kiamat?’ Rosululloh ﷺ terus melanjutkan pembicaraan. Sebagian orang
berkata, ‘Beliau mendengar apa yang ia katakan, tetapi beliau tidak
menyukainya.’ sebagian yang lain
berkata, ‘Bahkan beliau tidak mendengarnya.’ Hingga ketika beliau selesai
berbicara, beliau bersabda, ‘Di mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat?’ Orang
itu berkata, ‘Aku di sini, wahai Rosululloh.’ Beliau bersabda:
«فَإِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ
فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»
“Apabila
amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat.”
Orang itu berkata, “Bagaimana
menyia-nyiakannya?” Beliau bersabda:
«إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى
غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»
“Apabila
suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat.”
(HR. Al-Bukhori)
HADITS KE-35:
SEBAB PERPECAHAN: SIKAP BERLEBIHAN
Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu
‘Anhuma berkata, Rosululloh ﷺ bersabda kepadaku pada pagi hari ‘Aqobah - saat
beliau berdiri di atas unta beliau:
«هَاتِ الْقُطْ لِي»
“Ambillah
kerikil untukku.”
Maka aku mengumpulkan
untuk beliau kerikil-kerikil yang seukuran kerikil untuk melontar. Lalu beliau meletakkannya
di tangan beliau dan bersabda:
«بِأَمْثَالِ هَؤُلَاءِ»
“Dengan
yang semisalnya ini.”
- dua kali. beliau
berkata dengan tangan beliau (sambil mengangkatnya) dan bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ،
فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ»
“Waspadalah
kalian dari ghuluw (berlebihan) dalam agama, karena sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian binasa disebabkan ghuluw (sikap berlebihan)
dalam agama.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-36:
SEBAB PERPECAHAN: HAL-HAL YANG MEMBINASAKAN
Dari Anas Rodhiyallahu
‘Anhu dari Rosululloh ﷺ beliau bersabda:
«وَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ؛ فَشُحٌّ مُطَاعٌ،
وَهَوَى مُتَّبِعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ»
“Adapun
hal-hal yang membinasakan: maka itu adalah kekikiran yang ditaati, hawa nafsu
yang diikuti, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Al-Bazzar
dan Al-Baihaqi dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-37:
HUKUMAN BAGI YANG MEMISAHKAN DIRI DARI JAMA’AH
Dari Abdulloh bin Mas’ud
Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ؛
الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ
لِلْجَمَاعَةِ»
“Tidak
halal darah seorang Muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak
disembah melainkan Alloh dan bahwa aku adalah Rosul Alloh, kecuali dengan salah
satu dari tiga hal: janda
atau duda yang berzina, jiwa dengan jiwa (membunuh jiwa dibalas
qishos), dan orang yang
meninggalkan agamanya (murtad) lagi memisahkan diri dari Jama’ah.” (Muttafaq
‘alaih)
HADITS KE-38:
HALALNYA DARAH ORANG YANG MEMECAH BELAH JAMA’AH
Dari ‘Arfajah Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh ﷺ bersabda:
«مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيعٌ عَلَى
رَجُلٍ وَاحِدٍ، يُرِيدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ، أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ؛ فَاقْتُلُوهُ»
“Siapa
yang datang kepada kalian, sementara urusan kalian telah bersatu di bawah
seorang pemimpin, lalu ia ingin memecah persatuan kalian, atau memecah belah Jama’ah
kalian, maka bunuhlah dia.” (HR. Muslim)
HADITS KE-39:
FANATISME KELOMPOK ITU BUSUK
Dari Jabir bin
Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami berada dalam suatu
peperangan, lalu seorang lelaki dari kaum Muhajirin menendang seorang lelaki
dari kaum Anshor. Maka orang Anshor itu berkata, ‘Wahai kaum Anshor!’ orang Muhajirin berkata, ‘Wahai kaum
Muhajirin!’ Maka Rosululloh ﷺ mendengar hal itu dan bersabda:
«مَا بَالُ دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ؟!»
“Ada
apa dengan seruan Jahiliyyah (kebodohan) ini?!”
Mereka berkata, “Wahai
Rosululloh, seorang lelaki dari kaum Muhajirin menendang seorang lelaki dari
kaum Anshor.” Maka beliau bersabda:
«دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ»
“Tinggalkanlah
(seruan itu), karena ia adalah sesuatu yang busuk.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-40:
KESETIAAN HANYA UNTUK ISLAM, BUKAN UNTUK KELOMPOK ATAU JAMA’AH
Dari Mu’adz bin Anas Rodhiyallahu
‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ bersabda:
«مَنْ أَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ،
وَأَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَنْكَحَ لِلَّهِ؛ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ إِيمَانَهُ»
“Siapa
yang memberi karena Alloh, menahan karena Alloh, mencintai karena Alloh,
membenci karena Alloh, dan menikahkan karena Alloh; maka sungguh ia telah
menyempurnakan imannya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dan dihasankan oleh
Al-Albani)
HADITS KE-41:
CINTA HANYA KARENA ALLOH BUKAN KARENA KELOMPOK DAN JAMA’AH
Dari Al-Baro bin ‘Azib
Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami sedang duduk bersama Nabi ﷺ
lalu beliau bersabda:
«أَيُّ عُرَى الْإِسْلَامِ أَوْثَقُ؟»
“Tali
ikatan Islam mana yang paling kuat?”
Mereka menjawab, “Sholat.”
Beliau bersabda:
«حَسَنَةٌ؛ وَمَا هِيَ بِهَا»
“Baik,
tapi bukan itu.”
Mereka menjawab, “Puasa
Romadhon.” Beliau bersabda:
«حَسَنٌ؛ وَمَا هُوَ بِهِ»
“Baik,
tapi bukan itu.”
Mereka menjawab, “Jihad.”
Beliau bersabda:
«حَسَنٌ؛ وَمَا هُوَ بِهِ»
“Baik,
tapi bukan itu.”
Beliau bersabda:
«إِنَّ أَوْثَقَ عُرَى الْإِيمَانِ
أَنْ تُحِبَّ فِي اللَّهِ، وَتُبْغِضَ فِي اللَّهِ»
“Sesungguhnya
tali ikatan keimanan yang paling kuat adalah engkau mencintai karena Alloh, dan
membenci karena Alloh.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dan dihasankan oleh
Al-Albani)
HADITS KE-42:
AS-SUNNAH ADALAH JALAN KELUAR DARI FITNAH
Dari Al-‘Irbadh bin
Sariyah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Rosululloh ﷺ Sholat bersama
kami suatu hari, kemudian beliau menghadap kepada kami; lalu beliau menasihati
kami dengan nasihat yang sangat mendalam (menyentuh), yang darinya mata-mata
mengalirkan air mata, dan hati-hati menjadi takut.” Lalu seseorang berkata, “Wahai
Rosululloh! Sepertinya ini adalah nasihat perpisahan; maka apa yang engkau
wasiatkan kepada kami?” Beliau bersabda:
«أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالسَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْداً حَبَشِيًّا؛ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي
فَسَيَرَى اخْتِلَافاً كَثِيراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ
الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ، وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ»
“Aku
wasiatkan kalian untuk bertaqwa kepada Alloh, serta mendengarkan dan taat,
meskipun (pemimpin kalian) adalah seorang hamba sahaya dari Habasyah (Ethiopia);
karena sesungguhnya siapa yang hidup setelahku di antara kalian, ia akan
melihat perselisihan yang sangat banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang
teguh pada Sunnahku dan Sunnah para Khulafa’ (kholifah) yang mendapatkan
petunjuk dan lurus, berpeganglah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham
kalian. waspadalah dari
perkara-perkara yang baru, karena sesungguhnya setiap perkara yang baru (dalam
agama) adalah Bid’ah, dan setiap Bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Abu Dawud
dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-43:
KETERASINGAN ISLAM YANG SEBENARNYA DI ANTARA PEMELUKNYA
Dari Jabir bin
Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيباً، وَسَيَعُودُ
غَرِيباً كَمَا بَدَأَ؛ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ»
“Sesungguhnya
Islam itu bermula dalam keadaan asing, dan ia akan kembali asing sebagaimana
mulanya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu (Al-Ghuroba’).”
Dikatakan, “Siapakah
mereka wahai Rosululloh?” Beliau bersabda:
«الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ
النَّاسُ»
“Mereka
adalah orang-orang yang melakukan perbaikan ketika manusia telah rusak.” (HR.
Muslim)
HADITS KE-44:
ATH-THOIFATUL MANSHUROH (GOLONGAN YANG DITOLONG) ADALAH AL-JAMA’AH
Dari Al-Mughiroh bin
Syu’bah dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan Rodhiyallahu ‘Anhuma dari Nabi ﷺ
beliau bersabda:
«لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي قَائِمَةً
بِأَمْرِ اللهِ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، أَوْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ
أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ عَلَى النَّاسِ»
“Akan
senantiasa ada sekelompok dari umatku yang tegak di atas perintah Alloh. Tidak
akan membahayakan mereka orang yang menelantarkan mereka atau orang yang
menyelisihi mereka, sampai datangnya ketetapan Alloh dan mereka akan menang
atas manusia.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-45:
AHLI ILMU ADALAH ATH-THOIFATUL MANSHUROH
Dari Ibrohim bin ‘Abdurrohman
Al-‘Udzri berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ
عُدُولُهُ؛ يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ، وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ،
وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ»
“Ilmu
ini (agama) akan dibawa oleh orang-orang yang adil (terpercaya) dari setiap
generasi. Mereka akan menolak dari ilmu itu penyimpangan orang-orang yang
berlebihan (ghuluw), kepalsuan orang-orang yang berbuat kebatilan, dan
penafsiran (sesat) orang-orang yang bodoh.” (HR. Al-Baihaqi dan dishohihkan
oleh Imam Ahmad dan selainnya)
HADITS KE-46:
MENCINTAI SUATU KAUM MENYEBABKAN
DIKUMPULKAN BERSAMA MEREKA
Dari ‘Ali Rodhiyallahu
‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ bersabda:
«ثَلَاثٌ هُنَّ حَقٌّ : لَا يَجْعَلُ اللهُ
مَنْ لَهُ سَهْمٌ فِي الْإِسْلَامِ كَمَنْ لَا سَهْمَ لَهُ، وَلَا يَتَوَلَّى اللهُ
عَبْداً فَيُوَلِّيهِ غَيْرَهُ، وَلَا يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْماً إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ»
“Tiga
perkara yang merupakan kebenaran: Alloh tidak akan menjadikan orang yang
memiliki jasa dalam Islam sama
seperti orang yang tidak memiliki jasa.
Alloh tidak akan menjadikan
seorang hamba sebagai walinya, lalu Dia serahkan ia kepada selain-Nya. tidaklah seorang laki-laki mencintai
suatu kaum, kecuali ia akan dikumpulkan bersama mereka.” (HR. Ath-Thobaroni
dan dishohihkan oleh Al-Albani)
***
Kitab ini kami
tarjamahkan beberapa hari sebelum dikaji bersama penulisnya, Dr. Ali Abu
Haniyyah Al-Maqdisi dalam Dauroh Mukatstsafah 1447 H di STAI Ali bin Abi Tholib
Surabaya—[Nor Kandir]