[PDF] 40 Hadits Mencela Perpecahan dan Fanatisme Kelompok - Dr. Ali Abu Haniyyah Al-Maqdisi

Unduh PDF


MUQODDIMAH

Sesungguhnya segala puji hanya milik Alloh, kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, dan memohon ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Alloh dari kejahatan diri-diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Siapa yang Alloh beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. siapa yang Alloh sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah melainkan Alloh, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya.

Amma ba’du (Adapun setelah itu):

Ini adalah kitab Al-Arba’un (Empat Puluh Hadits) yang pertama dari seri: al-arba’inat al-maqdisiyyah fii at-tahdzir mina al-madzahib ar-rodiyyah (Empat Puluh Hadits dari Al-Quds dalam Rangka Memperingatkan dari Paham-Paham yang Buruk).

Seri ke-1 ini aku memberinya judul: al-arba’un al-maqdisiyyah fii dzamm at-tafarruq wa al-hizbiyyah (Empat Puluh Hadits dari Al-Quds tentang Mencela Perpecahan dan Fanatisme Kelompok).

Di dalamnya aku menjelaskan bahaya perpecahan dalam agama, dan kesialan fanatisme kelompok (hizbiyyah) atas Islam dan Muslimin. Karena persatuan adalah salah satu pokok (ushul) agama. Siapa yang berusaha untuk merusaknya, atau berupaya untuk memecahnya, maka sungguh ia telah memusuhi Alloh dan Rosul-Nya, dan telah menyalahi jalan orang-orang yang beriman.

Alloh Ta’ala berfirman:

﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيراً﴾

siapa yang menentang Rosul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang yang beriman, Kami akan biarkan dia pada kesesatan yang dia pilih dan Kami akan masukkan dia ke Neraka Jahannam, dan ia adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 115)

Dia berfirman:

﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُوا﴾

berpegang teguhlah kalian pada tali Alloh semuanya, dan janganlah kalian berpecah belah.” (QS. Ali Imron: 103)

Aku memohon kepada Alloh Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi agar menyatukan hati-hati kita di atas ketaatan kepada-Nya. agar Dia menyatukan di antara hati-hati kita di atas kecintaan kepada-Nya, dan agar Dia menyampaikan kepada kita untuk mensyukuri nikmat-Nya, dan agar Dia menjadikan kita termasuk penduduk Surga-Nya. Sesungguhnya Dia adalah pelindung hal itu dan Yang Maha Mampu atasnya.

segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam.

Ditulis oleh: Ali bin Muhammad Abu Haniyyah, Abu Abdillah Al-Maqdisi.

Anata, Al-Quds (Yerusalem) - Palestina.

Hari Senin: 25 Rojab / 1440 H.

telah direvisi pada hari Selasa: 7 Rojab / 1440 H - bertepatan dengan: 4/4/2019.

***

HADITS KE-1: AMAL PERBUATAN DENGAN NIAT

Dari Umar bin Al-Khaththob Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى؛ فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنكِحُهَا فَهِجَرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ»

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu dengan niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrohnya (berpindahnya) kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrohnya (akan sampai) kepada Alloh dan Rosul-Nya. siapa hijrohnya karena dunia yang ia ingin raih, atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrohnya (akan sampai) kepada apa yang ia hijrohi.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-2: MU’MININ SEPERTI SATU TUBUH

Dari An-Nu’man bin Basyir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ؛ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى»

“Permisalan Mu’minin dalam cinta, kasih sayang, dan kelembutan mereka bagaikan satu jasad. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang mengeluh sakit, maka seluruh jasad akan ikut merasakan sakitnya dengan tidak bisa tidur dan demam.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-3: MU’MININ SEPERTI SATU BANGUNAN

Dari Abu Musa Al-Asy’ari Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضاً»

“Sesungguhnya seorang Mu’min dengan Mu’min yang lain bagaikan sebuah bangunan, satu sama lain saling menguatkan.”

beliau menyatukan jari-jari beliau. (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-4: MUSLIM SAUDARA BAGI MUSLIM LAINNYA

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ؛ لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَهُنَا - وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ - بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ؛ دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ»

“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling menipu, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi, dan janganlah sebagian kalian menjual (barang) di atas penjualan sebagian yang lain. jadilah kalian, wahai hamba-hamba Alloh, bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain; dia tidak menzholiminya, tidak meninggalkannya (tidak menolongnya saat butuh), dan tidak meremehkannya. Taqwa itu di sini - sambil beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang itu dikatakan buruk jika dia meremehkan saudara Muslimnya. Setiap Muslim atas Muslim lainnya harom (terjaga): darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-5: WAJIB BERPEGANG TEGUH PADA TALI ALLOH SECARA KESELURUHAN

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثاً، وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثاً؛ فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلَا تَفَرَّقُوا، وَأَنْ تُنَاصِحُوا مَنْ وَلَّاهُ اللَّهُ أَمْرَكُمْ، وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ»

“Sesungguhnya Alloh meridhoi bagi kalian tiga hal, dan membenci bagi kalian tiga hal. Alloh meridhoi bagi kalian: agar kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, agar kalian berpegang teguh pada tali Alloh semuanya dan tidak berpecah belah, dan agar kalian memberi nasihat yang tulus kepada orang yang Alloh jadikan sebagai pemimpin kalian. Dia membenci bagi kalian: katanya dan katanya (gosip), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-6: PERINTAH ALLOH UNTUK BERJAMA’AH

Dari Al-Harits Al-Asy’ari Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi bersabda:

«آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ: السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَالْجِهَادِ، وَالْهِجْرَةِ، وَالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رَبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَّا أَنْ يَرْجِعَ، وَمَنِ ادَّعَى دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَإِنَّهُ مِنْ جُثَا جَهَنَّمَ»

“Aku perintahkan kalian dengan lima perkara yang Alloh memerintahkanku dengannya: mendengarkan dan taat, jihad, hijroh, dan jama’ah. Karena sesungguhnya siapa yang memisahkan diri dari jama’ah seukuran satu jengkal, maka sungguh ia telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika ia kembali. siapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah (zaman kebodohan), maka sesungguhnya dia termasuk tumpukan Neraka Jahannam.”

Seorang lelaki bertanya: “Wahai Rosululloh, meskipun ia Sholat dan Puasa?” Beliau bersabda:

«وَإِنْ صَلَّى وَصَامَ، فَادْعُوا بِدَعْوَى اللَّهِ الَّذِي سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ الْمُؤْمِنِينَ عِبَادَ اللَّهِ»

“Meskipun ia Sholat dan Puasa, maka serulah dengan seruan Alloh Yang telah menamai kalian sebagai Muslimin, kaum Mu’minin, hamba-hamba Alloh.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-7: HENDAKNYA KALIAN BERSAMA JAMA’AH

Dari Abu Ad-Darda Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda:

«مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْرٍ لَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ، فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الْغَنَمِ الْقَاصِيَةِ»

“Tidaklah ada tiga orang di suatu desa atau gurun yang tidak didirikan Sholat pada mereka, melainkan syaithon telah menguasai mereka. Maka hendaklah kalian bersama jama’ah, karena sesungguhnya serigala hanya memakan kambing yang menyendiri dari kawanannya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dan dihasankan oleh Al-Albani)

HADITS KE-8: TANGAN ALLOH BERSAMA JAMA’AH

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rosululloh bersabda:

«إِنَّ اللهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي، أَوْ قَالَ: أُمَّةَ مُحَمَّدٍ عَلَى ضَلَالَةٍ، وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ»

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengumpulkan umatku, atau beliau berkata: umat Muhammad di atas kesesatan, dan Tangan Alloh (pertolongan Alloh) bersama jama’ah.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-9: IKATAN JAMA’AH

Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Nabi bersabda:

«تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا؛ كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِي، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ»

“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat setelahnya: Kitab Alloh dan Sunnahku. keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang kepadaku di telaga (Haudh).” (HR. Muslim)

HADITS KE-10: WAJIB MENETAP BERSAMA JAMA’AH MUSLIMIN DAN PEMIMPIN

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Manusia bertanya kepada Rosululloh tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir hal itu akan menimpaku. Maka aku berkata, ‘Wahai Rosululloh! Dulu kami berada dalam Jahiliyyah dan keburukan, lalu Alloh datang dengan kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?’ Beliau bersabda:

«نَعَمْ»

“Ya.”

Aku bertanya, ‘Apakah setelah keburukan ini akan ada kebaikan?’ Beliau bersabda:

«نَعَمْ، وَفِيهِ دَخَنٌ»

“Ya, dan di dalamnya ada dakhon (asap).” Aku bertanya, ‘Apa dakhonnya?’ Beliau bersabda:

«قَوْمٌ يَسْتَنُّونَ بِغَيْرِ سُنَّتِي، وَيَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ»

“Suatu kaum yang mengikuti selain Sunnahku, dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Engkau mengenal dari mereka (kebaikan) dan engkau mengingkari dari mereka (keburukan).”

Aku bertanya, ‘Apakah setelah kebaikan itu akan ada keburukan?’ Beliau bersabda:

«نَعَمْ؛ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا»

“Ya, para penyeru di pintu-pintu Neraka Jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka ke arahnya, mereka akan melemparkannya ke dalamnya.”

Aku bertanya, ‘Wahai Rosululloh, sifatkanlah mereka kepada kami?’ Beliau bersabda:

«هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا»

“Mereka dari golongan kita, dan mereka berbicara dengan bahasa kita.”

Aku bertanya, ‘Lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku mendapati hal itu?’ Beliau bersabda:

«تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ»

“Kamu harus menetap bersama Jama’ah Muslimin dan Imam (pemimpin) mereka.”

Aku bertanya, ‘Bagaimana jika mereka tidak memiliki Jama’ah dan tidak ada Imam?’ Beliau bersabda:

«فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا، وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ»

“Maka tinggalkanlah seluruh kelompok-kelompok itu, meskipun engkau harus menggigit akar pohon hingga kematian menjemputmu, dan engkau tetap dalam keadaan seperti itu.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-11: JAMA’AH ADALAH ROHMAT

Dari An-Nu’man bin Basyir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Nabi bersabda:

«الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ»

“Jama’ah adalah rohmat, dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-12: JAMA’AH ADALAH KEBERKAHAN

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh bersabda:

«كُلُوا جَمِيعاً وَلَا تَتَفَرَّقُوا؛ فَإِنَّ طَعَامَ الْوَاحِدِ يَكْفِي الِاثْنَيْنِ، وَطَعَامَ الِاثْنَيْنِ يَكْفِي الْأَرْبَعَةَ»

“Makanlah kalian secara bersama-sama dan jangan berpecah-belah. Karena sesungguhnya makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup untuk empat orang.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-13: WASPADALAH DARI PERPECAHAN

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Umar berkhutbah kepada kami di Al-Jabiyah, lalu ia berkata, “Wahai manusia! Sesungguhnya aku berdiri di antara kalian seperti berdirinya Rosululloh di antara kami.” Lalu beliau bersabda:

«أُوصِيكُمْ بِأَصْحَابِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَفْشُو الْكَذِبُ، حَتَّى يَحْلِفَ الرَّجُلُ وَلَا يُسْتَحْلَفُ، وَيَشْهَدَ الشَّاهِدُ وَلَا يُسْتَشْهَدُ، أَلَا لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثُهُمَا الشَّيْطَانَ، عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ، وَهُوَ مِنَ الِاثْنَيْنِ أَبْعَدُ، مَنْ أَرَادَ بَحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ، مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ، وَسَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ، فَذَلِكُمُ الْمُؤْمِنُ»

“Aku wasiatkan kalian untuk berpegang teguh pada Shohabat-Shohabatku, kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian kedustaan akan menyebar, hingga seorang laki-laki bersumpah padahal dia tidak diminta untuk bersumpah, dan seorang saksi bersaksi padahal dia tidak diminta untuk bersaksi. Ketahuilah, jangan sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita, melainkan yang ketiganya adalah Syaithon. Hendaklah kalian bersama Jama’ah, dan waspadalah dari perpecahan. Karena sesungguhnya Syaithon bersama satu orang, dan dia dari dua orang lebih jauh. Siapa yang menginginkan inti dari Surga, maka hendaklah ia berpegang teguh pada Jama’ah. Siapa yang merasa senang dengan kebaikannya dan merasa buruk dengan keburukannya, maka itulah orang Mu’min.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-14: JANGANLAH KALIAN BERDEBAT

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh keluar menemui kami ketika kami sedang berdebat tentang takdir, lalu beliau marah hingga wajahnya memerah, seolah-olah delima merekah di kedua pipi beliau.” Lalu beliau bersabda:

«أَبِهَذَا أُمِرْتُمْ؟ أَمْ بِهَذَا أُرْسِلْتُ إِلَيْكُمْ؟ إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حِينَ تَنَازَعُوا فِي هَذَا الْأَمْرِ، عَزَمْتُ عَلَيْكُمْ، عَزَمْتُ عَلَيْكُمْ أَلَّا تَتَنَازَعُوا فِيهِ»

“Apakah dengan ini kalian diperintahkan? Atau apakah dengan ini aku diutus kepada kalian? Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena mereka berdebat dalam masalah ini. Aku perintahkan kalian dengan sungguh-sungguh, aku perintahkan kalian dengan sungguh-sungguh agar tidak berdebat tentangnya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dihasankan oleh Al-Albani)

HADITS KE-15: JANGANLAH KALIAN BERSELISIH

Dari Abu Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh mengusap bahu-bahu kami dalam Sholat dan bersabda:

«اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا؛ فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ»

“Luruskanlah shof (barisan) kalian dan janganlah berselisih, karena hal itu akan membuat hati kalian berselisih. Hendaklah yang berada di belakangku dari kalian adalah orang-orang yang berakal dan berilmu, kemudian orang-orang yang setelah mereka, kemudian orang-orang yang setelah mereka.”

Abu Mas’ud berkata, “Maka kalian pada hari ini lebih berselisih.” (HR. Muslim)

HADITS KE-16: PERSELISIHAN ADALAH KEBURUKAN

Dari Sa’id bin Abi Burdah, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Nabi mengutus Mu’adz dan Abu Musa ke Yaman. Lalu beliau bersabda kepada keduanya:

«يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا، وَتَطَاوَعَا وَلَا تَخْتَلِفَا»

“Mudahkanlah dan jangan menyulitkan, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari, dan bekerjasamalah kalian berdua dan jangan berselisih.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-17: LARANGAN BERSELISIH MESKIPUN DALAM BACAAN AL-QUR’AN

Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Aku mendengar seseorang membaca satu ayat, sementara aku mendengar Nabi membacanya secara berbeda dengannya. Lalu aku datang kepada Nabi dan memberitahukan hal itu kepada beliau. Maka aku melihat ketidaksukaan di wajah beliau. Lalu beliau bersabda:

«كِلَاكُمَا مُحْسِنٌ، وَلَا تَخْتَلِفُوا، فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا»

“Kalian berdua telah berbuat baik, dan janganlah kalian berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian berselisih lalu mereka binasa.” (HR. Al-Bukhori)

HADITS KE-18: PERPECAHAN DAN BERKELOMPOK ADALAH BID’AH

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha berkata, Rosululloh bersabda:

«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ»

“Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami ini (agama) yang bukan darinya, maka ia tertolak.” (Muttafaq ‘alaih)

dalam riwayat Muslim:

«مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»

“Siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah kami padanya, maka ia tertolak.”

HADITS KE-19: PERPECAHAN DARI SYAITHON

Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyani Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Ketika orang-orang singgah di suatu tempat, mereka berpecah-belah di lembah-lembah dan celah-celah bukit. Maka Rosululloh bersabda:

«إِنَّ تَفَرُّقَكُمْ فِي هَذِهِ الشِّعَابِ وَالْأَوْدِيَةِ إِنَّمَا ذَلِكُمْ مِنَ الشَّيْطَانِ»

“Sesungguhnya perpecahan kalian di celah-celah bukit dan lembah-lembah ini hanyalah dari Syaithon.”

Abu Tsa’labah berkata, “Maka setelah itu mereka tidak pernah singgah di suatu tempat melainkan sebagian mereka berkumpul dengan sebagian yang lain, sampai-sampai dikatakan: seandainya dibentangkan selembar kain di atas mereka, niscaya akan meliputi mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-20: PERPECAHAN ADALAH JALAN TERORISME

Dari Abdulloh bin ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh pada Haji Wada’ (Perpisahan) bersabda:

«إِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ؛ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا»

“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian adalah harom (terjaga) atas kalian, seperti haromnya (kesucian) hari kalian ini, di negeri kalian ini, di bulan kalian ini.”

Beliau mengulanginya beberapa kali. Kemudian beliau mengangkat tangan beliau dan bersabda:

«اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ»

“Ya Alloh, apakah aku telah menyampaikan? Ya Alloh, apakah aku telah menyampaikan?”

Ibnu ‘Abbas berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sesungguhnya itu adalah wasiat (pesan) beliau kepada umatnya:

«فَلْيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ، لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّاراً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ»

“Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Janganlah kalian kembali setelahku sebagai orang-orang kafir yang sebagian kalian memenggal leher sebagian yang lain.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-21: PERSELISIHAN SEBAB KEHANCURAN UMAT-UMAT TERDAHULU

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, berkata: Sungguh aku dan saudaraku pernah duduk dalam sebuah majelis yang aku tidak ingin memiliki unta merah sebagai ganti dari majelis itu. Aku dan saudaraku datang, dan tiba-tiba para Syaikh dari kalangan Shohabat Rosululloh sedang duduk di salah satu pintu beliau. Kami tidak suka memisahkan mereka, maka kami duduk di pinggir. Tiba-tiba mereka menyebutkan satu ayat dari Al-Qur’an dan mereka berdebat tentangnya hingga suara mereka meninggi. Lalu Rosululloh keluar dengan marah, wajahnya memerah, beliau melempari mereka dengan tanah dan bersabda:

«مَهْلاً يَا قَوْمُ، بِهَذَا أُهْلِكَتِ الْأُمَمُ مِنْ قَبْلِكُمْ؛ بِاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، وَضَرْبِهِمُ الْكُتُبَ بَعْضَهَا بِبَعْضٍ، إِنَّ الْقُرْآنَ لَمْ يَنْزِلْ يُكَذِّبُ بَعْضُهُ بَعْضاً، بَلْ يُصَدِّقُ بَعْضُهُ بَعْضاً، فَمَا عَرَفْتُمْ مِنْهُ فَاعْمَلُوا بِهِ، وَمَا جَهِلْتُمْ مِنْهُ فَرُدُّوهُ إِلَى عَالِمِهِ»

“Tenanglah wahai kaum! Dengan ini umat-umat sebelum kalian telah dibinasakan; karena perselisihan mereka terhadap Nabi-Nabi mereka, dan karena sebagian mereka membenturkan Kitab-kitab sebagian yang lain. Sesungguhnya Al-Qur’an itu tidak diturunkan untuk mendustakan sebagiannya terhadap sebagian yang lain, bahkan sebagiannya membenarkan sebagian yang lain. Maka apa yang kalian ketahui darinya, amalkanlah. apa yang tidak kalian ketahui darinya, kembalikanlah kepada ahlinya.” (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-22: PERSELISIHAN ADALAH ADZAB DARI ALLOH

Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Ketika turun kepada Rosululloh ﷺ:

﴿قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ﴾

“Katakanlah: ‘Dialah yang mampu mengirimkan adzab kepadamu dari atasmu’.” Beliau bersabda:

«أَعُوذُ بِوَجْهِكَ»

“Aku berlindung dengan Wajah-Mu.”

﴿أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ﴾

“Atau dari bawah kakimu.” Beliau bersabda:

«أَعُوذُ بِوَجْهِكَ»

“Aku berlindung dengan Wajah-Mu.”

Maka ketika turun:

﴿أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ﴾

“Atau Dia jadikan kalian berkelompok-kelompok dan Dia rasakan kepada sebagian kalian kekuatan (keburukan) sebagian yang lain.” Beliau bersabda:

«هَاتَانِ أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَرُ»

“Dua hal ini lebih ringan atau lebih mudah.” (HR. Al-Bukhori)

HADITS KE-23: PERPECAHAN ADALAH MENYERUPAI ORANG-ORANG KAFIR

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh bersabda:

«بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللهُ تَعَالَى وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ»

“Aku diutus sebelum hari Kiamat dengan pedang hingga Alloh Ta’ala disembah sendirian, tidak ada sekutu bagi-Nya. rezekiku dijadikan di bawah naungan tombakku, dan kehinaan serta kerendahan dijadikan atas orang yang menyelisihi perkaraku (urusanku). siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-24: PERPECAHAN ADALAH DARI JALAN ORANG-ORANG MUSYRIK

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْراً بِشِبْرٍ، وَذِرَاعاً بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوهُ»

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan-jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta, sampai-sampai jika mereka masuk ke lubang dhab (hewan sejenis kadal gurun), niscaya kalian akan memasukinya.”

Kami berkata, “Wahai Rosululloh, orang Yahudi dan Nashoro (Nasrani)?” Beliau bersabda:

«فَمَنْ إِذَنْ»

“Lalu siapa lagi?” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-25: PERPECAHAN ADALAH DARI JALAN SYAITHON

Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh membuat satu garis untuk kami, kemudian beliau bersabda:

«هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»

“Ini adalah jalan Alloh.”

Kemudian beliau membuat garis-garis di sebelah kanan dan di sebelah kirinya, kemudian beliau bersabda:

«هَذِهِ سُبُلٌ مُتَفَرِّقَةٌ، عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ»

“Ini adalah jalan-jalan yang berlainan (bercabang), di setiap jalan itu ada Syaithon yang menyeru kepadanya.”

Kemudian beliau membaca (ayat):

﴿وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ﴾

sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia. janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, dan Ad-Darimi dan dihasankan oleh Al-Albani)

HADITS KE-26: PERPECAHAN ADALAH JALAN UNTUK MENGHALALKAN KEHORMATAN

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh bersabda:

«أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لِأَخِيهِ: يَا كَافِرُ؛ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا؛ إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ، وَإِلَّا رَجَعَتْ عَلَيْهِ»

“Siapapun seorang laki-laki yang berkata kepada saudaranya, ‘Wahai kafir’; maka sungguh salah seorang dari keduanya telah kembali dengannya (sifat kekafiran tersebut). Jika ia (yang dituduh) memang seperti yang ia katakan (kafir), maka ia (yang menuduh) benar. jika tidak, maka tuduhan itu kembali kepadanya (yang menuduh).” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-27: PERPECAHAN ADALAH JALAN UNTUK MENGHALALKAN DARAH

Dari Abu Bakroh Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«إِذَا الْمُسْلِمَانِ حَمَلَ أَحَدُهُمَا عَلَى أَخِيهِ السَّلَاحَ فَهُمَا عَلَى جُرُفِ جَهَنَّمَ، فَإِذَا قَتَلَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ دَخَلَاهَا جَمِيعاً»

“Apabila dua orang Muslim saling menghunuskan senjata terhadap saudaranya, maka keduanya berada di tepi jurang Neraka Jahannam. apabila salah seorang dari keduanya membunuh temannya, maka keduanya akan memasukinya (Neraka) secara bersama-sama.” (HR. Muslim)

HADITS KE-28: NABI BERLEPAS DIRI DARI GOLONGAN DAN KELOMPOK

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ، وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ؛ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً، وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ؛ يَعْضَبُ لِعَصَبِيَّةٍ، أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبِيَّةٍ، أَوْ يَنْصُرُ عَصَبِيَّةً فَقُتِلَ؛ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ، وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا، وَلَا يَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا، وَلَا يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ؛ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ»

“Siapa yang keluar dari ketaatan (kepada pemimpin) dan memisahkan diri dari Jama’ah, lalu ia mati; maka matinya adalah mati Jahiliyyah (zaman kebodohan). siapa yang berperang di bawah panji (bendera) yang buta (tidak jelas tujuannya); ia marah karena ‘ashobiyyah (fanatisme kelompok), atau menyeru kepada ‘ashobiyyah, atau membela ‘ashobiyyah lalu ia terbunuh; maka pembunuhannya adalah pembunuhan Jahiliyyah. siapa yang memberontak terhadap umatku, memukul orang baiknya dan orang durhakanya, dan tidak memandang orang Mu’minnya, dan tidak menepati perjanjian kepada orang yang memiliki perjanjian; maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya.” (HR. Muslim)

HADITS KE-29: PERSELISIHAN YANG DIBOLEHKAN

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Nabi bersabda kepada kami ketika beliau kembali dari perang Al-Ahzab:

«لَا يُصَلِّينَ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ»

“Janganlah ada seorang pun yang Sholat ‘Ashr kecuali di Bani Quroizhah.”

Sebagian dari mereka mendapati Sholat ‘Ashr di tengah jalan. Lalu sebagian mereka berkata, “Kami tidak akan Sholat sampai kami sampai di sana (Bani Quroizhah).” sebagian lain berkata, “Bahkan kami akan Sholat (sekarang), beliau tidak menginginkan itu dari kami.” Maka hal itu diceritakan kepada Nabi dan beliau tidak mencela salah satu dari mereka. (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-30: MEREKA AKAN TERUS BERSELISIH

Dari Husain bin ‘Ali Rodhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwa Nabi menyembunyikan sesuatu (asap) untuk Ibnu Shoyyad, lalu beliau bertanya kepadanya tentang apa yang beliau sembunyikan untuknya? Ibnu Shoyyad berkata, “Dukh.” Maka beliau bersabda, “Hinalah kamu, kamu tidak akan melampaui takdirmu.” Ketika Nabi berpaling, Nabi bertanya, “Apa yang ia katakan?” Sebagian dari mereka berkata, “(Dukh).” sebagian lain berkata, “Bahkan ia berkata (Dukhanun - asap).” Maka Nabi bersabda:

«قَدِ اخْتَلَفْتُمْ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ، وَأَنْتُمْ بَعْدِي أَشَدُّ اخْتِلَافاً»

“Kalian telah berselisih padahal aku berada di tengah-tengah kalian, dan kalian setelahku akan berselisih dengan perselisihan yang lebih parah.” (HR. Ath-Thobaroni dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-31: PERSELISIHAN ADALAH DARI KETETAPAN ILAHI

Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثاً؛ فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ، وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً؛ سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ؛ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ؛ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ؛ فَمَنَعَنِيهَا»

“Aku meminta kepada Robbku tiga perkara; maka Dia memberiku dua dan menolak satu dariku. Aku meminta Robbku agar tidak membinasakan umatku dengan paceklik (kekeringan), maka Dia memberikannya kepadaku. aku meminta-Nya agar tidak membinasakan umatku dengan tenggelam, maka Dia memberikannya kepadaku. aku meminta-Nya agar tidak menjadikan permusuhan mereka di antara mereka sendiri, maka Dia menolaknya dariku.” (HR. Muslim)

HADITS KE-32: PERPECAHAN UMAT

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً؛ فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً؛ فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَإِحْدَى وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً؛ فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَاثْنَتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ»

“Orang-orang Yahudi terpecah menjadi 71 golongan; satu golongan di Surga dan 70 golongan di Neraka. orang-orang Nasroni terpecah menjadi 72 golongan; satu golongan di Surga dan 71 golongan di Neraka. demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh umatku akan terpecah menjadi 73 golongan; satu golongan di Surga dan 72 golongan di Neraka.”

Dikatakan, “Wahai Rosululloh! Siapakah mereka?” Beliau bersabda:

«هُمُ الْجَمَاعَةُ»

“Mereka adalah Al-Jama’ah.”

Dalam riwayat lain:

«مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي»

“Apa yang aku dan para Shohabatku berada di atasnya pada hari ini.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani). Abu Dawud menambahkan dalam satu riwayat:

«وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَتَجَارَى بِهِمُ الْأَهْوَاءُ، كَمَا يَتَجَارَى الْكَلَبُ بِصَاحِبِهِ، وَلَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ»

sesungguhnya akan muncul di kalangan umatku kaum-kaum yang hawa nafsu akan merasuk ke dalam diri mereka sebagaimana penyakit anjing gila merasuk ke dalam diri korbannya, dan tidak ada urat maupun sendi yang tersisa melainkan ia (hawa nafsu) akan memasukinya.”

HADITS KE-33: SEBAB PERPECAHAN: MENINGGALNYA PARA ULAMA DAN KELIRU ANGKAT KEPEMIMPINAN

Dari Abdulloh bin ‘Amr bin Al-’Ash Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِماً، اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوساً جُهَّالاً، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا»

“Sesungguhnya Alloh tidaklah mengambil ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba, akan tetapi Dia mengambil ilmu dengan wafatnya para ulama. Sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang ulama, manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Mereka ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-34: SEBAB PERPECAHAN: MENYIA-NYIAKAN AMANAH

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: “Ketika Nabi berada di sebuah majelis, sedang berbicara dengan orang banyak, datanglah seorang A’robi (Arob Badui) lalu berkata, ‘Kapan hari Kiamat?’ Rosululloh terus melanjutkan pembicaraan. Sebagian orang berkata, ‘Beliau mendengar apa yang ia katakan, tetapi beliau tidak menyukainya.’ sebagian yang lain berkata, ‘Bahkan beliau tidak mendengarnya.’ Hingga ketika beliau selesai berbicara, beliau bersabda, ‘Di mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat?’ Orang itu berkata, ‘Aku di sini, wahai Rosululloh.’ Beliau bersabda:

«فَإِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»

“Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat.”

Orang itu berkata, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Beliau bersabda:

«إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»

“Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhori)

HADITS KE-35: SEBAB PERPECAHAN: SIKAP BERLEBIHAN

Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh bersabda kepadaku pada pagi hari ‘Aqobah - saat beliau berdiri di atas unta beliau:

«هَاتِ الْقُطْ لِي»

“Ambillah kerikil untukku.”

Maka aku mengumpulkan untuk beliau kerikil-kerikil yang seukuran kerikil untuk melontar. Lalu beliau meletakkannya di tangan beliau dan bersabda:

«بِأَمْثَالِ هَؤُلَاءِ»

“Dengan yang semisalnya ini.”

- dua kali. beliau berkata dengan tangan beliau (sambil mengangkatnya) dan bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ»

“Waspadalah kalian dari ghuluw (berlebihan) dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa disebabkan ghuluw (sikap berlebihan) dalam agama.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-36: SEBAB PERPECAHAN: HAL-HAL YANG MEMBINASAKAN

Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu dari Rosululloh beliau bersabda:

«وَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ؛ فَشُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوَى مُتَّبِعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ»

“Adapun hal-hal yang membinasakan: maka itu adalah kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-37: HUKUMAN BAGI YANG MEMISAHKAN DIRI DARI JAMA’AH

Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ؛ الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ»

“Tidak halal darah seorang Muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Alloh dan bahwa aku adalah Rosul Alloh, kecuali dengan salah satu dari tiga hal: janda atau duda yang berzina, jiwa dengan jiwa (membunuh jiwa dibalas qishos), dan orang yang meninggalkan agamanya (murtad) lagi memisahkan diri dari Jama’ah.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-38: HALALNYA DARAH ORANG YANG MEMECAH BELAH JAMA’AH

Dari ‘Arfajah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda:

«مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ، يُرِيدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ، أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ؛ فَاقْتُلُوهُ»

“Siapa yang datang kepada kalian, sementara urusan kalian telah bersatu di bawah seorang pemimpin, lalu ia ingin memecah persatuan kalian, atau memecah belah Jama’ah kalian, maka bunuhlah dia.” (HR. Muslim)

HADITS KE-39: FANATISME KELOMPOK ITU BUSUK

Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami berada dalam suatu peperangan, lalu seorang lelaki dari kaum Muhajirin menendang seorang lelaki dari kaum Anshor. Maka orang Anshor itu berkata, ‘Wahai kaum Anshor!’ orang Muhajirin berkata, ‘Wahai kaum Muhajirin!’ Maka Rosululloh mendengar hal itu dan bersabda:

«مَا بَالُ دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ؟!»

“Ada apa dengan seruan Jahiliyyah (kebodohan) ini?!”

Mereka berkata, “Wahai Rosululloh, seorang lelaki dari kaum Muhajirin menendang seorang lelaki dari kaum Anshor.” Maka beliau bersabda:

«دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ»

“Tinggalkanlah (seruan itu), karena ia adalah sesuatu yang busuk.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-40: KESETIAAN HANYA UNTUK ISLAM, BUKAN UNTUK KELOMPOK ATAU JAMA’AH

Dari Mu’adz bin Anas Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh bersabda:

«مَنْ أَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ، وَأَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَنْكَحَ لِلَّهِ؛ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ إِيمَانَهُ»

“Siapa yang memberi karena Alloh, menahan karena Alloh, mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh, dan menikahkan karena Alloh; maka sungguh ia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)

HADITS KE-41: CINTA HANYA KARENA ALLOH BUKAN KARENA KELOMPOK DAN JAMA’AH

Dari Al-Baro bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami sedang duduk bersama Nabi lalu beliau bersabda:

«أَيُّ عُرَى الْإِسْلَامِ أَوْثَقُ؟»

“Tali ikatan Islam mana yang paling kuat?”

Mereka menjawab, “Sholat.” Beliau bersabda:

«حَسَنَةٌ؛ وَمَا هِيَ بِهَا»

“Baik, tapi bukan itu.”

Mereka menjawab, “Puasa Romadhon.” Beliau bersabda:

«حَسَنٌ؛ وَمَا هُوَ بِهِ»

“Baik, tapi bukan itu.”

Mereka menjawab, “Jihad.” Beliau bersabda:

«حَسَنٌ؛ وَمَا هُوَ بِهِ»

“Baik, tapi bukan itu.”

Beliau bersabda:

«إِنَّ أَوْثَقَ عُرَى الْإِيمَانِ أَنْ تُحِبَّ فِي اللَّهِ، وَتُبْغِضَ فِي اللَّهِ»

“Sesungguhnya tali ikatan keimanan yang paling kuat adalah engkau mencintai karena Alloh, dan membenci karena Alloh.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dan dihasankan oleh Al-Albani)

HADITS KE-42: AS-SUNNAH ADALAH JALAN KELUAR DARI FITNAH

Dari Al-‘Irbadh bin Sariyah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Rosululloh Sholat bersama kami suatu hari, kemudian beliau menghadap kepada kami; lalu beliau menasihati kami dengan nasihat yang sangat mendalam (menyentuh), yang darinya mata-mata mengalirkan air mata, dan hati-hati menjadi takut.” Lalu seseorang berkata, “Wahai Rosululloh! Sepertinya ini adalah nasihat perpisahan; maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?” Beliau bersabda:

«أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْداً حَبَشِيًّا؛ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافاً كَثِيراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ»

“Aku wasiatkan kalian untuk bertaqwa kepada Alloh, serta mendengarkan dan taat, meskipun (pemimpin kalian) adalah seorang hamba sahaya dari Habasyah (Ethiopia); karena sesungguhnya siapa yang hidup setelahku di antara kalian, ia akan melihat perselisihan yang sangat banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah para Khulafa’ (kholifah) yang mendapatkan petunjuk dan lurus, berpeganglah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. waspadalah dari perkara-perkara yang baru, karena sesungguhnya setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah Bid’ah, dan setiap Bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-43: KETERASINGAN ISLAM YANG SEBENARNYA DI ANTARA PEMELUKNYA

Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيباً، وَسَيَعُودُ غَرِيباً كَمَا بَدَأَ؛ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ»

“Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing, dan ia akan kembali asing sebagaimana mulanya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu (Al-Ghuroba’).”

Dikatakan, “Siapakah mereka wahai Rosululloh?” Beliau bersabda:

«الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ»

“Mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan ketika manusia telah rusak.” (HR. Muslim)

HADITS KE-44: ATH-THOIFATUL MANSHUROH (GOLONGAN YANG DITOLONG) ADALAH AL-JAMA’AH

Dari Al-Mughiroh bin Syu’bah dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan Rodhiyallahu ‘Anhuma dari Nabi beliau bersabda:

«لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي قَائِمَةً بِأَمْرِ اللهِ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، أَوْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ عَلَى النَّاسِ»

“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang tegak di atas perintah Alloh. Tidak akan membahayakan mereka orang yang menelantarkan mereka atau orang yang menyelisihi mereka, sampai datangnya ketetapan Alloh dan mereka akan menang atas manusia.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-45: AHLI ILMU ADALAH ATH-THOIFATUL MANSHUROH

Dari Ibrohim bin ‘Abdurrohman Al-‘Udzri berkata, Rosululloh bersabda:

«يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ؛ يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ، وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ، وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ»

“Ilmu ini (agama) akan dibawa oleh orang-orang yang adil (terpercaya) dari setiap generasi. Mereka akan menolak dari ilmu itu penyimpangan orang-orang yang berlebihan (ghuluw), kepalsuan orang-orang yang berbuat kebatilan, dan penafsiran (sesat) orang-orang yang bodoh.” (HR. Al-Baihaqi dan dishohihkan oleh Imam Ahmad dan selainnya)

HADITS KE-46: MENCINTAI SUATU KAUM MENYEBABKAN DIKUMPULKAN BERSAMA MEREKA

Dari ‘Ali Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«ثَلَاثٌ هُنَّ حَقٌّ : لَا يَجْعَلُ اللهُ مَنْ لَهُ سَهْمٌ فِي الْإِسْلَامِ كَمَنْ لَا سَهْمَ لَهُ، وَلَا يَتَوَلَّى اللهُ عَبْداً فَيُوَلِّيهِ غَيْرَهُ، وَلَا يُحِبُّ رَجُلٌ قَوْماً إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ»

“Tiga perkara yang merupakan kebenaran: Alloh tidak akan menjadikan orang yang memiliki jasa dalam Islam sama seperti orang yang tidak memiliki jasa. Alloh tidak akan menjadikan seorang hamba sebagai walinya, lalu Dia serahkan ia kepada selain-Nya. tidaklah seorang laki-laki mencintai suatu kaum, kecuali ia akan dikumpulkan bersama mereka.” (HR. Ath-Thobaroni dan dishohihkan oleh Al-Albani)

***

Kitab ini kami tarjamahkan beberapa hari sebelum dikaji bersama penulisnya, Dr. Ali Abu Haniyyah Al-Maqdisi dalam Dauroh Mukatstsafah 1447 H di STAI Ali bin Abi Tholib Surabaya­—[Nor Kandir]

 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url