[PDF] Rangkuman Buku: "33 Faidah Al-Muharrom dan Asyuro" – Dr. Muhammad Sholih Al-Munajjid
Pendahuluan
Buku ini memaparkan 33 faidah penting seputar bulan Al-Muharrom
dan hari Asyuro, disusun oleh Dr. Muhammad Sholih Al-Munajjid. Tujuannya adalah
untuk memberikan pemahaman yang benar dan mendalam tentang keutamaan, amalan,
serta larangan yang berkaitan dengan kedua waktu mulia ini.
Ringkasan Isi Buku:
A. Keutamaan Bulan Al-Muharrom (Faidah 1–8)
1. Bulan Pertama & Bulan Harom: Al-Muharrom
adalah salah satu dari empat bulan harom (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Al-Muharrom,
Rajab), yang dimuliakan dalam Islam.
2. Bulan Allah: Disebut "Syahrullah" (bulan
Allah) sebagai bentuk pemuliaan.
3. Bulan Harom Terbaik: Menurut sebagian ulama, Al-Muharrom
adalah bulan harom terbaik setelah Romadhon.
4. 10 Awal Al-Muharrom: Sepuluh hari pertama Al-Muharrom
memiliki keutamaan khusus.
5. Larangan Berdosa: Dosa di bulan harom lebih besar
akibatnya.
6. Anjuran Puasa: Puasa sunnah terbaik setelah Romadhon adalah puasa di bulan Al-Muharrom.
7. Bukan Puasa Penuh: Yang dimaksud adalah memperbanyak
puasa, bukan berpuasa sebulan penuh.
8. Mengapa Nabi Lebih Banyak Puasa di Sya’ban?:
Kemungkinan karena beliau baru mengetahui keutamaannya di akhir hayat atau ada
udzur.
B. Hari Asyuro: Pengertian & Keutamaan (Faidah 9–12)
9. Tanggal 10 Muharrom: Asyuro jatuh pada tanggal 10
Muharrom.
10. Nama Islami: Asyuro adalah istilah Islam, tidak
dikenal di masa jahiliyah.
11. Puasa Asyuro: Sangat dianjurkan; menghapus dosa
kecil setahun sebelumnya.
12. Dosa Besar: Puasa Asyuro tidak menghapus dosa
besar, tetapi dapat meringankannya.
C. Tata Cara & Anjuran Puasa Asyuro (Faidah 13–24)
13. Mengajak Keluarga: Dianjurkan mengajak anak dan
keluarga untuk berpuasa.
14. Puasa Tasu’a (9 Muharrom): Disunnahkan puasa
tanggal 9 untuk menyelisihi Yahudi.
15. Puasa Tanggal 11: Jika terlewat tanggal 9,
disunnahkan puasa tanggal 11.
16. Kehati-hatian: Boleh puasa 9, 10, 11 jika ragu
penetapan awal bulan.
17. Tingkatan Puasa Asyuro:
1. Puasa 9, 10, 11 (hati-hati)
2. Puasa 9 dan 10 (paling utama)
3. Puasa 10 saja (boleh)
18. Jika Bertepatan dengan Jumat/Sabtu: Tidak makruh puasa
Asyuro meski jatuh pada hari tersebut.
19. Qodho Romadhon & Puasa Asyuro: Boleh puasa
sunnah Asyuro sebelum mengqodho Romadhon.
20. Niat Ganda: Jika niat puasa qodho bertepatan dengan Asyuro, dapat dua pahala (menurut sebagian
ulama).
21. Prioritas: Lebih utama memisahkan niat puasa
sunnah Asyuro dan qodho.
22. Safar: Boleh puasa Asyuro selama tidak
memberatkan.
23. Wanita Haid/Nifas: Tidak disyariatkan mengqodho puasa Asyuro.
24. Udzur Sakit/Dll: Tetap dapat pahala jika berniat
puasa tetapi berhalangan.
D. Sejarah & Makna Asyuro (Faidah 25–31)
25. Awalnya Wajib: Puasa Asyuro pernah diwajibkan
sebelum Romadhon, lalu menjadi sunnah.
26. Perbandingan dengan Puasa Arofah: Puasa Arofah
lebih utama karena menghapus dosa dua tahun.
27. Hari Kemenangan Musa: Asyuro adalah hari
diselamatkannya Nabi Musa dan Bani Israel dari Firaun.
28. Simbol Persaudaraan: Mengingatkan persaudaraan
sesama Muslim.
29. Hari Bersyukur: Momentum bersyukur atas
pertolongan Allah.
30. Dikenal Sejak Jahiliyah: Orang jahiliyah juga
memuliakan Asyuro.
31. Bentuk Syukur: Puasa Asyuro adalah wujud syukur
atas keselamatan dari musuh.
E. Larangan & Peringatan (Faidah 32–33)
32. Larangan Ritual Bid’ah: Dilarang meratap, memukul
diri, merobek baju, atau mengadakan acara duka atas kematian Husain bin Ali.
33. Menghindari Perayaan Menyerupai Non-Muslim: Tidak
boleh mengadakan perayaan dengan makan-makan khusus, nyanyian, atau ritual
menyerupai Yahudi dan Nashrani.
Penutup
Buku ini menekankan pentingnya mengisi Al-Muharrom dan
Asyuro dengan amalan yang sesuai sunnah, menghindari bid’ah, serta meneladani
Nabi dalam bersyukur dan beribadah.
Semoga rangkuman ini bermanfaat untuk memahami dan
mengamalkan kandungan buku tersebut.
Sumber: 33 Faidah Al-Muharrom dan Asyuro – Dr.
Muhammad Sholih Al-Munajjid
Penerbit: Pustaka Syabab
Lisensi: www.terjemahmatan.com
