[PDF] 40 Hadits Tentang Hak Robbul Alamin | Syaikh Anis bin Nashir Al-Mush’abi
Unduh PDF
Hadits Ke-1: Hak
Alloh Atas Hamba-Nya
عَنْ
مُعَاذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ ﷺ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ
لَهُ عُفَيْرٌ، فَقَالَ: «يَا مُعَاذُ، هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ،
وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟»، قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ:
«فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ
شَيْئًا، وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ
شَيْئًا» فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلاَ أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ؟ قَالَ:
«لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Mu’adz Rodhiyallahu ‘Anhu,
dia berkata, “Saya pernah dibonceng Nabi ﷺ di atas seekor keledai yang bernama ‘Ufair.”
Kemudian Nabi ﷺ bertanya, “Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa
hak Alloh atas hamba-hamba-Nya, dan apa hak hamba atas Alloh?”
Saya menjawab, “Alloh dan
Rosul-Nya lebih tahu.”
Nabi ﷺ bersabda, “Hak Alloh atas hamba-Nya adalah supaya mereka
menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Hak hamba atas
Alloh adalah tidak mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun.”
Lalu saya berkata, “Wahai
Rosululloh, bolehkah saya memberitakan ini kepada orang-orang?”
Nabi ﷺ bersabda, “Jangan kau beritakan kepada mereka, nanti mereka
akan bersandar (bermalas-malasan).”
(HR. Al-Bukhori no. 2865 dan
Muslim no. 40)
***
Hadits Ke-2: Kunci Jannah
عَنْ
عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «مَنْ
شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا
إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ
اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shomit Rodhiyallahu
‘Anhu, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda, “Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Alloh, Dia Yang
Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rosul-Nya, dan bahwa ‘Isa adalah hamba Alloh dan Rosul-Nya, kalimat-Nya yang
Dia sampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan Jannah itu benar adanya, dan
Naar itu benar adanya, maka Alloh akan memasukkannya ke dalam Jannah, apa dan berapa pun amalannya.”
(HR. Al-Bukhori no. 3435 dan
Muslim no. 46)
***
Hadits Ke-3: Da’wah kepada Tauhid
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، لَمَّا بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ
إِلَى نَحْوِ أَهْلِ الْيَمَنِ قَالَ لَهُ: «إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ
أَهْلِ الْكِتَابِ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ
تَعَالَى، فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ
خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، فَإِذَا صَلَّوْا فَأَخْبِرْهُمْ
أَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِي أَمْوَالِهِمْ، تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ
فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ، فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ، وَتَوَقَّ
كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu
‘Anhuma, ketika Nabi ﷺ
mengutus Mu’adz bin Jabal ke penduduk Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Sesungguhnya
kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahlul Kitab (Yahudi atau Nashoro), maka jadikanlah hal
pertama yang kamu serukan kepada mereka adalah supaya mereka mengesakan Alloh Ta’ala.
Jika mereka sudah mengetahui hal itu, maka beritahu mereka bahwa Alloh telah
mewajibkan atas mereka lima Sholat dalam sehari semalam. Jika mereka sudah
Sholat, beritahu mereka bahwa Alloh telah mewajibkan Zakat atas harta mereka,
yang diambil dari orang kaya mereka dan dikembalikan kepada orang fakir mereka.
Jika mereka sudah menyetujui itu, maka ambillah Zakat dari mereka, dan
hindarilah mengambil harta terbaik milik manusia (sebagai Zakat).”
(HR. Al-Bukhori no. 7372 dan
Muslim no. 29)
***
Hadits Ke-4: Keutamaan Tauhid
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ:
«مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ
يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Jabir bin ‘Abdillah Rodhiyallahu
‘Anhu, dia berkata, “Saya mendengar Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Siapa yang bertemu dengan Alloh dalam keadaan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, niscaya dia akan masuk Jannah. Dan
siapa yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya, niscaya dia akan
masuk Naar.’”
(HR. Al-Bukhori no. 7372 dan
Muslim no. 93)
***
Hadits Ke-5: Orang yang Masuk Jannah Tanpa Hisab
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ ﷺ يَوْمًا
فَقَالَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَجَعَلَ يَمُرُّ النَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلُ،
وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلاَنِ، وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّهْطُ، وَالنَّبِيُّ لَيْسَ
مَعَهُ أَحَدٌ، وَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ، فَرَجَوْتُ أَنْ تَكُونَ
أُمَّتِي، فَقِيلَ: هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ، ثُمَّ قِيلَ لِي: انْظُرْ، فَرَأَيْتُ
سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ، فَقِيلَ لِي: انْظُرْ هَكَذَا وَهَكَذَا، فَرَأَيْتُ
سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ، فَقِيلَ: هَؤُلاَءِ أُمَّتُكَ، وَمَعَ هَؤُلاَءِ
سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ»، فَتَفَرَّقَ النَّاسُ وَلَمْ يُبَيِّنْ لَهُمْ، فَتَذَاكَرَ
أَصْحَابُ النَّبِيِّ ﷺ فَقَالُوا: أَمَّا نَحْنُ فَوُلِدْنَا فِي الشِّرْكِ، وَلَكِنَّا
آمَنَّا بِاللهِ وَرَسُولِهِ، وَلَكِنْ هَؤُلاَءِ هُمْ أَبْنَاؤُنَا، فَبَلَغَ النَّبِيَّ
ﷺ فَقَالَ: «هُمُ الَّذِينَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ، وَلاَ يَسْتَرْقُونَ، وَلاَ يَكْتَوُونَ،
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ»، فَقَامَ
عُكَاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ: أَمِنْهُمْ أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ:
«نَعَمْ»، فَقَامَ آخَرُ فَقَالَ: أَمِنْهُمْ أَنَا؟ فَقَالَ: «سَبَقَكَ بِهَا
عُكَاشَةُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu
‘Anhuma, dia berkata, “Suatu hari Nabi ﷺ keluar menemui kami dan bersabda, ‘Telah ditampakkan kepadaku
umat-umat. Aku melihat seorang Nabi bersama seorang (pengikut), seorang Nabi bersama dua orang (pengikut), seorang Nabi
bersama sekelompok orang, dan seorang Nabi yang tidak ada seorang pun
bersamanya. Kemudian aku melihat kelompok orang yang sangat banyak, mereka
memenuhi ufuk. Aku berharap itu adalah umatku. Lalu dikatakan, ‘Ini adalah Musa
dan kaumnya.’ Kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah!’ Aku pun melihat kelompok
orang yang sangat banyak memenuhi ufuk. Lalu dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke
sana dan ke sini!’ Maka aku melihat kelompok orang yang sangat banyak memenuhi
ufuk. Kemudian dikatakan, ‘Mereka inilah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh
puluh ribu orang yang akan masuk Jannah tanpa hisab (perhitungan amal).’”
Kemudian orang-orang pun bubar dan Nabi ﷺ tidak
menjelaskan kepada mereka. Para Shohabat Nabi ﷺ pun
saling berdiskusi. Mereka berkata, “Adapun kita, kita dilahirkan dalam syirik
(menyekutukan Alloh), tetapi kita beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya. Akan
tetapi, mereka ini adalah anak-anak kita.”
Maka berita ini sampai kepada Nabi ﷺ, lalu
beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan tathoyyur
(merasa sial dengan sesuatu), tidak minta ruqyah (untuk diobati), tidak berobat
dengan kay (besi panas), dan hanya kepada Robb mereka bertawakal.”
Lalu ‘Ukasyah bin Mihshon
berdiri dan berkata, “Wahai Rosululloh, apakah saya termasuk dari mereka?”
Nabi ﷺ bersabda, “Iya.”
Kemudian seorang laki-laki lain
berdiri dan bertanya, “Apakah saya juga termasuk dari mereka?”
Nabi ﷺ bersabda, “‘Ukasyah sudah mendahuluimu.”
(HR. Al-Bukhori no. 5752 dan
Muslim no. 374)
***
Hadits Ke-6: Orang yang Memakai Jimat
عَنْ
عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ:
«مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ» رَوَاهُ أَحْمَدُ.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani Rodhiyallahu
‘Anhu, bahwasanya Rosululloh ﷺ
bersabda, “Siapa yang memakai tamimah (jimat), maka dia telah melakukan syirik.”
(HR. Ahmad no. 17422)
***
Hadits Ke-7: Mantra, Jimat, dan Pelet Adalah Syirik
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ
يَقُولُ: «إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ» رَوَاهُ أَبُو
دَاوُدَ.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu
‘Anhu, dia berkata, “Saya mendengar Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya ruqo (mantera-mantera), tama’im
(jimat-jimat), dan tiwalah (pelet) adalah syirik.’”
(HR. Abu Dawud no. 3883)
***
Hadits Ke-8: Peringatan terhadap Menyerupai
Orang Kafir
عَنْ
أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ لَمَّا خَرَجَ
إِلَى حُنَيْنٍ مَرَّ بِشَجَرَةٍ لِلْمُشْرِكِينَ يُقَالُ لَهَا: ذَاتُ أَنْوَاطٍ،
يُعَلِّقُونَ عَلَيْهَا أَسْلِحَتَهُمْ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، اجْعَلْ لَنَا
ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «سُبْحَانَ
اللهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى: ﴿ اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ
﴾ [الْأَعْرَافِ: ۱۳۸]، وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ». رَوَاهُ
التِّرْمِذِيُّ.
Dari Abu Waqid Al-Laitsi Rodhiyallahu
‘Anhu, bahwasanya Rosululloh ﷺ
ketika berangkat menuju Hunain, beliau melewati sebatang pohon milik
orang-orang musyrik yang disebut Dzatu Anwath, di mana mereka biasa
menggantungkan senjata-senjata mereka pada pohon itu.
Maka para Shohabat berkata, “Wahai
Rosululloh, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana mereka memiliki
Dzatu Anwath.”
Lalu Nabi ﷺ bersabda, “Subhanalloh! Ini sama seperti
perkataan kaum Musa (yaitu), ‘Buatkanlah untuk kami ilahan (sesembahan)
sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan.’ Demi Dzat Yang jiwaku
berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum
kalian.” (QS. Al-A’rof: 138)
(HR. At-Tirmidzi no. 2180)
***
Hadits Ke-9: Orang yang Terlaknat
عَنْ
عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ رَسُولَ اللهِ ﷺ: «لَعَنَ
اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَهُ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، وَلَعَنَ
اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الْأَرْضِ» رَوَاهُ
مُسْلِمٌ.
Dari ‘Ali bin Abi Tholib Rodhiyallahu
‘Anhu, Rosululloh ﷺ
bersabda, “Alloh melaknat siapa yang melaknat kedua orang tuanya, Alloh
melaknat siapa yang menyembelih (hewan) untuk selain Alloh, Alloh melaknat
siapa yang melindungi muhdits (orang yang berbuat bid’ah), dan Alloh
melaknat siapa yang mengubah batas-batas tanah.”
(HR. Muslim no. 43)
***
Hadits Ke-10: Niat Nadzar yang Syar’i
عَنْ
ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: نَذَرَ رَجُلٌ عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللهِ ﷺ أَنْ يَنْحَرَ إِبلاً بِبُوَانَةَ، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ:
إِنِّي نَذَرْتُ أَنْ أَنْحَرَ إِبلاً بِبُوَانَةَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «هَلْ
كَانَ فِيهَا وَثَنٌ مِنْ أَوْثَانِ الْجَاهِلِيَّةِ يُعْبَدُ؟» قَالُوا: لاَ،
قَالَ: «هَلْ كَانَ فِيهَا عِيدٌ مِنْ أَعْيَادِهِمْ؟» قَالُوا: لاَ، قَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَوْفِ بِنَذْرِكَ، فَإِنَّهُ لاَ وَفَاءَ لِنَذْرٍ فِي مَعْصِيَةِ
اللهِ، وَلاَ فِيمَا لاَ يَمْلِكُ ابْنُ آدَمَ». رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.
Dari Tsabit bin Adh-Dhohhak Rodhiyallahu
‘Anhu, dia berkata, “Ada seorang laki-laki bernadzar pada masa Rosululloh ﷺ untuk menyembelih unta di Buwanah.”
Laki-laki itu mendatangi Nabi ﷺ dan berkata, “Saya bernadzar untuk
menyembelih unta di Buwanah.”
Rosululloh ﷺ bertanya, “Apakah di sana ada berhala dari
berhala-berhala Jahiliyah yang disembah?”
Para Shohabat menjawab, “Tidak.”
Nabi ﷺ bertanya lagi, “Apakah di sana ada perayaan dari
perayaan-perayaan mereka?”
Para Shohabat menjawab, “Tidak.”
Rosululloh ﷺ bersabda, “Penuhilah nadzarmu itu. Karena
tidak ada wafa (pemenuhan) nadzar dalam maksiat kepada Alloh, dan tidak
pula pada sesuatu yang tidak dimiliki oleh anak Adam.”
(HR. Abu Dawud no. 3313)
***
Hadits
Ke-11: Do’a Adalah Ibadah
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
ﷺ قَالَ: «الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ» وَقَالَ: ﴿ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي
أَسْتَجِبْ لَكُمْ ﴾.
Dari An-Nu’man bin Basyir Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Do’a adalah ibadah.” Dan Alloh berfirman
(yang artinya), “Dan Robb-mu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku
kabulkan untukmu.’”
(HR. Abu Dawud no. 1264 dan At-Tirmidzi no. 2969)
***
Hadits Ke-12:
Larangan Memuji Berlebihan Seperti Nashoro
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ
ﷺ يَقُولُ: «لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا
أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللهِ، وَرَسُولُهُ». رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Saya mendengar Nabi ﷺ bersabda, ‘Janganlah kalian memujiku secara berlebihan
sebagaimana orang-orang Nashoro memuji Ibnu Maryam (‘Isa). Sesungguhnya saya
hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah: Hamba Alloh dan Rosul-Nya’.”
(HR. Al-Bukhori no. 3445)
***
Hadits Ke-13:
Orang Paling Buruk pada Hari Kiamat
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ
وَأُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتَا كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِالْحَبَشَةِ فِيهَا تَصَاوِيرُ
لِرَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ أُولَئِكَ، إِذَا كَانَ فِيهِمُ
الرَّجُلُ الصَّالِحُ، فَمَاتَ، بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ
تِلْكَ الصُّوَرَ، أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ».
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah
menyebutkan sebuah gereja yang mereka lihat di Habasyah (Ethiopia) yang di
dalamnya terdapat patung-patung. Kemudian Rosululloh ﷺ bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika di antara mereka ada
seorang laki-laki sholih yang meninggal, mereka akan membangun Masjid di atas
kuburannya dan membuat patung-patung di dalamnya. Mereka adalah makhluk yang
paling buruk di sisi Alloh pada hari Kiamat.”
(HR. Al-Bukhori no. 3873 dan Muslim no. 16)
***
Hadits Ke-14:
Orang yang Paling Berbahagia dengan Syafa’at
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ:
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ، أَوْ نَفْسِهِ».
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Ditanyakan:
Wahai Rosululloh, siapa orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada
hari Kiamat?” Rosululloh ﷺ
bersabda, “Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat
adalah siapa yang berkata: Tidak ada yang berhak disembah selain Alloh, dengan
tulus dari hatinya, atau jiwanya.”
(HR. Al-Bukhori no. 99)
***
Hadits Ke-15:
Larangan Berfirasat Buruk
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
ﷺ قَالَ: «لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ» قَالُوا: وَمَا
الْفَأْلُ؟ قَالَ: «كَلِمَةٌ طَيِّبَةٌ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Tidak ada ‘adwa (penularan penyakit
dengan sendirinya tanpa takdir Alloh) dan tidak ada thiyoroh (firasat
buruk), dan saya suka al-fa’lu.” Para Shohabat bertanya, “Apa itu al-fa’luvv    ?” Beliau bersabda, “Yaitu kata-kata yang
baik.”
(HR. Al-Bukhori no. 5776 dan Muslim no. 2224)
***
Hadits Ke-16:
Larangan Mendatangi Dukun
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ، أَوْ تَكَهَّنَ
أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ، أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ، وَمَنْ عَقَدَ عُقْدَةً - أَوْ
قَالَ: عُقِدَ عُقْدَةٌ وَمَنْ أَتَى كَاهِنًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ
كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ». رَوَاهُ الْبَزَّارُ.
Dari ‘Imron bin Hushoin Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh
ﷺ bersabda, ‘Bukan termasuk dari
kami siapa yang berfirasat buruk atau diminta untuknya berfirasat buruk, atau
berdukun atau diminta untuknya berdukun, atau menyihir atau disihir untuknya,
dan siapa yang mengikat simpul (sihir), dan siapa yang mendatangi kahin
(dukun, uskun, paranormal, ahli supranatural, orang pintar), lalu membenarkan
apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang
diturunkan kepada Muhammad.”
(HR. Al-Bazzar no. 3578)
***
Hadits Ke-17:
Beriman dan Kafir Karena Hujan
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
أَنَّهُ قَالَ: صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ صَلَاةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَةِ
عَلَى إِثْرِ سَمَاءِ كَانَتْ مِنَ اللَّيْلَةِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ النَّبِيُّ ﷺ أَقْبَلَ
عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: «هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟» قَالُوا:
اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ،
فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي
كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ
بِي مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Zaid bin Kholid Al-Juhani Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh
ﷺ mengimami kami Sholat Shubuh di
Hudaibiyah setelah semalam turun hujan. Ketika Nabi ﷺ selesai, beliau menghadap kepada orang-orang dan bertanya, ‘Tahukah
kalian apa yang difirmankan Robb kalian?’”
Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.”
Beliau bersabda, “Di waktu pagi di antara hamba-Ku ada yang beriman
kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun siapa yang berkata, ‘Kita diberi hujan
dengan karunia Alloh dan rohmat-Nya,’ maka dia itu beriman kepada-Ku dan kafir
kepada bintang. Adapun siapa yang berkata, ‘Hujan ini turun karena nau’
(bintang) ini dan itu,’ maka dia itu kafir kepada-Ku dan beriman kepada
bintang.”
(HR. Al-Bukhori no. 1038 dan Muslim no. 125)
***
Hadits Ke-18:
Syirik Menghapus Amal
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ: «قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ،
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ». رَوَاهُ
مُسْلِمٌ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Alloh Tabaroka wa Ta’ala (Maha Suci dan Maha
Tinggi) berfirman: ‘Saya adalah pihak yang paling tidak membutuhkan sekutu dari
perbuatan syirik. Siapa yang melakukan suatu amalan dan dia menyekutukan
selain-Ku di dalamnya, maka Aku tinggalkan dia dan perbuatan syiriknya’.”
(HR. Muslim no. 2985)
***
Hadits Ke-19:
Bersumpah dengan Makhluk
قَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: «لَا يُحْلَفُ
بِغَيْرِ اللهِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ
اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.
Ibnu ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, “Janganlah bersumpah dengan
selain Alloh. Karena saya mendengar Rosululloh ﷺ
bersabda, ‘Siapa yang bersumpah dengan selain Alloh, maka sungguh dia telah
kufur atau syirik’.”
(HR. At-Tirmidzi no. 1535)
***
Hadits Ke-20:
Larangan “dan”
عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ:
«لَا تَقُولُوا مَا شَاءَ اللهُ وَشَاءَ فُلَانٌ، وَلَكِنْ قُولُوا مَا شَاءَ اللهُ،
ثُمَّ شَاءَ فُلَانٌ». رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.
Dari Hudzaifah Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Janganlah kalian mengatakan: ‘Apa yang Alloh
kehendaki dan apa yang Fulan kehendaki,’ tetapi katakanlah: ‘Apa yang
Alloh kehendaki, kemudian apa yang Fulan kehendaki’.” (HR. Abu Dawud
no. 4980)
***
Hadits Ke-21:
Larangan Mencela Waktu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ
ﷺ قَالَ: «قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ
وَأَنَا الدَّهْرُ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh ﷺ bersabda, “Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Anak Adam
menyakiti-Ku, dia mencela waktu, padahal Aku adalah waktu, Akulah yang
membolak-balikkan malam dan siang’.” (HR. Al-Bukhori no. 6181 dan Muslim no.
2246)
***
Hadits Ke-22:
Nama yang Paling Buruk di Sisi Alloh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ: «أَخْنَعُ الْأَسْمَاءِ عِنْدَ اللهِ رَجُلٌ تَسَمَّى بِمَلِكِ الْأَمْلَاكِ،
لَا مَالِكَ إِلاَّ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Nama yang paling hina di sisi Alloh adalah laki-laki
yang menamai dirinya dengan Malikul Amlak (raja dari segala raja). Tidak ada
Raja selain Alloh ‘Azza wa Jalla’.”
(HR. Al-Bukhori no. 6206 dan Muslim no. 2143)
***
Hadits Ke-23:
Memantapkan Permintaan dalam Do’a
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ
ﷺ قَالَ: «لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ
ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ، فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ».
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh ﷺ bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian
berkata: ‘Ya Alloh, ampunilah aku jika Engkau mau,’ ‘Ya Alloh, rohmatilah aku
jika Engkau mau.’ Tetapi, hendaklah ia memantapkan permintaannya, karena
sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya.”
(HR. Al-Bukhori no. 6339 dan Muslim no. 2679)
***
Hadits Ke-24:
Larangan Mengucapkan ‘Seandainya’
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ: «احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ
أَصَابَكَ شَيْءٌ، فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ
قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ».
رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Bersemangatlah atas apa yang bermanfaat bagimu,
mintalah pertolongan kepada Alloh, dan janganlah lemah. Jika sesuatu menimpamu,
janganlah engkau berkata, ‘Seandainya saya melakukan ini, niscaya akan begini
dan begitu.’ Tetapi katakanlah, ‘Ini adalah takdir Alloh, apa yang Dia
kehendaki, Dia lakukan.’ Karena sesungguhnya kata ‘seandainya’ membuka
perbuatan setan.”
(HR. Muslim no. 2664)
***
Hadits Ke-25:
Adab Ketika Angin Kencang
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مَا تَكْرَهُونَ
فَقُولُوا: اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيحِ وَخَيْرِ مَا
فِيهَا وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيحِ وَشَرِّ
مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.
Dari Ubay bin Ka’b Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Janganlah kalian mencela angin. Jika kalian melihat
apa yang kalian benci, maka katakanlah: ‘Ya Alloh, sesungguhnya kami memohon
kepada-Mu kebaikan dari angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan
yang diperintahkan dengannya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan
angin ini, keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang diperintahkan
dengannya’.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2252)
***
Hadits Ke-26:
Keutamaan Tawakal
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا».
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.
Dari ‘Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh
ﷺ bersabda, ‘Jika kalian
bertawakal kepada Alloh dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya kalian
akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia berangkat di pagi hari
dalam keadaan perut kosong, dan kembali di sore hari dalam keadaan perut
kenyang’.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2344)
***
Hadits Ke-27:
Keutamaan Mencintai karena Alloh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ ﷺ: «إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ:
إِنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي
جِبْرِيلُ فِي السَّمَاءِ: إِنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ
أَهْلُ السَّمَاءِ، وَيُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي أَهْلِ الْأَرْضِ». مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya Alloh Tabaroka wa Ta’ala apabila
mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril: Sesungguhnya Alloh telah
mencintai Fulan, maka cintailah dia. Lalu Jibril pun mencintainya. Kemudian
Jibril berseru di langit: Sesungguhnya Alloh telah mencintai Fulan, maka
cintailah dia. Lalu penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditetapkanlah
penerimaan (kecintaan) baginya di kalangan penduduk bumi’.”
(HR. Al-Bukhori no. 7485 dan Muslim no. 2637)
***
Hadits Ke-28:
Dua Ketakutan dan Dua Keamanan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
ﷺ يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ جَلَّ وَعَلَا، قَالَ: «وَعِزَّتِي لاَ أَجْمَعُ عَلَى عَبْدِي
خَوْفَيْنِ وَأَمْنَيْنِ، إِذَا خَافَنِي فِي الدُّنْيَا أَمَّنْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
وَإِذَا أَمِنَنِي فِي الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ». رَوَاهُ ابْنُ
حِبَّانَ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ, beliau meriwayatkan dari Robb-nya Jalla wa ‘Ala (Maha
Mulia dan Maha Tinggi), Dia berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, Aku tidak akan
mengumpulkan dua ketakutan dan dua keamanan pada hamba-Ku. Jika dia takut
kepada-Ku di dunia, Aku akan memberinya keamanan pada hari Kiamat. Dan jika dia
merasa aman dari-Ku di dunia, Aku akan membuatnya takut pada hari Kiamat.”
(HR. Ibnu Hibban no. 640)
***
Hadits Ke-29:
Alloh Sesuai Persangkaan Hamba-Nya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ
ﷺ: «يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Nabi ﷺ bersabda, ‘Alloh Ta’ala berfirman: Aku sesuai
persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’.”
(HR. Al-Bukhori no. 7405 dan Muslim no. 2675)
***
Hadits Ke-30:
Keutamaan Mencintai Surat Al-Ikhlas
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَ
رَجُلًا عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي صَلَاتِهِمْ فَيَخْتِمُ
بِـ ﴿ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴾، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ
ﷺ، فَقَالَ: «سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟»، فَسَأَلُوهُ، فَقَالَ:
لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ
ﷺ: «أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, bahwasanya Nabi ﷺ mengutus seorang laki-laki sebagai pemimpin suatu sariyyah (pasukan
perang), dan dia selalu membaca untuk Shohabat-Shohabatnya dalam Sholat mereka,
lalu diakhiri dengan surat Al-Ikhlas. Ketika mereka kembali, mereka menyebutkan
hal itu kepada Nabi ﷺ, lalu
beliau bersabda, “Tanyakanlah kepadanya, mengapa dia melakukan itu?”
Mereka pun bertanya kepadanya, lalu dia menjawab, “Karena surat itu adalah
Sifat Ar-Rohman, dan saya suka membacanya.”
Maka Nabi ﷺ
bersabda, “Beritahu dia bahwa Alloh mencintainya.”
(HR. Al-Bukhori no. 7357 dan Muslim no. 813)
***
Hadits Ke-31:
Rohmat Alloh Mendahului Murka-Nya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ
ﷺ، قَالَ: «لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ، فَهُوَ عِنْدَهُ
فَوْقَ الْعَرْشِ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, “Ketika Alloh menciptakan makhluk, Dia menulis dalam
kitab-Nya, yang kitab itu ada di sisi-Nya, di atas ‘Arsy, ‘Sesungguhnya rohmat-Ku
mengalahkan murka-Ku’.”
(HR. Al-Bukhori no. 7554 dan Muslim no. 2751)
***
Hadits Ke-32:
Pahala Membaca Al-Qur’an
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ،
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ: ﴿ الٓمٓ ﴾ حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ
حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh
ﷺ bersabda, ‘Siapa yang membaca
satu huruf dari Kitab Alloh, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan
dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Saya tidak mengatakan: Alif Lam Mim
adalah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf’.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2910)
***
Hadits Ke-33:
Mencintai Nabi ﷺ
Lebih dari Segalanya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ
ﷺ قَالَ: «فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh ﷺ bersabda, “Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah
salah seorang di antara kalian beriman sempurna hingga saya lebih dia cintai
daripada orang tuanya dan anaknya.”
(HR. Al-Bukhori no. 14 dan Muslim no. 44)
***
Hadits Ke-34:
Merasakan Manisnya Iman
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
ﷺ قَالَ: «ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ
اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ
يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ
أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya,
niscaya ia akan mendapatkan manisnya Iman: Alloh dan Rosul-Nya lebih ia cintai
daripada selain keduanya; mencintai seseorang semata-mata karena Alloh; dan ia
benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam Naar.”
(HR. Al-Bukhori no. 16 dan Muslim no. 43)
***
Hadits Ke-35:
Hadits Jibril tentang Islam, Iman, dan Ihsan
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: بَيْنَمَا
نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ
بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ،
وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ
إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ، وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ
أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «الْإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ،
وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ
إِلَيْهِ سَبِيلاً». قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ، وَيُصَدِّقُهُ.
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ، قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ،
وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ».
قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ . قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ
اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ». قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ: «مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ
السَّائِلِ». قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا، قَالَ: «أَنْ تَلِدَ
الْأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ
يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ». قَالَ: ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا،
ثُمَّ قَالَ لِي: «يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ».
Dari ‘Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Ketika
kami duduk di sisi Rosululloh ﷺ
suatu hari, tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang sangat
putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat padanya bekas
perjalanan, dan tidak ada seorang pun dari kami yang mengenalnya. Sampai ia
duduk di sisi Nabi ﷺ, lalu
ia menyandarkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua telapak
tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad,
beritahu saya tentang Islam.’
Rosululloh ﷺ
bersabda, ‘Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (sesembahan)
selain Alloh dan bahwa Muhammad adalah Rosul Alloh, engkau mendirikan Sholat,
menunaikan Zakat, berpuasa Romadhon, dan berhaji ke Baitulloh jika engkau mampu
menempuh jalannya.’ Ia berkata, ‘Engkau benar.’ Kami pun heran kepadanya, ia
bertanya kepada Nabi dan membenarkannya.
Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang Iman.’ Nabi bersabda, ‘Iman
adalah engkau beriman kepada Alloh, para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para
Rosul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman kepada qodho’ (takdir) yang baik
maupun yang buruk.’ Ia berkata, ‘Engkau benar.’
Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang Ihsan.’ Nabi bersabda, ‘Ihsan
adalah engkau menyembah Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.’
Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang Kiamat.’ Nabi bersabda, ‘Orang
yang ditanya tentangnya tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya.’
Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang tanda-tandanya.’ Nabi bersabda,
‘Yaitu budak perempuan melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang yang
tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, para penggembala kambing,
berlomba-lomba meninggikan bangunan’.”
‘Umar berkata, “Kemudian laki-laki itu pergi. Saya pun berdiam diri
sejenak, lalu Nabi ﷺ
bertanya kepadaku, ‘Wahai ‘Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?’”
Saya menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.” Nabi ﷺ bersabda, “Dia adalah Jibril, ia datang kepada kalian untuk
mengajarkan agama kalian.”
(HR. Muslim no. 8)
***
Hadits Ke-36:
Keimanan di Alam Kubur
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
ﷺ، قَالَ: «﴿ يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ ﴾ [إِبْرَاهِيمَ:
۲۷]» قَالَ: «نَزَلَتْ فِي عَذَابِ الْقَبْرِ، فَيُقَالُ لَهُ:
مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللهُ، وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ ﷺ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ
عَزَّ وَجَلَّ: ﴿ يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ﴾ [إِبْرَاهِيمَ: ۲۷]».
Dari Al-Baro’ bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘Anhu,
dari Nabi ﷺ, beliau
bersabda, “Firman Alloh, ‘Alloh meneguhkan orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh’ (QS. Ibrohim: 27).” Nabi bersabda, “Ayat itu turun tentang
adzab kubur. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Siapa Robb-mu?’ Dia pun menjawab, ‘Robb-ku
adalah Alloh, dan Nabi-ku adalah Muhammad.’ Itulah firman-Nya ‘Azza wa Jalla,
‘Alloh meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di
kehidupan dunia dan di Akhirat’.”
(HR. Al-Bukhori no. 1369 dan Muslim no. 2871)
***
Hadits Ke-37:
Larangan Mencela Shohabat
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ
مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلاَ نَصِيفَهُ». مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ.
Dari Abu Sa’id Al-Khudhri Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Nabi ﷺ bersabda, ‘Janganlah kalian mencela para Shohabatku. Seandainya
salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka
tidak akan mencapai satu mud (takaran cakupan 2 telapak tangan) salah
seorang dari mereka, bahkan tidak pula setengahnya’.”
(HR. Al-Bukhori no. 3673 dan Muslim no. 2541)
***
Hadits Ke-38:
Kewajiban Taat Kepada Pemimpin Muslim
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
دَعَانَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فَبَايَعْنَاهُ، فَكَانَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا: أَنْ بَايَعَنَا
عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا، وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا،
وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا، وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ، قَالَ: «إِلاَّ
أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيهِ بُرْهَانٌ». مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ.
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shomit Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh
ﷺ mengajak kami, lalu kami membai’at
beliau. Di antara yang beliau ambil atas kami adalah, beliau membai’at kami untuk
mendengar dan taat, baik dalam keadaan giat maupun tidak suka, dalam keadaan
sulit maupun mudah, dan dalam keadaan kami tidak diutamakan, serta kami tidak
mencabut urusan (kepemimpinan) dari ahlinya.” Beliau bersabda, “Kecuali jika
kalian melihat kekufuran yang jelas (terang-terangan), yang padanya kalian
memiliki bukti dari Alloh.”
(HR. Al-Bukhori no. 7506 dan Muslim no. 1704)
***
Hadits Ke-39:
Wasiat Nabi ﷺ
untuk Berpegang Teguh pada Sunnah
عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ:
وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ يَوْمًا بَعْدَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً
ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ رَجُلٌ: إِنَّ
هَذِهِ مَوْعِظَةٌ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ:
«أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ،
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشُ مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ
الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلاَلَةٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَعَلَيْهِ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ».
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.
Dari Al-’Irbadh bin Sariyah Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Suatu
hari setelah Sholat Shubuh, Rosululloh ﷺ
memberikan nasihat yang sangat menyentuh, yang membuat air mata berlinang dan
hati bergetar. Lalu seorang laki-laki berkata, ‘Sesungguhnya ini adalah nasihat
dari orang yang akan berpisah, maka apakah yang engkau wasiatkan kepada kami
wahai Rosululloh?’”
Beliau bersabda, “Saya wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Alloh,
serta mendengar dan taat (kepada pemimpin), meskipun yang memimpin adalah
seorang budak Habasyah (Ethiopia). Karena siapa di antara kalian yang hidup
setelahku, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Hati-hati kalian dari
perkara-perkara baru, karena itu adalah kesesatan. Siapa yang mendapati hal
itu, maka hendaklah ia berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur
Rosyidin (Khalifah yang diberi petunjuk) yang mendapat petunjuk, gigitlah
sunnah itu dengan gigi geraham.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2676)
***
Daftar
Pustaka
Al-Arba’un Al-Buldaniyyah karya Ibnu ‘Asakir (wafat 571 H), penerbit
Maktabatul Qur’an - Kairo.
An-Nukat ‘ala Kitabi Ibni Ash-Sholah karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqolani
(wafat 852 H), penerbit ‘Imadatul Bahstsi Al-’Ilmi bil Jami’ah Al-Islamiyyah.
Shohih Al-Bukhori, penerbit Dar Thuq An-Najah.
Shohih Muslim, penerbit Dar Ihya’ At-Turots Al-’Arobi.
Sunan At-Tirmidzi, cetakan Ahmad Syakir.
Sunan Abu Dawud, penerbit Al-Maktabah Al-’Ashriyyah.
Musnad Al-Imam Ahmad, penerbit Mu’assasah Ar-Risalah.
Shohih Ibnu Hibban dengan susunan Ibnu Balban, penerbit Mu’assasah
Ar-Risalah.
At-Targhib wat Tarhib karya Al-Mundziri (wafat 656 H), penerbit Darul
Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut.
***
 

![[PDF] Tarjamah Safinatun Najah - Edisi 5 | Pustaka Syabab](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9nssgHkHraLghOorcQNJ0T7NwrkjUdr7Btnz2KcfYTk5yfUXAenIpsI-LKHhIeZm6cRRHNV5YSpzxpycDMAMl32mXwTM470cl4lUeuTGShZQznwBajti4jdlxkZoY9Yz0CO9x_lqZWfsF_kQMYQynJLq5Z_UiaPnCM20yaVRHMmCqV3W2VMQUQGX_xqx3/s320/Cover%20Tarjamah%20Safinatun%20Najah.jpg) 
![[PDF] Tarjamah Hadits Arba’in Nawawi - Edisi 2 | Pustaka Syabab](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghxhxWRKrQhT-tL-F46OVfsVTD0rG3y10N4mUdSHNmQ3lLNl0ojf5YmCGzmnLNcXqLIvjp9f_Vv5iR2qj0O-s9v95mPAS1aGAoMGTNmPuA-1JiNIE8pozEuKWJ-UYcKlitEJqpw558wwhb93wmqGOrZc800VVfhcJqAo05SUaM4lsgKTP-uh3pErSjjqyR/s320/Terjemah%20Arbain%20Nawawi%20-%20PUSTAKA%20SYABAB.jpg) 
![[PDF] Tarjamah Muqoddimah Ibnu Abi Zaid Al-Qoirowani (386 H) - Edisi 3](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA54164_gu6flNCtWYgNxIJgpEKM_rZtXF1fUZCHqaqZ1H_Y6xy2zt57BIvN-wJ9CrpmALC94JevPcSTiML7bztt08Hhk8xaa8Nw5hevyi7hixpREy-HQLS1c2g3I-rGDJgNns8U3lqMK1hiLa5Urd1iB_a7V3f2LOxeUQQHuAYelY3idBTFAtmYmeIDwO/s320/Tarjamah%20Muqoddimah%20Ibnu%20Abi%20Zaid%20Al-Qoirowani%20(386%20H)%20-%20Edisi%203.jpg) 
![[PDF] Tarjamah Ushulus Sunnah - Pokok Aqidah Salaf - Edisi 3 - Abu Bakr Al-Humaidi (219 H)](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr3LoetuDzMBAf6HjD5xrRce4fss6SNrzVQLPqktxgWfiMvo3XW7SEIp0YCKGLS1vSCiG6yix9-7LdcIghr-NKwWqNpOl8UIkyxTmKSfjbg7KeW8NSRNc11W91i4jBTF-UgznoEe4BUD1XUFCnWPRXHyCu-kACIm5T-oUvAdaFjAdGZH62Mk9e5D7I5eBl/s320/Tarjamah%20Ushulus%20Sunnah%20-%20Pokok%20Aqidah%20Salaf%20-%20Edisi%203%20-%20Abu%20Bakr%20Al-Humaidi%20(219%20H).jpg) 
![[PDF] Tarjamah Manzhumah Al-Baiquniyyah - Edisi 3 | Umar Al-Baiquni (1080 H)](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiItyq6n3DyZCk-c-C42nMNxoLZ7AM_N5pLO7VIEHu3MWrFBa72xwuBlU6jY-ECQsjNzFc_CChyslY7tRN9epzjl4LsOfPCGYa9PVLHLzvLfVYou4HVaWLeZ-427rSpTX3ohaAvqGAb_lnqRGcAPx5DIrx9uMdfJz-X8IiiweFwxNmFgfOouaCxfhqTS8Wr/s320/Tarjamah%20Manzhumah%20Al-Baiquniyyah%20-%20Umar%20Al-Baiquni%20(1080%20H).jpg) 
![[PDF] Tarjamah Lum'atul I'tiqod - Secercah Cahaya Aqidah Hanabilah - Edisi 3 - Ibnu Qudamah Al-Maqdisi (620 H)](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrs7JP46HLkJ8eSRvy6kWu6t7lkaUwLjD3sc5nJYB4bjzBtz-hge6CCm3gYTjDPU8DgNxTswbiPa8zDqjY6FUw03pM6Gpmnt5hW_J8worZ1pSci3-LMOhQSiCL_djCVy8YRJdEM2kVWBL4H-VtcOj78Z1OKxxAjsQLKVmo6k4hakLHnja7-mJq_jm3vC_R/s320/Tarjamah%20Lum'atul%20I'tiqod%20-%20Edisi%203%20-%20Ibnu%20Qudamah%20Al-Maqdisi%20(620%20H).jpg) 
![[PDF] Tarjamah Nawaqidhul Islam - Pembatal Islam - Edisi 3 - Muhammad bin Abdul Wahhab (1206 H)](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkCt0ffNFiNQzecFVgXnCmr3PqWumnN9hZ3Nsx3-PH7WAhOlWelKts41v8mtDz5REOheDEwov9enhgT4lfn5nHLgyjkv__-FqulDUMEu_BqJSRaBCERtVEJGbn1kkmURcNPPRhW1RvgAAbYp-ozJbKvZh1ENyyiXbKUbIUoe-6ghaJ_uuLrGoXwZspfV_9/s320/Tarjamah%20Nawaqidhul%20Islam%20-%20Pembatal%20Islam%20-%20Edisi%203%20-%20Muhammad%20bin%20Abdul%20Wahhab%20(1206%20H).jpg) 
![[PDF] Tarjamah Usul Tsalatsah - Tiga Dasar yang Wajib Diketahui Setiap Muslim - Edisi 3 | Muhammad bin Abdul Wahhab (1206 H)](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM2Tz5tkLwX7UhQN92RojLkZs2Cw0YfkBgMW3fHaC5oZVCWQ8xFsLDcYtC70WW0xBZCLXi4BRW9VCo_JVbsAqRBj5ePwyr603eKQEWXfp25oLn10sn05mJJWWt8q6A9YFS7HlldLLH6O2KrxOheKdSBcLmCXELyGHQZ0dLsuQS8M58ZGtyMnkheey5j1yq/s320/Tarjamah%20Usul%20Tsalatsah%20-%20Tiga%20Dasar%20yang%20Wajib%20Diketahui%20Setiap%20Muslim%20-%20Edisi%203.jpg) 
![[PDF] Tarjamah Aqidah Ath-Thohawiyyah - Edisi 3 - Abu Ja'far Ath-Thohawi (321 H) | Pustaka Syabab](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh67y8GKM47tZIpeHUcJfgHMg9nmhGKwSUmTO3ZKt2LbtzrAYizTlZPLxypvwXsbqkCM1cdwhHcLyqDWKtmma1BCzwnf51WSgFnelz3Xts_pC0p_C4w7Kr4gJJvwf-4vXGfEtWxoPBwRPBZNy2T9wFYaVhPYkHXC-rJtAnBdS8RLeR7PCzW69uSfbBlbfN0/s320/Tarjamah%20Aqidah%20Ath-Thohawiyyah%20-%20Abu%20Ja'far%20Ath-Thohawi%20(321%20H)%20-%20Pustaka%20Syabab.jpg) 
