[PDF] 40 Hadits Tentang Hak Robbul Alamin | Syaikh Anis bin Nashir Al-Mush’abi

Unduh PDF


Hadits Ke-1: Hak Alloh Atas Hamba-Nya

عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ ﷺ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ، فَقَالَ: «يَا مُعَاذُ، هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟»، قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا» فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلاَ أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ؟ قَالَ: «لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Mu’adz Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Saya pernah dibonceng Nabi di atas seekor keledai yang bernama ‘Ufair.”

Kemudian Nabi bertanya, “Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Alloh atas hamba-hamba-Nya, dan apa hak hamba atas Alloh?”

Saya menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.”

Nabi bersabda, “Hak Alloh atas hamba-Nya adalah supaya mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Hak hamba atas Alloh adalah tidak mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.”

Lalu saya berkata, “Wahai Rosululloh, bolehkah saya memberitakan ini kepada orang-orang?”

Nabi bersabda, “Jangan kau beritakan kepada mereka, nanti mereka akan bersandar (bermalas-malasan).”

(HR. Al-Bukhori no. 2865 dan Muslim no. 40)

***

Hadits Ke-2: Kunci Jannah

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari ‘Ubadah bin Ash-Shomit Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda, “Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Alloh, Dia Yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya, dan bahwa ‘Isa adalah hamba Alloh dan Rosul-Nya, kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan Jannah itu benar adanya, dan Naar itu benar adanya, maka Alloh akan memasukkannya ke dalam Jannah, apa dan berapa pun amalannya.”

(HR. Al-Bukhori no. 3435 dan Muslim no. 46)

***

Hadits Ke-3: Dawah kepada Tauhid

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، لَمَّا بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ إِلَى نَحْوِ أَهْلِ الْيَمَنِ قَالَ لَهُ: «إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ تَعَالَى، فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، فَإِذَا صَلَّوْا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِي أَمْوَالِهِمْ، تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ، فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ، وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, ketika Nabi mengutus Mu’adz bin Jabal ke penduduk Yaman, beliau bersabda kepadanya, “Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahlul Kitab (Yahudi atau Nashoro), maka jadikanlah hal pertama yang kamu serukan kepada mereka adalah supaya mereka mengesakan Alloh Ta’ala. Jika mereka sudah mengetahui hal itu, maka beritahu mereka bahwa Alloh telah mewajibkan atas mereka lima Sholat dalam sehari semalam. Jika mereka sudah Sholat, beritahu mereka bahwa Alloh telah mewajibkan Zakat atas harta mereka, yang diambil dari orang kaya mereka dan dikembalikan kepada orang fakir mereka. Jika mereka sudah menyetujui itu, maka ambillah Zakat dari mereka, dan hindarilah mengambil harta terbaik milik manusia (sebagai Zakat).”

(HR. Al-Bukhori no. 7372 dan Muslim no. 29)

***

Hadits Ke-4: Keutamaan Tauhid

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Jabir bin ‘Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Saya mendengar Rosululloh bersabda, ‘Siapa yang bertemu dengan Alloh dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, niscaya dia akan masuk Jannah. Dan siapa yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya, niscaya dia akan masuk Naar.’

(HR. Al-Bukhori no. 7372 dan Muslim no. 93)

***

Hadits Ke-5: Orang yang Masuk Jannah Tanpa Hisab

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ ﷺ يَوْمًا فَقَالَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَجَعَلَ يَمُرُّ النَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلُ، وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلاَنِ، وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّهْطُ، وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ، وَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ، فَرَجَوْتُ أَنْ تَكُونَ أُمَّتِي، فَقِيلَ: هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ، ثُمَّ قِيلَ لِي: انْظُرْ، فَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ، فَقِيلَ لِي: انْظُرْ هَكَذَا وَهَكَذَا، فَرَأَيْتُ سَوَادًا كَثِيرًا سَدَّ الْأُفُقَ، فَقِيلَ: هَؤُلاَءِ أُمَّتُكَ، وَمَعَ هَؤُلاَءِ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ»، فَتَفَرَّقَ النَّاسُ وَلَمْ يُبَيِّنْ لَهُمْ، فَتَذَاكَرَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ ﷺ فَقَالُوا: أَمَّا نَحْنُ فَوُلِدْنَا فِي الشِّرْكِ، وَلَكِنَّا آمَنَّا بِاللهِ وَرَسُولِهِ، وَلَكِنْ هَؤُلاَءِ هُمْ أَبْنَاؤُنَا، فَبَلَغَ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: «هُمُ الَّذِينَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ، وَلاَ يَسْتَرْقُونَ، وَلاَ يَكْتَوُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ»، فَقَامَ عُكَاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ: أَمِنْهُمْ أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، فَقَامَ آخَرُ فَقَالَ: أَمِنْهُمْ أَنَا؟ فَقَالَ: «سَبَقَكَ بِهَا عُكَاشَةُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata, “Suatu hari Nabi keluar menemui kami dan bersabda, ‘Telah ditampakkan kepadaku umat-umat. Aku melihat seorang Nabi bersama seorang (pengikut), seorang Nabi bersama dua orang (pengikut), seorang Nabi bersama sekelompok orang, dan seorang Nabi yang tidak ada seorang pun bersamanya. Kemudian aku melihat kelompok orang yang sangat banyak, mereka memenuhi ufuk. Aku berharap itu adalah umatku. Lalu dikatakan, ‘Ini adalah Musa dan kaumnya.’ Kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah!’ Aku pun melihat kelompok orang yang sangat banyak memenuhi ufuk. Lalu dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke sana dan ke sini!’ Maka aku melihat kelompok orang yang sangat banyak memenuhi ufuk. Kemudian dikatakan, ‘Mereka inilah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang akan masuk Jannah tanpa hisab (perhitungan amal).’

Kemudian orang-orang pun bubar dan Nabi tidak menjelaskan kepada mereka. Para Shohabat Nabi pun saling berdiskusi. Mereka berkata, “Adapun kita, kita dilahirkan dalam syirik (menyekutukan Alloh), tetapi kita beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya. Akan tetapi, mereka ini adalah anak-anak kita.”

Maka berita ini sampai kepada Nabi , lalu beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan tathoyyur (merasa sial dengan sesuatu), tidak minta ruqyah (untuk diobati), tidak berobat dengan kay (besi panas), dan hanya kepada Robb mereka bertawakal.”

Lalu ‘Ukasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, “Wahai Rosululloh, apakah saya termasuk dari mereka?”

Nabi bersabda, “Iya.”

Kemudian seorang laki-laki lain berdiri dan bertanya, “Apakah saya juga termasuk dari mereka?”

Nabi bersabda, “‘Ukasyah sudah mendahuluimu.”

(HR. Al-Bukhori no. 5752 dan Muslim no. 374)

***

Hadits Ke-6: Orang yang Memakai Jimat

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ» رَوَاهُ أَحْمَدُ.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh bersabda, “Siapa yang memakai tamimah (jimat), maka dia telah melakukan syirik.”

(HR. Ahmad no. 17422)

***

Hadits Ke-7: Mantra, Jimat, dan Pelet Adalah Syirik

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Saya mendengar Rosululloh bersabda, ‘Sesungguhnya ruqo (mantera-mantera), tama’im (jimat-jimat), dan tiwalah (pelet) adalah syirik.’”

(HR. Abu Dawud no. 3883)

***

Hadits Ke-8: Peringatan terhadap Menyerupai Orang Kafir

عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ لَمَّا خَرَجَ إِلَى حُنَيْنٍ مَرَّ بِشَجَرَةٍ لِلْمُشْرِكِينَ يُقَالُ لَهَا: ذَاتُ أَنْوَاطٍ، يُعَلِّقُونَ عَلَيْهَا أَسْلِحَتَهُمْ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «سُبْحَانَ اللهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى: ﴿ اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ ﴾ [الْأَعْرَافِ: ۱۳۸]، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari Abu Waqid Al-Laitsi Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh ketika berangkat menuju Hunain, beliau melewati sebatang pohon milik orang-orang musyrik yang disebut Dzatu Anwath, di mana mereka biasa menggantungkan senjata-senjata mereka pada pohon itu.

Maka para Shohabat berkata, “Wahai Rosululloh, buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.”

Lalu Nabi bersabda, “Subhanalloh! Ini sama seperti perkataan kaum Musa (yaitu), ‘Buatkanlah untuk kami ilahan (sesembahan) sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan.’ Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian.” (QS. Al-A’rof: 138)

(HR. At-Tirmidzi no. 2180)

***

Hadits Ke-9: Orang yang Terlaknat

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ رَسُولَ اللهِ ﷺ: «لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَهُ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الْأَرْضِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari ‘Ali bin Abi Tholib Rodhiyallahu ‘Anhu, Rosululloh bersabda, “Alloh melaknat siapa yang melaknat kedua orang tuanya, Alloh melaknat siapa yang menyembelih (hewan) untuk selain Alloh, Alloh melaknat siapa yang melindungi muhdits (orang yang berbuat bid’ah), dan Alloh melaknat siapa yang mengubah batas-batas tanah.”

(HR. Muslim no. 43)

***

Hadits Ke-10: Niat Nadzar yang Syar’i

عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: نَذَرَ رَجُلٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ أَنْ يَنْحَرَ إِبلاً بِبُوَانَةَ، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ: إِنِّي نَذَرْتُ أَنْ أَنْحَرَ إِبلاً بِبُوَانَةَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «هَلْ كَانَ فِيهَا وَثَنٌ مِنْ أَوْثَانِ الْجَاهِلِيَّةِ يُعْبَدُ؟» قَالُوا: لاَ، قَالَ: «هَلْ كَانَ فِيهَا عِيدٌ مِنْ أَعْيَادِهِمْ؟» قَالُوا: لاَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَوْفِ بِنَذْرِكَ، فَإِنَّهُ لاَ وَفَاءَ لِنَذْرٍ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ، وَلاَ فِيمَا لاَ يَمْلِكُ ابْنُ آدَمَ». رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.

Dari Tsabit bin Adh-Dhohhak Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Ada seorang laki-laki bernadzar pada masa Rosululloh untuk menyembelih unta di Buwanah.”

Laki-laki itu mendatangi Nabi dan berkata, “Saya bernadzar untuk menyembelih unta di Buwanah.”

Rosululloh bertanya, “Apakah di sana ada berhala dari berhala-berhala Jahiliyah yang disembah?”

Para Shohabat menjawab, “Tidak.”

Nabi bertanya lagi, “Apakah di sana ada perayaan dari perayaan-perayaan mereka?”

Para Shohabat menjawab, “Tidak.”

Rosululloh bersabda, “Penuhilah nadzarmu itu. Karena tidak ada wafa (pemenuhan) nadzar dalam maksiat kepada Alloh, dan tidak pula pada sesuatu yang tidak dimiliki oleh anak Adam.”

(HR. Abu Dawud no. 3313)

***

Hadits Ke-11: Do’a Adalah Ibadah

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ» وَقَالَ: ﴿ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ﴾.

Dari An-Nu’man bin Basyir Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda, “Do’a adalah ibadah.” Dan Alloh berfirman (yang artinya), “Dan Robb-mu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untukmu.’”

(HR. Abu Dawud no. 1264 dan At-Tirmidzi no. 2969)

***

Hadits Ke-12: Larangan Memuji Berlebihan Seperti Nashoro

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللهِ، وَرَسُولُهُ». رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Dari ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Saya mendengar Nabi bersabda, ‘Janganlah kalian memujiku secara berlebihan sebagaimana orang-orang Nashoro memuji Ibnu Maryam (‘Isa). Sesungguhnya saya hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah: Hamba Alloh dan Rosul-Nya’.”

(HR. Al-Bukhori no. 3445)

***

Hadits Ke-13: Orang Paling Buruk pada Hari Kiamat

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتَا كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِالْحَبَشَةِ فِيهَا تَصَاوِيرُ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ أُولَئِكَ، إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ، فَمَاتَ، بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ، أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menyebutkan sebuah gereja yang mereka lihat di Habasyah (Ethiopia) yang di dalamnya terdapat patung-patung. Kemudian Rosululloh bersabda, “Sesungguhnya mereka itu, jika di antara mereka ada seorang laki-laki sholih yang meninggal, mereka akan membangun Masjid di atas kuburannya dan membuat patung-patung di dalamnya. Mereka adalah makhluk yang paling buruk di sisi Alloh pada hari Kiamat.”

(HR. Al-Bukhori no. 3873 dan Muslim no. 16)

***

Hadits Ke-14: Orang yang Paling Berbahagia dengan Syafa’at

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ، أَوْ نَفْسِهِ». رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Ditanyakan: Wahai Rosululloh, siapa orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari Kiamat?” Rosululloh bersabda, “Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat adalah siapa yang berkata: Tidak ada yang berhak disembah selain Alloh, dengan tulus dari hatinya, atau jiwanya.”

(HR. Al-Bukhori no. 99)

***

Hadits Ke-15: Larangan Berfirasat Buruk

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ» قَالُوا: وَمَا الْفَأْلُ؟ قَالَ: «كَلِمَةٌ طَيِّبَةٌ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda, “Tidak ada ‘adwa (penularan penyakit dengan sendirinya tanpa takdir Alloh) dan tidak ada thiyoroh (firasat buruk), dan saya suka al-fa’lu.” Para Shohabat bertanya, “Apa itu al-fa’luvv    ?” Beliau bersabda, “Yaitu kata-kata yang baik.”

(HR. Al-Bukhori no. 5776 dan Muslim no. 2224)

***

Hadits Ke-16: Larangan Mendatangi Dukun

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ، أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ، أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ، وَمَنْ عَقَدَ عُقْدَةً - أَوْ قَالَ: عُقِدَ عُقْدَةٌ وَمَنْ أَتَى كَاهِنًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ». رَوَاهُ الْبَزَّارُ.

Dari ‘Imron bin Hushoin Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Bukan termasuk dari kami siapa yang berfirasat buruk atau diminta untuknya berfirasat buruk, atau berdukun atau diminta untuknya berdukun, atau menyihir atau disihir untuknya, dan siapa yang mengikat simpul (sihir), dan siapa yang mendatangi kahin (dukun, uskun, paranormal, ahli supranatural, orang pintar), lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.”

(HR. Al-Bazzar no. 3578)

***

Hadits Ke-17: Beriman dan Kafir Karena Hujan

عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ: صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ صَلَاةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَةِ عَلَى إِثْرِ سَمَاءِ كَانَتْ مِنَ اللَّيْلَةِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ النَّبِيُّ ﷺ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: «هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟» قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Zaid bin Kholid Al-Juhani Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh mengimami kami Sholat Shubuh di Hudaibiyah setelah semalam turun hujan. Ketika Nabi selesai, beliau menghadap kepada orang-orang dan bertanya, ‘Tahukah kalian apa yang difirmankan Robb kalian?’”

Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.”

Beliau bersabda, “Di waktu pagi di antara hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun siapa yang berkata, ‘Kita diberi hujan dengan karunia Alloh dan rohmat-Nya,’ maka dia itu beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang. Adapun siapa yang berkata, ‘Hujan ini turun karena nau’ (bintang) ini dan itu,’ maka dia itu kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.”

(HR. Al-Bukhori no. 1038 dan Muslim no. 125)

***

Hadits Ke-18: Syirik Menghapus Amal

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Alloh Tabaroka wa Ta’ala (Maha Suci dan Maha Tinggi) berfirman: ‘Saya adalah pihak yang paling tidak membutuhkan sekutu dari perbuatan syirik. Siapa yang melakukan suatu amalan dan dia menyekutukan selain-Ku di dalamnya, maka Aku tinggalkan dia dan perbuatan syiriknya’.”

(HR. Muslim no. 2985)

***

Hadits Ke-19: Bersumpah dengan Makhluk

قَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: «لَا يُحْلَفُ بِغَيْرِ اللهِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: «مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

Ibnu ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, “Janganlah bersumpah dengan selain Alloh. Karena saya mendengar Rosululloh bersabda, ‘Siapa yang bersumpah dengan selain Alloh, maka sungguh dia telah kufur atau syirik’.”

(HR. At-Tirmidzi no. 1535)

***

Hadits Ke-20: Larangan “dan”

عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَا تَقُولُوا مَا شَاءَ اللهُ وَشَاءَ فُلَانٌ، وَلَكِنْ قُولُوا مَا شَاءَ اللهُ، ثُمَّ شَاءَ فُلَانٌ». رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ.

Dari Hudzaifah Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda, “Janganlah kalian mengatakan: ‘Apa yang Alloh kehendaki dan apa yang Fulan kehendaki,’ tetapi katakanlah: ‘Apa yang Alloh kehendaki, kemudian apa yang Fulan kehendaki’.” (HR. Abu Dawud no. 4980)

***

Hadits Ke-21: Larangan Mencela Waktu

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh bersabda, “Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Anak Adam menyakiti-Ku, dia mencela waktu, padahal Aku adalah waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang’.” (HR. Al-Bukhori no. 6181 dan Muslim no. 2246)

***

Hadits Ke-22: Nama yang Paling Buruk di Sisi Alloh

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَخْنَعُ الْأَسْمَاءِ عِنْدَ اللهِ رَجُلٌ تَسَمَّى بِمَلِكِ الْأَمْلَاكِ، لَا مَالِكَ إِلاَّ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Nama yang paling hina di sisi Alloh adalah laki-laki yang menamai dirinya dengan Malikul Amlak (raja dari segala raja). Tidak ada Raja selain Alloh ‘Azza wa Jalla’.”

(HR. Al-Bukhori no. 6206 dan Muslim no. 2143)

***

Hadits Ke-23: Memantapkan Permintaan dalam Do’a

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ، فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian berkata: ‘Ya Alloh, ampunilah aku jika Engkau mau,’ ‘Ya Alloh, rohmatilah aku jika Engkau mau.’ Tetapi, hendaklah ia memantapkan permintaannya, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya.”

(HR. Al-Bukhori no. 6339 dan Muslim no. 2679)

***

Hadits Ke-24: Larangan Mengucapkan ‘Seandainya’

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ، فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Bersemangatlah atas apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Alloh, dan janganlah lemah. Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata, ‘Seandainya saya melakukan ini, niscaya akan begini dan begitu.’ Tetapi katakanlah, ‘Ini adalah takdir Alloh, apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan.’ Karena sesungguhnya kata ‘seandainya’ membuka perbuatan setan.”

(HR. Muslim no. 2664)

***

Hadits Ke-25: Adab Ketika Angin Kencang

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَ تَسُبُّوا الرِّيحَ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مَا تَكْرَهُونَ فَقُولُوا: اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيحِ وَخَيْرِ مَا فِيهَا وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيحِ وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari Ubay bin Ka’b Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Janganlah kalian mencela angin. Jika kalian melihat apa yang kalian benci, maka katakanlah: ‘Ya Alloh, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan dari angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang diperintahkan dengannya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang diperintahkan dengannya’.”

(HR. At-Tirmidzi no. 2252)

***

Hadits Ke-26: Keutamaan Tawakal

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari ‘Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Jika kalian bertawakal kepada Alloh dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia berangkat di pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan kembali di sore hari dalam keadaan perut kenyang’.”

(HR. At-Tirmidzi no. 2344)

***

Hadits Ke-27: Keutamaan Mencintai karena Alloh

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي جِبْرِيلُ فِي السَّمَاءِ: إِنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، وَيُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي أَهْلِ الْأَرْضِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Sesungguhnya Alloh Tabaroka wa Ta’ala apabila mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril: Sesungguhnya Alloh telah mencintai Fulan, maka cintailah dia. Lalu Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril berseru di langit: Sesungguhnya Alloh telah mencintai Fulan, maka cintailah dia. Lalu penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditetapkanlah penerimaan (kecintaan) baginya di kalangan penduduk bumi’.”

(HR. Al-Bukhori no. 7485 dan Muslim no. 2637)

***

Hadits Ke-28: Dua Ketakutan dan Dua Keamanan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ جَلَّ وَعَلَا، قَالَ: «وَعِزَّتِي لاَ أَجْمَعُ عَلَى عَبْدِي خَوْفَيْنِ وَأَمْنَيْنِ، إِذَا خَافَنِي فِي الدُّنْيَا أَمَّنْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِذَا أَمِنَنِي فِي الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ». رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau meriwayatkan dari Robb-nya Jalla wa ‘Ala (Maha Mulia dan Maha Tinggi), Dia berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, Aku tidak akan mengumpulkan dua ketakutan dan dua keamanan pada hamba-Ku. Jika dia takut kepada-Ku di dunia, Aku akan memberinya keamanan pada hari Kiamat. Dan jika dia merasa aman dari-Ku di dunia, Aku akan membuatnya takut pada hari Kiamat.”

(HR. Ibnu Hibban no. 640)

***

Hadits Ke-29: Alloh Sesuai Persangkaan Hamba-Nya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Nabi bersabda, ‘Alloh Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku’.”

(HR. Al-Bukhori no. 7405 dan Muslim no. 2675)

***

Hadits Ke-30: Keutamaan Mencintai Surat Al-Ikhlas

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَ رَجُلًا عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي صَلَاتِهِمْ فَيَخْتِمُ بِـ ﴿ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴾، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: «سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟»، فَسَأَلُوهُ، فَقَالَ: لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha, bahwasanya Nabi mengutus seorang laki-laki sebagai pemimpin suatu sariyyah (pasukan perang), dan dia selalu membaca untuk Shohabat-Shohabatnya dalam Sholat mereka, lalu diakhiri dengan surat Al-Ikhlas. Ketika mereka kembali, mereka menyebutkan hal itu kepada Nabi , lalu beliau bersabda, “Tanyakanlah kepadanya, mengapa dia melakukan itu?”

Mereka pun bertanya kepadanya, lalu dia menjawab, “Karena surat itu adalah Sifat Ar-Rohman, dan saya suka membacanya.”

Maka Nabi bersabda, “Beritahu dia bahwa Alloh mencintainya.”

(HR. Al-Bukhori no. 7357 dan Muslim no. 813)

***

Hadits Ke-31: Rohmat Alloh Mendahului Murka-Nya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ، قَالَ: «لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Nabi bersabda, “Ketika Alloh menciptakan makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu ada di sisi-Nya, di atas ‘Arsy, ‘Sesungguhnya rohmat-Ku mengalahkan murka-Ku’.”

(HR. Al-Bukhori no. 7554 dan Muslim no. 2751)

***

Hadits Ke-32: Pahala Membaca Al-Qur’an

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ: ﴿ الٓمٓ ﴾ حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh bersabda, ‘Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Alloh, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Saya tidak mengatakan: Alif Lam Mim adalah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf’.”

(HR. At-Tirmidzi no. 2910)

***

Hadits Ke-33: Mencintai Nabi Lebih dari Segalanya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosululloh bersabda, “Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah salah seorang di antara kalian beriman sempurna hingga saya lebih dia cintai daripada orang tuanya dan anaknya.”

(HR. Al-Bukhori no. 14 dan Muslim no. 44)

***

Hadits Ke-34: Merasakan Manisnya Iman

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda, “Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya, niscaya ia akan mendapatkan manisnya Iman: Alloh dan Rosul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya; mencintai seseorang semata-mata karena Alloh; dan ia benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam Naar.”

(HR. Al-Bukhori no. 16 dan Muslim no. 43)

***

Hadits Ke-35: Hadits Jibril tentang Islam, Iman, dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ، وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «الْإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً». قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ، وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ، قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ». قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ . قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ». قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ: «مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ». قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا، قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ». قَالَ: ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ لِي: «يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ».

Dari ‘Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Ketika kami duduk di sisi Rosululloh suatu hari, tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat padanya bekas perjalanan, dan tidak ada seorang pun dari kami yang mengenalnya. Sampai ia duduk di sisi Nabi , lalu ia menyandarkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad, beritahu saya tentang Islam.’

Rosululloh bersabda, ‘Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (sesembahan) selain Alloh dan bahwa Muhammad adalah Rosul Alloh, engkau mendirikan Sholat, menunaikan Zakat, berpuasa Romadhon, dan berhaji ke Baitulloh jika engkau mampu menempuh jalannya.’ Ia berkata, ‘Engkau benar.’ Kami pun heran kepadanya, ia bertanya kepada Nabi dan membenarkannya.

Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang Iman.’ Nabi bersabda, ‘Iman adalah engkau beriman kepada Alloh, para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman kepada qodho’ (takdir) yang baik maupun yang buruk.’ Ia berkata, ‘Engkau benar.’

Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang Ihsan.’ Nabi bersabda, ‘Ihsan adalah engkau menyembah Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.’

Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang Kiamat.’ Nabi bersabda, ‘Orang yang ditanya tentangnya tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya.’

Kemudian ia berkata, ‘Beritahu saya tentang tanda-tandanya.’ Nabi bersabda, ‘Yaitu budak perempuan melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, para penggembala kambing, berlomba-lomba meninggikan bangunan’.”

‘Umar berkata, “Kemudian laki-laki itu pergi. Saya pun berdiam diri sejenak, lalu Nabi bertanya kepadaku, ‘Wahai ‘Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?’” Saya menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu.” Nabi bersabda, “Dia adalah Jibril, ia datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”

(HR. Muslim no. 8)

***

Hadits Ke-36: Keimanan di Alam Kubur

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «﴿ يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ ﴾ [إِبْرَاهِيمَ: ۲۷]» قَالَ: «نَزَلَتْ فِي عَذَابِ الْقَبْرِ، فَيُقَالُ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللهُ، وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ ﷺ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿ يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ﴾ [إِبْرَاهِيمَ: ۲۷.

Dari Al-Baro’ bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda, “Firman Alloh, ‘Alloh meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh’ (QS. Ibrohim: 27).” Nabi bersabda, “Ayat itu turun tentang adzab kubur. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Siapa Robb-mu?’ Dia pun menjawab, ‘Robb-ku adalah Alloh, dan Nabi-ku adalah Muhammad.’ Itulah firman-Nya ‘Azza wa Jalla, ‘Alloh meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di kehidupan dunia dan di Akhirat’.”

(HR. Al-Bukhori no. 1369 dan Muslim no. 2871)

***

Hadits Ke-37: Larangan Mencela Shohabat

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلاَ نَصِيفَهُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Sa’id Al-Khudhri Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Nabi bersabda, ‘Janganlah kalian mencela para Shohabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan mencapai satu mud (takaran cakupan 2 telapak tangan) salah seorang dari mereka, bahkan tidak pula setengahnya’.”

(HR. Al-Bukhori no. 3673 dan Muslim no. 2541)

***

Hadits Ke-38: Kewajiban Taat Kepada Pemimpin Muslim

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: دَعَانَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فَبَايَعْنَاهُ، فَكَانَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا: أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا، وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا، وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا، وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ، قَالَ: «إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيهِ بُرْهَانٌ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari ‘Ubadah bin Ash-Shomit Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rosululloh mengajak kami, lalu kami membai’at beliau. Di antara yang beliau ambil atas kami adalah, beliau membai’at kami untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan giat maupun tidak suka, dalam keadaan sulit maupun mudah, dan dalam keadaan kami tidak diutamakan, serta kami tidak mencabut urusan (kepemimpinan) dari ahlinya.” Beliau bersabda, “Kecuali jika kalian melihat kekufuran yang jelas (terang-terangan), yang padanya kalian memiliki bukti dari Alloh.”

(HR. Al-Bukhori no. 7506 dan Muslim no. 1704)

***

Hadits Ke-39: Wasiat Nabi untuk Berpegang Teguh pada Sunnah

عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ يَوْمًا بَعْدَ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ رَجُلٌ: إِنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةٌ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشُ مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلاَلَةٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَعَلَيْهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

Dari Al-’Irbadh bin Sariyah Rodhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Suatu hari setelah Sholat Shubuh, Rosululloh memberikan nasihat yang sangat menyentuh, yang membuat air mata berlinang dan hati bergetar. Lalu seorang laki-laki berkata, ‘Sesungguhnya ini adalah nasihat dari orang yang akan berpisah, maka apakah yang engkau wasiatkan kepada kami wahai Rosululloh?’”

Beliau bersabda, “Saya wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Alloh, serta mendengar dan taat (kepada pemimpin), meskipun yang memimpin adalah seorang budak Habasyah (Ethiopia). Karena siapa di antara kalian yang hidup setelahku, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Hati-hati kalian dari perkara-perkara baru, karena itu adalah kesesatan. Siapa yang mendapati hal itu, maka hendaklah ia berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rosyidin (Khalifah yang diberi petunjuk) yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham.”

(HR. At-Tirmidzi no. 2676)

***

Daftar Pustaka

Al-Arba’un Al-Buldaniyyah karya Ibnu ‘Asakir (wafat 571 H), penerbit Maktabatul Qur’an - Kairo.

An-Nukat ‘ala Kitabi Ibni Ash-Sholah karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqolani (wafat 852 H), penerbit ‘Imadatul Bahstsi Al-’Ilmi bil Jami’ah Al-Islamiyyah.

Shohih Al-Bukhori, penerbit Dar Thuq An-Najah.

Shohih Muslim, penerbit Dar Ihya’ At-Turots Al-’Arobi.

Sunan At-Tirmidzi, cetakan Ahmad Syakir.

Sunan Abu Dawud, penerbit Al-Maktabah Al-’Ashriyyah.

Musnad Al-Imam Ahmad, penerbit Mu’assasah Ar-Risalah.

Shohih Ibnu Hibban dengan susunan Ibnu Balban, penerbit Mu’assasah Ar-Risalah.

At-Targhib wat Tarhib karya Al-Mundziri (wafat 656 H), penerbit Darul Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut.

***


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url