[PDF] Khutbah Masjidil Harom - Bahaya Saling Hasad di Tengah Muslimin - Dr. Bandar Balilah

 


Khutbah Pertama

الحَمْدُ للهِ، الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْنَا مِنَ الْكُتُبِ أَحْكَمَهَا، وَمِنَ الشَّرَائِعِ أَحْسَنَهَا، وَمِنَ الرُّسُلِ أَفْضَلَهَا، فَشَرَعَ لَنَا عَلَى لِسَانِ رَسُولِهِ ﷺ مِنَ الْأَحْكَامِ أَعْدَلَهَا، وَمِنَ الْآدَابِ أَكْمَلَهَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، مَنِ احْتَوَى مِنَ الْقُلُوبِ أَسْلَمَهَا، وَمِنَ النُّفُوسِ أَطْيَبَهَا، وَعَلَى التَّابِعِينَ وَتَابِعِيهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ تَخْرُجُ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا.

Segala puji bagi Alloh . Segala puji bagi Alloh yang telah menurunkan kepada kita Kitab-kitab yang paling bijaksana, syariat-syariat yang terbaik, dan Rosul-Rosul yang paling utama. Dia mensyariatkan bagi kita melalui lisan Rosul-Nya hukum-hukum yang paling adil dan adab-adab yang paling sempurna. Sholawat, salam, dan keberkahan semoga tercurah kepadanya, keluarganya, dan para Shohabatnya yang memiliki hati yang paling bersih dan jiwa yang paling baik, serta kepada para Tabi’in dan pengikut mereka dengan baik hingga hari ketika bumi mengeluarkan beban-beban beratnya.

Amma ba’du: Aku wasiatkan kepada kalian—wahai manusia—dan kepada diriku sendiri untuk bertaqwa kepada Alloh . Maka bertaqwalah kepada Alloh , semoga kalian dirohmati. Perhatikanlah diri dan keadaan kalian, awasilah hati dan amalan kalian, karena sesungguhnya apa yang tersembunyi di dalam hati adalah dasar bagi amalan-amalan anggota badan.

Bahaya Penyakit Hasad

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya di antara hal terbesar yang merusak ketenangan seorang hamba dalam kehidupan ini dan kebahagiaannya setelah mati adalah ketika ia memiliki akhlak tercela dan sifat yang buruk. Sifat yang dijauhi oleh fitroh yang lurus, dibenci oleh jiwa yang suci, dan dijunjung tinggi oleh akal yang cerdas.

Itulah akhlak hasad. Tahukah kalian apa itu hasad? Ia adalah penyakit berbahaya dan keburukan yang menyebar luas. Kapan pun ia menyusup ke dalam hati dan jiwa seorang hamba, ia pasti akan mengeruhkan kejernihannya, mengotori pikirannya, dan membuatnya hidup dalam lingkaran kesedihan dan kegelisahan, serta dalam pusaran kehasadan dan kebencian.

Hasad—wahai hamba Alloh adalah penyakit hati yang berbahaya, yang terwujud dalam bentuk harapan si penhasad agar ni’mat yang ada pada orang lain hilang. Hasad ada dua macam.

Pertama, seseorang berusaha dengan ucapan atau perbuatan agar ni’mat itu berpindah kepadanya.

Kedua, mereka yang tujuan dan puncaknya hanya ingin melihat ni’mat itu hilang dari orang yang dihasad, meskipun ni’mat itu tidak kembali kepadanya. Ini adalah jenis yang paling keji dan paling buruk di antara keduanya.

Tanda dan gejala penyakit ini adalah seseorang merasa tidak senang ketika melihat hamba-hamba Alloh berada dalam kebaikan dan ni’mat dari-Nya. Ketika si penhasad—kita berlindung kepada Alloh —melihat, atau sampai kepadanya, atau terdengar olehnya bahwa Alloh telah memberikan ni’mat kepada seorang hamba-Nya, baik berupa kendaraan atau tempat tinggal, atau Alloh lapangkan rezekinya, atau dibukakan baginya ilmu, jabatan, atau kedudukan, maka hatinya menjadi sesak, jiwanya merasa jijik, ruhnya gelisah, dan wajahnya menjadi masam. Ia berharap seandainya Alloh tidak memberinya ni’mat itu dan berharap ni’mat itu segera hilang. Hatinya dipenuhi oleh keegoisan, dan akibatnya ia mengingkari karunia Alloh dan kufur terhadap ni’mat-ni’mat-Nya, sehingga ia tidak melihat adanya ni’mat dan anugerah Alloh atas dirinya.

Akar Sejarah dan Sifat Buruk Hasad

Hasad adalah penyebab maksiat pertama yang dilakukan terhadap Alloh di langit, dan penyebab dosa pertama yang dilakukan di bumi. Yaitu ketika Iblis menhasad bapak kita, Adam ‘Alaihissalam, atas kemuliaan dan keutamaan khusus yang Alloh berikan kepadanya, saat Alloh memerintahkannya untuk bersujud kepada Adam, lalu ia menolak, menyombongkan diri, dan termasuk golongan orang-orang kafir.

Hasad juga menjadi pendorong kejahatan pertama yang dikenal di muka bumi; ketika Qobil menhasad saudaranya, Habil, lalu ia membunuhnya, sehingga ia termasuk orang-orang yang merugi.

Pada dasarnya, hasad adalah akhlak para pelaku syirik dan kekufuran, bukan akhlak ahli tauhid dan keimanan.

﴿وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ﴾

“Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu murtad setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa hasad dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka.” (QS. Al-Baqoroh: 109)

Alloh juga berfirman:.

﴿اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰـهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا﴾

“Ataukah mereka hasad kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Alloh kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrohim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar.” (QS. An-Nisa’: 54)

Hasad adalah penyakit umat-umat terdahulu yang telah menjalar kepada umat ini, sebagaimana dikabarkan oleh orang yang benar dan dibenarkan (Nabi Muhammad ).

Dari Az-Zubair bin Al-Awwam Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rosululloh bersabda:

«دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ، حَالِقَةُ الدِّينِ، لَا حَالِقَةُ الشَّعْرِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ»

“Telah menjalar kepada kalian penyakit umat-umat sebelum kalian: hasad dan kebencian. Kebencian adalah pencukur; pencukur Agama, bukan pencukur rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi)

Karena begitu mengerikannya penyakit ini dan buruknya wabah ini dalam jiwa yang lurus, engkau akan mendapati si penhasad membenarkan dan mencari-cari alasan bagi dirinya atas akhlak tercela yang bersarang di hatinya. Sebagaimana Iblis berkata:

﴿قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ  قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ﴾

“(Alloh) berfirman, ‘Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada apa yang telah Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?’ (Iblis) berkata, ‘Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.’” (QS. Shod: 75-76)

Penyebutan hasad juga telah datang dalam As-Sunnah An-Nabawiyyah melalui banyak Hadits yang saling menguatkan. Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rosululloh bersabda:.

«لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهَاجَرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ»

“Janganlah kalian saling membenci, jangan saling menhasad, dan jangan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (Muttafaqun ‘alaih)

Ibnu Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata:

لَا تُعَادُوا نِعَمَ اللهِ. قِيلَ لَهُ: وَكَيْفَ يُعَادِي نِعَمَ اللهِ؟ قَالَ: الَّذِينَ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ.

“Janganlah kalian memusuhi ni’mat-ni’mat Alloh.” Ditanyakan kepadanya, “Bagaimana seseorang bisa memusuhi ni’mat Alloh?” Ia menjawab, “Yaitu orang-orang yang menhasad manusia atas karunia yang Alloh berikan kepada mereka.” (Disebutkan oleh Al-Qurthubi)

Dampak Buruk Hasad bagi Pelakunya

Alloh telah menciptakan manusia dengan tabiat mencintai dirinya sendiri dan bersemangat untuk memberi manfaat bagi dirinya. Hal ini dijadikan sebagai ranah taklif (pembebanan syariat) dan medan untuk penyucian jiwa.

﴿إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا  إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا  وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا﴾

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS. Al-Ma’arij: 19-21)

Oleh karena itu, jarang sekali seorang hamba selamat dari penyakit ini, kecuali hanya sedikit. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rohimahullah berkata: “Maksudnya, hasad adalah salah satu penyakit jiwa, yang menyerang ruh bukan badan. Ia adalah penyakit yang dominan—yakni menyerang jiwa—sehingga hanya sedikit orang yang selamat darinya. Oleh karena itu dikatakan:

مَا خَلَا جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ، لَكِنَّ اللَّئِيمَ يُبْدِيهِ، وَالْكَرِيمَ يُخْفِيهِ.

‘Tidak ada jasad yang bebas dari hasad, tetapi orang tercela menampakkannya dan orang mulia menyembunyikannya.’

Pernah ditanyakan kepada Al-Hasan Al-Bashri, ‘Apakah seorang Mu’min bisa hasad?’ Beliau menjawab, ‘Apa yang membuatmu lupa pada kisah saudara-saudara Yusuf?! Akan tetapi, pendamlah ia di dalam dadamu, karena ia tidak akan membahayakanmu selama engkau tidak melampaui batas dengan tangan dan lisanmu.’”

Sesungguhnya di antara hal terbesar yang dapat membantu seorang Mu’min untuk terbebas dari penyakit ini adalah dengan memahami hakikat dari bahaya-bahaya psikologis, larangan-larangan syar’i, dan hukuman-hukuman di Akhirat yang terkandung di dalamnya.

Orang yang hasad akan semakin bertambah kesusahan dan kesedihannya, setiap kali hamba-hamba Alloh bertambah ni’mat dan karunianya.

﴿هَا أَنْتُمْ أُولَاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ * إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

“(Ingatlah), kamu adalah orang-orang yang menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, karena kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka menjumpaimu, mereka berkata ‘Kami beriman.’ Apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah, ‘Matilah kamu karena kemarahanmu itu!’ Sungguh, Alloh Maha Mengetahui segala isi hati. Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, tidaklah tipu daya mereka akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Alloh Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali ‘Imron: 119-120)

Orang yang hasad menentang Alloh—Tabaroka wa Ta’ala—dalam kehendak dan keinginan-Nya, meskipun ia tidak menyadarinya. Lisannya seolah berkata, ‘Ya Robb, mengapa Engkau beri ni’mat kepada si fulan?!’

﴿وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَذَا الْقُرْآنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ * أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ﴾

“Mereka berkata, ‘Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang laki-laki yang agung dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thoif) ini?’ Apakah mereka yang membagi-bagi rohmat Robbmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Rohmat Robbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf: 31-32)

Kandungan dari hasad adalah bahwa si pendengki (merasa) lebih tahu tentang ciptaan Alloh dan apa yang mereka berhak dapatkan berupa kebaikan daripada Alloh .

﴿وَإِذَا جَاءَتْهُمْ آيَةٌ قَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ﴾

“Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, ‘Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang diberikan kepada Rosul-Rosul Alloh.’ Alloh lebih mengetahui di mana Dia menempatkan risalah-Nya.” (QS. Al-An’am: 124)

Termasuk hal yang seharusnya diketahui oleh siapa yang diuji dengan penyakit ini adalah bahwa ia tidak akan mengubah sedikit pun dari ketetapan Alloh , dan tidak akan dapat menghalangi antara karunia Alloh dengan hamba-hamba-Nya.

﴿مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾

“Apa saja yang Alloh anugerahkan kepada manusia berupa rohmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Alloh maka tidak ada seorang pun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2)

Alloh berfirman:

﴿وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ * وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

“Jika Alloh menimpakan suatu kemudhorotan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dia-lah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 17-18)

Ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang menetap dari hal itu di dalam hatinya, dan akan dihisab atas apa yang dini’mati oleh jiwanya yang selalu menyuruh kepada keburukan.

﴿لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾

“Milik Alloh-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Alloh akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Dia mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan mengadzab siapa yang dikehendaki-Nya. Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqoroh: 284)

Hasad adalah salah satu pemusnah kebaikan terbesar yang dapat menghapus dan menghilangkan pahala seorang hamba. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi bersabda:.

«إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ؛ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ»

“Jauhilah oleh kalian hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan selainnya)

Ghibthoh: “Hasad” yang Diperbolehkan

Wahai hamba Alloh , tidak termasuk dalam kategori ini (hasad tercela) adalah ketika seorang hamba menginginkan kebaikan dan ni’mat yang dimiliki orang lain, tanpa berharap ni’mat itu hilang darinya. Itulah yang disebut ghibthoh, sebagaimana dikatakan oleh para ulama. Inilah yang dimaksud dengan “hasad” dalam sabda Nabi :.

«لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا، وَيُعَلِّمُهَا»

“Tidak boleh ‘hasad’ kecuali pada dua hal: (1) Seseorang yang diberi harta oleh Alloh lalu ia membelanjakannya di jalan kebenaran, dan (2) seseorang yang diberi hikmah (ilmu) oleh Alloh lalu ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.” (Dikeluarkan oleh Al-Bukhori dan Muslim)

Maka bertaqwalah kepada Alloh , wahai hamba-hamba Alloh. Hendaklah setiap kita bersemangat untuk menyucikan jiwanya dan membiasakannya untuk mencintai kebaikan bagi hamba-hamba Alloh . Hendaklah ia waspada dari memiliki akhlak tercela dan sifat buruk ini, yang berada di balik sebagian besar permusuhan, mayoritas perselisihan, dan penyebab umum pemutusan hubungan, baik antar individu, keluarga, maupun kelompok. Aku berlindung kepada Alloh dari setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

﴿قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ  مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ  وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ  وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ  وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ﴾

“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan penhasad bila ia hasad.’” (QS. Al-Falaq: 1-5)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ أَنْ هَدَانَا اللهُ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى وَنَشْكُرُهُ عَلَى آلَائِهِ وَنِعَمِهِ، وَنَعُوْذُ بِهِ وَنَسْتَغْفِرُهُ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَبَلْوَى، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى نَبِيِّهِ وَمُصْطَفَاهُ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ وَاقْتَفٰى أَثَرَهُ وَاتَّبَعَ هُدَاهُ

Terapi Ampuh untuk Penyakit Hasad

Amma ba’du, wahai hamba Alloh . Terapi untuk penyakit ini adalah:

1.  Seorang Mu’min hendaknya berlindung dari keburukan jiwanya sendiri, sebagaimana petunjuk Nabi , dan berdoa kepada Robbnya agar ditunjukkan kepada akhlak terbaik dan dijauhkan dari akhlak terburuk. Dalam Shohih Muslim, di antara doa beliau adalah:

«وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا، لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ»

“Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjuki kepada yang terbaiknya kecuali Engkau. Dan palingkanlah dariku akhlak yang terburuk, tidak ada yang dapat memalingkan dariku yang terburuknya kecuali Engkau.”

2.  Seorang Mu’min hendaknya memohon kepada Robbnya untuk membersihkan hatinya terhadap saudara-saudaranya sesama Muslim, sebagaimana keadaan para Salaf Rodhiyallahu ‘Anhum.

﴿وَالَّذِيْنَ جَاءُوْ مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ﴾

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: ‘Ya Robb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan hasad dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Robb kami, sungguh Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.’” (QS. Al-Hasyr: 10)

3.  Melatih diri untuk mencintai kebaikan bagi orang lain, mendoakan mereka agar mendapat tambahan ni’mat, serta bersabar dan berjuang keras dalam hal itu. Jika demikian, ia pasti akan mencapainya. Dari Abu Ad-Darda’ Rodhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rosululloh bersabda:

«إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَالْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ، وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطَهْ، وَمَنْ يَتَّقِ الشَّرَّ يُوقَهْ»

“Sesungguhnya ilmu itu didapat dengan belajar, dan kesabaran itu didapat dengan berlatih sabar. Siapa yang bersungguh-sungguh mencari kebaikan, ia akan diberi. Dan siapa yang menjaga diri dari keburukan, ia akan dilindungi.” (Dikeluarkan oleh Ath-Thobaroni)

4.  Bersemangat untuk berteman dengan orang-orang baik, yang bertaqwa dan suci, yang duduk bersama mereka adalah keuntungan, dan berteman dengan mereka adalah keberhasilan. Dan menjauh dari orang yang hobinya adalah mengintai keadaan orang lain, mencari tahu urusan mereka, dan menghitung-hitung ni’mat mereka. Karena hal itu dapat merusak kebahagiaan seseorang, mengeruhkan kejernihan hidupnya, dan bisa jadi menjadi fitnah bagi sebagian orang tanpa ia sadari. Alloh berfirman:

﴿وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهِ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى﴾

“Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada keni’matan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Robbmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thoha: 131)

Doa Penutup

Kemudian, bersholawat dan salamlah kepada makhluk terbaik Alloh , Muhammad bin Abdillah, sebagaimana Robb kalian perintahkan kepada kalian.

﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾

“Sesungguhnya Alloh dan para Malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَزِدْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِين، وَعَنِ التَّابِعِينَ وَتَابِعِيهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Ya Alloh, limpahkanlah sholawat, salam, tambahkanlah, dan berkahilah hamba dan Rosul-Mu, Nabi kami Muhammad. Dan ridhoilah ya Alloh, seluruh Shohabat, serta para Tabi’in dan pengikut mereka dengan baik hingga hari pembalasan.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

Ya Alloh, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin, lindungilah benteng Agama, dan tolonglah hamba-hamba-Mu yang bertauhid, wahai Robb semesta alam.

اللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ الْمَهْمُومِينَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ، وَنَفِّسْ كَرْبَ الْمَكْرُوبِينَ، وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدِينِينَ، وَاشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى الْمُسْلِمِينَ.

Ya Alloh, hilangkanlah kesusahan orang-orang yang bersusah hati dari kaum Muslimin, lapangkanlah penderitaan orang-orang yang menderita, lunaskanlah hutang orang-orang yang berhutang, dan sembuhkanlah orang-orang sakit di antara kami dan di antara kaum Muslimin.

اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُورِنَا، وَأَيِّدْ بِالْحَقِّ وَالتَّوْفِيقِ وَالتَّسْدِيدِ إِمَامَنَا وَوَلِيَّ أَمْرِنَا خَادِمَ الْحَرَمَيْنِ الشَّرِيفَيْنِ، اللَّهُمَّ أَطِلْ عُمْرَهُ فِي صِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ، وَنِعْمَةٍ سَابِغَةٍ ضَافِيَةٍ، اللَّهُمَّ وَفِّقْهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ الْأَمِينَ لِمَا فِيهِ صَلَاحُ الْبِلَادِ وَالْعِبَادِ، وَعِزٌّ لِلْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

Ya Alloh, berilah kami rasa aman di negeri kami, perbaikilah para pemimpin dan pemegang urusan kami. Dukunglah dengan kebenaran, taufik, dan bimbingan, imam kami dan pemimpin kami, Khodimul Haromain Asy-Syarifain. Ya Alloh, panjangkanlah umurnya dalam kesehatan dan kesejahteraan, serta ni’mat yang melimpah ruah. Ya Alloh, berilah taufik kepadanya dan putra mahkotanya yang terpercaya untuk melakukan apa yang membawa kebaikan bagi negara dan rakyat, serta kemuliaan bagi Islam dan kaum Muslimin, wahai Robb semesta alam.

اللَّهُمَّ احْفَظْ جُنْدَنَا المُرَابِطِينَ عَلَى الحُدُودِ وَالثُّغُورِ، اللَّهُمَّ احْرُسْهُمْ بِعَيْنِكَ الَّتِي لَا تَنَامُ، وَاكْنُفْهُمْ بِرُكْنِكَ الَّذِي لَا يُرَامُ، يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Alloh, jagalah tentara kami yang berjaga di perbatasan. Ya Alloh, lindungilah mereka dengan Mata-Mu yang tidak pernah tidur, dan naungilah mereka dengan perlindungan-Mu yang tidak terkalahkan, wahai Dzat Yang Maha Agung dan Mulia.

اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِاليَهُودِ الغَاصِبِينَ، الصهَايَنَةِ المُعْتَدِينَ، يَا رَبَّ العَالَمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا، لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، وَوَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ.

Ya Alloh, timpakanlah (hukuman-Mu) atas kaum Yahudi perampas, Zionis yang melampaui batas, wahai Robb semesta alam. Ya Alloh, tunjukilah kami kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjuki kepada yang terbaiknya kecuali Engkau. Palingkanlah dari kami akhlak yang terburuk, tidak ada yang dapat memalingkan dari kami yang terburuknya kecuali Engkau. Dan berilah kami taufik untuk melakukan apa yang Engkau cintai dan ridhoi.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

“Ya Robb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa Naar.” (QS. Al-Baqoroh: 201)

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ  وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

“Maha Suci Robbmu, Robb Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Rosul. Dan segala puji bagi Alloh, Robb seru sekalian alam.” (QS. Ash-Shoffat: 180-182)

***

Unduh PDF


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url