[PDF] Tarjamah 40 Hadits Silsilah Emas, Malik dari Nafi dari Ibnu Umar - Al Hafizh As Suyuthi

Unduh PDF


Al-Hafizh As-Suyuthi berkata:

Segala puji bagi Alloh, sebagai pengembalian (diri) kepada-Nya dan perendahan diri (kepada-Nya).

Sholawat dan salam atas Muhammad, keluarga dan Shohabatnya sekalian. Amma ba’du:

Para ahli Hadits telah menjelaskan tentang takhrij Al-Arba’in (40 Hadits) yang berbeda-beda temanya. Sementara aku telah mentakhrij 40 hadits juga mengikuti mereka.

Kemudian terpikir olehku untuk mentakhrij 40 hadits dengan satu sanad, yang akan menjadi kebalikan dari cara kebanyakan orang.

Maka, inilah dia (40 hadits itu). Aku memohon kepada Alloh adalah pengarahan yang baik menuju hakekat.

 

Sanad Al-Hafizh

قَرَأْتُ عَلَى أَبِي الْفَضْلِ مُحَمَّدِ بْنِ عُمَرَ بْنِ عُمَرَ الْوَفَائِيِّ أَخْبَرَكَ أَبُو الْعَبَّاسِ أَحْمَدُ بْنُ حَسَنٍ السُّوَيْدَاوِيُّ أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ خَالِدٍ الْفَارِقِيُّ سَمَاعًا أَخْبَرَنَا أَبُو حَامِدٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ مَحْمُودٍ الصَّابُونِيُّ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ الْقَاسِمِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْحَرَسْتَانِيُّ سَمَاعًا وَالْمُؤَيِّدُ الطُّوسِيُّ إِجَازَةً قَالَا أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَهْلِ بْنِ هَمْرٍ السَّيْدِيُّ قَالَ الْأَوَّلُ إِجَازَةً وَالثَّانِي سَمَاعًا أَخْبَرَنَا أَبُو عُثْمَانَ سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ الْبُحَيْرِيُّ أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ زَاهِرُ بْنُ أَحْمَدَ السَّرَخْسِيُّ أَخْبَرَنَا أَبُو إِسْحَاقَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ الْهَاشِمِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو مُصْعَبٍ أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الزُّهْرِيُّ حَدَّثَنَا:

Aku telah membacakan kepada Abul Fadhl Muhammad bin Umar bin Umar Al-Wafai, dia mengabarkan: Abul Abbas Ahmad bin Hasan As-Suwaidawi mengabarkan kepadaku: Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Kholid Al-Fariqi mengabarkan kepada kami secara lisan: Abu Hamid Muhammad bin Ali bin Mahmud Ash-Shobuni Al-Hafizh mengabarkan kepada kami: Abul Qosim Abdul Qosim bin Muhammad Al-Haristani mengabarkan kepada kami secara lisan, dan Al-Mu’ayyad Ath-Thusy (mengabarkan) dengan ijazah (izin untuk meriwayatkan): Mereka berdua berkata, Abu Muhammad Abdillah bin Sahl bin Hamr As-Saidi mengabarkan kepada kami. Dia berkata: yang pertama (Al-Haristani) dengan ijazah, dan yang kedua (Ath-Thusy) dengan lisan: Abu Utsman Sa’id bin Muhammad bin Ahmad Al-Buhairi mengabarkan kepada kami: Abu Ali Zhohir bin Ahmad As-Sarokhsy mengabarkan kepada kami: Abu Is-haq Ibrohim bin Abdush Shomad Al-Hasyimi mengabarkan kepada kami: Abu Mush’ab Ahmad bin Abi Bakr Az-Zuhri menceritakan kepada kami:

Hadits Ke-1: Meninggalkan Sholat Ashar

مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «الَّذِي تَفُوتُهُ صَلَاةُ الْعَصْرِ كَأَنَّمَا وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ»

Malik menceritakan kepada kami: dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma: bahwa Rosululloh bersabda, Orang yang luput Sholat Asharnya, seakan-akan dia kehilangan keluarga dan hartanya.

Hadits Ke-2: Larangan Sengaja Sholat di Waktu Terlarang

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا يَتَحَرَّى أَحَدُكُمْ فَيُصَلِّي عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَلَا عِنْدَ غُرُوبِهَا»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian sengaja Sholat ketika matahari terbit, dan tidak juga ketika matahari terbenam.”

Hadits Ke-3: Kesucian Air Sisa Wudhu

وَبِهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ: «الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ كَانُوا يَتَوَضَّئُونَ فِي زَمَانِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ جَمِيعًا»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Abdullah bin Umar berkata, “Laki-laki dan perempuan dahulu berwudhu pada masa Rosululloh dari satu bejana secara bersama-sama.”

Hadits Ke-4: Sholatlah di Rumah Kalian!

وَبِهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ أَذَّنَ بِالصَّلَاةِ فِي لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ فَقَالَ: «أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ»، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ مَطَرٍ يَقُولُ: أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Abdullah bin Umar mengumandangkan adzan untuk Sholat pada suatu malam yang sangat dingin dan berangin, lalu dia berkata, “Ketahuilah, Sholatlah di tempat tinggal (di rumah).’ Kemudian dia berkata, “Sesungguhnya Rosululloh dahulu memerintahkan seorang muadzin apabila malam itu turun hujan untuk berkata, ‘Ketahuilah, Sholatlah di tempat tinggal.’’

Hadits Ke-5: Perintah Murojaah Hafalan Qur’an

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ، إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا، وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan orang yang (hafal) Al-Qur’an itu seperti perumpamaan pemilik unta yang diikat. Jika dia menjaganya (dengan ikatan), dia akan tetap memilikinya, dan jika dia melepaskannya, maka unta itu akan pergi.”

Hadits Ke-6: Sholat Malam Salam Tiap Dua Roka’at

وَبِهِ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ عَنْ صَلَاةِ اللَّيْلِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa seseorang bertanya kepada Rosululloh tentang Sholat malam. Lalu Rosululloh bersabda, “Sholat malam itu dua (roka’at) dua (roka’at). Maka, jika salah seorang di antara kalian khawatir akan datangnya Shubuh (Fajar), maka Sholatlah satu rokaat sebagai witir (penutup) bagi Sholat yang telah ia lakukan.”

Hadits Ke-7: Sholat Berjamaah Lebih Utama 27 Derajat

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةٍ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat daripada Sholat sendirian.”

Hadits Ke-8: Mandi Untuk Jum’atan

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian mendatangi Sholat Jum’at, maka hendaklah ia mandi.”

Hadits Ke-9: Larangan Meludah ke Arah Qiblat

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ رَأَى بُصَاقًا فِي الْقِبْلَةِ فَحَكَّهُ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: «إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَلَا يَبْصُقْ قِبَلَ وَجْهِهِ؛ فَإِنَّ اللَّهَ قِبَلَهُ إِذَا صَلَّى»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh melihat ludah di arah qiblat, lalu beliau menggosoknya (menghilangkannya). Kemudian beliau menghadap kepada para manusia dan bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian sedang Sholat, maka janganlah dia meludah ke arah mukanya (arah qiblat), karena sesungguhnya Alloh berada di arah depannya ketika dia sedang Sholat.”

Hadits Ke-10: Rowatib 10 Roka’at

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ، وَبَعْدَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَ لَا يُصَلِّي بَعْدَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh biasa Sholat 2 rokaat sebelum Zhuhur, 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat sesudah Maghrib di rumahnya, dan 2 rokaat sesudah Isya. Dan beliau tidak Sholat sesudah Jum’at sampai beliau pulang (ke rumahnya), lalu Sholat 2 rokaat di rumahnya.

Hadits Ke-11: Zakat Fithri

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ فِي رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، عَلَى كُلِّ حُرٍّ وَعَبْدٍ، ذَكَرٍ وَأُنْثَى مِنَ الْمُسْلِمِينَ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh mewajibkan Zakat Fithri (zakat yang dikeluarkan di akhir bulan Puasa) pada bulan Romadhon kepada manusia (sebesar) satu sho’ (sekitar 2,5-3 kg) kurma, atau satu sho’ gandum, atas setiap orang yang merdeka dan budak, laki-laki dan perempuan dari kalangan Muslimin.

Hadits Ke-12: Ru’yatul Hilal

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ: «لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh menyebutkan Romadhon, lalu beliau bersabda, “Janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal (bulan sabit, tanda awal bulan), dan janganlah kalian berbuka (berlebaran) sampai kalian melihatnya. Jika hilal tertutup (dari pandangan) kalian, maka perkirakanlah (genapkanlah 30 hari).”

Hadits Ke-13: Larangan Wishol

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ نَهَى عَنِ الْوِصَالِ، قَالُوا: فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟! فَقَالَ: «إِنِّي لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ؛ إِنِّي أُطْعَمُ وَأُسْقَى»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh melarang wishol (Puasa berkesinambungan tanpa berbuka pada malam hari). Para Shohabat berkata, “Namun engkau melakukannya, wahai Rosululloh?!’ Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak seperti keadaan kalian. Aku diberi makan dan minum (oleh Robbku).”

Hadits Ke-14: Tanggal Lailatul Qodr

وَبِهِ أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ رَأَى لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، «فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa seseorang dari kalangan Shohabat Rosululloh melihat Lailatul Qodr (malam kemuliaan) di dalam mimpi pada 7 (malam) terakhir Romadhon. Maka, siapa yang mencarinya, hendaklah dia mencarinya pada 7 (malam) terakhir.

Hadits Ke-15: Keberkahan Kuda

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «الْخَيْلُ فِي نَوَاصِيهَا الْخَيْرُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Kuda-kuda itu, pada ubun-ubunnya terdapat kebaikan hingga Hari Kiamat.”

Hadits Ke-16: Pacuan Kuda

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ سَابَقَ بَيْنَ الْخَيْلِ الَّتِي أُضْمِرَتْ مِنَ الْحَفْيَاءِ إِلَى ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ، وَكَانَ أَمَدُهَا ثَنِيَّةَ الْوَدَاعِ وَسَابَقَ بَيْنَ الْخَيْلِ الَّتِي لَمْ تُضْمَرْ مِنَ الثَّنِيَّةِ إِلَى مَسْجِدِ بَنِي زُرَيْقٍ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh mengadakan perlombaan pacuan kuda yang telah dilatih dari Hafya’ menuju Tsaniyyatul Wada’. Jaraknya adalah sampai Tsaniyyah Wada’. Dan beliau juga mengadakan perlombaan pacuan kuda yang belum dilatih dari Tsaniyyah menuju Masjid Bani Zuroiq.

Hadits Ke-17: Larangan Membunuh Wanita dan Anak

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ رَأَى فِي بَعْضِ مَغَازِيهِ امْرَأَةً مَقْتُولَةً، فَأَنْكَرَ ذَلِكَ، وَنَهَى عَنْ قَتْلِ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh melihat seorang wanita terbunuh di sebagian peperangannya. Beliau mengingkari hal itu dan melarang membunuh wanita dan anak-anak.

Hadits Ke-18: Pembagian Ghonimah

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ بَعَثَ سَرِيَّةً قَبْلَ نَجْدٍ، فَغَنِمُوا إِبِلًا كَثِيرًا، وَكَانَتْ سِهْمَانُهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ بَعِيرًا، أَوْ إِحْدَى عَشَرَ بَعِيرًا، وَنُقِلُوا بَعِيرًا بَعِيرًا»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh mengutus suatu rombongan pasukan menuju arah Najd. Lalu mereka mendapatkan banyak unta (ghonimah). Bagian mereka (satu orang) adalah 12 unta, atau 11 unta. Unta-unta tersebut diserahkan satu demi satu.

Hadits Ke-19: Penampakan Surga Neraka di Alam Kubur

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ، عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ مِنَ الْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ، إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، يُقَالُ: هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Sesungguhnya salah seorang dari kalian jika telah meninggal dunia, maka tempatnya akan diperlihatkan kepadanya pada pagi dan sore hari. Jika dia termasuk penghuni Surga, maka (tempatnya) adalah Surga, dan jika dia termasuk penghuni Neraka, maka (tempatnya) adalah Neraka. Akan dikatakan, “Ini adalah tempatmu sampai Alloh membangkitkanmu pada Hari Kiamat.’’

Hadits Ke-20: Larangan Membawa Mushaf ke Negeri Kafir Jika Khawatir Dinistakan

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ نَهَى أَنْ يُسَافَرَ بِالْقُرْآنِ إِلَى أَرْضِ الْعَدُوِّ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh melarang melakukan perjalanan dengan membawa Al-Qur’an ke negeri musuh.

Hadits Ke-21: Larangan Ihrom

وَبِهِ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ: مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ مِنَ الثِّيَابِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا تَلْبَسِ الْقَمِيصَ وَلَا الْعَمَائِمَ، وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ وَلَا الْبَرَانِسَ وَلَا الْخِفَافَ، إِلَّا أَحَدٌ لَا يَجِدُ نَعْلَيْنِ، فَلْيَلْبَسِ الْخُفَّيْنِ، وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ، وَلَا تَلْبَسُوا مِنَ الثِّيَابِ شَيْئًا مَسَّهُ زَعْفَرَانٌ أَوْ وَرْسٌ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa seseorang bertanya kepada Rosululloh , “Pakaian apa yang boleh dipakai oleh orang yang sedang ihrom (dalam keadaan Haji atau Umroh)?’ Lalu Rosululloh bersabda, “Jangan memakai qomis (baju berlubang pada leher dan tangan), tidak juga ‘imamah (sorban), tidak juga sarowil (celana), tidak juga baronis (baju yang memiliki penutup kepala), tidak juga khuf (sepatu yang menutupi mata kaki). Kecuali seseorang yang tidak mendapatkan sepasang sandal, maka silahkan dia memakai khuf dan memotongnya hingga di bawah kedua mata kaki. Dan janganlah kalian memakai pakaian apapun yang terkena (dicelup) za’faron atau wars (sejenis tumbuhan pewarna untuk parfum).”

Hadits Ke-22: Miqot

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «يُهِلُّ أَهْلُ الْمَدِينَةِ مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ، وَأَهْلُ الشَّامِ مِنَ الْجُحْفَةِ، وَأَهْلُ نَجْدٍ مِنْ قَرْنٍ» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: وَبَلَغَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «وَيُهِلُّ أَهْلُ الْيَمَنِ مِنْ يَلَمْلَمَ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Penduduk Madinah berihrom (memulai niat Haji atau Umroh) dari Dzul Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah, dan penduduk Najd dari Qorn.’ Abdullah (bin Umar) berkata, “Dan telah sampai kepadaku kabar bahwa Rosululloh bersabda, “Dan penduduk Yaman berihrom dari Yalamlam.’’

Hadits Ke-23: Talbiyah

وَبِهِ أَنَّ تَلْبِيَةَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ: «لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa talbiyah (ucapan khusus) Rosululloh adalah: ‘Aku penuhi panggilan-Mu ya Alloh, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.”

Hadits Ke-24: Jika Umroh Dihalau

وَبِهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى مَكَّةَ فِي الْفِتْنَةِ يُرِيدُ الْحَجَّ، فَقَالَ: «إِنْ صُدِدْتُ عَنِ الْبَيْتِ، صَنَعْنَا كَمَا صَنَعْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ، فَأَهَلَّ بِعُمْرَةٍ مِنْ أَجْلِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ أَهَلَّ بِعُمْرَةٍ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Abdullah bin Umar pergi ke Makkah pada masa fitnah (kekacauan) untuk menunaikan Haji. Lalu dia berkata, “Jika aku dihalangi untuk menuju Baitulloh (Ka’bah), kami akan melakukan seperti apa yang kami lakukan bersama Rosululloh .” Maka, dia berniat ‘Umroh (mengucapkan niat ‘Umroh), karena Rosululloh berniat ‘Umroh pada tahun Hudaibiyah.

Hadits Ke-25: Lima Hewan Dianjurkan Dibunuh

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «خَمْسٌ مِنَ الدَّوَابِّ لَيْسَ عَلَى الْمُحْرِمِ فِي قَتْلِهِنَّ جُنَاحٌ: الْغُرَابُ، وَالْحِدَأَةُ، وَالْعَقْرَبُ، وَالْفَأْرَةُ، وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Lima jenis hewan tidak ada dosa bagi orang yang sedang ihrom untuk membunuhnya: burung gagak, burung elang, kalajengking, tikus, dan anjing galak.”

Hadits Ke-26: Sholat di dalam Ka’bah

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ دَخَلَ الْكَعْبَةَ هُوَ وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ وَعُثْمَانُ بْنُ طَلْحَةَ الْحَجَبِيُّ وَبِلَالُ بْنُ رَبَاحٍ، فَأَغْلَقَهَا عَلَيْهِ وَمَكَثَ فِيهَا، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: فَسَأَلْتُ بِلَالًا حِينَ خَرَجَ: مَاذَا صَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ؟ قَالَ: «جَعَلَ عَمُودًا عَلَى يَسَارِهِ وَعَمُودًا عَنْ يَمِينِهِ، وَثَلَاثَةَ أَعْمِدَةٍ وَرَاءَهُ، وَكَانَ الْبَيْتُ يَوْمَئِذٍ عَلَى سِتَّةِ أَعْمِدَةٍ، ثُمَّ صَلَّى»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh masuk ke dalam Ka’bah bersama Usamah bin Zaid, Utsman bin Tholhah Al-Hajabi, dan Bilal bin Robah. Beliau menutup pintu Ka’bah dari dalam dan berdiam di dalamnya. Abdullah bin Umar berkata: Maka aku bertanya kepada Bilal ketika dia keluar, “Apa yang dilakukan Rosululloh ?’’ Bilal berkata, “Beliau menjadikan 1 tiang di sebelah kirinya, 1 tiang di sebelah kanannya, dan 3 tiang di belakangnya, dan pada waktu itu Baitulloh (Ka’bah) memiliki 6 tiang, kemudian beliau Sholat.”

Hadits Ke-27: Menggundul Lebih Utama dari Memendekkan dalam Tahallul

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُحَلِّقِينَ»، قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: «اللَّهُمَّ ارْحَمِ الْمُحَلِّقِينَ»، قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَالَ: «وَالْمُقَصِّرِينَ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Ya Alloh, rohmatilah orang-orang yang mencukur habis rambutnya.” Mereka (para Shohabat) berkata, “Dan juga orang-orang yang memendekkan rambutnya, wahai Rosululloh?” Beliau bersabda, “Ya Alloh, rohmatilah orang-orang yang mencukur habis rambutnya.” Mereka berkata, “Dan juga orang-orang yang memendekkan rambutnya, wahai Rosululloh?” Beliau bersabda, “Dan juga orang-orang yang memendekkan rambutnya.”

Hadits Ke-28: Anjuran Sholat Sunnah di Miqot

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَنَاخَ بِالْبَطْحَاءِ الَّذِي بِذِي الْحُلَيْفَةِ وَصَلَّى بِهَا»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh mengistirahatkan kendaraannya di Al-Bathha’ (tanah datar) yang ada di Dzul Hulaifah dan Sholat di sana.

Hadits Ke-29: Dzikir Pulang dari Haji, Umroh, dan Perang

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ حَجٍّ أَوْ عُمْرَةٍ أَوْ غَزْوَةٍ يُكَبِّرُ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ مِنَ الْأَرْضِ ثَلَاثَ تَكْبِيرَاتٍ، ثُمَّ يَقُولُ: «لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ، لِرَبِّنَا حَامِدُونَ، صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh apabila pulang dari Haji, Umroh, atau peperangan, beliau bertakbir 3 kali di setiap tanah yang tinggi, kemudian beliau mengucapkan, “Tiada yang berhak disembah kecuali Alloh semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kekuasaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami kembali (dengan selamat), bertaubat, beribadah, bersujud, kepada Robb kami memuji. Alloh telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan pasukan-pasukan Ahzab sendirian.”

Hadits Ke-30: Larangan Melamar Wanita yang Sedang Dilamar

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا يَخْطُبُ أَحَدُكُمْ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian melamar (seorang wanita) yang sedang dilamar oleh saudaranya.”

Hadits Ke-31: Larangan Nikah Shighor

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ نَهَى عَنِ الشِّغَارِ، وَالشِّغَارُ أَنْ يُزَوِّجَ الرَّجُلُ ابْنَتَهُ عَلَى أَنْ يُزَوِّجَهُ الْآخَرُ ابْنَتَهُ وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا صَدَاقٌ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh melarang syighor (suatu bentuk pernikahan yang tidak sah). Syighor adalah seorang laki-laki menikahkan anak perempuannya kepada lelaki dengan syarat lelaki tersebut akan menikahkan anak perempuannya dengannya, dan di antara keduanya tidak ada mahar.

Hadits Ke-32: Li’an

وَبِهِ «أَنَّ رَجُلًا لَاعَنَ امْرَأَتَهُ فِي زَمَانِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، وَانْتَفَى مِنْ وَلَدِهَا، فَفَرَّقَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بَيْنَهُمَا، وَأَلْحَقَ الْوَلَدَ بِالْمَرْأَةِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa seorang laki-laki melakukan li’an (sumpah suami istri yang saling menuduh berzina) dengan istrinya pada masa Rosululloh , dan dia menolak (tidak mengakui) anaknya. Maka Rosululloh memisahkan (menceraikan) keduanya dan menggabungkan (memasukkan nasab) anak itu kepada ibunya.

Hadits Ke-33: Larangan Menjual yang Belum Dia Miliki Sempurna

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «مَنِ ابْتَاعَ طَعَامًا، فَلَا يَبِعْهُ حَتَّى يَسْتَوْفِيَهُ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Barangsiapa membeli makanan, maka janganlah dia menjualnya hingga dia menerimanya secara penuh.”

Hadits Ke-34: Larangan Jual Beli Buahan yang Belum Matang

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ نَهَى عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهَا؛ نَهَى الْبَائِعَ وَالْمُشْتَرِي»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh melarang menjual buah-buahan sampai tampak kematangannya; beliau melarang penjual dan pembeli.

Hadits Ke-35: Larangan Berbisik di Antara Dua Orang

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «إِذَا كَانَ ثَلَاثَةٌ، فَلَا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ وَاحِدٍ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Jika ada 3 orang, maka janganlah 2 orang berbisik-bisik (berbicara secara rahasia) tanpa menyertakan yang ketiga.”

Hadits Ke-36: Kehalalan Dhob

وَبِهِ أَنَّ رَجُلًا نَادَى رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا تَرَى فِي ضَبٍّ؟ فَقَالَ: «لَسْتُ بِآكِلِهِ وَلَا مُحَرِّمِهِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa seorang laki-laki memanggil Rosululloh , lalu berkata, “Wahai Rosululloh, bagaimana pendapatmu tentang dhob (sejenis kadal gurun)?’ Beliau bersabda, “Aku tidak memakannya dan tidak juga mengharomkannya.”

Hadits Ke-37: Larangan Memelihara Anjing

وَبِهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلَّا كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ دَارٍ، نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطَانِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) Rosululloh bersabda, “Barangsiapa memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga hewan ternak atau anjing untuk menjaga rumah, maka amalnya akan berkurang 2 qiroth (seperti gunung) setiap harinya.”

Hadits Ke-38: Perintah Membunuh Anjing Galak

وَبِهِ «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh memerintahkan untuk membunuh anjing-anjing.

Hadits Ke-39: Larangan Jual Beli Barang yang Masih Ditawar Orang Lain

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “Janganlah sebagian dari kalian membeli di atas pembelian sebagian yang lain.”

Hadits Ke-40: Khiyar

وَبِهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «الْمُتَبَايِعَانِ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا بِالْخِيَارِ عَلَى صَاحِبِهِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، إِلَّا بَيْعَ الْخِيَارِ»

Dan dengannya (sanad yang sama) bahwa Rosululloh bersabda, “2 orang yang sedang bertransaksi, masing-masing dari keduanya memiliki pilihan (untuk membatalkan transaksi) atas temannya selama mereka belum berpisah, kecuali jual beli dengan syarat pilihan (sejak awal).”

Empat Puluh Hadits dengan satu sanad dari Nafi’ dari Ibnu Umar telah selesai, dan semoga Alloh melimpahkan sholawat kepada pemimpin kita, Muhammad, keluarganya, dan para Shohabatnya.

***


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url