[PDF] 40 Hadits Bahaya Membid'ahkan - Dr. Ali Abu Haniyyah Al-Maqdisi
Unduh PDF
MUQODDIMAH
Sesungguhnya segala puji hanya milik Alloh, kita memuji-Nya, meminta
pertolongan kepada-Nya, dan memohon ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada
Alloh dari kejahatan diri-diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Siapa
yang Alloh beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. siapa yang Alloh sesatkan, maka tidak
ada yang dapat memberinya petunjuk. aku
bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah melainkan
Alloh, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan Rosul-Nya.
Amma ba’du (Adapun setelah itu):
Ini adalah kitab Al-Arba’un (Empat Puluh Hadits) yang ketiga dari seri: al-arba’inat
al-maqdisiyyah fii at-tahdzir mina al-madzahib ar-rodiyyah (Empat Puluh
Hadits dari Al-Quds dalam Rangka Memperingatkan dari Paham-Paham yang Buruk).
Seri ke-3 ini aku memberinya judul: al-arba’un al-maqdisiyyah fii
at-tahdzir min fitnat at-tabdi’i (Empat Puluh Hadits dari Al-Quds tentang Peringatan
dari Fitnah Tabdi’ [Vonis Bid’ah]).
Di dalamnya aku meghimpun kumpulan Hadits-Hadits Nabawiyyah yang bagus
dari perkataan makhluk terbaik. Aku menjelaskan di dalamnya tentang bahaya
manhaj (metode) Ghulatut Tajrih wa at-Tabdi’ (orang-orang yang berlebihan
dalam mencela dan menganggap bid’ah) pada zaman ini. hakikat dari kelompok ini yang mana para pemeluknya mengambil
manhaj ghuluw (berlebihan) dalam mengkritik orang-orang di bawah nama (Jarh
wa at-Ta’dil - kritik dan penilaian). mereka
beribadah kepada Alloh dengan ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dan buhtan
(tuduhan palsu), lalu mereka membungkusnya dengan jubah nasihat dan kecemburuan
terhadap manhaj Salafush-Sholih. Hal itu dengan menggugurkan orang-orang besar,
dan menyingkirkan orang-orang yang mulia, sehingga mereka mengarahkan
pedang-pedang mereka ke leher para ulama Ahlussunnah. mereka mengarahkan panah-panah mereka ke leher para dai-nya,
dengan melacak kesalahan-kesalahan mereka, dan meniup-niupkan ketergelinciran
mereka. Maka mereka memboikot mereka, memusuhi mereka, memperingatkan
(orang-orang) dari mereka, dan menghalangi manusia dari ilmu mereka. Sementara
itu, orang-orang yang memiliki keburukan dan musibah, dari kalangan orang-orang
yang syirik, ilhad (ateis), bid’ah, dan hawa nafsu, justru selamat dari
mereka!
Ya Alloh, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ketergelinciran,
kekeliruan (dalam perkataan), dan buruknya perbuatan. segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam.
Ditulis oleh: Abu Abdillah Al-Maqdisi, Ali bin Muhammad Abu Haniyyah
Anata, Al-Quds, Palestina
Hari Selasa: 7 Rojab, 1440 H, bertepatan dengan: 4 April 2019.
***
﷽
HADITS KE-1: AMAL PERBUATAN DENGAN NIAT
Dari Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh
ﷺ
bersabda:
«إِنَّمَا
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى؛ فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ
إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ»
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu dengan niatnya, dan
sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrohnya
(berpindahnya) kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrohnya (akan sampai) kepada
Alloh dan Rosul-Nya. siapa
hijrohnya karena dunia yang ia ingin raih, atau wanita yang ingin ia nikahi,
maka hijrohnya (akan sampai) kepada apa yang ia hijrohi.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-2: ORANG MU’MIN MENYUKAI DAN DISUKAI
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«أَكْمَلُ
الْمُؤْمِنِينَ إِيمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً، الْمُوَطَّؤُونَ أَكْنَافاً، الَّذِينَ
يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ وَلَا خَيْرَ فِيمَنْ لَا يَأْلَفُ وَلَا يُؤْلَفُ»
“Orang Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya, yang rendah hati, yang menyukai dan disukai. tidak ada kebaikan bagi orang yang
tidak menyukai dan tidak disukai.” (HR. Abu Dawud Ath-Thoyalisi dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-3: ORANG MU’MIN LEMBUT LAGI MUDAH
Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«أَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ، أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟
عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ»
“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang diharomkan
atas Neraka, atau Neraka diharomkan atasnya? (Yaitu) atas setiap orang yang
dekat (akrab), lembut, mudah, dan gampang.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban
dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-4: ORANG MU’MIN ITU LEMAH LEMBUT
Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«يَا عَائِشَةُ!
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي
عَلَى الْعُنْفِ، وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ»
“Wahai ‘Aisyah! Sesungguhnya Alloh itu Rofiq (Maha Lembut), Dia
mencintai kelemahlembutan. Dia
memberikan atas kelemahlembutan apa yang tidak Dia berikan atas kekerasan, dan
apa yang tidak Dia berikan atas yang selainnya.” (HR. Muslim)
HADITS KE-5: ORANG MU’MIN MEMBELA SAUDARANYA DI
BELAKANGNYA
Dari Abu Ad-Darda Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau
bersabda:
«مَنْ رَدَّ
عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ؛ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
“Siapa yang membela kehormatan saudaranya; niscaya Alloh akan
memalingkan api Neraka dari wajahnya pada hari Kiamat.” (HR. At-Tirmidzi dan
dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-6: HAK SEORANG MUSLIM ATAS MUSLIM LAINNYA
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«حَقُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ»
“Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam.”
Dikatakan, “Apakah itu wahai Rosululloh?”
Beliau bersabda:
«إِذَا
لَقِيتَهُ فَسَلَّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ
فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ،
وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ»
“Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya.
Jika ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya. Jika ia meminta nasihat
kepadamu, maka nasihatilah dia. Jika ia bersin lalu memuji Alloh, maka
doakanlah dia. Jika ia sakit, maka jenguklah dia. jika ia meninggal, maka ikutilah jenazahnya.” (HR. Muslim)
HADITS KE-7: HAROMNYA KEHORMATAN SEORANG MUSLIM
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ؛ لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى
هَهُنَا» - وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ - «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ
أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ»
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain; dia tidak
menzholiminya, tidak meninggalkannya (tidak menolongnya saat butuh), dan tidak
meremehkannya. Taqwa itu di sini” - sambil beliau menunjuk dadanya tiga kali - “Cukuplah
seseorang itu dikatakan buruk jika dia meremehkan saudara Muslimnya. Darah,
harta, dan kehormatan setiap Muslim adalah harom (terjaga) bagi Muslim yang
lain.” (HR. Muslim)
HADITS KE-8: MENGAGUNGKAN PERKARA KEHORMATAN
Dari Abu Bakroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ
berkata dalam khutbahnya pada Haji Wada’ (Perpisahan):
«إِنَّ
دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ
هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ»
“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan
kehormatan-kehormatan kalian adalah harom (terjaga) atas kalian, seperti haromnya
(kesucian) hari kalian ini, di bulan kalian ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah,
apakah aku telah menyampaikan?” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-9: PENGHAROMAN SEGALA SESUATU YANG
MENYEBABKAN PERMUSUHAN DAN KEBENCIAN DI ANTARA MUSLIMIN
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«إِيَّاكُمْ
وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا،
وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا
عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً»
“Waspadalah kalian dari prasangka, karena sesungguhnya prasangka
adalah perkataan yang paling dusta. janganlah
kalian mencari-cari kesalahan, janganlah kalian memata-matai, janganlah kalian
saling menipu dalam jual beli, janganlah kalian saling mendengki, janganlah
kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling membelakangi. jadilah kalian, wahai hamba-hamba
Alloh, bersaudara.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-10: MENGHORMATI ULAMA ADALAH BAGIAN DARI
MENGAGUNGKAN ALLOH
Dari Abu Musa Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ،
غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ، وَلَا الْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ»
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Alloh adalah menghormati
orang tua Muslim, dan menghormati penghafal Al-Qur’an, yang tidak berlebihan
padanya, dan tidak menjauh darinya, dan menghormati penguasa yang adil.” (HR.
Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-11: PARA ULAMA ADALAH ORANG-ORANG YANG
PALING BESAR HAKNYA
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shomit Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«لَيْسَ
مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا»
“Bukan termasuk dari umatku orang yang tidak mengagungkan orang
yang lebih tua di antara kami, tidak menyayangi orang yang lebih muda di antara
kami, dan tidak mengetahui hak bagi orang alim di antara kami.” (HR. Ahmad
dan Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-12: KEBERKAHAN ADA BERSAMA ORANG-ORANG BESAR
Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«الْبَرَكَةُ
مَعَ أَكَابِرِكُمْ»
“Keberkahan itu bersama orang-orang besar di antara kalian.” (HR.
Ath-Thobarani dan Al-Hakim dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-13: KESELAMATAN LISAN SEORANG MUSLIM
Dari Abdulloh bin ‘Amr Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau
bersabda:
«الْمُسْلِمُ
مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا
نَهَى اللَّهُ عَنْهُ»
“Seorang Muslim adalah orang yang Muslimin selamat dari lisan
dan tangannya, dan seorang muhajir (yang berhijroh) adalah orang yang
meninggalkan apa yang Alloh larang.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-14: KESELAMATAN LISAN ADALAH SALAH SATU
AMALAN TERBAIK
Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku bertanya
kepada Rosululloh ﷺ lalu aku
berkata:
«يَا رَسُولَ
اللهِ! أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟»
“Wahai Rosululloh! Amalan apa yang paling utama?”
Beliau bersabda:
«الصَّلَاةُ
عَلَى مِيقَاتِهَا»
“Sholat pada waktunya.”
Aku bertanya, “Lalu apa lagi wahai Rosululloh?”
Beliau bersabda:
«أَنْ يَسْلَمَ
النَّاسُ مِنْ لِسَانِكَ»
“Hendaklah manusia selamat dari lisanmu.” (HR. Ath-Thobarani
dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-15: SEDIKIT BICARA ADALAH BAGIAN DARI IMAN
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ»
“Siapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, maka hendaklah
ia memuliakan tamunya. siapa yang
beriman kepada Alloh dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. siapa yang beriman kepada Alloh dan
hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-16: KESELAMATAN LISAN ADALAH KESELAMATAN
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku berkata: “Wahai
Rosululloh! Apa itu keselamatan?”
Beliau bersabda:
«أَمْسِكْ
عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ»
“Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu terasa lapang bagimu, dan
tangisilah kesalahanmu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh
Al-Albani)
HADITS KE-17: LISAN YANG LURUS ADALAH BUKTI HATI DAN
IMAN YANG LURUS
Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«لَا يَسْتَقِيمُ
إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ
لِسَانُهُ، وَلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ رَجُلٌ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ»
“Tidak akan lurus iman seorang hamba sampai lurus hatinya. tidak akan lurus hatinya sampai lurus lisannya.
tidak akan masuk Surga seorang
laki-laki yang tetangganya tidak merasa aman dari keburukannya.” (HR. Ahmad
dan Ibnu Abi Ad-Dunya dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-18: ALLOH MEMBENCI KATANYA DAN KATANYA (GOSIP)
Dari Al-Mughiroh bin Syu’bah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku
mendengar Rosululloh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثاً: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ، وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ»
“Sesungguhnya Alloh membenci tiga hal untuk kalian: katanya dan
katanya (berita bohong), menyia-nyiakan harta, dan banyak bertanya.” (Muttafaq
‘alaih)
HADITS KE-19: SIAPA DIAM, MAKA IA SELAMAT
Dari Abdulloh bin ‘Amr Rodhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَنْ صَمَتَ
نَجَا»
“Siapa yang diam, maka ia selamat.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-20: MANHAJ TAJRIH (MENKRITIK ORANG) ADALAH
MANHAJ BARU
Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَنْ أَحْدَثَ
فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ»
“Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami ini (agama)
yang bukan darinya, maka ia tertolak.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-21: MATINYA ULAMA DAN JAHIL MENGAMBIL
KEPEMIMPINAN
Dari Abdulloh bin ‘Amr bin Al-’Ash Rodhiyallahu ‘Anhu berkata,
aku mendengar Rosululloh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ
يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِماً اتَّخَذَ
النَّاسُ رُؤُوساً جُهَّالاً، فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا
وَأَضَلُّوا»
“Sesungguhnya Alloh tidaklah mengambil ilmu dengan mencabutnya
dari hamba-hamba, akan tetapi Dia mengambil ilmu dengan wafatnya para ulama. Sehingga
ketika tidak tersisa lagi seorang ulama, manusia menjadikan orang-orang bodoh
sebagai pemimpin. Mereka ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga
mereka sesat dan menyesatkan.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-22: MUNCULNYA TANDA-TANDA KIAMAT
Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَكْثُرَ الْجَهْلُ»
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat adalah diangkatnya
ilmu dan banyaknya kebodohan.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-23: BERLEBIHAN BAIK DALAM MEMUJI ATAU
MENCELA
Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda kepadaku pada pagi hari ‘Aqobah - saat beliau berdiri di atas unta
beliau:
«هَاتِ
الْقُطْ لِي»
“Ambillah kerikil untukku.”
Maka aku mengumpulkan untuk beliau kerikil-kerikil yang seukuran kerikil
untuk melontar. Lalu beliau meletakkannya di tangan beliau dan bersabda:
«بِأَمْثَالِ
هَؤُلَاءِ»
“Dengan yang semisalnya ini.”
- dua kali. beliau berkata
dengan tangan beliau (sambil mengangkatnya) dan bersabda:
«إِيَّاكُمْ
وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ
فِي الدِّينِ»
“Waspadalah kalian dari ghuluw (berlebihan) dalam agama,
karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa disebabkan ghuluw
(sikap berlebihan) dalam agama.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-24: MENGIKUTI HAWA NAFSU
Dari Abu Barzah Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau
bersabda:
«إِنَّمَا
أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَفُرُوجِكُمْ، وَمُضِلَّاتِ
الْهَوَى»
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah
syahwat (keinginan) kesesatan pada perut dan kemaluan kalian, dan
penyesatan-penyesatan hawa nafsu.” (HR. Ahmad dan Ath-Thobarani dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-25: GHULATUT TAJRIH (ORANG YANG BERLEBIHAN
DALAM MENKRITIK ORANG) ADALAH ORANG-ORANG YANG BANGKRUT
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«أَتَدْرُونَ
مَنِ الْمُفْلِسُ؟»
“Apakah kalian tahu siapakah orang yang bangkrut itu?”
Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang
tidak memiliki dirham dan tidak memiliki harta benda.”
Maka beliau bersabda:
«إِنَّ
الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ،
وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ
هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ،
فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ؛ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ»
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang
datang pada hari Kiamat dengan (pahala) Sholat, Puasa, dan Zakat. Namun ia
datang dalam keadaan telah mencela si A, menuduh si B, memakan harta si C,
menumpahkan darah si D, dan memukul si E. Maka (pahala) kebaikannya diberikan
kepada orang ini, dan kepada orang ini. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia
menyelesaikan kewajibannya; maka dosa-dosa mereka diambil lalu dilemparkan
kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Muslim)
HADITS KE-26: HAL-HAL YANG MEMBINASAKAN
Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu dari Rosululloh ﷺ beliau
bersabda:
«وَأَمَّا
الْمُهْلِكَاتُ؛ فَشُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوَى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ»
“Adapun hal-hal yang membinasakan: maka itu adalah kekikiran
yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang pada dirinya
sendiri.” (HR. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-27: KESOMBONGAN
Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau
bersabda:
«لَا يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»
“Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat
kesombongan seberat dzarroh (semut kecil).”
Seorang lelaki bertanya, “Sesungguhnya seorang laki-laki suka jika
pakaiannya bagus dan sandalnya bagus.”
Beliau bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ»
“Sesungguhnya Alloh itu Maha Indah dan mencintai keindahan.
Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
HADITS KE-28: KATA-KATA KOTOR DAN KASAR
Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، مَنْ وَدَعَهُ، أَوْ
تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ»
“Sesungguhnya seburuk-buruk manusia kedudukannya di sisi Alloh
pada hari Kiamat adalah orang yang ditinggalkan, atau dijauhi oleh manusia
karena takut akan kata-katanya yang kotor.” (HR. Muslim)
HADITS KE-29: MEMPERSULIT
Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi ﷺ beliau
bersabda:
«يَسِّرُوا
وَلَا تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا»
“Mudahkanlah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan
jangan membuat orang lari.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-30: MEMBUAT ORANG LARI
Dari Qois bin Abi Hazim berkata, Abu Mas’ud mengabarkan kepadaku, bahwa
seorang lelaki berkata, “Demi Alloh wahai Rosululloh, sesungguhnya aku tidak
akan datang untuk Sholat Shubuh karena si fulan (imam) yang memanjangkan
Sholatnya bagi kami.”
Maka aku tidak pernah melihat Rosululloh ﷺ dalam nasihatnya lebih marah daripada hari
itu. Kemudian beliau bersabda:
«إِنَّ
مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ؛ فَأَيُّكُمْ مَا صَلَّى بِالنَّاسِ فَلْيَتَجَوَّزْ: فَإِنَّ
فِيهِمُ الضَّعِيفَ وَالْكَبِيرَ وَذَا الْحَاجَةِ»
“Sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang membuat
(orang lain) lari. Maka siapapun di antara kalian yang Sholat mengimami
manusia, hendaklah ia meringankannya: karena sesungguhnya di antara mereka ada
orang yang lemah, orang yang tua, dan orang yang memiliki hajat (kebutuhan).” (Muttafaq
‘alaih)
HADITS KE-31: MEMAKSAKAN
Dari ‘Ali Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ
mengutus suatu pasukan, dan beliau menunjuk seorang lelaki sebagai pemimpin
mereka. Lalu pemimpin itu menyalakan api dan berkata, “Masuklah ke dalamnya.” Maka
sekelompok orang ingin memasukinya, sementara yang lain berkata, “Sesungguhnya
kami lari darinya.” Maka hal itu disebutkan kepada Rosululloh ﷺ.
Beliau berkata kepada orang-orang yang ingin memasukinya:
«لَوْ دَخَلْتُمُوهَا
لَمْ تَزَالُوا فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»
“Seandainya kalian memasukinya, niscaya kalian akan terus berada di dalamnya
hingga hari Kiamat.”
beliau berkata kepada yang lainnya dengan
perkataan yang baik, dan beliau bersabda:
«لَا طَاعَةَ
فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ»
“Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan kepada Alloh, sesungguhnya
ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’ruf (baik).” (HR. Muslim)
HADITS KE-32: MEMBOIKOT TANPA HAK
Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«لَا يَحِلُّ
الْهَجْرُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، فَإِنِ الْتَقَيَا فَسَلَّمَ أَحَدُهُمَا فَرَدَّ
الْآخَرُ اشْتَرَكَا فِي الْأَجْرِ، وَإِنْ لَمْ يَرُدَّ بَرِئَ هَذَا مِنَ الْإِثْمِ،
وَبَاءَ بِهِ الْآخَرُ، وَإِنْ مَاتَا وَهُمَا مُتَهَاجِرَانِ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي
الْجَنَّةِ»
“Tidak halal memboikot (saudara Muslim) lebih dari tiga hari. Maka
jika keduanya bertemu, lalu salah satu dari mereka mengucapkan salam dan yang
lain menjawabnya, maka keduanya berserikat dalam pahala. jika ia tidak menjawab salam, maka yang
ini (yang mengucapkan salam) berlepas diri dari dosa, dan yang lain pulang
membawa dosanya. jika keduanya
meninggal dalam keadaan saling memboikot, maka keduanya tidak akan berkumpul di
Surga.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-33: MEMBOIKOT SEPERTI MEMBUNUH DALAM DOSA
Dari Abu Khirosy As-Sulami Rodhiyallahu ‘Anhu, ia mendengar
Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَنْ هَجَرَ
أَخَاهُ سَنَةً، فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ»
“Siapa yang memboikot saudaranya selama satu tahun, maka ia
seperti menumpahkan darahnya.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh
Al-Albani)
HADITS KE-34: HUKUMAN BAGI PEMBOIKOT
Dari Fudholah bin ‘Ubaid Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَنْ هَجَرَ
أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَهُوَ فِي النَّارِ، إِلَّا أَنْ يَتَدَارَكَهُ اللَّهُ بِرَحْمَتِهِ»
“Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari tiga (hari), maka ia
di Neraka, kecuali jika Alloh menyelamatkannya dengan rohmat-Nya.” (HR.
Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-35: MENSUCIKAN PARA SYAIKH (ULAMA)
Dari ‘Ady bin Hatim berkata, “Aku mendatangi Nabi ﷺ dan di
leherku ada salib dari emas.”
Maka beliau bersabda:
«يَا عَدِيُّ
اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ»
“Wahai ‘Ady, buanglah berhala ini darimu.”
aku mendengar beliau membaca dalam surat Baroah
(At-Taubah):
﴿اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ﴾
“Mereka menjadikan ahbar (ahli ilmu) dan ruhban (ahli
ibadah) mereka sebagai tuhan-tuhan selain Alloh.”
Beliau bersabda:
«أَمَا
إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا
لَهُمْ شَيْئاً اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئاً حَرَّمُوهُ»
“Adapun sesungguhnya mereka (kaum Yahudi dan Nasroni) tidak
menyembah mereka (ahli agama dan rohib), akan tetapi jika mereka (ahli agama
dan rohib) menghalalkan sesuatu bagi mereka, mereka menganggapnya halal. jika mereka mengharomkan sesuatu bagi
mereka, mereka menganggapnya harom.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh
Al-Albani)
HADITS KE-36: DZAT YANG PUJIANNYA ADALAH KEINDAHAN DAN
CELAANNYA ADALAH KEBURUKAN HANYALAH ALLOH JALLA JALALUH
Dari Al-Baro bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘Anhu, mengenai firman Alloh Ta’ala:
﴿إِنَّ
الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu dari belakang
kamar-kamar, kebanyakan mereka tidak berakal.” (QS. Al-Hujurot: 4)
Ia berkata, “Seorang laki-laki berdiri lalu berkata, ‘Wahai Rosululloh,
sesungguhnya pujianku adalah keindahan dan sesungguhnya celaanku adalah keburukan’.”
Maka Nabi ﷺ
bersabda:
«ذَاكَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ»
“Itulah Alloh ‘Azza wa Jalla.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-37: BERLEBIHAN DALAM CINTA DAN BENCI
Dari Abdulloh bin ‘Amr Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«أَحْبِبْ
حَبِيبَكَ هَوْناً مَا، عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْماً مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ
هَوْناً مَا، عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْماً مَا»
“Cintailah orang yang engkau cintai sekedarnya saja, bisa jadi
suatu hari ia menjadi orang yang engkau benci. bencilah orang yang engkau benci sekedarnya saja, bisa jadi
suatu hari ia menjadi orang yang engkau cintai.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-38: FANATISME KELOMPOK YANG BUSUK
Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami bersama
Nabi ﷺ dalam
suatu peperangan, lalu seorang lelaki dari kaum Muhajirin menendang seorang
lelaki dari kaum Anshor. Maka orang Anshor itu berkata, ‘Wahai kaum Anshor!’
dan orang Muhajirin berkata, ‘Wahai kaum Muhajirin!’ Maka Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَا بَالُ
دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ؟»
“Ada apa dengan seruan Jahiliyyah (zaman kebodohan) ini?”
Mereka berkata, “Wahai Rosululloh! Seorang lelaki dari kaum Muhajirin
menendang seorang lelaki dari kaum Anshor.”
Maka beliau bersabda:
«دَعُوهَا،
فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ»
“Tinggalkanlah (seruan itu), karena ia adalah sesuatu yang
busuk.” (Muttafaq ‘alaih)
HADITS KE-39: GHIBAH
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh ﷺ
bersabda:
«أَتَدْرُونَ
مَا الْغِيبَةُ؟»
“Apakah kalian tahu apa itu ghibah?”
Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya yang lebih tahu.”
Beliau bersabda:
«ذِكْرُكَ
أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ»
“Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.”
Dikatakan, “Bagaimana pendapatmu jika pada saudaraku memang ada apa yang
aku katakan?”
Beliau bersabda:
«إِنْ كَانَ
فِيهِ مَا تَقُولُ، فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَهُ»
“Jika apa yang kamu katakan itu memang ada padanya, maka sungguh
engkau telah menggunjingnya. jika
tidak ada padanya, maka sungguh engkau telah menuduhnya dengan kebohongan (buhtan).”
(HR. Muslim)
HADITS KE-40: GHIBAH ADALAH DOSA YANG PALING BESAR
Dari Al-Baro bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«الرِّبَا
اثْنَانِ وَسَبْعُونَ بَاباً؛ أَدْنَاهَا مِثْلُ إِتْيَانِ الرَّجُلِ أُمَّهُ، وَإِنَّ
أَرْبَى الرِّبَا اسْتِطَالَةُ الرَّجُلِ فِي عِرْضِ أَخِيهِ»
“Riba itu ada 72 pintu; yang paling ringan darinya adalah
seperti seorang laki-laki menyetubuhi ibunya. sesungguhnya
riba yang paling parah adalah seorang laki-laki melanggar kehormatan
saudaranya.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-41: BUHTAN (TUDUHAN PALSU)
Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, aku
mendengar Rosululloh ﷺ
bersabda:
«مَنْ قَالَ
فِي مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ؛ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ، حَتَّى يَخْرُجَ
مِمَّا قَالَ»
“Siapa yang mengatakan sesuatu yang tidak ada pada seorang Mu’min;
maka Alloh akan menempatkannya di Rodghoh Al-Khabal (lumpur keringat penduduk
Neraka), hingga ia keluar dari apa yang ia katakan.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-42: HUKUMAN BUHTAN
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«خَمْسٌ
لَيْسَ هُنَّ كَفَّارَةٌ: الشَّكُّ بِاللَّهِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ بِغَيْرِ حَقٍّ،
وَبَهْتُ مُؤْمِنٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَيَمِينٌ صَابِرَةٌ يَقْتَطِعُ بِهَا
مَالاً بِغَيْرِ حَقٍّ»
“Ada lima perkara yang tidak ada kaffaroh (penebus)
untuknya: ragu kepada Alloh, membunuh jiwa tanpa hak, menuduh bohong seorang Mu’min,
lari dari medan perang, dan sumpah dusta yang dengannya ia mengambil harta
(orang lain) tanpa hak.” (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-43: MENGHASUT DAN MERUSAK DI ANTARA KAUM MU’MININ
Dari Jabir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Nabi ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ؛
وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ»
“Sesungguhnya Syaithon telah putus asa untuk disembah oleh
orang-orang yang Sholat di Jazirah Arob. Akan tetapi (ia berusaha) untuk
membuat hasutan di antara mereka.” (HR. Muslim)
HADITS KE-44: HAROMNYA MERUSAK HUBUNGAN
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«لَيْسَ
مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا، أَوْ عَبْداً عَلَى سَيِّدِهِ»
“Bukan dari golongan kami orang yang merusak (hubungan) seorang
wanita dengan suaminya, atau seorang hamba sahaya dengan tuannya.” (HR. Abu
Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-45: BURUK SANGKA DAN MENCARI-CARI AIB
Dari Abu Barzah Al-Aslami Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«يَا مَعْشَرَ
مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ، وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ،
وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ؛ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ؛ تَتَبَّعَ
اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ»
“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya, tetapi iman
belum masuk ke dalam hatinya! Janganlah kalian menggunjing Muslimin, dan
janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Karena sesungguhnya siapa yang
mencari-cari aib mereka; maka Alloh akan mencari-cari aibnya. siapa yang Alloh mencari-cari aibnya,
maka Dia akan membongkar aibnya di rumahnya.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan
oleh Al-Albani)
HADITS KE-46: MENGADU DOMBA DAN MENCARI-CARI KESALAHAN
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ؛ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقاً، الْمُوَطَّؤُونَ أَكْنَافاً، الَّذِينَ
يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ الْمَشَّاؤُونَ بِالنَّمِيمَةِ،
الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ الْأَحِبَّةِ؛ الْمُلْتَمِسُونَ لِلْبُرَاءِ الْعَيْبَ»
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian; adalah
yang paling baik akhlaknya, yang rendah hati, yang menyukai dan disukai. sesungguhnya yang paling aku benci di
antara kalian adalah orang-orang yang berjalan (melakukan) adu domba,
orang-orang yang memisahkan di antara orang-orang yang saling mencintai,
orang-orang yang mencari-cari aib orang yang tidak bersalah.” (HR.
Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)
HADITS KE-47: KAMI BERLINDUNG KEPADA ALLOH
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Di antara doa
beliau adalah:
«اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ، وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ الْمَشِيبِ،
وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ رَبًّا، وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَاباً، وَمِنْ
خَلِيلٍ مَاكِرٍ عَيْنُهُ تَرَانِي، وَقَلْبُهُ يَرْعَانِي؛ إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا،
وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا»
“Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga
yang buruk, dari istri yang membuatku beruban sebelum waktunya beruban, dari
anak yang menjadi tuanku, dari harta yang menjadi adzab bagiku, dan dari teman
yang licik, matanya melihatku, namun hatinya mengawasiku; jika ia melihat
kebaikan, ia menguburnya, dan jika ia melihat keburukan, ia menyebarkannya.” (HR.
Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)
***
Kitab ini kami tarjamahkan beberapa hari sebelum dikaji bersama
penulisnya, Dr. Ali Abu Haniyyah Al-Maqdisi dalam Dauroh Mukatstsafah 1447 H di
STAI Ali bin Abi Tholib Surabaya—[Nor Kandir]