[PDF] 40 Hadits Bahaya Membid'ahkan - Dr. Ali Abu Haniyyah Al-Maqdisi

Unduh PDF


MUQODDIMAH

Sesungguhnya segala puji hanya milik Alloh, kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, dan memohon ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Alloh dari kejahatan diri-diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Siapa yang Alloh beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. siapa yang Alloh sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah melainkan Alloh, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya.

Amma ba’du (Adapun setelah itu):

Ini adalah kitab Al-Arba’un (Empat Puluh Hadits) yang ketiga dari seri: al-arba’inat al-maqdisiyyah fii at-tahdzir mina al-madzahib ar-rodiyyah (Empat Puluh Hadits dari Al-Quds dalam Rangka Memperingatkan dari Paham-Paham yang Buruk).

Seri ke-3 ini aku memberinya judul: al-arba’un al-maqdisiyyah fii at-tahdzir min fitnat at-tabdi’i (Empat Puluh Hadits dari Al-Quds tentang Peringatan dari Fitnah Tabdi’ [Vonis Bid’ah]).

Di dalamnya aku meghimpun kumpulan Hadits-Hadits Nabawiyyah yang bagus dari perkataan makhluk terbaik. Aku menjelaskan di dalamnya tentang bahaya manhaj (metode) Ghulatut Tajrih wa at-Tabdi’ (orang-orang yang berlebihan dalam mencela dan menganggap bid’ah) pada zaman ini. hakikat dari kelompok ini yang mana para pemeluknya mengambil manhaj ghuluw (berlebihan) dalam mengkritik orang-orang di bawah nama (Jarh wa at-Ta’dil - kritik dan penilaian). mereka beribadah kepada Alloh dengan ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dan buhtan (tuduhan palsu), lalu mereka membungkusnya dengan jubah nasihat dan kecemburuan terhadap manhaj Salafush-Sholih. Hal itu dengan menggugurkan orang-orang besar, dan menyingkirkan orang-orang yang mulia, sehingga mereka mengarahkan pedang-pedang mereka ke leher para ulama Ahlussunnah. mereka mengarahkan panah-panah mereka ke leher para dai-nya, dengan melacak kesalahan-kesalahan mereka, dan meniup-niupkan ketergelinciran mereka. Maka mereka memboikot mereka, memusuhi mereka, memperingatkan (orang-orang) dari mereka, dan menghalangi manusia dari ilmu mereka. Sementara itu, orang-orang yang memiliki keburukan dan musibah, dari kalangan orang-orang yang syirik, ilhad (ateis), bid’ah, dan hawa nafsu, justru selamat dari mereka!

Ya Alloh, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ketergelinciran, kekeliruan (dalam perkataan), dan buruknya perbuatan. segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam.

Ditulis oleh: Abu Abdillah Al-Maqdisi, Ali bin Muhammad Abu Haniyyah

Anata, Al-Quds, Palestina

Hari Selasa: 7 Rojab, 1440 H, bertepatan dengan: 4 April 2019.

***

 

HADITS KE-1: AMAL PERBUATAN DENGAN NIAT

Dari Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى؛ فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ»

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu dengan niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrohnya (berpindahnya) kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrohnya (akan sampai) kepada Alloh dan Rosul-Nya. siapa hijrohnya karena dunia yang ia ingin raih, atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrohnya (akan sampai) kepada apa yang ia hijrohi.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-2: ORANG MU’MIN MENYUKAI DAN DISUKAI

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً، الْمُوَطَّؤُونَ أَكْنَافاً، الَّذِينَ يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ وَلَا خَيْرَ فِيمَنْ لَا يَأْلَفُ وَلَا يُؤْلَفُ»

“Orang Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, yang rendah hati, yang menyukai dan disukai. tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak menyukai dan tidak disukai.” (HR. Abu Dawud Ath-Thoyalisi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-3: ORANG MU’MIN LEMBUT LAGI MUDAH

Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ، أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ»

“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang diharomkan atas Neraka, atau Neraka diharomkan atasnya? (Yaitu) atas setiap orang yang dekat (akrab), lembut, mudah, dan gampang.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-4: ORANG MU’MIN ITU LEMAH LEMBUT

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha bahwa Rosululloh bersabda:

«يَا عَائِشَةُ! إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ، وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ»

“Wahai ‘Aisyah! Sesungguhnya Alloh itu Rofiq (Maha Lembut), Dia mencintai kelemahlembutan. Dia memberikan atas kelemahlembutan apa yang tidak Dia berikan atas kekerasan, dan apa yang tidak Dia berikan atas yang selainnya.” (HR. Muslim)

HADITS KE-5: ORANG MU’MIN MEMBELA SAUDARANYA DI BELAKANGNYA

Dari Abu Ad-Darda Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ؛ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

“Siapa yang membela kehormatan saudaranya; niscaya Alloh akan memalingkan api Neraka dari wajahnya pada hari Kiamat.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-6: HAK SEORANG MUSLIM ATAS MUSLIM LAINNYA

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh bersabda:

«حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ»

“Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam.”

Dikatakan, “Apakah itu wahai Rosululloh?”

Beliau bersabda:

«إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلَّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ»

“Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya. Jika ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya. Jika ia meminta nasihat kepadamu, maka nasihatilah dia. Jika ia bersin lalu memuji Alloh, maka doakanlah dia. Jika ia sakit, maka jenguklah dia. jika ia meninggal, maka ikutilah jenazahnya.” (HR. Muslim)

HADITS KE-7: HAROMNYA KEHORMATAN SEORANG MUSLIM

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ؛ لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هَهُنَا» - وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ - «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ»

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain; dia tidak menzholiminya, tidak meninggalkannya (tidak menolongnya saat butuh), dan tidak meremehkannya. Taqwa itu di sini” - sambil beliau menunjuk dadanya tiga kali - “Cukuplah seseorang itu dikatakan buruk jika dia meremehkan saudara Muslimnya. Darah, harta, dan kehormatan setiap Muslim adalah harom (terjaga) bagi Muslim yang lain.” (HR. Muslim)

HADITS KE-8: MENGAGUNGKAN PERKARA KEHORMATAN

Dari Abu Bakroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh berkata dalam khutbahnya pada Haji Wada’ (Perpisahan):

«إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ»

“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian adalah harom (terjaga) atas kalian, seperti haromnya (kesucian) hari kalian ini, di bulan kalian ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah, apakah aku telah menyampaikan?” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-9: PENGHAROMAN SEGALA SESUATU YANG MENYEBABKAN PERMUSUHAN DAN KEBENCIAN DI ANTARA MUSLIMIN

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً»

“Waspadalah kalian dari prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling dusta. janganlah kalian mencari-cari kesalahan, janganlah kalian memata-matai, janganlah kalian saling menipu dalam jual beli, janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling membelakangi. jadilah kalian, wahai hamba-hamba Alloh, bersaudara.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-10: MENGHORMATI ULAMA ADALAH BAGIAN DARI MENGAGUNGKAN ALLOH

Dari Abu Musa Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh bersabda:

«إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ، غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ، وَلَا الْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ»

“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Alloh adalah menghormati orang tua Muslim, dan menghormati penghafal Al-Qur’an, yang tidak berlebihan padanya, dan tidak menjauh darinya, dan menghormati penguasa yang adil.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-11: PARA ULAMA ADALAH ORANG-ORANG YANG PALING BESAR HAKNYA

Dari ‘Ubadah bin Ash-Shomit Rodhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rosululloh bersabda:

«لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا»

“Bukan termasuk dari umatku orang yang tidak mengagungkan orang yang lebih tua di antara kami, tidak menyayangi orang yang lebih muda di antara kami, dan tidak mengetahui hak bagi orang alim di antara kami.” (HR. Ahmad dan Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-12: KEBERKAHAN ADA BERSAMA ORANG-ORANG BESAR

Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rosululloh bersabda:

«الْبَرَكَةُ مَعَ أَكَابِرِكُمْ»

“Keberkahan itu bersama orang-orang besar di antara kalian.” (HR. Ath-Thobarani dan Al-Hakim dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-13: KESELAMATAN LISAN SEORANG MUSLIM

Dari Abdulloh bin ‘Amr Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ»

“Seorang Muslim adalah orang yang Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang muhajir (yang berhijroh) adalah orang yang meninggalkan apa yang Alloh larang.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-14: KESELAMATAN LISAN ADALAH SALAH SATU AMALAN TERBAIK

Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku bertanya kepada Rosululloh lalu aku berkata:

«يَا رَسُولَ اللهِ! أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟»

“Wahai Rosululloh! Amalan apa yang paling utama?”

Beliau bersabda:

«الصَّلَاةُ عَلَى مِيقَاتِهَا»

“Sholat pada waktunya.”

Aku bertanya, “Lalu apa lagi wahai Rosululloh?”

Beliau bersabda:

«أَنْ يَسْلَمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِكَ»

“Hendaklah manusia selamat dari lisanmu.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-15: SEDIKIT BICARA ADALAH BAGIAN DARI IMAN

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ»

“Siapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. siapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. siapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-16: KESELAMATAN LISAN ADALAH KESELAMATAN

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku berkata: “Wahai Rosululloh! Apa itu keselamatan?”

Beliau bersabda:

«أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ»

“Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu terasa lapang bagimu, dan tangisilah kesalahanmu.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-17: LISAN YANG LURUS ADALAH BUKTI HATI DAN IMAN YANG LURUS

Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ، وَلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ رَجُلٌ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ»

“Tidak akan lurus iman seorang hamba sampai lurus hatinya. tidak akan lurus hatinya sampai lurus lisannya. tidak akan masuk Surga seorang laki-laki yang tetangganya tidak merasa aman dari keburukannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ad-Dunya dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-18: ALLOH MEMBENCI KATANYA DAN KATANYA (GOSIP)

Dari Al-Mughiroh bin Syu’bah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثاً: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ»

“Sesungguhnya Alloh membenci tiga hal untuk kalian: katanya dan katanya (berita bohong), menyia-nyiakan harta, dan banyak bertanya.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-19: SIAPA DIAM, MAKA IA SELAMAT

Dari Abdulloh bin ‘Amr Rodhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Rosululloh bersabda:

«مَنْ صَمَتَ نَجَا»

“Siapa yang diam, maka ia selamat.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-20: MANHAJ TAJRIH (MENKRITIK ORANG) ADALAH MANHAJ BARU

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha berkata, Rosululloh bersabda:

«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ»

“Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami ini (agama) yang bukan darinya, maka ia tertolak.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-21: MATINYA ULAMA DAN JAHIL MENGAMBIL KEPEMIMPINAN

Dari Abdulloh bin ‘Amr bin Al-’Ash Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِماً اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوساً جُهَّالاً، فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا»

“Sesungguhnya Alloh tidaklah mengambil ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba, akan tetapi Dia mengambil ilmu dengan wafatnya para ulama. Sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang ulama, manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Mereka ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-22: MUNCULNYA TANDA-TANDA KIAMAT

Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda:

«إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَكْثُرَ الْجَهْلُ»

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda Kiamat adalah diangkatnya ilmu dan banyaknya kebodohan.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-23: BERLEBIHAN BAIK DALAM MEMUJI ATAU MENCELA

Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh bersabda kepadaku pada pagi hari ‘Aqobah - saat beliau berdiri di atas unta beliau:

«هَاتِ الْقُطْ لِي»

“Ambillah kerikil untukku.”

Maka aku mengumpulkan untuk beliau kerikil-kerikil yang seukuran kerikil untuk melontar. Lalu beliau meletakkannya di tangan beliau dan bersabda:

«بِأَمْثَالِ هَؤُلَاءِ»

“Dengan yang semisalnya ini.”

- dua kali. beliau berkata dengan tangan beliau (sambil mengangkatnya) dan bersabda:

«إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ»

“Waspadalah kalian dari ghuluw (berlebihan) dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa disebabkan ghuluw (sikap berlebihan) dalam agama.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-24: MENGIKUTI HAWA NAFSU

Dari Abu Barzah Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«إِنَّمَا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَفُرُوجِكُمْ، وَمُضِلَّاتِ الْهَوَى»

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syahwat (keinginan) kesesatan pada perut dan kemaluan kalian, dan penyesatan-penyesatan hawa nafsu.” (HR. Ahmad dan Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-25: GHULATUT TAJRIH (ORANG YANG BERLEBIHAN DALAM MENKRITIK ORANG) ADALAH ORANG-ORANG YANG BANGKRUT

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh bersabda:

«أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ؟»

“Apakah kalian tahu siapakah orang yang bangkrut itu?”

Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki harta benda.”

Maka beliau bersabda:

«إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ؛ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ»

“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat dengan (pahala) Sholat, Puasa, dan Zakat. Namun ia datang dalam keadaan telah mencela si A, menuduh si B, memakan harta si C, menumpahkan darah si D, dan memukul si E. Maka (pahala) kebaikannya diberikan kepada orang ini, dan kepada orang ini. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia menyelesaikan kewajibannya; maka dosa-dosa mereka diambil lalu dilemparkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Muslim)

HADITS KE-26: HAL-HAL YANG MEMBINASAKAN

Dari Anas Rodhiyallahu ‘Anhu dari Rosululloh beliau bersabda:

«وَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ؛ فَشُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوَى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ»

“Adapun hal-hal yang membinasakan: maka itu adalah kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Al-Bazzar dan Al-Baihaqi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-27: KESOMBONGAN

Dari Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»

“Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat dzarroh (semut kecil).”

Seorang lelaki bertanya, “Sesungguhnya seorang laki-laki suka jika pakaiannya bagus dan sandalnya bagus.”

Beliau bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ»

“Sesungguhnya Alloh itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)

HADITS KE-28: KATA-KATA KOTOR DAN KASAR

Dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha bahwa Rosululloh bersabda:

«إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، مَنْ وَدَعَهُ، أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ»

“Sesungguhnya seburuk-buruk manusia kedudukannya di sisi Alloh pada hari Kiamat adalah orang yang ditinggalkan, atau dijauhi oleh manusia karena takut akan kata-katanya yang kotor.” (HR. Muslim)

HADITS KE-29: MEMPERSULIT

Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘Anhu dari Nabi beliau bersabda:

«يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا»

“Mudahkanlah dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-30: MEMBUAT ORANG LARI

Dari Qois bin Abi Hazim berkata, Abu Mas’ud mengabarkan kepadaku, bahwa seorang lelaki berkata, “Demi Alloh wahai Rosululloh, sesungguhnya aku tidak akan datang untuk Sholat Shubuh karena si fulan (imam) yang memanjangkan Sholatnya bagi kami.”

Maka aku tidak pernah melihat Rosululloh dalam nasihatnya lebih marah daripada hari itu. Kemudian beliau bersabda:

«إِنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ؛ فَأَيُّكُمْ مَا صَلَّى بِالنَّاسِ فَلْيَتَجَوَّزْ: فَإِنَّ فِيهِمُ الضَّعِيفَ وَالْكَبِيرَ وَذَا الْحَاجَةِ»

“Sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang membuat (orang lain) lari. Maka siapapun di antara kalian yang Sholat mengimami manusia, hendaklah ia meringankannya: karena sesungguhnya di antara mereka ada orang yang lemah, orang yang tua, dan orang yang memiliki hajat (kebutuhan).” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-31: MEMAKSAKAN

Dari ‘Ali Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh mengutus suatu pasukan, dan beliau menunjuk seorang lelaki sebagai pemimpin mereka. Lalu pemimpin itu menyalakan api dan berkata, “Masuklah ke dalamnya.” Maka sekelompok orang ingin memasukinya, sementara yang lain berkata, “Sesungguhnya kami lari darinya.” Maka hal itu disebutkan kepada Rosululloh .

Beliau berkata kepada orang-orang yang ingin memasukinya:

«لَوْ دَخَلْتُمُوهَا لَمْ تَزَالُوا فِيهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»

“Seandainya kalian memasukinya, niscaya kalian akan terus berada di dalamnya hingga hari Kiamat.”

beliau berkata kepada yang lainnya dengan perkataan yang baik, dan beliau bersabda:

«لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ»

“Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan kepada Alloh, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’ruf (baik).” (HR. Muslim)

HADITS KE-32: MEMBOIKOT TANPA HAK

Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, Rosululloh bersabda:

«لَا يَحِلُّ الْهَجْرُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، فَإِنِ الْتَقَيَا فَسَلَّمَ أَحَدُهُمَا فَرَدَّ الْآخَرُ اشْتَرَكَا فِي الْأَجْرِ، وَإِنْ لَمْ يَرُدَّ بَرِئَ هَذَا مِنَ الْإِثْمِ، وَبَاءَ بِهِ الْآخَرُ، وَإِنْ مَاتَا وَهُمَا مُتَهَاجِرَانِ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي الْجَنَّةِ»

“Tidak halal memboikot (saudara Muslim) lebih dari tiga hari. Maka jika keduanya bertemu, lalu salah satu dari mereka mengucapkan salam dan yang lain menjawabnya, maka keduanya berserikat dalam pahala. jika ia tidak menjawab salam, maka yang ini (yang mengucapkan salam) berlepas diri dari dosa, dan yang lain pulang membawa dosanya. jika keduanya meninggal dalam keadaan saling memboikot, maka keduanya tidak akan berkumpul di Surga.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-33: MEMBOIKOT SEPERTI MEMBUNUH DALAM DOSA

Dari Abu Khirosy As-Sulami Rodhiyallahu ‘Anhu, ia mendengar Rosululloh bersabda:

«مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً، فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ»

“Siapa yang memboikot saudaranya selama satu tahun, maka ia seperti menumpahkan darahnya.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-34: HUKUMAN BAGI PEMBOIKOT

Dari Fudholah bin ‘Ubaid Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh bersabda:

«مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَهُوَ فِي النَّارِ، إِلَّا أَنْ يَتَدَارَكَهُ اللَّهُ بِرَحْمَتِهِ»

“Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari tiga (hari), maka ia di Neraka, kecuali jika Alloh menyelamatkannya dengan rohmat-Nya.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-35: MENSUCIKAN PARA SYAIKH (ULAMA)

Dari ‘Ady bin Hatim berkata, “Aku mendatangi Nabi dan di leherku ada salib dari emas.”

Maka beliau bersabda:

«يَا عَدِيُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ»

“Wahai ‘Ady, buanglah berhala ini darimu.”

aku mendengar beliau membaca dalam surat Baroah (At-Taubah):

﴿اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ﴾

“Mereka menjadikan ahbar (ahli ilmu) dan ruhban (ahli ibadah) mereka sebagai tuhan-tuhan selain Alloh.”

Beliau bersabda:

«أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئاً اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئاً حَرَّمُوهُ»

“Adapun sesungguhnya mereka (kaum Yahudi dan Nasroni) tidak menyembah mereka (ahli agama dan rohib), akan tetapi jika mereka (ahli agama dan rohib) menghalalkan sesuatu bagi mereka, mereka menganggapnya halal. jika mereka mengharomkan sesuatu bagi mereka, mereka menganggapnya harom.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-36: DZAT YANG PUJIANNYA ADALAH KEINDAHAN DAN CELAANNYA ADALAH KEBURUKAN HANYALAH ALLOH JALLA JALALUH

Dari Al-Baro bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘Anhu, mengenai firman Alloh Ta’ala:

﴿إِنَّ الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu dari belakang kamar-kamar, kebanyakan mereka tidak berakal.” (QS. Al-Hujurot: 4)

Ia berkata, “Seorang laki-laki berdiri lalu berkata, ‘Wahai Rosululloh, sesungguhnya pujianku adalah keindahan dan sesungguhnya celaanku adalah keburukan’.”

Maka Nabi bersabda:

«ذَاكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ»

“Itulah Alloh ‘Azza wa Jalla.” (HR. At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-37: BERLEBIHAN DALAM CINTA DAN BENCI

Dari Abdulloh bin ‘Amr Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْناً مَا، عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْماً مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْناً مَا، عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْماً مَا»

“Cintailah orang yang engkau cintai sekedarnya saja, bisa jadi suatu hari ia menjadi orang yang engkau benci. bencilah orang yang engkau benci sekedarnya saja, bisa jadi suatu hari ia menjadi orang yang engkau cintai.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-38: FANATISME KELOMPOK YANG BUSUK

Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Kami bersama Nabi dalam suatu peperangan, lalu seorang lelaki dari kaum Muhajirin menendang seorang lelaki dari kaum Anshor. Maka orang Anshor itu berkata, ‘Wahai kaum Anshor!’ dan orang Muhajirin berkata, ‘Wahai kaum Muhajirin!’ Maka Rosululloh bersabda:

«مَا بَالُ دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ؟»

“Ada apa dengan seruan Jahiliyyah (zaman kebodohan) ini?”

Mereka berkata, “Wahai Rosululloh! Seorang lelaki dari kaum Muhajirin menendang seorang lelaki dari kaum Anshor.”

Maka beliau bersabda:

«دَعُوهَا، فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ»

“Tinggalkanlah (seruan itu), karena ia adalah sesuatu yang busuk.” (Muttafaq ‘alaih)

HADITS KE-39: GHIBAH

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu bahwa Rosululloh bersabda:

«أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟»

“Apakah kalian tahu apa itu ghibah?”

Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya yang lebih tahu.”

Beliau bersabda:

«ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ»

“Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.”

Dikatakan, “Bagaimana pendapatmu jika pada saudaraku memang ada apa yang aku katakan?”

Beliau bersabda:

«إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ، فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَهُ»

“Jika apa yang kamu katakan itu memang ada padanya, maka sungguh engkau telah menggunjingnya. jika tidak ada padanya, maka sungguh engkau telah menuduhnya dengan kebohongan (buhtan).” (HR. Muslim)

HADITS KE-40: GHIBAH ADALAH DOSA YANG PALING BESAR

Dari Al-Baro bin ‘Azib Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«الرِّبَا اثْنَانِ وَسَبْعُونَ بَاباً؛ أَدْنَاهَا مِثْلُ إِتْيَانِ الرَّجُلِ أُمَّهُ، وَإِنَّ أَرْبَى الرِّبَا اسْتِطَالَةُ الرَّجُلِ فِي عِرْضِ أَخِيهِ»

“Riba itu ada 72 pintu; yang paling ringan darinya adalah seperti seorang laki-laki menyetubuhi ibunya. sesungguhnya riba yang paling parah adalah seorang laki-laki melanggar kehormatan saudaranya.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-41: BUHTAN (TUDUHAN PALSU)

Dari Abdulloh bin Umar Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda:

«مَنْ قَالَ فِي مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ؛ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ، حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ»

“Siapa yang mengatakan sesuatu yang tidak ada pada seorang Mu’min; maka Alloh akan menempatkannya di Rodghoh Al-Khabal (lumpur keringat penduduk Neraka), hingga ia keluar dari apa yang ia katakan.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-42: HUKUMAN BUHTAN

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«خَمْسٌ لَيْسَ هُنَّ كَفَّارَةٌ: الشَّكُّ بِاللَّهِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ بِغَيْرِ حَقٍّ، وَبَهْتُ مُؤْمِنٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَيَمِينٌ صَابِرَةٌ يَقْتَطِعُ بِهَا مَالاً بِغَيْرِ حَقٍّ»

“Ada lima perkara yang tidak ada kaffaroh (penebus) untuknya: ragu kepada Alloh, membunuh jiwa tanpa hak, menuduh bohong seorang Mu’min, lari dari medan perang, dan sumpah dusta yang dengannya ia mengambil harta (orang lain) tanpa hak.” (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-43: MENGHASUT DAN MERUSAK DI ANTARA KAUM MU’MININ

Dari Jabir Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, aku mendengar Nabi bersabda:

«إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ؛ وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ»

“Sesungguhnya Syaithon telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang Sholat di Jazirah Arob. Akan tetapi (ia berusaha) untuk membuat hasutan di antara mereka.” (HR. Muslim)

HADITS KE-44: HAROMNYA MERUSAK HUBUNGAN

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا، أَوْ عَبْداً عَلَى سَيِّدِهِ»

“Bukan dari golongan kami orang yang merusak (hubungan) seorang wanita dengan suaminya, atau seorang hamba sahaya dengan tuannya.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-45: BURUK SANGKA DAN MENCARI-CARI AIB

Dari Abu Barzah Al-Aslami Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ، وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ؛ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ؛ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ»

“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya, tetapi iman belum masuk ke dalam hatinya! Janganlah kalian menggunjing Muslimin, dan janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Karena sesungguhnya siapa yang mencari-cari aib mereka; maka Alloh akan mencari-cari aibnya. siapa yang Alloh mencari-cari aibnya, maka Dia akan membongkar aibnya di rumahnya.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-46: MENGADU DOMBA DAN MENCARI-CARI KESALAHAN

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosululloh bersabda:

«إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ؛ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقاً، الْمُوَطَّؤُونَ أَكْنَافاً، الَّذِينَ يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ الْمَشَّاؤُونَ بِالنَّمِيمَةِ، الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ الْأَحِبَّةِ؛ الْمُلْتَمِسُونَ لِلْبُرَاءِ الْعَيْبَ»

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian; adalah yang paling baik akhlaknya, yang rendah hati, yang menyukai dan disukai. sesungguhnya yang paling aku benci di antara kalian adalah orang-orang yang berjalan (melakukan) adu domba, orang-orang yang memisahkan di antara orang-orang yang saling mencintai, orang-orang yang mencari-cari aib orang yang tidak bersalah.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

HADITS KE-47: KAMI BERLINDUNG KEPADA ALLOH

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata: Di antara doa beliau adalah:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ، وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ الْمَشِيبِ، وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ رَبًّا، وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَاباً، وَمِنْ خَلِيلٍ مَاكِرٍ عَيْنُهُ تَرَانِي، وَقَلْبُهُ يَرْعَانِي؛ إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا، وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا»

“Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk, dari istri yang membuatku beruban sebelum waktunya beruban, dari anak yang menjadi tuanku, dari harta yang menjadi adzab bagiku, dan dari teman yang licik, matanya melihatku, namun hatinya mengawasiku; jika ia melihat kebaikan, ia menguburnya, dan jika ia melihat keburukan, ia menyebarkannya.” (HR. Ath-Thobarani dan dishohihkan oleh Al-Albani)

***

Kitab ini kami tarjamahkan beberapa hari sebelum dikaji bersama penulisnya, Dr. Ali Abu Haniyyah Al-Maqdisi dalam Dauroh Mukatstsafah 1447 H di STAI Ali bin Abi Tholib Surabaya­—[Nor Kandir]

 

 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url