[]

Kitab Zakat - SHOHIH AL BUKHORI | Pustaka Syabab

 Kitab Zakat - SHOHIH AL BUKHORI Download PDF atau WORD 1. Kewajiban Berzakat 1395 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ ...

 Kitab Zakat - SHOHIH AL BUKHORI



Download PDF atau WORD


1. Kewajiban Berzakat

1395 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى اليَمَنِ، فَقَالَ: «ادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ؛ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ؛ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ»

1395. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma bahwa Nabi berkata kepada Mu’adz Rodhiyallohu ‘Anhu saat mengutusnya ke negeri Yaman: “Ajaklah mereka kepada syahadat (persaksian) tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka patuh, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka sholat lima waktu sehari semalam. Dan jika mereka patuh, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan disalurkan kepada orang-orang faqir mereka.”

1396 - عَنْ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ، قَالَ: مَا لَهُ مَا لَهُ، وَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَرَبٌ مَا لَهُ، تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ»

1396. Dari Abu Ayyub Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa ada seseorang laki-laki berkata kepada Nabi : “Beritahu aku suatu amalan yang akan memasukkanku ke Surga.” Ada yang berkata: “Apa yang mendorongnya bertanya seperti itu? Apa yang mendorongnya bertanya seperti itu?” Nabi bersabda, “Dia membutuhkannya. Yaitu kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyambung hubungan kekerabatan (shilaturrohim).”

1397 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ: دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الجَنَّةَ، قَالَ: «تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ المَكْتُوبَةَ، وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ المَفْرُوضَةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ»، قَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا، فَلَمَّا وَلَّى؛ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ؛ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا»

1397. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu: Ada seorang Arab Badui menemui Nabi lalu berkata: “Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku kerjakan akan memasukkanku ke Surga.” Beliau menjawab, “Kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, kamu mendirikan sholat lima waktu, kamu tunaikan zakat yang diwajibkan, kamu mengerjakan puasa Romadhon.” Orang Badui itu berkata: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan menambah dari perintah-perintah ini.” Ketika ia telah pergi, Nabi bersabda, “Siapa yang ingin melihat laki-laki penghuni Surga maka lihatlah orang itu.”

1398 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ القَيْسِ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ هَذَا الحَيَّ مِنْ رَبِيعَةَ قَدْ حَالَتْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ كُفَّارُ مُضَرَ، وَلَسْنَا نَخْلُصُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي الشَّهْرِ الحَرَامِ، فَمُرْنَا بِشَيْءٍ نَأْخُذُهُ عَنْكَ وَنَدْعُو إِلَيْهِ مَنْ وَرَاءَنَا، قَالَ: «آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ: الإِيمَانِ بِاللَّهِ، وَشَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ - وَعَقَدَ بِيَدِهِ هَكَذَا - وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَأَنْ تُؤَدُّوا خُمُسَ مَا غَنِمْتُمْ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ: الدُّبَّاءِ، وَالحَنْتَمِ، وَالنَّقِيرِ، وَالمُزَفَّتِ»

1398. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma, ia berkata: Utusan suku ‘Abdul Qois datang kepada Rasulullah lalu mereka berkata: “Wahai Rasulullah! Kami ini dari suku Robi’ah, dan antara tempat tinggal kami dan Anda ada suku Mudhor yang kafir, sehingga kami tidak dapat mengunjungi Anda kecuali pada bulan Harom. Maka perintahlah kami dengan satu perintah yang kami ambil dari Anda dan kami akan serukan perintah itu kepada orang-orang lain di negeri kami.” Maka beliau bersabda: “Aku perintahkan kalian dengan empat perkara dan aku larang dari empat perkara: (1) Beriman kepada Allah dan persaksian (syahadat) tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah —beliau mengisyaratkan dua jari (yakni syahadatain)—, (2) mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Romadhon, dan (4) kalian mengeluarkan seperlima dari ghonimah (rampasan perang). Dan aku melarang kalian dari: labu kering yang dilubangi, guci dari tanah dan serabut, batang kurma yang dilubangi, dan wadah yang dilumuri minyak.”[1]

1399 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنَ العَرَبِ؛ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ؟ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَهَا فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ»

1399. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Setelah Rasulullah wafat yang kemudian Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menjadi khalifah, beberapa orang Arab ada yang kembali menjadi kafir (dengan enggan menunaikan zakat). Maka (ketika Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu hendak memerangi mereka), ‘Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: Bagaimana Anda memerangi mereka padahal Rasulullah telah bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan laa ilaaha illallah. Maka barangsiapa telah mengucapkannya berarti terlindungi dariku darah dan hartanya kecuali dengan haknya sedangkan perhitungannya ada pada Allah.”[2]

1400 - فَقَالَ: وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ؛ فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ المَالِ، وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا، قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ قَدْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الحَقُّ

 1400. Maka Abu Bakar Ash-Shidiq Rodhiyallohu ‘Anhu berkata, “Demi Allah, aku pasti akan memerangi siapa yang memisahkan antara kewajiban sholat dan zakat, karena zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan membayarkan anak kambing yang dahulu mereka menyerahkannya kepada Rasulullah , pasti akan aku perangi mereka disebabkan keengganan itu.” Berkata ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu, “Demi Allah, ketegasan ini tidak lain karena Allah telah melapangkan hati Abu Bakar Ash-Shidiq Rodhiyallohu ‘Anhu (untuk memerangi mereka) dan aku merasa ia benar.”

2. Berbaiat Menunaikan Berzakat

1401 - عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: «بَايَعْتُ النَّبِيَّ ﷺ عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ»

1401. Dari Jarir bin Abdillah Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: “Aku membaiat Nabi untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan menasihati setiap Muslim.”

3. Dosa Orang yang Enggan Berzakat

1402 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «تَأْتِي الإِبِلُ عَلَى صَاحِبِهَا عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ، إِذَا هُوَ لَمْ يُعْطِ فِيهَا حَقَّهَا؛ تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا، وَتَأْتِي الغَنَمُ عَلَى صَاحِبِهَا عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ، إِذَا لَمْ يُعْطِ فِيهَا حَقَّهَا؛ تَطَؤُهُ بِأَظْلاَفِهَا، وَتَنْطَحُهُ بِقُرُونِهَا»، وَقَالَ: «وَمِنْ حَقِّهَا أَنْ تُحْلَبَ عَلَى المَاءِ»، قَالَ: «وَلاَ يَأْتِي أَحَدُكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ بِشَاةٍ يَحْمِلُهَا عَلَى رَقَبَتِهِ لَهَا يُعَارٌ؛ فَيَقُولُ: يَا مُحَمَّدُ! فَأَقُولُ: لاَ أَمْلِكُ لَكَ شَيْئًا، قَدْ بَلَّغْتُ، وَلاَ يَأْتِي بِبَعِيرٍ يَحْمِلُهُ عَلَى رَقَبَتِهِ لَهُ رُغَاءٌ؛ فَيَقُولُ: يَا مُحَمَّدُ! فَأَقُولُ: لاَ أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا، قَدْ بَلَّغْتُ»

1402. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Nabi bersabda: “(Pada hari Kiamat nanti) akan datang seekor unta dalam bentuknya yang paling baik (kuat dan gemuk) kepada pemiliknya. Jika dia tidak menunaikan haknya (zakatnya), unta itu akan menginjak-injaknya dengan kakinya. Begitu juga akan datang seekor kambing dalam bentuknya yang paling baik (kuat dan gemuk) kepada pemiliknya. Jika dia tidak menunaikan haknya (zakatnya), kambing itu akan menginjak-injaknya dengan kakinya dan menyeruduknya dengan tanduknya. Diantara haknya adalah memerah air susunya (lalu diberikan kepada faqir miskin).” Beliau melanjutkan, “Tidaklah seorang dari kalian datang pada hari Kiamat memikul kambingnya di atas pundaknya sambil mengembik melainkan ia menyeru: ‘Hai Muhammad!’ dan aku menjawab: ‘Aku tidak bisa menolongmu, dan aku sudah menyampaikan (ancaman ini).’ Dan tidaklah seorang dari kalian datang pada hari Kiamat memikul untanya di atas pundaknya sambil bersuara melainkan ia menyeru: ‘Hai Muhammad!’ dan aku menjawab: ‘Aku tidak bisa menolongmu, dan aku sudah menyampaikan (ancaman ini).”

1403 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ؛ مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ - يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ - ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا مَالُكَ، أَنَا كَنْزُكَ»، ثُمَّ تَلاَ: {وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ} [آل عمران: 180] الآيَةَ

1403. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Siapa yang Allah beri harta namun tidak mengeluarkan zakatnya maka pada hari Kiamat harta itu akan berubah wujud menjadi seekor ular jantan yang bertanduk dan memiliki dua taring, lalu melilit orang itu pada hari Kiamat, lalu ular itu memakannya dengan kedua rahangnya (yaitu dengan mulutnya) seraya berkata: ‘Akulah hartamu, akulah harta simpananmu.’” Kemudian beliau membaca firman Allah: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari Kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imron [3]: 180)

4. Zakat yang Sudah Dikeluarkan Tidak Dianggap Menimbun Harta

1404 - عَنْ خَالِدِ بْنِ أَسْلَمَ، قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ: أَخْبِرْنِي عَنْ قَوْلِ اللَّهِ: {وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ} [التوبة: 34] قَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «مَنْ كَنَزَهَا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهَا؛ فَوَيْلٌ لَهُ، إِنَّمَا كَانَ هَذَا قَبْلَ أَنْ تُنْزَلَ الزَّكَاةُ، فَلَمَّا أُنْزِلَتْ جَعَلَهَا اللَّهُ طُهْرًا لِلْأَمْوَالِ»

1404. Dari Khalid bin Aslam, ia berkata: Kami keluar bersama ‘Abdullah bin ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, lalu seorang Badui berkata: “Beritahu aku apa maksud firman Allah: ‘Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, yaitu pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam Neraka Jahanam, lalu digunakan untuk membakar dahi mereka, lambung dan punggung mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.’” (QS. At-Taubah [9]: 34-35) Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma berkata: “Barangsiapa yang menyimpannya dan ia tidak menunaikan zakatnya maka celakalah ia. Namun ayat ini turun sebelum diturunkannya ayat zakat, ketika aturan zakat sudah diturunkan maka Allah menjadikan zakat sebagai pembersih harta.”

1405 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ»

1405. Dari Abu Sa’id Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Nabi bersabda: “Tidak ada kewajiban zakat pada harta kurang dari lima uqiyah, tidak ada kewajiban zakat pada unta kurang dari lima dzaud, dan tidak ada kewajiban zakat pada hasil tanaman kurang dari lima wasaq.”[3]

1406 - عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، قَالَ: مَرَرْتُ بِالرَّبَذَةِ فَإِذَا أَنَا بِأَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقُلْتُ لَهُ: مَا أَنْزَلَكَ مَنْزِلكَ هَذَا؟ قَالَ: كُنْتُ بِالشَّأْمِ، فَاخْتَلَفْتُ أَنَا وَمُعَاوِيَةُ فِي: {الَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ} [التوبة: 34]، قَالَ مُعَاوِيَةُ: نَزَلَتْ فِي أَهْلِ الكِتَابِ، فَقُلْتُ: نَزَلَتْ فِينَا وَفِيهِمْ، فَكَانَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ فِي ذَاكَ، وَكَتَبَ إِلَى عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَشْكُونِي، فَكَتَبَ إِلَيَّ عُثْمَانُ: أَنِ اقْدَمِ المَدِينَةَ، فَقَدِمْتُهَا، فَكَثُرَ عَلَيَّ النَّاسُ حَتَّى كَأَنَّهُمْ لَمْ يَرَوْنِي قَبْلَ ذَلِكَ، فَذَكَرْتُ ذَاكَ لِعُثْمَانَ، فَقَالَ لِي: إِنْ شِئْتَ تَنَحَّيْتَ، فَكُنْتَ قَرِيبًا، فَذَاكَ الَّذِي أَنْزَلَنِي هَذَا المَنْزِلَ، وَلَوْ أَمَّرُوا عَلَيَّ حَبَشِيًّا لَسَمِعْتُ وَأَطَعْتُ

1406. Dari Zaid bin Wahab berkata: Saat aku melewati Robdzah (3 marhalah dari Madinah), aku bertemu dengan Abu Dzar Rodhiyallohu ‘Anhu, lalu aku bertanya kepadanya: Apa yang menyebabkanmu sampai menetap di tempat ini? Dia menjawab: “Sebelumnya aku tinggal di Syam, namun aku berselisih dengan Mu’awiyah tentang ayat: ‘Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.’ Muawiyah berkata: ‘Ayat ini turun pada Ahli kitab,’ sedangkan aku berkata: ‘Ayat ini turun kepada kita dan mereka.’ Hal inilah yang menjadikan aku berselisih dengannya. Lalu dia mengirim surat kepada ‘Utsman Rodhiyallohu ‘Anhu mengeluhkanku. Akhirnya ‘Utsman Rodhiyallohu ‘Anhu mengirim surat kepadaku agar aku datang ke Madinah. Lalu aku mendatanginya, kemudian orang-orang mengerumuniku seakan-akan mereka belum pernah melihatku sebelumnya, lalu aku mengabarkan hal itu kepada Utsman. Lalu ia mengatakan kepadaku, ‘Jika engkau mau meninggalkan Mu’awiyah, engkau akan menjadi lebih dekat (denganku).’ Kejadian itulah yang menjadikan aku tinggal di sini. Seandainya seorang budak Habsyi memerintahku, sungguh aku akan mendengar dan mematuhinya.”

1407 - عَنِ الأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ، قَالَ: جَلَسْتُ إِلَى مَلَإٍ مِنْ قُرَيْشٍ، فَجَاءَ رَجُلٌ خَشِنُ الشَّعَرِ وَالثِّيَابِ وَالهَيْئَةِ، حَتَّى قَامَ عَلَيْهِمْ فَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: «بَشِّرِ الكَانِزِينَ بِرَضْفٍ يُحْمَى عَلَيْهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ، ثُمَّ يُوضَعُ عَلَى حَلَمَةِ ثَدْيِ أَحَدِهِمْ حَتَّى يَخْرُجَ مِنْ نُغْضِ كَتِفِهِ، وَيُوضَعُ عَلَى نُغْضِ كَتِفِهِ حَتَّى يَخْرُجَ مِنْ حَلَمَةِ ثَدْيِهِ، يَتَزَلْزَلُ»، ثُمَّ وَلَّى، فَجَلَسَ إِلَى سَارِيَةٍ، وَتَبِعْتُهُ وَجَلَسْتُ إِلَيْهِ وَأَنَا لاَ أَدْرِي مَنْ هُوَ؟ فَقُلْتُ لَهُ: لاَ أُرَى القَوْمَ إِلَّا قَدْ كَرِهُوا الَّذِي قُلْتَ، قَالَ: إِنَّهُمْ لاَ يَعْقِلُونَ شَيْئًا،

1407. Dari Al-Ahnaf bin Qois, ia menceritakan: Aku duduk bersama orang-orang Quroisy kemudian datanglah seseorang yang rambut, pakaian, dan penampilannya kusut lalu berdiri diantara mereka lalu mengucapkan salam dan berkata: “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang menimbun hartanya bahwa itu akan dipanaskan di Neraka Jahanam untuknya, lalu dicoskan ke puting susunya hingga keluar dari tulang pundaknya, dan dicoskan pada tulang pundaknya hingga batu itu keluar dari puting susunya, hingga membuatnya bergoncang keras.” Kemudian orang itu pergi lalu duduk bersandar pada tiang. Aku mengikutinya lalu duduk di sampingnya, sedangkan aku tidak mengenali siapa dia. Kemudian aku berkata kepadanya: “Aku melihat orang-orang itu membenci apa yang engkau katakan.” Dia menjawab: “Mereka memang tidak berakal sama sekali.”

1408 - قَالَ لِي خَلِيلِي، قَالَ: قُلْتُ: مَنْ خَلِيلُكَ؟ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «يَا أَبَا ذَرٍّ! أَتُبْصِرُ أُحُدًا؟» قَالَ: فَنَظَرْتُ إِلَى الشَّمْسِ مَا بَقِيَ مِنَ النَّهَارِ، وَأَنَا أُرَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يُرْسِلُنِي فِي حَاجَةٍ لَهُ، قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: «مَا أُحِبُّ أَنَّ لِي مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، أُنْفِقُهُ كُلَّهُ، إِلَّا ثَلاَثَةَ دَنَانِيرَ»، وَإِنَّ هَؤُلاَءِ لاَ يَعْقِلُونَ، إِنَّمَا يَجْمَعُونَ الدُّنْيَا، لاَ وَاللَّهِ، لاَ أَسْأَلُهُمْ دُنْيَا، وَلاَ أَسْتَفْتِيهِمْ عَنْ دِينٍ، حَتَّى أَلْقَى اللَّهَ

 1408. Abu Dzar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Perkataanku tadi itu seperti yang dikatakan kekasihku kepadaku.” Aku (Al-Ahnaf bin Qois) berkata: “Siapa kekasihmu itu?” Dia menjawab: “Nabi pernah berkata kepadaku, ‘Wahai Abu Dzar! Apakah engkau melihat Uhud?’ Maka aku memandang matahari yang ternyata menjelang sore, dan aku mengira Rasulullah ingin mengutusku untuk memenuhi keperluannya. Maka aku menjawab, ‘Ya.’ Lalu beliau bersabda, ‘Aku tidak menyukai bila aku memiliki emas sebesar gunung Uhud kecuali aku menyedekahkannya semua, kecuali kusisakan tiga dinar saja (untuk keperluan keluarga dan membayar hutang).’ Dan sungguh mereka tidak berakal sama sekali, yang mereka sukai hanya mengumpulkan dunia. Tidak, demi Allah, aku tidak meminta dunia mereka dan tidak bertanya agama kepada mereka, hingga aku bertemu Allah (wafat).”

5. Mengeluarkan Harta Sesuai Haknya

1409 - عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً، فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا»

1409. Dari Ibnu Mas’ud Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi bersabda: “Tidak boleh iri kecuali kepada dua jenis orang: (1) seseorang yang diberi Allah harta lalu menghabiskannya dalam kebenaran, dan (2) seseorang yang diberi Allah hikmah (ilmu) lalu memutuskan hukum dengannya dan mengajarkannya.”

6. Pamer Bersedekah

7. Allah Tidak Menerima Sedekah dari Harta Ghulul dan Hanya Menerima Harta yang Baik

8. Bersedekah dari Hasil Usaha yang Baik

1410 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ، وَلاَ يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الجَبَلِ»

1410. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Siapa bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal) –sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja– maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kananNya lalu merawatnya untuk pemiliknya sebagaimana seorang dari kalian merawat anak kudanya, hingga (pahalanya) membesar seperti gunung.”

9. Bersedekah Sebelum Masa Ditolak

1411 - عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «تَصَدَّقُوا، فَإِنَّهُ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ، فَلاَ يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا، يَقُولُ الرَّجُلُ: لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالأَمْسِ لَقَبِلْتُهَا، فَأَمَّا اليَوْمَ فَلاَ حَاجَةَ لِي بِهَا»

1411. Dari Haritsah bin Wahab Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi bersabda: “Perbanyaklah sedekah, karena nanti akan datang kepada kalian suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling dengan membawa sedekahnya namun dia tidak mendapatkan seorangpun yang menerimanya. Lalu seseorang berkata: ‘Seandainya kamu datang membawanya kemarin pasti aku akan terima. Adapun hari ini aku tidak membutuhkannya lagi.’”

1412 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمُ المَالُ، فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبُّ المَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ، وَحَتَّى يَعْرِضَهُ، فَيَقُولَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ: لاَ أَرَبَ لِي»

1412. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dia berkata: Nabi bersabda: “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta melimpah ruah di tengah kalian, bahkan melebihi kebutuhan. Saat itu pemilik harta sangat berharap ada orang yang mau menerima sedekahnya, dan hingga dia menawar-nawarkannya, lalu berkata orang yang ditawarkan: ‘Aku tidak membutuhkannya.’”

1413 - عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَجَاءَهُ رَجُلاَنِ أَحَدُهُمَا يَشْكُو العَيْلَةَ، وَالآخَرُ يَشْكُو قَطْعَ السَّبِيلِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَمَّا قَطْعُ السَّبِيلِ: فَإِنَّهُ لاَ يَأْتِي عَلَيْكَ إِلَّا قَلِيلٌ، حَتَّى تَخْرُجَ العِيرُ إِلَى مَكَّةَ بِغَيْرِ خَفِيرٍ، وَأَمَّا العَيْلَةُ: فَإِنَّ السَّاعَةَ لاَ تَقُومُ، حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ، لاَ يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ حِجَابٌ وَلاَ تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ مَالًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ، ثُمَّ يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ فَلاَ يَرَى إِلَّا النَّارَ، فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمُ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ»

1413. Dari Adi bin Hatim Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku pernah bersama Nabi tiba-tiba datang dua orang yang seorang diantaranya mengeluhkan kefaqiran yang menimpanya dan yang seorang lagi mengadukan tentang para perampok di jalanan. Maka Rasulullah bersabda: “Adapun para perampok, mereka jarang melakukan aksinya, hingga (datang zaman) rambongan dagang berangkat menuju Makkah tanpa gangguan. Adapun kefaqiran, tidak akan terjadi hari Kiamat hingga seseorang dari kalian berkeliling membawa sedekahnya namun dia tidak mendapatkan orang yang mau menerimanya. Kemudian seorang dari kalian pasti akan berdiri di hadapan Allah dimana antara dirinya dan Allah tidak ada tabir dan tidak ada penerjemah yang perlu menerjemahkannya. Lalu Allah pasti akan berfirman: ‘Bukakankah aku sudah memberimu harta?’ Lalu orang itu menjawab: ‘Benar.’ Kemudian Allah berfirman lagi: ‘Bukankah aku sudah mengutus seorang Rosul kepadamu?’ Orang itu berkata: ‘Benar.’ Maka orang itu memandang ke sebelah kanannya namun dia tidak melihat sesuatu kecuali Neraka. Lalu dia melihat ke sebelah kirinya namun dia juga tidak melihat sesuatu kecuali Neraka. Karena itu, jagalah diri kalian dari Neraka sekalipun dengan (bersedekah) sebutir kurma. Jika dia tidak memilikinya maka dengan berkata yang baik.”

1414 - عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَطُوفُ الرَّجُلُ فِيهِ بِالصَّدَقَةِ مِنَ الذَّهَبِ، ثُمَّ لاَ يَجِدُ أَحَدًا يَأْخُذُهَا مِنْهُ، وَيُرَى الرَّجُلُ الوَاحِدُ يَتْبَعُهُ أَرْبَعُونَ امْرَأَةً يَلُذْنَ بِهِ، مِنْ قِلَّةِ الرِّجَالِ وَكَثْرَةِ النِّسَاءِ»

1414. Dari Abu Musa Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Pasti akan datang pada manusia suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling membawa sedekah emas, lalu ia tidak mendapati seorang pun yang mau menerimanya. Lalu akan terlihat satu orang laki-laki diikuti oleh empat puluh orang wanita yang berlindung kepadanya, karena sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya wanita.”

10. Jagalah Diri dari Api Neraka dengan Bersedekah Meski Separuh Butir Kurma

1415 - عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ آيَةُ الصَّدَقَةِ؛ كُنَّا نُحَامِلُ، فَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِشَيْءٍ كَثِيرٍ، فَقَالُوا: مُرَائِي، وَجَاءَ رَجُلٌ فَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ، فَقَالُوا: إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنْ صَاعِ هَذَا، فَنَزَلَتْ: {الَّذِينَ يَلْمِزُونَ المُطَّوِّعِينَ مِنَ المُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ} [التوبة: 79] الآيَةَ

1415. Dari Abu Mas’ud Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Ketika ayat sedekah turun, kami berlomba-lomba mengangkut barang untuk upahnya disedekahkan, lalu datanglah seseorang  dengan membawa banyak sedekah lalu orang-orang munafik berkata: “Dia lagi pamer.” Kemudian datanglah seseorang (Abu Aqil) membawa sedekah satu sho’ (sekitar 3 kg makanan) lalu orang-orang munafik berkata: “Allah tidak butuh satu sho’ ini.” Maka turunlah ayat: “Orang-orang (munafik) yang mencela orang-orang beriman yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah [9]: 79)

1416 - عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا أَمَرَنَا بِالصَّدَقَةِ، انْطَلَقَ أَحَدُنَا إِلَى السُّوقِ، فَيُحَامِلُ، فَيُصِيبُ المُدَّ، وَإِنَّ لِبَعْضِهِمُ اليَوْمَ لَمِائَةَ أَلْفٍ»

1416. Dari Abu Mas’ud Al-Anshori Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: “Apabila Nabi memerintahkan kami bersedekah, maka seorang dari kami berangkat menuju pasar untuk bekerja dengan memikul hingga memperoleh upah satu mud (sekitar 0,75 kg gandum, untuk disedekahkan). Adapun hari ini sebagian dari mereka bisa mendapatkan seratus ribu kalinya.”

1417 - عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ»

1417. Dari Adi bin Hatim Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Jagalah diri kalian dari Neraka meski dengan (bersedekah) separuh butir kurma.”

1418 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: دَخَلَتِ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ، فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا، وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا، ثُمَّ قَامَتْ، فَخَرَجَتْ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَيْنَا، فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ: «مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ»

1418. Dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Seorang wanita bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu namun aku tidak mempunyai apa-apa selain sebutir kurma lalu aku berikan kepadanya. Lalu wanita itu membagi kurma itu menjadi dua bagian yang diberikannya untuk kedua putrinya sedangkan dia tidak memakan sedikitpun. Lalu wanita itu bangkit pergi. Lalu Nabi datang kepada kami, lalu aku kabarkan masalah itu, lalu beliau bersabda: “Siapa diuji Allah dengan putri-putrinya (dalam kefakiran dan perawatan) maka mereka akan menjadi sebab ia terlindungi dari Neraka.”

11. Keutamaan Bersedekah Saat Sangat Pelit (Butuh) dan Sehat (Tidak Sakit)

1419 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ: «أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ؛ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ»

1419. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata: “Wahai Rasulullah! Sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab: “Kamu bersedekah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir (sangat butuh), takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu, lalu kamu berkata: ‘Untuk si A sekian dan untuk si B sekian (dari sedekahku),’ padahal harta itu sudah menjadi hak si C (sebagai warisan).”

1420 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ بَعْضَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ قُلْنَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَيُّنَا أَسْرَعُ بِكَ لُحُوقًا؟ قَالَ: «أَطْوَلُكُنَّ يَدًا»، فَأَخَذُوا قَصَبَةً يَذْرَعُونَهَا، فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَطْوَلَهُنَّ يَدًا، فَعَلِمْنَا بَعْدُ أَنَّمَا كَانَتْ طُولَ يَدِهَا الصَّدَقَةُ، وَكَانَتْ أَسْرَعَنَا لُحُوقًا بِهِ وَكَانَتْ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ

1420. Dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha: Sebagian isteri-isteri Nabi berkata kepada Nabi : “Siapakan di antara kami yang segera menyusul Anda (setelah kematian)?” Beliau bersabda: “Yang paling panjang tangannya di antara kalian.” Maka mereka segera mengambil tongkat untuk mengukur panjang tangan mereka. Ternyata Saudah Rodhiyallohu ‘Anha yang paling panjang tangannya di antara mereka. Belakangan kami mengetahui bahwa yang dimaksud dengan panjang tangan adalah yang paling gemar bersedekah. Dan ternyata (Zainab Rodhiyallohu ‘Anha) yang lebih dahulu menyusul kematian beliau, dan dia sangat suka bersedekah.[4]

12. Bersedekah dengan Terang-Terangan

13. Bersedekah dengan Sembunyi-Sembunyi

14. Bersedekah Ternyata Kepada Orang Kaya Tanpa Mengetahuinya

1421 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «قَالَ رَجُلٌ: لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدِ سَارِقٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ زَانِيَةٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ اللَّيْلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى زَانِيَةٍ، لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ غَنِيٍّ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى غَنِيٍّ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى سَارِقٍ وَعَلَى زَانِيَةٍ وَعَلَى غَنِيٍّ، فَأُتِيَ فَقِيلَ لَهُ: أَمَّا صَدَقَتُكَ عَلَى سَارِقٍ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعِفَّ عَنْ سَرِقَتِهِ، وَأَمَّا الزَّانِيَةُ فَلَعَلَّهَا أَنْ تَسْتَعِفَّ عَنْ زِنَاهَا، وَأَمَّا الغَنِيُّ فَلَعَلَّهُ يَعْتَبِرُ فَيُنْفِقُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ»

1421. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu: Rasulullah bersabda: “Ada seorang laki-laki berkata: ‘Aku sungguh akan bersedekah.’ Lalu dia keluar dengan membawa sedekahnya dan ternyata jatuh ke tangan seorang pencuri. Keesokan paginya orang-orang ramai membicarakan bahwa seorang pencuri mendapatkan sedekah. Mendengar hal itu orang itu berkata: ‘Ya Allah segala puji bagiMu, aku sungguh akan bersedekah lagi.’ Kemudian dia keluar dengan membawa sedekahnya lalu ternyata jatuh ke tangan seorang pezina. Keesokan paginya orang-orang ramai membicarakan bahwa seorang pezina mendapatkan sedekah. Maka orang itu berkata lagi: ‘Ya Allah segala puji bagiMu, (ternyata sedekahku jatuh) kepada seorang pezina, aku sungguh akan bersedekah lagi.’ Kemudian dia keluar lagi dengan membawa sedekahnya lalu ternyata jatuh ke tangan seorang yang kaya. Keesokan paginya orang-orang kembali ramai membicarakan bahwa orang kaya mendapatkan sedekah. Maka orang itu berkata: ‘Ya Allah segala puji bagiMu, (ternyata sedekahku jatuh) kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya.’ Setelah itu orang tadi bermimpi dan dikatakan padanya: ‘Adapun sedekahmu kepada pencuri, mudah-mudahan dapat mencegah si pencuri dari mencuri lagi, sedangkan sedekahmu kepada pezina, mudah-mudahan dapat mencegahnya berbuat zina kembali, dan sedekahmu kepada orang kaya mudah-mudahan dapat memberikan pelajaran baginya agar menginfaqkan harta yang diberikan Allah kepadanya.”

15. Bersedekah Ternyata Kepada Anak Sendiri Tanpa Menyadarinya

1422 - عَنْ مَعْنَ بْنِ يَزِيدَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَنَا وَأَبِي وَجَدِّي، وَخَطَبَ عَلَيَّ، فَأَنْكَحَنِي، وَخَاصَمْتُ إِلَيْهِ، وَكَانَ أَبِي يَزِيدُ أَخْرَجَ دَنَانِيرَ يَتَصَدَّقُ بِهَا، فَوَضَعَهَا عِنْدَ رَجُلٍ فِي المَسْجِدِ، فَجِئْتُ فَأَخَذْتُهَا، فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ: وَاللَّهِ مَا إِيَّاكَ أَرَدْتُ، فَخَاصَمْتُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ: «لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ»

1422. Dari Ma’an bin Yazid Rodhiyallohu ‘Anhuma, ia berkata: Aku, bapakku, dan kakekku membaiat Rasulullah . Beliau melamarkan untukku dan menikahkanku, dan aku selalu menyerahkan keputusan masalahku kepada beliau. Suatu hari bapakku, Yazid, mengeluarkan beberapa dinar untuk disedekahkan, lalu dia meletakkannya di samping seseorang yang berada di masjid. Kemudian aku datang untuk mengambilnya lalu kubawa kepada bapakku, lalu dia berkata: “Demi Allah! Bukan kamu yang aku tuju.” Lalu masalah ini aku adukan kepada Rasulullah , maka beliau berkata: “Bagimu apa yang sudah kamu niatkan wahai Yazid! Sedangkan bagimu apa yang telah kamu ambil wahai Ma’an!”[5]

16. Bersedekah dengan Tangan Kanan

1423 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ»

1423. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan (dari bawah Arsy) dari Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya: yaitu (1) pemimpin yang adil, (2) pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Robnya, (3) laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, (4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, (5) laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata: ‘Aku takut kepada Allah,’ (6) orang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan (7) laki-laki yang berdzikir kepada Allah sendirian hingga kedua matanya basah.”

1424 - عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ الخُزَاعِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «تَصَدَّقُوا، فَسَيَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ، فَيَقُولُ الرَّجُلُ: لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالأَمْسِ لقَبِلْتُهَا مِنْكَ، فَأَمَّا اليَوْمَ فَلاَ حَاجَةَ لِي فِيهَا»

1424. Dari Haritsah bin Wahab Al-Khuza’i Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi bersabda: “Perbanyaklah bersedekah, karena akan datang suatu zaman atas kalian di mana seseorang berkeliling membawa sedekahnya lalu seseorang berkata kepadanya: ‘Seandainya kamu datang kemarin tentuk kuterima sedekahmu. Adapun hari ini maka aku tidak membutuhkannya.’”

17. Orang yang Menyuruh Pelayannya Bersedekah Bukan Untuk Kepentingan Pribadi

1425 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِذَا أَنْفَقَتِ المَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ؛ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا بِمَا أَنْفَقَتْ، وَلِزَوْجِهَا أَجْرُهُ بِمَا كَسَبَ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ، لاَ يَنْقُصُ بَعْضُهُمْ أَجْرَ بَعْضٍ شَيْئًا»

1425. Dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Jika seorang wanita bersedekah dari makanan yang ada di rumah (suami)nya bukan bermaksud menimbulkan kerusakan (berlebihan) maka dia mendapatkan pahala atas apa yang disedekahkan dan suaminya mendapatkan pahala atas apa yang diusahakannya. Demikian juga bagi seorang penjaga harta (bendahara), tanpa dikurangi sedikitpun pahala masing-masing dari mereka.”

18. Kewajiban Bersedekah Hanya Untuk Orang Berkecukupan

1426 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ»

1426. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Sedekah terbaik adalah saat berkecukupan (berlebih dari kebutuhan), dan mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu nafkahnya.”

1427 - عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ»

1427. Dari Hakim bin Hizam Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sedekah terbaik adalah saat berkecukupan. Siapa yang mejaga diri (dari meminta-minta) maka Allah akan menjaga dirinya. Siapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya.”

1428. (Sanad lain dari hadits di atas)

1429 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ وَهُوَ عَلَى المِنْبَرِ، وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ، وَالتَّعَفُّفَ، وَالمَسْأَلَةَ: «اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى، فَاليَدُ العُلْيَا: هِيَ المُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى: هِيَ السَّائِلَةُ»

1429. Dari Abdullah bin Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma: Rasulullah bersabda saat di atas mimbar menyinggung sedekah, menjaga diri, dan meminta-minta: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah pemberi dan tangan di bawah adalah peminta-minta.”

19. Mengungkit-Ngungkit Pemberian

20. Orang yang Mengeluarkan Zakatnya Sebelum Tiba Waktunya

1430 - عَنْ عُقْبَةَ بْنِ الحَارِثِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ ﷺ العَصْرَ، فَأَسْرَعَ، ثُمَّ دَخَلَ البَيْتَ فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ خَرَجَ، فَقُلْتُ أَوْ قِيلَ لَهُ، فَقَالَ: «كُنْتُ خَلَّفْتُ فِي البَيْتِ تِبْرًا مِنَ الصَّدَقَةِ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُبَيِّتَهُ، فَقَسَمْتُهُ»

1430. Dari Uqbah bin Al-Harits Rodhiyallohu ‘Anhu, dia berkata: Nabi pernah mengimami kami sholat ‘Ashar dengan tergesa-gesa. Lalu bangkit memasuki rumah. Tidak lama kemudian beliau keluar, dan aku bertanya atau ada yang bertanya kepada beliau lalu beliau menjawab: “Aku tinggalkan dalam rumah sebatang emas dari harta zakat dan aku tidak mau bila sampai bermalam, maka aku segera membagi-bagikannya (kepada yang berhak).”

21. Anjuran Gemar Bersedekah dan Memberi Syafaat (Jasa Pelantara)

1431 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «خَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ يَوْمَ عِيدٍ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلُ وَلاَ بَعْدُ، ثُمَّ مَالَ عَلَى النِّسَاءِ، وَمَعَهُ بِلاَلٌ فَوَعَظَهُنَّ، وَأَمَرَهُنَّ أَنْ يَتَصَدَّقْنَ، فَجَعَلَتِ المَرْأَةُ تُلْقِي القُلْبَ وَالخُرْصَ»

1431. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma, ia berkata: “Nabi keluar pada hari ‘Ied lalu sholat dua roka’at dan beliau tidak sholat lain sebelum maupun sesudahnya, kemudian beliau mendatangi jama’ah wanita bersama Bilal, lalu beliau memberikan nasehat dan memerintahkan mereka untuk bersedekah. Maka diantara mereka ada yang memberikan gelang dan antingnya.”

1432 - عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا جَاءَهُ السَّائِلُ أَوْ طُلِبَتْ إِلَيْهِ حَاجَةٌ قَالَ: «اشْفَعُوا تُؤْجَرُوا، وَيَقْضِي اللَّهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ ﷺ مَا شَاءَ»

1432. Dari Abu Musa Rodhiyallohu ‘Anhu, dia berkata: Apabila Rasulullah didatangi seseorang yang meminta atau diminta suatu keperluan maka beliau bersabda: “Berilah syafaat (jasa pelantara) maka kalian akan diberi pahala, dan Allah menetapkan apa yang dikehendakiNya lewat lisan NabiNya .”

1433 - عَنْ أَسْمَاءَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ لِي النَّبِيُّ ﷺ: «لاَ تُوكِي فَيُوكَى عَلَيْكِ»، وَقَالَ: «لاَ تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ»

1433. Dari Asma Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Nabi berkata kepadaku: “Janganlah kamu menahan sedekah, karena Allah akan menahan (rejekiNya) darimu,” dan bersabda, “Janganlah kamu perhitungan (dalam bersedekah) karena Allah akan perhitungan juga atasmu.”

22. Bersedekah Sesuai Kemampuan

1434 - عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّهَا جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: «لاَ تُوعِي فَيُوعِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ، ارْضَخِي مَا اسْتَطَعْتِ»

1434. Dari Asma binti Abi Bakar Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa dia mendatangi Nabi lalu beliau bersabda: “Janganlah kamu menahan hartamu dari bersedekah karena Allah akan membalas menahan rizkiNya darimu. Bersedekahlah sesuai kemampuanmu.”

23. Bersedekah Bisa Menghapus Dosa

1435 - عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَيُّكُمْ يَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ عَنِ الفِتْنَةِ؟ قَالَ: قُلْتُ: أَنَا أَحْفَظُهُ كَمَا قَالَ، قَالَ: إِنَّكَ عَلَيْهِ لَجَرِيءٌ، فَكَيْفَ؟ قَالَ: قُلْتُ: «فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ، وَوَلَدِهِ، وَجَارِهِ؛ تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ، وَالصَّدَقَةُ، وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ المُنْكَرِ»، قَالَ: لَيْسَ هَذِهِ أُرِيدُ، وَلَكِنِّي أُرِيدُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَوْجِ البَحْرِ، قَالَ: قُلْتُ: لَيْسَ عَلَيْكَ بِهَا يَا أَمِيرَ المُؤْمِنِينَ بَأْسٌ، بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابٌ مُغْلَقٌ، قَالَ: فَيُكْسَرُ البَابُ أَوْ يُفْتَحُ؟ قَالَ: قُلْتُ: لاَ، بَلْ يُكْسَرُ، قَالَ: فَإِنَّهُ إِذَا كُسِرَ لَمْ يُغْلَقْ أَبَدًا، قَالَ: قُلْتُ: أَجَلْ. فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَهُ مَنِ البَابُ، فَقُلْنَا لِمَسْرُوقٍ: سَلْهُ، قَالَ: فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْنَا، فَعَلِمَ عُمَرُ مَنْ تَعْنِي؟ قَالَ: نَعَمْ، كَمَا أَنَّ دُونَ غَدٍ لَيْلَةً وَذَلِكَ أَنِّي حَدَّثْتُهُ حَدِيثًا لَيْسَ بِالأَغَالِيطِ

1435. Dari Abu Wail, dari Hudzaifah Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Pada suatu hari ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Siapa di antara kalian yang hafal hadits Rasulullah tentang masalah fitnah (ujian/musibah)?” Hudzaifah berkata: “Aku, masih hafal sebagaimana disabdakan beliau.” ‘Umar berkata: “Kamu memang ahlinya, dan bagaimana yang disabdakannya?” Aku berkata: “Fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya akan terhapus oleh sholat, puasa, sedekah, dan amar makruf nahi munkar.” Lalu ‘Umar berkata: “Bukan itu yang aku maksud, tetapi fitnah yang meluas seperti gelombang laut.” Hudzaifah berkata: “Tidak masalah buat Anda wahai Amirul Mu’minin, karena antara engkau dan fitnah itu ada satu pintu yang tertutup.” ‘Umar bertanya: “Pintu tersebut nanti didobrak atau dibuka?” Hudzaifah berkata: “Tidak, bahkan didobrak.” ‘Umar berkata: “Jika memang pintu itu didobrak maka ia tidak akan bisa ditutup lagi selamanya.” Aku berkata: “Benar.” (Abu Wail berkata): Kami enggan bertanya kepada Hudzaifah siapa yang dimaksud pintu tersebut. Lalu aku meminta tolong Masruq untuk menanyakannya lalu Hudzaifah menjawab: “Umar Rodhiyallohu ‘Anhu.” Kami bertanya lagi: Apakah Umar menyadari hal itu? Jawabnya: “Ya, sebagaimana ia mengerti bahwa setelah esok adalah malam, karena hadits yang kuceritakan kepadanya begitu jelas sekali.”

24. Orang yang Bersedekah Ketika Masih Musyrik Lalu Masuk Islam

1436 - عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَرَأَيْتَ أَشْيَاءَ كُنْتُ أَتَحَنَّثُ بِهَا فِي الجَاهِلِيَّةِ مِنْ صَدَقَةٍ أَوْ عَتَاقَةٍ، وَصِلَةِ رَحِمٍ، فَهَلْ فِيهَا مِنْ أَجْرٍ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَسْلَمْتَ عَلَى مَا سَلَفَ مِنْ خَيْرٍ»

1436. Dari Hakim bin Hizam Rodhiyallohu ‘Anhu, dia berkata: “Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapatmu tentang amal kebaikan yang kulakukan semasa Jahiliyah berupa sedekah, memerdekakan budak, dan menyambung kekerabatan, apakah semua itu ada pahalanya? Nabi bersabda: “Kamu masuk Islam beserta pahala yang dahulu kamu kerjakan.”

25. Pahala Pelayan yang Bersedekah (dari Harta Majikannya) Atas Anjuran Temannya Tanpa Berlebihan

1437 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِذَا تَصَدَّقَتِ المَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ زَوْجِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ؛ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا، وَلِزَوْجِهَا بِمَا كَسَبَ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ»

1437. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila seorang wanita bersedekah dari makanan suaminya tanpa berlebihan maka ia mendapatkan pahala sedekah itu dan suaminya juga mendapatkan pahala hasil kerjanya, begitu juga penjaga (pelantara) mendapatkan pahala seperti itu.”

1438 - عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «الخَازِنُ المُسْلِمُ الأَمِينُ، الَّذِي يُنْفِذُ مَا أُمِرَ بِهِ كَامِلًا مُوَفَّرًا طَيِّبًا بِهِ نَفْسُهُ، فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ؛ أَحَدُ المُتَصَدِّقَيْنِ»

1438. Dari Abu Musa Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Bendahara Muslim yang amanah, yang bersegera melaksanakan apa yang diperintahkan dengan sempurna (tidak mengurangi) dan hati yang lapang (tidak iri), serta menyerahkannya kepada orang yang dimaksud, adalah salah satu dari dua orang yang bersedekah (dalam pahala).”[6]

26. Pahala Wanita yang Bersedekah atau Memberi Makan dari Harta Suaminya Tanpa Berlebihan

1439 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، تَعْنِي: «إِذَا تَصَدَّقَتِ المَرْأَةُ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا...»

1439. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, dari Nabi , beliau bersabda: “Apabila seorang wanita bersedekah dari harta suaminya...”[7]

1440 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِذَا أَطْعَمَتِ المَرْأَةُ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ؛ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا وَلَهُ مِثْلُهُ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ، لَهُ بِمَا اكْتَسَبَ وَلَهَا بِمَا أَنْفَقَتْ»

1440. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Nabi bersabda: “Apabila seorang istri memberi makan (faqir miskin) dari harta suaminya, maka ia mendapatkan pahala dan suaminya juga mendapatkan pahala yang sama, begitu juga dengan bendahara (pelantara). Suami mendapatkan pahala karena hasil kerjanya dan istri mendapatkan pahala karena sedekahnya.”

1441 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «إِذَا أَنْفَقَتِ المَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ؛ فَلَهَا أَجْرُهَا، وَلِلزَّوْجِ بِمَا اكْتَسَبَ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ»

1441. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, dari Nabi , beliau bersabda: “Apabila seorang istri menyedekahkan sebagian makanan dari rumahnya tanpa berlebihan maka ia mendapatkan pahala, dan suaminya juga mendapatkan pahala karena hasil kerjanya, begitu juga bendahara (pelantara) mendapatkan pahala yang serupa itu.”

27. Firman Allah: “Adapun orang yang bersedekah dan membenarkan janji (diganti) dengan yang lebih baik...” (QS. Al-Lail: 6)

1442 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: «مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا»

1442. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, Nabi bersabda: “Setiap hari yang dilewati manusia, dua Malaikat turun seraya salah satunya berdoa: ‘Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang bersedekah,’ dan yang lain berdoa: ‘Ya Allah, berilah kebinasaan (kerugiaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).’”

28. Perumpamaan Orang yang Dermawan dan Bakhil

1443 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «مَثَلُ البَخِيلِ وَالمُنْفِقِ كَمَثَلِ رَجُلَيْنِ عَلَيْهِمَا جُبَّتَانِ مِنْ حَدِيدٍ مِنْ ثُدِيِّهِمَا إِلَى تَرَاقِيهِمَا، فَأَمَّا المُنْفِقُ فَلاَ يُنْفِقُ إِلَّا سَبَغَتْ أَوْ وَفَرَتْ عَلَى جِلْدِهِ، حَتَّى تُخْفِيَ بَنَانَهُ وَتَعْفُوَ أَثَرَهُ، وَأَمَّا البَخِيلُ فَلاَ يُرِيدُ أَنْ يُنْفِقَ شَيْئًا إِلَّا لَزِقَتْ كُلُّ حَلْقَةٍ مَكَانَهَا، فَهُوَ يُوَسِّعُهَا وَلاَ تَتَّسِعُ»

1443. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dia mendengar Rasulullah bersabda: “Perumpaamaan orang bakhil dan orang dermawan seperti perumpamaan dua orang yang masing-masing mengenakan jubah besi yang menutupi dada hingga tulang jangkung (di teggorokan). Adapun orang dermawan setiap kali bersedekah jubahnya melonggar dari kulitnya hingga menutupi jari-jarinya dan menghapus jejak langkah kakinya (saking panjangnya). Adapun orang bakhil, setiap kali enggan bersedekah jubahnya mengecil hingga menempel kulitnya, dan dia berusaha melonggarkannya tetapi tidak bisa dilonggarkan.”[8]

1444. Dalam satu riwayat dengan lafazh junnatan (dua baju besi) sebagai ganti jubbatan (dua jubah).

29. Zakat Hasil Usaha dan Perdagangan

30. Setiap Muslim Wajib Bersedekah, dan Siapa yang Tidak Memiliki Harta Bisa dengan Melakukan Kebaikan

1445 - عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ»، فَقَالُوا: يَا نَبِيَّ اللَّهِ! فَمَنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: «يَعْمَلُ بِيَدِهِ، فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: «يُعِينُ ذَا الحَاجَةِ المَلْهُوفَ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: «فَلْيَعْمَلْ بِالْمَعْرُوفِ، وَلْيُمْسِكْ عَنِ الشَّرِّ؛ فَإِنَّهَا لَهُ صَدَقَةٌ»

1445. Dari Abu Musa Al-Asy’ari Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Setiap Muslim wajib bersedekah.” Mereka bertanya: “Wahai Nabi Allah! Bagaimana jika tidak memiliki apa-apa?” Jawab beliau: “Ia bekerja dengan tangannya lalu hasil upahnya ia sedekahkan.” Mereka bertanya: “Jika dia tidak mendapatkan?” Beliau menjawab: “Dia membantu orang yang memerlukan bantuan.” Mereka bertanya: “Jika tidak ditemukan?” Jawab beliau: “Dia melakukan kebaikan dan menahan diri dari menyakiti orang lain, karena itu terhitung sedekah baginya.”

31. Kadar Zakat dan Sedekah yang Wajib Dikeluarkan, dan Siapa yang Memberi Seekor Kambing

1446 - عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: بُعِثَ إِلَى نُسَيْبَةَ الأَنْصَارِيَّةِ بِشَاةٍ، فَأَرْسَلَتْ إِلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا مِنْهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟» فَقُلْتُ: لاَ، إِلَّا مَا أَرْسَلَتْ بِهِ نُسَيْبَةُ مِنْ تِلْكَ الشَّاةِ، فَقَالَ: «هَاتِ، فَقَدْ بَلَغَتْ مَحِلَّهَا»

1446. Dari Ummu Athiyyah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Nusaibah Al-Anshoriyah (Ummu Athiyyah) diberi sedekah kambing lalu mengirimkannya ke Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha (sebagai hadiah), lalu Nabi bersabda: “Apakah kamu memiliki sesuatu (untuk dimakan)?” Aisyah menjawab: “Tidak ada, kecuali kiriman kambing itu dari Nusaibah.” Beliau bersabda: “Bawa kesini, karena kambingnya sudah tiba di tempatnya.”[9]

32. Zakat Perak

1447 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ مِنَ الإِبِلِ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ»

1447. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Unta yang kurang dari lima ekor tidak wajib zakat, perak yang kurang dari lima uqiyah (595 gram perak murni) tidak wajib zakat, dan hasil panen yang kurang dari 5 wasaq (sekitar 750 kg) tidak wajib zakat.”[10]

33. Harta yang Wajib Dizakati (Selain Emas dan Perak)

1448 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ رَسُولَهُ ﷺ: «وَمَنْ بَلَغَتْ صَدَقَتُهُ بِنْتَ مَخَاضٍ وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ، وَعِنْدَهُ بِنْتُ لَبُونٍ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ وَيُعْطِيهِ المُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ عِنْدَهُ بِنْتُ مَخَاضٍ عَلَى وَجْهِهَا، وَعِنْدَهُ ابْنُ لَبُونٍ؛ فَإِنَّهُ يُقْبَلُ مِنْهُ وَلَيْسَ مَعَهُ شَيْءٌ»

1448. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Abu Bakar mengirim surat sesuai perintah Allah dan Rasulnya kepadanya: “Siapa yang hartanya mencapai wajib zakat bintu makhod (unta betina berusia setahun) tetapi tidak memilikinya dan yang dia miliki adalah bintu labun (unta betina usianya dua tahun) maka zakatnya diterima, dan petugas zakat memberinya dua puluh dirham atau dua kambing (sebagai ganti rugi kelebihan). Jika dia tidak memiliki bintu makhod yang sesuai kriteria zakat tetapi memiliki ibnu labun (unta jantang berusia dua tahun) maka zakat dengan ibnu labun diterima tetapi tidak mendapatkan ganti apapun.”

1449 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «أَشْهَدُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ لَصَلَّى قَبْلَ الخُطْبَةِ، فَرَأَى أَنَّهُ لَمْ يُسْمِعِ النِّسَاءَ، فَأَتَاهُنَّ وَمَعَهُ بِلاَلٌ نَاشِرَ ثَوْبِهِ، فَوَعَظَهُنَّ، وَأَمَرَهُنَّ أَنْ يَتَصَدَّقْنَ، فَجَعَلَتِ المَرْأَةُ تُلْقِي»، وَأَشَارَ أَيُّوبُ إِلَى أُذُنِهِ وَإِلَى حَلْقِهِ

1449. Dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma, dia berkata: “Aku bersaksi bahwa Rasulullah sholat Id sebelum khutbah lalu beliau mengira kaum wanita tidak mendengar khutbahnya lalu beliau mendatangi mereka bersama Bilal yang menghamparkan bajunya (sebagai wadah sedekah). Lalu beliau menyampaikan mauizhoh kepada mereka dan memerintahkan mereka bersedekah. Seketika kaum wanita melempar perhiasannya.” Ayyub (perawi) memperagakan telinga dan lehernya (yakni anting-anting dan kalung).

34. Tidak Boleh Menggabung Harta yang Terpisah atau Memisahkan Harta yang Bergabung dengan Tujuan Menghindari Zakat

1450 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «وَلاَ يُجْمَعُ بَيْنَ مُتَفَرِّقٍ، وَلاَ يُفَرَّقُ بَيْنَ مُجْتَمِعٍ خَشْيَةَ الصَّدَقَةِ»

1450. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis surat kepadanya berupa ketentuan zakat sebagaimana telah diwajibkan oleh Rasulullah : “Janganlah ternak yang terpisah digabung dan jangan pula ternak yang bergabung dipisah, dengan tujuan menghindari zakat.”[11]

35. Dua Harta yang Dicampur Maka Masing-Masing Menanggung Zakat dengan Adil

1451 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «وَمَا كَانَ مِنْ خَلِيطَيْنِ، فَإِنَّهُمَا يَتَرَاجَعَانِ بَيْنَهُمَا بِالسَّوِيَّةِ»

1451. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis untuknya keputusan Rasulullah : “Harta dari campuran dua orang yang berserikat maka zakatnya ditanggung keduanya dengan sama (adil).”[12]

36. Zakat Unta

1452 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ عَنِ الهِجْرَةِ، فَقَالَ: «وَيْحَكَ، إِنَّ شَأْنَهَا شَدِيدٌ، فَهَلْ لَكَ مِنْ إِبِلٍ تُؤَدِّي صَدَقَتَهَا؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «فَاعْمَلْ مِنْ وَرَاءِ البِحَارِ، فَإِنَّ اللَّهَ لَنْ يَتِرَكَ مِنْ عَمَلِكَ شَيْئًا»

1452. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa orang Badui bertanya kepada Rasulullah tentang hijroh (dia ingin hijroh ke Madinah), lalu beliau bersabda: “Hus, hijroh itu berat. Apakah kamu memiliki unta yang sudah kamu tunaikan zakatnya?” Jawabnya: “Ya.” Beliau bersabda: “Beribadahlah seperti biasanya di pinggiran laut (di tempatmu), karena Allah tidak akan menyia-nyiakan amalmu sedikitpun.”

37. Siapa yang Hartanya Mencapai Kewajiban Berzakat Bintu Makhod Tetapi Tidak Memilikinya

1453 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ فَرِيضَةَ الصَّدَقَةِ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ رَسُولَهُ ﷺ: «مَنْ بَلَغَتْ عِنْدَهُ مِنَ الإِبِلِ صَدَقَةُ الجَذَعَةِ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ جَذَعَةٌ، وَعِنْدَهُ حِقَّةٌ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ الحِقَّةُ، وَيَجْعَلُ مَعَهَا شَاتَيْنِ إِنِ اسْتَيْسَرَتَا لَهُ، أَوْ عِشْرِينَ دِرْهَمًا. وَمَنْ بَلَغَتْ عِنْدَهُ صَدَقَةُ الحِقَّةِ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ الحِقَّةُ، وَعِنْدَهُ الجَذَعَةُ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ الجَذَعَةُ، وَيُعْطِيهِ المُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ. وَمَنْ بَلَغَتْ عِنْدَهُ صَدَقَةُ الحِقَّةِ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ إِلَّا بِنْتُ لَبُونٍ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ بِنْتُ لَبُونٍ، وَيُعْطِي شَاتَيْنِ أَوْ عِشْرِينَ دِرْهَمًا. وَمَنْ بَلَغَتْ صَدَقَتُهُ بِنْتَ لَبُونٍ، وَعِنْدَهُ حِقَّةٌ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ الحِقَّةُ، وَيُعْطِيهِ المُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ. وَمَنْ بَلَغَتْ صَدَقَتُهُ بِنْتَ لَبُونٍ، وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ، وَعِنْدَهُ بِنْتُ مَخَاضٍ؛ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ بِنْتُ مَخَاضٍ، وَيُعْطِي مَعَهَا عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ»

1453. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis surat kepadanya (tentang aturan zakat) sesuai apa yang telah diperintahkan Allah dan RasulNya , yaitu: “Siapa yang memiliki unta dan terkena kewajiban zakat jadza’ah (unta betina berusia 4 tahun) sedangkan dia tidak memiliki jadza’ah dan yang dia miliki hanya hiqqah (unta betina berusia 3 tahun), maka dibolehkan dia mengeluarkan hiqqah sebagai zakat namun dia harus menyerahkan pula bersamanya dua ekor kambing atau dua puluh dirham. Siapa yang telah sampai kepadanya kewajiban zakat hiqqah sedangkan dia tidak memiliki hiqqah namun dia memiliki jadza’ah maka diterima zakat darinya berupa jadza’ah dan dia menerima (diberi) dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Siapa telah sampai kepadanya kewajiban zakat hiqqah namun dia tidak memilikinya kecuali bintu labun (unta betina berusia 2 tahun) maka diterima zakat darinya berupa bintu labun namun dia wajib menyerahkan bersamanya dua ekor kambing atau dua puluh dirham. Siapa telah sampai kepadanya kewajiban zakat bintu labun dan dia hanya memiliki hiqqah maka diterima zakat darinya berupa hiqqah dan dia menerima dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Siapa yang telah sampai kepadanya kewajiban zakat bintu labun sedangkan dia tidak memilikinya kecuali bintu makhadh (unta betina berusia satu tahun) maka diterima zakat darinya berupa bintu makhadh namun dia wajib menyerahkan bersamanya dua puluh dirham atau dua ekor kambing.”

38. Zakat Kambing

1454 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، كَتَبَ لَهُ هَذَا الكِتَابَ لَمَّا وَجَّهَهُ إِلَى البَحْرَيْنِ: «بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، هَذِهِ فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَلَى المُسْلِمِينَ، وَالَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا رَسُولَهُ: فَمَنْ سُئِلَهَا مِنَ المُسْلِمِينَ عَلَى وَجْهِهَا فَلْيُعْطِهَا، وَمَنْ سُئِلَ فَوْقَهَا فَلاَ يُعْطِ. فِي أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنَ الإِبِلِ فَمَا دُونَهَا؛ مِنَ الغَنَمِ، مِنْ كُلِّ خَمْسٍ شَاةٌ، إِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ إِلَى خَمْسٍ وَثَلاَثِينَ؛ فَفِيهَا بِنْتُ مَخَاضٍ أُنْثَى، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَثَلاَثِينَ إِلَى خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ؛ فَفِيهَا بِنْتُ لَبُونٍ أُنْثَى، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَأَرْبَعِينَ إِلَى سِتِّينَ فَفِيهَا حِقَّةٌ طَرُوقَةُ الجَمَلِ، فَإِذَا بَلَغَتْ وَاحِدَةً وَسِتِّينَ إِلَى خَمْسٍ وَسَبْعِينَ؛ فَفِيهَا جَذَعَةٌ، فَإِذَا بَلَغَتْ يَعْنِي سِتًّا وَسَبْعِينَ إِلَى تِسْعِينَ؛ فَفِيهَا بِنْتَا لَبُونٍ، فَإِذَا بَلَغَتْ إِحْدَى وَتِسْعِينَ إِلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ؛ فَفِيهَا حِقَّتَانِ طَرُوقَتَا الجَمَلِ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ؛ فَفِي كُلِّ أَرْبَعِينَ بِنْتُ لَبُونٍ وَفِي كُلِّ خَمْسِينَ حِقَّةٌ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ إِلَّا أَرْبَعٌ مِنَ الإِبِلِ، فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا، فَإِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا مِنَ الإِبِلِ؛ فَفِيهَا شَاةٌ. وَفِي صَدَقَةِ الغَنَمِ فِي سَائِمَتِهَا إِذَا كَانَتْ أَرْبَعِينَ إِلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ شَاةٌ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ إِلَى مِائَتَيْنِ شَاتَانِ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى مِائَتَيْنِ إِلَى ثَلاَثِ مِائَةٍ؛ فَفِيهَا ثَلاَثُ شِيَاهٍ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى ثَلاَثِ مِائَةٍ؛ فَفِي كُلِّ مِائَةٍ شَاةٌ، فَإِذَا كَانَتْ سَائِمَةُ الرَّجُلِ نَاقِصَةً مِنْ أَرْبَعِينَ شَاةً وَاحِدَةً؛ فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا. وَفِي الرِّقَّةِ رُبْعُ العُشْرِ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ إِلَّا تِسْعِينَ وَمِائَةً؛ فَلَيْسَ فِيهَا شَيْءٌ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا»

1454. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis surat ini kepadanya (tentang aturan zakat) ketika dia mengutusnya sebagai amir ke negeri Bahrain: “Bismillahir rahmaanir rahiim. Inilah ketentuan zakat yang telah diwajibkan oleh Rasulullah terhadap kaum Muslimin dan seperti yang diperintahklan oleh Allah dan RasulNya: Siapa dari kaum Muslimin dipungut zakatnya (oleh petugas) sesuai ketentuan maka serahkanlah, tetapi siapa yang dipungut melebihi ketentuan maka jangan memberinya, yaitu 24 ekor unta dan yang kurang dari itu zakatnya dengan kambing (bukan unta), dan setiap 5 ekor unta zakatnya 1 kambing. Jika untanya mencapai 25 hingga 35 ekor maka zakatnya berupa 1 bintu makhod (unta betina berusia 1 tahun). Jika untanya mencapai 36 hingga 45 ekor maka zakatnya berupa 1 bintu labun (unta betina berusia 2 tahun). Jika untanya mencapai 46 hingga 60 ekor maka zakatnya berupa 1 hiqqoh (unta betina berusia 3 tahun) yang siap kawin. Jika untanya mencapai 61 hingga 75 ekor maka zakatnya berupa 1 jadza’ah (unta betina berusia 4 tahun). Jika untanya mencapai 76 hingga 90 ekor maka zakatnya berupa 2 bintu labun. Jika untanya mencapai 91 hingga 120 ekor maka zakatnya berupa 2 hiqqoh yang siap kawin. Jika lebih dari 120 ekor, maka tiap 40 ekor zakatnya ditambah 1 bintu labun, dan tiap 50 ekor zakatnya ditambah 1 hiqqoh. Jika untanya hanya 4 ekor maka ia tidak wajib zakat kecuali jika pemiliknya mau bersedekah. Jika untanya 5 ekor maka zakatnya 1 ekor kambing. Adapun kambing, jika berjumlah 40 sampai 120 ekor maka zakatnya 1 kambing. Jika jumlahnya 121 sampai 200 ekor maka zakatnya 2 kambing. Jika jumlahnya 201 sampai 300 ekor maka zakatnya 3 kambing. Jika jumlahnya lebih dari 300 ekor, maka tiap kelipatan 100 ekor zakatnya ditambah 1 kambing. Jika jumlahnya kurang dari 40 ekor meskipun 39 ekor maka tidak wajib zakat kecuali jika pemiliknya mau bersedekah. Zakat uang perak adalah 1/40 (2,5%). Jika yang dimiliki hanya 190 dirham (dari nishobnya 200 dirham) maka ia tidak berkewajiban zakat kecuali jika ia mau bersedekah.”

39. Tidak Boleh Berzakat dengan Kambing Tua yang Tanggal Giginya dan Cacat (Buta Sebelah) serta Kambing Pejantan Kecuali Pemiliknya Ridho

1455 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ الصَّدَقَةَ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ رَسُولَهُ ﷺ: «وَلاَ يُخْرَجُ فِي الصَّدَقَةِ هَرِمَةٌ وَلاَ ذَاتُ عَوَارٍ، وَلاَ تَيْسٌ إِلَّا مَا شَاءَ المُصَدِّقُ»

1455. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu menulis kepadanya ketentuan zakat yang diperintahkan Allah kepada RasulNya : “Tidak boleh berzakat dengan kambing tua yang tanggal giginya dan cacat (buta sebelah), begitu pula kambing pejantan kecuali pemiliknya ridho.”

40. Mengambil Anak Kambing Betina Sebagai Zakat

1456 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ؛ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا»

1456. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dia berkata: Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Demi Allah, seandainya mereka menolak dariku menyerahkan anak unta yang dahulu mereka serahkan kepada Rasulullah (sebagai zakat), sungguh aku akan memerangi mereka karena penolakan tersebut.”

1457 - قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «فَمَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ أَنَّ اللَّهَ شَرَحَ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِالقِتَالِ، فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الحَقُّ»

1457. Umar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Ketegasan itu menurutku karena Allah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi mereka. Aku pun yakin dia benar.”

41. Tidak Boleh Pemungut Zakat Mengambil dari Harta Terbaik (Paling Disukai) Pemiliknya

1458 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى اليَمَنِ، قَالَ: «إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ؛ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللَّهِ، فَإِذَا عَرَفُوا اللَّهَ؛ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، فَإِذَا فَعَلُوا؛ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَإِذَا أَطَاعُوا بِهَا؛ فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ»

1458. Dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa ketika Rasulullah mengirim Muadz Rodhiyallohu ‘Anhu ke Yaman, beliau bersabda: “Kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab. Maka jadikanlah dakwah pertamamu kepada mereka adalah hanya menyembah Allah. Jika mereka sudah mentauhidkan Allah, maka kabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan sholat lima waktu sehari semalam atas mereka. Jika mereka melaksanakannya, maka kabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat harta atas mereka yang akan disalurkan kepada orang-orang faqir dari mereka. Jika mereka patuh, maka ambillah dari mereka dan jangan mengambil harta terbaik mereka.”

42. Tidak Ada Kewajiban Zakat Atas Unta di Bawah Lima Ekor

1459 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ مِنَ التَّمْرِ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ مِنَ الوَرِقِ صَدَقَةٌ، وَلَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ مِنَ الإِبِلِ صَدَقَةٌ»

1459. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rasulullah bersabda: “Kurma yang kurang dari lima wasaq (sekitar 750 kg) tidak wajib zakat, perak yang kurang dari lima uqiyah (200 dirham atau 595 gram perak murni) tidak wajib zakat, dan unta yang kurang dari lima ekor tidak wajib zakat.”

43. Zakat Sapi

1460 - عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: انْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ - أَوْ: وَالَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ، أَوْ كَمَا حَلَفَ - مَا مِنْ رَجُلٍ تَكُونُ لَهُ إِبِلٌ، أَوْ بَقَرٌ، أَوْ غَنَمٌ، لاَ يُؤَدِّي حَقَّهَا؛ إِلَّا أُتِيَ بِهَا يَوْمَ القِيَامَةِ، أَعْظَمَ مَا تَكُونُ وَأَسْمَنَهُ، تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا، وَتَنْطَحُهُ بِقُرُونِهَا، كُلَّمَا جَازَتْ أُخْرَاهَا رُدَّتْ عَلَيْهِ أُولاَهَا، حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ»

1460. Dari Abu Dzar Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku mendatangi Nabi lalu beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku di tanganNya –atau Demi Dzat yang tidak ada yang berhak disembah selainNya– siapapun yang memiliki unta, sapi, kambing yang tidak dikeluarkan zakatnya, kelak pada hari Kiamat akan didatangkan dalam keadaan paling kuat dan gemuk yang akan menginjak-nginjaknya dengan kakinya dan menyeruduk dengan tanduknya. Setiap kali yang paling terakhir selesai melakukannya, diulangi dari awal lagi, hingga seluruh manusia diadili.”

44. Mengalokasikan Zakat Kepada Kerabat

1461 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ أَبُو طَلْحَةَ أَكْثَرَ الأَنْصَارِ بِالْمَدِينَةِ مَالًا مِنْ نَخْلٍ، وَكَانَ أَحَبُّ أَمْوَالِهِ إِلَيْهِ بَيْرُحَاءَ، وَكَانَتْ مُسْتَقْبِلَةَ المَسْجِدِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَدْخُلُهَا وَيَشْرَبُ مِنْ مَاءٍ فِيهَا طَيِّبٍ، قَالَ أَنَسٌ: فَلَمَّا أُنْزِلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: {لَنْ تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92] قَامَ أَبُو طَلْحَةَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ: {لَنْ تَنَالُوا البِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92] وَإِنَّ أَحَبَّ أَمْوَالِي إِلَيَّ بَيْرُحَاءَ، وَإِنَّهَا صَدَقَةٌ لِلَّهِ، أَرْجُو بِرَّهَا وَذُخْرَهَا عِنْدَ اللَّهِ، فَضَعْهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ حَيْثُ أَرَاكَ اللَّهُ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «بَخٍ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، وَقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي الأَقْرَبِينَ» فَقَالَ أَبُو طَلْحَةَ: أَفْعَلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَسَمَهَا أَبُو طَلْحَةَ فِي أَقَارِبِهِ وَبَنِي عَمِّهِ

1461. Anas bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: Abu Thalhah adalah orang yang paling banyak hartanya dari kalangan Anshar di kota Madinah berupa kebun pohon kurma, dan harta yang paling dicintainya adalah Bairuha (nama kebunnya) yang menghadap ke masjid. Rasulullah sering memasuki kebun itu dan meminum airnya yang segar. Ketika turun firman Allah: “Kamu tidak akan meraih Surga (tertinggi) hingga kamu menginfakkan harta yang paling kamu cintai” (QS. Ali Imron [3]: 92), Abu Thalhah mendatangi Rasulullah lalu berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman: “Kamu tidak akan meraih Surga (tertinggi) hingga kamu menginfakkan harta yang paling kamu cintai,” dan harta yang paling aku cintai adalah Bairuha’ dan aku menjadikannya sedekah untuk Allah, yang aku harapkan pahalanya dan simpanannya di sisi Allah. Tolong salurkan wahai Rasulullah seperti yang diperintahkan Allah kepadamu. Maka Rasulullah bersabda: “Wah! Ini harta yang menguntungkan, ini harta yang menguntungkan. Aku telah mendengar ucapanmu tadi dan aku berpendapat kamu menyedekahkannya kepada kerabat-kerabatmu.” Abu Tholhah berkata: “Akan aku laksanakan wahai Rasulullah!” Lalu kebun itu dibagi-bagi kepada kerabatnya termasuk anak-anak pamannya.

1462 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فِي أَضْحًى أَوْ فِطْرٍ إِلَى المُصَلَّى، ثُمَّ انْصَرَفَ، فَوَعَظَ النَّاسَ، وَأَمَرَهُمْ بِالصَّدَقَةِ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ! تَصَدَّقُوا»، فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ، فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ! تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ» فَقُلْنَ: وَبِمَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ العَشِيرَ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ، أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ، يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ!» ثُمَّ انْصَرَفَ، فَلَمَّا صَارَ إِلَى مَنْزِلِهِ، جَاءَتْ زَيْنَبُ، امْرَأَةُ ابْنِ مَسْعُودٍ، تَسْتَأْذِنُ عَلَيْهِ، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! هَذِهِ زَيْنَبُ، فَقَالَ: «أَيُّ الزَّيَانِبِ؟» فَقِيلَ: امْرَأَةُ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: «نَعَمْ، ائْذَنُوا لَهَا» فَأُذِنَ لَهَا، قَالَتْ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ! إِنَّكَ أَمَرْتَ اليَوْمَ بِالصَّدَقَةِ، وَكَانَ عِنْدِي حُلِيٌّ لِي، فَأَرَدْتُ أَنْ أَتَصَدَّقَ بِهِ، فَزَعَمَ ابْنُ مَسْعُودٍ أَنَّهُ وَوَلَدَهُ أَحَقُّ مَنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَلَيْهِمْ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «صَدَقَ ابْنُ مَسْعُودٍ، زَوْجُكِ وَوَلَدُكِ أَحَقُّ مَنْ تَصَدَّقْتِ بِهِ عَلَيْهِمْ»

1462. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rasulullah keluar menuju musholla (tanah lapang) pada hari raya Idul Adha atau Idul Fithri untuk sholat. Seusai sholat beliau menghadap manusia dan menceramahi mereka dan memerintahkan mereka untuk bersedekah. Beliau bersabda: “Wahai manusia, bersedekahlah!” Lalu beliau menuju kaum wanita dan bersabda: “Wahai kaum wanita, bersedekahlah! Sungguh aku melihat kebanyakan penduduk Neraka adalah dari kalian (kaum wanita).” Ada yang bertanya: “Apa sebabnya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari kebaikan suami. Aku tidak pernah melihat orang yang sangat kurang akalnya dan agamanya yang mampu menaklukan lelaki cerdas dan perkasa melebihi kalian. Bersedekahlah wahai kaum wanita!” Setelah selesai, beliau pulang lalu datanglah Zainab istri Ibnu Mas’ud meminta izin masuk. Ada yang berkata: “Wahai Rasulullah! Ada Zaibab.” Beliau bertanya: “Zainab yang mana?” Dijawab: “Zainab istri Ibnu Mas’ud.” Beliau bersabda: “Izinkan dia masuk.” Dia diizinkan masuk dan berkata: “Wahai Nabi Allah! Hari ini Anda menyuruh bersedekah dan aku memiliki perhiasan yang ingin kusedekahkan tetapi Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa ia dan anak-anaknya lebih berhak menerima sedekahmu ini.” Nabi bersabda: “Ibnu Mas’ud benar. Suamimu dan anakmu lebih berhak menerima sedekahmu ini.”

45. Tidak Ada Zakat Kuda Atas Muslim

1463 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَيْسَ عَلَى المُسْلِمِ فِي فَرَسِهِ وَغُلاَمِهِ صَدَقَةٌ»

1463. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Nabi bersabda: “Tidak ada zakat kuda (yang tidak diperdagangkan) dan budak atas Muslim.”

46. Tidak Ada Zakat Budak Atas Muslim

1464 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيْسَ عَلَى المُسْلِمِ صَدَقَةٌ فِي عَبْدِهِ وَلاَ فِي فَرَسِهِ»

1464. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Tidak ada zakat atas Muslim pada budak dan kuda (yang tidak diperdagangkan).”

47. Bersedekah Kepada Anak Yatim

1465 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ جَلَسَ ذَاتَ يَوْمٍ عَلَى المِنْبَرِ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، فَقَالَ: «إِنِّي مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي، مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِينَتِهَا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَوَيَأْتِي الخَيْرُ بِالشَّرِّ؟ فَسَكَتَ النَّبِيُّ ﷺ، فَقِيلَ لَهُ: مَا شَأْنُكَ؟ تُكَلِّمُ النَّبِيَّ ﷺ وَلاَ يُكَلِّمُكَ؟ فَرَأَيْنَا أَنَّهُ يُنْزَلُ عَلَيْهِ؟ قَالَ: فَمَسَحَ عَنْهُ الرُّحَضَاءَ، فَقَالَ: «أَيْنَ السَّائِلُ؟» وَكَأَنَّهُ حَمِدَهُ، فَقَالَ: «إِنَّهُ لاَ يَأْتِي الخَيْرُ بِالشَّرِّ، وَإِنَّ مِمَّا يُنْبِتُ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ أَوْ يُلِمُّ، إِلَّا آكِلَةَ الخَضْرَاءِ، أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتْ عَيْنَ الشَّمْسِ، فَثَلَطَتْ وَبَالَتْ، وَرَتَعَتْ، وَإِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَنِعْمَ صَاحِبُ المُسْلِمِ مَا أَعْطَى مِنْهُ المِسْكِينَ وَاليَتِيمَ وَابْنَ السَّبِيلِ - أَوْ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ ﷺ - وَإِنَّهُ مَنْ يَأْخُذُهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، وَيَكُونُ شَهِيدًا عَلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ»

1465. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa pada suatu hari Nabi duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitarnya lalu beliau bersabda: “Di antara yang aku takutkan menimpa kalian sepeninggalku adalah kekayaan dunia dan perhiasannya dibuka untuk kalian.” Lalu seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah kebaikan (harta) membawa keburukan?” Nabi terdiam lalu ada yang berkata kepada lelaki itu: “Dasar kamu, kamu bertanya kepada Nabi padaha beliau tidak mengajakmu bicara.” Kami menyangka wahyu turun kepada beliau. Usai itu beliau mengusap keringatnya yang bercucuran dan bersabda: “Di mana tadi yang bertanya?” Beliau memujinya lalu bersabda: “Kebaikan (hakiki) tidak akan membawa keburukan. Sebagian tanaman yang tumbuh di sekitar sungai yang dimakan binatang secara berlebihan bisa membunuhunya atau hampir membunuhnya, kecuali hewan pemakan rumput (carnivora) yang merumput lalu berhenti setelah kenyang menuju arah matahari lalu membuang kotorannya dan kencing di sana lalu merumput lagi. Sesungguhnya harta itu manis (dirasakan) dan hijau (dilihat). Sebaik-baik Muslim adalah yang memberikan sebagian hartanya kepada orang miskin, yatim, dan musafir —atau seperti yang disabdakan Nabi . Orang yang mengambil harta ini tanpa menunaikan haknya seperti orang makan tetapi tidak pernah kenyang, dan harta itu akan menjadi saksi (yang menuntutnya) pada hari Kiamat.”[13]

48. Istri Mengalokasikan Zakatnya Kepada Suaminya Sendiri dan Anak-Anak Yatim dalam Asuhannya

1466 - عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كُنْتُ فِي المَسْجِدِ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: «تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ» وَكَانَتْ زَيْنَبُ تُنْفِقُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ، وَأَيْتَامٍ فِي حَجْرِهَا، قَالَ: فَقَالَتْ لِعَبْدِ اللَّهِ: سَلْ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ عَلَيْكَ وَعَلَى أَيْتَامٍ فِي حَجْرِي مِنَ الصَّدَقَةِ؟ فَقَالَ: سَلِي أَنْتِ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَانْطَلَقْتُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَوَجَدْتُ امْرَأَةً مِنَ الأَنْصَارِ عَلَى البَابِ، حَاجَتُهَا مِثْلُ حَاجَتِي، فَمَرَّ عَلَيْنَا بِلاَلٌ، فَقُلْنَا: سَلِ النَّبِيَّ ﷺ أَيَجْزِي عَنِّي أَنْ أُنْفِقَ عَلَى زَوْجِي، وَأَيْتَامٍ لِي فِي حَجْرِي؟ وَقُلْنَا: لاَ تُخْبِرْ بِنَا، فَدَخَلَ فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: «مَنْ هُمَا؟» قَالَ: زَيْنَبُ، قَالَ: «أَيُّ الزَّيَانِبِ؟» قَالَ: امْرَأَةُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: «نَعَمْ، لَهَا أَجْرَانِ، أَجْرُ القَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ»

1466. Dari Zainab isteri ‘Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku pernah berada di masjid lalu aku melihat Nabi beliau bersabda: “Bersedekahlah kalian (wahai kaum wanita) meskipun dari perhiasan kalian.” Zainab ikut menanggung nafkah ‘Abdullah (Ibnu Mas’ud, suaminya) dan anak-anak yatim di rumahnya. Zainab berkata kepada ‘Abdullah: “Tanyakanlah kepada Rasulullah apakah aku akan mendapat pahala bila aku mengalokasikan sedekahku kepadamu dan kepada anak-anak yatim dalam rumahku?” ‘Abdullah berkata: “Tanyakan sendiri kepada Rasulullah .” Maka aku berangkat untuk menemui Nabi dan aku menjumpai seorang wanita Anshor (istri Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshori) di depan pintu yang ingin menyampaikan keperluannya seperti keperluanku. Kemudian Bilal lewat di hadapan kami maka kami berkata: “Tolong tanyakan kepada Nabi , apakah aku akan mendapat pahala bila aku mengalokasikan sedekahku kepada suamiku dan kepada anak-anak yatim yang aku rawat di rumahku?” Dan kami juga berkata: “Jangan beritahu beliau siapa kami.” Maka Bilal masuk lalu mengajukan pertanyaan tersebut lalu beliau bertanya: “Siapa kedua wanita itu?” Bilal berkata: “Zainab.” Beliau bertanya lagi: “Zainab yang mana?” Dijawab: “Zainab isteri ‘Abdullah.” Maka beliau bersabda: “Ya benar, dia mendapatkan dua pahala, yaitu pahala (menyambung) kekerabatan dan pahala sedekah.”

1467 - عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَلِيَ أَجْرٌ أَنْ أُنْفِقَ عَلَى بَنِي أَبِي سَلَمَةَ، إِنَّمَا هُمْ بَنِيَّ؟ فَقَالَ: «أَنْفِقِي عَلَيْهِمْ، فَلَكِ أَجْرُ مَا أَنْفَقْتِ عَلَيْهِمْ»

1467. Dari Ummu Salamah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah aku mendapatkan pahala jika menafkahi anak-anak Abu Salamah, sementara mereka anak-anakku juga?” Beliau menjawab: “Nafkahi mereka, kamu mendapatkan dua pahala dari nafkahmu kepada mereka.”[14]

49. Firman Allah: “(Zakat dialokasikan untuk) memerdekakan budak, orang yang menanggung hutang, dan fi sabilillah” (QS. At-Taubah: 60)

1468 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِالصَّدَقَةِ، فَقِيلَ: مَنَعَ ابْنُ جَمِيلٍ، وَخَالِدُ بْنُ الوَلِيدِ، وَعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ المُطَّلِبِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «مَا يَنْقِمُ ابْنُ جَمِيلٍ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ فَقِيرًا، فَأَغْنَاهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ، وَأَمَّا خَالِدٌ؛ فَإِنَّكُمْ تَظْلِمُونَ خَالِدًا، قَدِ احْتَبَسَ أَدْرَاعَهُ وَأَعْتُدَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَأَمَّا العَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ المُطَّلِبِ؛ فَعَمُّ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَهِيَ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ وَمِثْلُهَا مَعَهَا»

1468. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah memerintahkan kami membayar zakat, lalu ada yang mengatakan bahwa Ibnu Jamil, Kholid bin Al-Walid, dan Abbas bin Abdil Muththolib menolak membayar zakat. Lalu Nabi bersabda: “Apa yang menghalangi Ibnu Jamil tidak membayar zakat padahal ia dulunya faqir lalu dikayakan Allah dan RasulNya? Adapun Kholid, kalian menzoliminya, karena ia telah mewakafkan baju besinya dan perlengkapan perangnya di jalan Allah. Adapun Al-Abbas bin Abdul Muththolib adalah paman Rasulullah , ia akan membayar zakatnya bahkan dua lipatnya (karena dermawan bukan pelit).”

50. Menjaga Diri dari Meminta-Minta

1469 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: إِنَّ نَاسًا مِنَ الأَنْصَارِ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَأَعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ، حَتَّى نَفِدَ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ: «مَا يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ»

1469. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa beberapa orang Anshor meminta Rasulullah dan diberi lalu meminta lagi dan diberi lalu meminta lagi dan diberi hingga habis apa yang di sisi beliau. Lalu beliau bersabda: “Harta yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan dari kalian. Siapa yang menjaga dirinya (dari meminta-minta) maka Allah akan memberinya kemuliaan. Siapa yang merasa cukup maka Allah akan memberinya kecukupan. Siapa yang berusaha bersabar maka Allah akan memberinya kesabaran, dan tidak ada seorang pun yang diberi sebuah pemberian yang lebih baik dan luas melebihi sifat sabar.”

1470 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ، فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ؛ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا، فَيَسْأَلَهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ»

1470. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku di TanganNya, sungguh seorang dari kalian mengambil talinya lalu mencari kayu bakar dipikul di punggungnya, itu lebih baik daripada ia mendatangi seseorang untuk mengemis, kadang diberi dan kadang ditolak.”

1471 - عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ العَوَّامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ، فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ الحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ، فَيَبِيعَهَا، فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ؛ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ»

1471. Dari Az-Zubari bin Al-Awwam Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Sungguh seorang dari kalian mengambil talinya lalu mencari kayu bakar dipikul di punggungnya lalu menjualnya sehingga Allah menyelamatkan kehormatannya, maka hal itu lebih baik daripada dia mengemis ke manusia, kadang diberi dan kadang ditolak.”

1472 - عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ وَسَعِيدِ بْنِ المُسَيِّبِ، أَنَّ حَكِيمَ بْنَ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، فَأَعْطَانِي، ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي، ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي، ثُمَّ قَالَ: «يَا حَكِيمُ! إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى»، قَالَ حَكِيمٌ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالحَقِّ لاَ أَرْزَأُ أَحَدًا بَعْدَكَ شَيْئًا حَتَّى أُفَارِقَ الدُّنْيَا. فَكَانَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَدْعُو حَكِيمًا إِلَى العَطَاءِ، فَيَأْبَى أَنْ يَقْبَلَهُ مِنْهُ، ثُمَّ إِنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ دَعَاهُ لِيُعْطِيَهُ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَ مِنْهُ شَيْئًا، فَقَالَ عُمَرُ: إِنِّي أُشْهِدُكُمْ يَا مَعْشَرَ المُسْلِمِينَ عَلَى حَكِيمٍ، أَنِّي أَعْرِضُ عَلَيْهِ حَقَّهُ مِنْ هَذَا الفَيْءِ فَيَأْبَى أَنْ يَأْخُذَهُ. فَلَمْ يَرْزَأْ حَكِيمٌ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ حَتَّى تُوُفِّيَ

1472. Dari Urwah bin Az-Zubair dan Sa’id bin Al-Musayyib, dari Hakim bin Hizam Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah lalu beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi, beliau memberiku kembali. Kemudian aku meminta lagi, beliau pun masih memberiku lagi seraya beliau bersabda: “Wahai Hakim! Harta itu hijau lagi manis, siapa yang mengambilnya dengan kelapangan hati (qonaah dan berderma) maka harta itu diberkahi untuknya. Namun siapa yang mengambilnya dengan keserakahan maka harta itu tidak diberkahi untuknya, bagaikan orang makan tetapi tidak pernah kenyang. Tangan di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima).” Lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah! Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, aku tidak akan mengambil dari siapapun setelahmu.” Suatu kali Abu Bakar Rodhiyallohu ‘Anhu (saat menjabat Kholifah) pernah memanggil Hakim untuk diberikan sesuatu tetapi ia menolaknya. Kemudian ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu (saat menjadi Kholifah) juga pernah memanggil Hakim untuk memberikan sesuatu namun Hakim menolaknya. Maka ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Aku bersaksi kepada kalian, wahai kaum Muslimin, tentang Hakim. Sungguh aku pernah menawarkan kepadanya haknya dari harta fa’i ini (harta musuh yang ditinggal kabur tanpa peperangan) agar dia datang dan mengambilnya, tetapi ia menolaknya.” Sungguh Hakim tidak pernah menerima dari siapapun setelah Rasulullah hingga dia wafat.

51. Siapa yang Allah Beri Harta Bukan dari Meminta-Minta dan Tamak

1473 - عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُعْطِينِي العَطَاءَ، فَأَقُولُ: أَعْطِهِ مَنْ هُوَ أَفْقَرُ إِلَيْهِ مِنِّي، فَقَالَ: «خُذْهُ، إِذَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا المَالِ شَيْءٌ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ؛ فَخُذْهُ، وَمَا لاَ؛ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ»

1473. Dari Umar Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah memberiku sesuatu lalu aku berkata: “Berikan kepada orang yang lebih membutuhkannya dariku.” Lalu beliau bersabda: “Ambillah. Jika harta datang kepadamu sementara kamu tidak tamak dan meminta maka ambillah. Tetapi jika tidak seperti sifat ini maka jangan turuti nafsumu.”

52. Siapa yang Meminta-Minta Untuk Menumpuk Harta

1474 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ»

1474. Dari Abdullah bin Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, dia berkata: Nabi bersabda: “Seseorang senantiasa meminta-minta kepada manusia hingga kelak datang pada hari Kiamat tanpa ada sekerat daging pun di wajahnya.”

1475 - وَقَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ تَدْنُو يَوْمَ القِيَامَةِ، حَتَّى يَبْلُغَ العَرَقُ نِصْفَ الأُذُنِ، فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ، ثُمَّ بِمُوسَى، ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ ﷺ»، «فَيَشْفَعُ لِيُقْضَى بَيْنَ الخَلْقِ، فَيَمْشِي حَتَّى يَأْخُذَ بِحَلْقَةِ البَابِ، فَيَوْمَئِذٍ يَبْعَثُهُ اللَّهُ مَقَامًا مَحْمُودًا، يَحْمَدُهُ أَهْلُ الجَمْعِ كُلُّهُمْ»

1475. Nabi bersabda: “Matahari mendekat pada hari Kiamat hingga keringat mencapai setengah telinga. Ketika kondisi mereka seperti itu, mereka meminta tolong kepada Adam (agar Allah segera mengadili mereka), lalu Musa, lalu Muhammad . Lalu beliau memberi syafaat agar seluruh makhluk segera diadili. Beliau berjalan hingga menuju pintu Surga dan memegang lingkaran gagang pintunya. Pada hari itu Allah memberikan beliau maqom mahmuda (kedudukan yang terpuji, yaitu syafaat udzma), yang semua makhluk memujinya.”

53. Firman Allah: “Mereka tidak mendesak dalam meminta manusia” (QS. Al-Baqoroh: 273)

1476 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيْسَ المِسْكِينُ الَّذِي تَرُدُّهُ الأُكْلَةُ وَالأُكْلَتَانِ، وَلَكِنِ المِسْكِينُ الَّذِي لَيْسَ لَهُ غِنًى، وَيَسْتَحْيِي أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا»

1476. Dari Abi Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Orang miskin bukanlah orang yang diberi satu atau dua suap makanan, tetapi orang miskin (yang sejati) adalah orang yang tidak memiliki kecukupan tetapi malu meminta-minta manusia dengan mendesak (terus terang).”

1477 - عَنْ كَاتِبِ المُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى المُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ: أَنِ اكْتُبْ إِلَيَّ بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنَ النَّبِيِّ ﷺ، فَكَتَبَ إِلَيْهِ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ»

1477. Dari sekretaris Al-Mughiroh bin Syu’bah, dia berkata: Mu’awiyah menulis surat kepada Al-Mughiroh bin Syu’bah: “Tulislah untukku hadits yang kamu dengar dari Rasulullah .” Lalu ia menulis: Aku mendengar Nabi bersabda: “Sungguh Allah membenci kalian melakukan tiga hal: gosip (hoaks), menghamburkan uang (dalam perkara haram atau berlebihan dalam perkara mubah), dan banyak meminta.”

1478 - عَنْ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: أَعْطَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ رَهْطًا وَأَنَا جَالِسٌ فِيهِمْ، قَالَ: فَتَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مِنْهُمْ رَجُلًا لَمْ يُعْطِهِ وَهُوَ أَعْجَبُهُمْ إِلَيَّ، فَقُمْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَسَارَرْتُهُ، فَقُلْتُ: مَا لَكَ عَنْ فُلاَنٍ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاهُ مُؤْمِنًا؟ قَالَ: «أَوْ مُسْلِمًا» قَالَ: فَسَكَتُّ قَلِيلًا، ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَعْلَمُ فِيهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! مَا لَكَ عَنْ فُلاَنٍ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاهُ مُؤْمِنًا؟ قَالَ: «أَوْ مُسْلِمًا» قَالَ: فَسَكَتُّ قَلِيلًا، ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَعْلَمُ فِيهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! مَا لَكَ عَنْ فُلاَنٍ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاهُ مُؤْمِنًا، قَالَ: «أَوْ مُسْلِمًا»، [فَضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِيَدِهِ، فَجَمَعَ بَيْنَ عُنُقِي وَكَتِفِي] يَعْنِي: فَقَالَ: «[أَقْبِلْ أَيْ سَعْدُ]، إِنِّي لَأُعْطِي الرَّجُلَ، وَغَيْرُهُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْهُ، خَشْيَةَ أَنْ يُكَبَّ فِي النَّارِ عَلَى وَجْهِهِ»

1478. Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah memberi kepada sekelompok (3-10) orang (dari para muallaf) saat aku di sana. Rasulullah tidak memberi satu orang dari mereka, padahal ia menurutku paling beriman. Lalu aku mendatangi Rasulullah dan berbicara lirih kepada beliau lalu aku berkata: “Kenapa Anda tidak memberi si fulan, demi Allah aku melihatnya seorang Mukmin.” Beliau bersabda: “Atau Muslim?” Aku terdiam lalu pengetahuanku tentang orang ia mendorongku untuk bertanya lagi: “Wahai Rasulullah! Kenapa Anda tidak memberi si fulan, demi Allah aku melihatnya seorang Mukmin.” Beliau bersabda: “Atau Muslim?” Aku terdiam lalu pengetahuanku tentang orang ia mendorongku untuk bertanya lagi: “Wahai Rasulullah! Kenapa Anda tidak memberi si fulan, demi Allah aku melihatnya seorang Mukmin.” Beliau bersabda: “Atau Muslim?” Lalu Rasulullah memegang tengkukku seraya bersabda: “Kesinilah (akan aku jelaskan kepadamu) wahai Sa’ad! Sungguh aku memberi seseorang padahal orang lain lebih kucintai daripada dirinya, karena aku khawatir wajahnya ditelungkupkan ke Neraka (murtad jika tidak kuberi).”

1479 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَيْسَ المِسْكِينُ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ تَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ، وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ، وَلَكِنِ المِسْكِينُ الَّذِي لاَ يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ، وَلاَ يُفْطَنُ بِهِ، فَيُتَصَدَّقُ عَلَيْهِ وَلاَ يَقُومُ فَيَسْأَلُ النَّاسَ»

1479. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rasulullah bersabda: “Orang miskin bukanlah orang yang berkeliling kepada manusia lalu diberi satu atau dua suap makanan, satu atau dua kurma, tetapi orang miskin (yang dibenarkan) adalah orang yang tidak memiliki kecukupan yang menopang hidupnya, tetapi tidak memberitahukannya agar diberi sedekah dan tidak meminta-minta manusia (karena menjaga harga diri).”

1480 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ ثُمَّ يَغْدُوَ إِلَى الجَبَلِ فَيَحْتَطِبَ، فَيَبِيعَ، فَيَأْكُلَ وَيَتَصَدَّقَ؛ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ»

1480. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Seorang dari kalian mengambil talinya lalu berangkat ke gunung untuk mengumpulkan kayu bakar lalu dijual untuk dimakan dan disedekahkan hasilnya, hal itu lebih baik daripada meminta-minta manusia.”

54. Mentaksir Kurma (Buah)

1481 - عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: غَزَوْنَا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ غَزْوَةَ تَبُوكَ، فَلَمَّا جَاءَ وَادِيَ القُرَى إِذَا امْرَأَةٌ فِي حَدِيقَةٍ لَهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ لِأَصْحَابِهِ: «اخْرُصُوا»، وَخَرَصَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَشَرَةَ أَوْسُقٍ، فَقَالَ لَهَا: «أَحْصِي مَا يَخْرُجُ مِنْهَا» فَلَمَّا أَتَيْنَا تَبُوكَ قَالَ: «أَمَا إِنَّهَا سَتَهُبُّ اللَّيْلَةَ رِيحٌ شَدِيدَةٌ، فَلاَ يَقُومَنَّ أَحَدٌ، وَمَنْ كَانَ مَعَهُ بَعِيرٌ فَلْيَعْقِلْهُ» فَعَقَلْنَاهَا، وَهَبَّتْ رِيحٌ شَدِيدَةٌ، فَقَامَ رَجُلٌ، فَأَلْقَتْهُ بِجَبَلِ طَيِّءٍ، وَأَهْدَى مَلِكُ أَيْلَةَ لِلنَّبِيِّ ﷺ بَغْلَةً بَيْضَاءَ، وَكَسَاهُ بُرْدًا وَكَتَبَ لَهُ بِبَحْرِهِمْ، فَلَمَّا أَتَى وَادِيَ القُرَى قَالَ لِلْمَرْأَةِ: «كَمْ جَاءَ حَدِيقَتُكِ؟» قَالَتْ: عَشَرَةَ أَوْسُقٍ، خَرْصَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنِّي مُتَعَجِّلٌ إِلَى المَدِينَةِ، فَمَنْ أَرَادَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَعَجَّلَ مَعِي؛ فَلْيَتَعَجَّلْ» فَلَمَّا قَالَ ابْنُ بَكَّارٍ كَلِمَةً مَعْنَاهَا: أَشْرَفَ عَلَى المَدِينَةِ قَالَ: «هَذِهِ طَابَةُ»، فَلَمَّا رَأَى أُحُدًا قَالَ: «هَذَا جُبَيْلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ، أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ دُورِ الأَنْصَارِ؟» قَالُوا: بَلَى، قَالَ: «دُورُ بَنِي النَّجَّارِ، ثُمَّ دُورُ بَنِي عَبْدِ الأَشْهَلِ، ثُمَّ دُورُ بَنِي سَاعِدَةَ - أَوْ دُورُ بَنِي الحَارِثِ بْنِ الخَزْرَجِ - وَفِي كُلِّ دُورِ الأَنْصَارِ خَيْرٌ»

1481. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Kami ikut bersama Rasulullah pada perang Tabuk. Ketika tiba di Wadil Quro (kota kuno antara Madinah dan Syam), di sana ada seorang wanita di kebun miliknya. Nabi bersabda kepada para Sahabatnya: “Taksirlah jumlah buah di kebun ini.” Sementara Rasulullah menaksir sendiri sejumlah 10 wasaq (600 sho’), lalu beliau berkata kepada si wanita: “Coba kamu hitung hasil kebun ini (nanti jika waktu panen).” Ketika kami sudah tiba di Tabuk, beliau besabda: “Sungguh malam ini akan muncul angin ribut maka jangan ada yang berdiri, dan yang memiliki unta untuk diikat.” Lalu kami mengikat unta-unta kami dan angin bertiup kencang. Tiba-tiba seorang lelaki berdiri lalu dihempas angin ke gunung Thoi. Raja Ailah (negeri deket tepi Laut antara Mesir dan Makkah) memberi hadiah Nabi seekor baghol putih dan burdah (selimut bergaris) dan menetapkan untuk beliau penghasilan negerinya (sebagai jizyah). Ketika beliau (pulang) tiba di Wadil Quro, berkata kepada si wanita: “Berapa hasil perhitunganmu atas hasil kebunmu ini?” Jawabnya: “Sepuluh wasaq,” seperti taksiran Rasulullah . Lalu Nabi bersabda: “Aku akan bersegera berangkat ke Madinah. Siapa yang ingin bersegera bersamaku untuk segera berkemas.” Lalu Nabi melihat Madinah dari kejauhan dan berkata: “Ini Thobah (maknanya Thoybah: negeri yang baik).” Ketika melihat Uhud, beliau bersabda: “Gunung ini mencintai kami dan kami mencintainya. Maukah kalian kuberitahu kabilah Anshor terbaik?” Mereka menjawab: “Mau.” Beliau bersabda: “Kabilah Bani An-Najjar, kemudian kabilah Bani Abdul Asyhal, kemudian kabilah Bani Sa’idah —atau kabilah Bani Al-Haris bin Al-Khozroj—. Semua kabilah Anshor baik.”

55. Sepersepuluh Untuk Tanaman yang Pengairannya dari Hujan dan Sungai

1483 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «فِيمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالعُيُونُ أَوْ كَانَ عَثَرِيًّا العُشْرُ، وَمَا سُقِيَ بِالنَّضْحِ نِصْفُ العُشْرِ»

1483. Dari Abdullah bin Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, dari Nabi , beliau bersabda: “Tanaman yang diairi dengan air hujan, mata air, atau air tanah, zakatnya sepersepuluh (10%). Jika diairi dengan tenaga (irigasi) maka zakatnya setengah dari sepersepuluh (5%).”

56. Tidak Ada Kewajiban Berzakat Atas Tanaman yang Kurang dari Lima Watsaq

1484 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَيْسَ فِيمَا أَقَلُّ مِنْ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ صَدَقَةٌ، وَلاَ فِي أَقَلَّ مِنْ خَمْسَةٍ مِنَ الإِبِلِ الذَّوْدِ صَدَقَةٌ، وَلاَ فِي أَقَلَّ مِنْ خَمْسِ أَوَاقٍ مِنَ الوَرِقِ صَدَقَةٌ»

1484. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi , beliau bersabda: “Tanaman yang kurang dari lima wasaq (300 sho’ atau sekitar 750 kg) tidak wajib zakat. Unta yang kurang dari lima ekor tidak wajib zakat. Perak yang kurang dari lima uqiyah (200 dirham atau 595 gram perak murni) tidak wajib zakat.”

57. Mengambil Zakat Kurma Saat Sudah Masak, dan Apakah Anak Kecil Dibiarkan Menyentuh Kurma Zakat?

1485 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُؤْتَى بِالتَّمْرِ عِنْدَ صِرَامِ النَّخْلِ، فَيَجِيءُ هَذَا بِتَمْرِهِ، وَهَذَا مِنْ تَمْرِهِ حَتَّى يَصِيرَ عِنْدَهُ كَوْمًا مِنْ تَمْرٍ، فَجَعَلَ الحَسَنُ وَالحُسَيْنُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَلْعَبَانِ بِذَلِكَ التَّمْرِ، فَأَخَذَ أَحَدُهُمَا تَمْرَةً، فَجَعَلَهَا فِي فِيهِ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، فَأَخْرَجَهَا مِنْ فِيهِ، فَقَالَ: «أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ آلَ مُحَمَّدٍ ﷺ لاَ يَأْكُلُونَ الصَّدَقَةَ؟»

1485. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah menerima kurma zakat di masa panen. Beberapa orang membawa kurmanya hingga kurmanya menumpuk. Tumpukan kurma itu dijadikan mainan oleh Al-Hasan dan Al-Husain. Salah satu dari keduanya (Al-Hasan) ada yang mengambil satu butir kurma dan memasukkannya ke mulutnya. Hal itu dilihat Rasulullah lalu mengeluarkannya seraya berkata: “Apakah kamu tidak tahu bahwa keluarga Muhammad tidak diperbolehkan makan zakat?”

58. Siapa Menjual Buahnya, Pohon Kurmanya, Tanahnya, dan Tanamannya saat Wajib Zakat

1486 - عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: نَهَى النَّبِيُّ ﷺ عَنْ بَيْعِ الثَّمَرَةِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلاَحُهَا، وَكَانَ إِذَا سُئِلَ عَنْ صَلاَحِهَا قَالَ: «حَتَّى تَذْهَبَ عَاهَتُهُ»

1486. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa Nabi melarang menjual kurma hingga nampak baiknya (matang). Apabila Ibnu Umar ditanya tentang makna “baiknya” maka ia menjawab: “Hingga hilang hamanya (masa resiko).”

1487 - عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «نَهَى النَّبِيُّ ﷺ عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلاَحُهَا»

1487. Dari Jabir bin Abdillah Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa Nabi melarang menjual kurma hingga nampak baiknya (matang).”

1488 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ نَهَى عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِ حَتَّى تُزْهِيَ» قَالَ: حَتَّى تَحْمَارَّ

1488. Dari Anas bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rasulullah melarang menjual kurma hingga kemerahan (matang).”

59. Apakah Seseorang Boleh Membeli Kembali Zakatnya?

1489 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ تَصَدَّقَ بِفَرَسٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَوَجَدَهُ يُبَاعُ، فَأَرَادَ أَنْ يَشْتَرِيَهُ، ثُمَّ أَتَى النَّبِيَّ ﷺ، فَاسْتَأْمَرَهُ، فَقَالَ: «لاَ تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ»، فَبِذَلِكَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا لاَ يَتْرُكُ أَنْ يَبْتَاعَ شَيْئًا تَصَدَّقَ بِهِ، إِلَّا جَعَلَهُ صَدَقَةً

1489. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa Umar menyedekahkan kudanya di jalan Allah (untuk seorang mujahid). Tiba-tiba Umar melihat kuda itu dijual lalu timbul keinginan untuk membelinya. Maka ia menemui Nabi meminta saran lalu beliau menjawab: “Jangan kamu tarik kembali sedekahmu.” Oleh karena itu, Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma tidak pernah membeli kembali apa yang sudah disedekahkannya karena sudah dijadikan sebagai sedekah.

1490 - عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَأَضَاعَهُ الَّذِي كَانَ عِنْدَهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِيَهُ وَظَنَنْتُ أَنَّهُ يَبِيعُهُ بِرُخْصٍ، فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: «لاَ تَشْتَرِي، وَلاَ تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ، وَإِنْ أَعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ، فَإِنَّ العَائِدَ فِي صَدَقَتهِ كَالعَائِدِ فِي قَيْئِهِ»

1490. Dari Zaid bin Aslam, dari ayahnya, ia berkata: Aku mendengar Umar bin Khothob berkata: Aku menyedekahkan kudaku di jalan Allah (untuk seorang mujahid) tetapi dia tidak merawatnya dengan baik. Aku ingin membelinya dan aku menyangka akan dijual dengan harga murah lalu aku tanyakan hal itu kepada Nabi lalu beliau bersabda: “Jangan kamu beli, dan kamu jangan menarik kembali sedekahmu meskipun dijual seharga satu dirham, karena perumpamaan orang yang menarik kembali sedekahnya seperti orang yang menjilat kembali ludahnya.”[15]

60. Penjelasan Tentang Zakat Bagi Nabi

1491 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَخَذَ الحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا تَمْرَةً مِنْ تَمْرِ الصَّدَقَةِ، فَجَعَلَهَا فِي فِيهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «كِخْ كِخْ» لِيَطْرَحَهَا، ثُمَّ قَالَ: «أَمَا شَعَرْتَ أَنَّا لاَ نَأْكُلُ الصَّدَقَةَ؟»

1491. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Al-Hasan bin Ali Rodhiyallohu ‘Anhuma mengambil kurma zakat lalu meletakkannya di mulutnya lalu Nabi bersabda: “Hei! hei!” Maksudnya agar memuntahkannya lalu beliau bersabda: “Apakah kamu tidak tahu bahwa kita tidak boleh makan zakat?”

61. Bersedekah Kepada Budak-Budak Istri Nabi

1492 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: وَجَدَ النَّبِيُّ ﷺ شَاةً مَيِّتَةً، أُعْطِيَتْهَا مَوْلاَةٌ لِمَيْمُونَةَ مِنَ الصَّدَقَةِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «هَلَّا انْتَفَعْتُمْ بِجِلْدِهَا؟» قَالُوا: إِنَّهَا مَيْتَةٌ: قَالَ: «إِنَّمَا حَرُمَ أَكْلُهَا»

1492. Dari Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma, ia berkata: Nabi menemukan kambing sudah menjadi bangkai milik budak Maimunah (Bintu Al-Harits istri Nabi ), sedekah seseorang yang diberikan kepadanya, lalu Nabi bersabda: “Kenapa tidak kamu manfaatkan kulitnya?” Dijawab: “Sudah menjadi bangkai.” Beliau bersabda: “Yang diharamkan hanya memakannya.”

1493 - عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّهَا أَرَادَتْ أَنْ تَشْتَرِيَ بَرِيرَةَ لِلْعِتْقِ، وَأَرَادَ مَوَالِيهَا أَنْ يَشْتَرِطُوا وَلاَءَهَا، فَذَكَرَتْ عَائِشَةُ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ ﷺ: «اشْتَرِيهَا؛ فَإِنَّمَا الوَلاَءُ لِمَنْ أَعْتَقَ»، قَالَتْ: وَأُتِيَ النَّبِيُّ ﷺ بِلَحْمٍ، فَقُلْتُ: هَذَا مَا تُصُدِّقَ بِهِ عَلَى بَرِيرَةَ، فَقَالَ: «هُوَ لَهَا صَدَقَةٌ، وَلَنَا هَدِيَّةٌ»

1493. Dari Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, bahwa dia ingin membeli Bariroh untuk dimerdekakan, tetapi para walinya (majikannya) mensyaratkan perwalian (kepemilikan warisan Bariroh). Lalu Aisyah menceritakan hal itu kepada Nabi lalu Nabi bersabda kepadanya: “Belilah budak itu, dan hak perwalian milik siapa yang memerdekakannya.” Nabi pernah dikirimi daging lalu Aisyah berkata: “Daging ini adalah sedekah yang diberikan kepada Bariroh.” Beliau bersabda: “Baginya memang sedekah, tetapi bagi kita hadiah.”[16]

62. Jika Sedekah Beralih Kepemilikan

1494 - عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ الأَنْصَارِيَّةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: دَخَلَ النَّبِيُّ ﷺ عَلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، فَقَالَ: «هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟» فَقَالَتْ: لاَ إِلَّا شَيْءٌ بَعَثَتْ بِهِ إِلَيْنَا نُسَيْبَةُ مِنَ الشَّاةِ الَّتِي بَعَثَتْ بِهَا مِنَ الصَّدَقَةِ، فَقَالَ: «إِنَّهَا قَدْ بَلَغَتْ مَحِلَّهَا»

1494. Dari Ummu Athiyyah Al-Anshoriyah Rodhiyallohu ‘Anha, ia berkata: Nabi menemui Aisyah dan berkata: “Apakah kamu memiliki makanan?” Jawabnya: “Tidak ada, kecuali kambing yang disedekahkan kepada Nusaibah lalu diberikan kepada kami.” Beliau bersabda: “Daging itu sudah tiba di tempatnya (yakni sudah bukan lagi sedekah tetapi hadiah buat kita).”

1495 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ أُتِيَ بِلَحْمٍ تُصُدِّقَ بِهِ عَلَى بَرِيرَةَ، فَقَالَ: «هُوَ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ، وَهُوَ لَنَا هَدِيَّةٌ»

1495. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Nabi dikirimi daging yang disedekahkan ke Bariroh, lalu beliau bersabda: “Daging itu adalah sedekah bagi Bariroh, dan hadiah bagi kita (Ahlul Bait).”

63. Mengambil Sedekah dari Orang Kaya dan Disalurkan Kepada Orang Miskin

1496 - عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى اليَمَنِ: «إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ، فَإِذَا جِئْتَهُمْ؛ فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ؛ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ؛ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لَكَ بِذَلِكَ؛ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ»

1496. Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma, ia berkata: Rasulullah bersabda kepada Mu’adz bin Jabal Rodhiyallohu ‘Anhu ketika diutus ke negeri Yaman: “Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab, jika kamu sudah mendatangi mereka maka ajaklah mereka untuk bersaksi tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka mematuhimu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka sholat lima waktu setiap hari dan malam. Jika mereka mematuhimu, maka beritahukanlah mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka. Jika mereka mematuhimu, maka janganlah kamu mengambil harta kesayangan mereka, dan takutlah terhadap do’anya orang yang terzholimi karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (penghalang).”

64. Pemimpin Mendoakan Orang yang Bersedekah

1497 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَتَاهُ قَوْمٌ بِصَدَقَتِهِمْ قَالَ: «اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ فُلاَنٍ»، فَأَتَاهُ أَبِي بِصَدَقَتِهِ، فَقَالَ: «اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى»

1497. Dari Abdullah bin Abi Aufa Rodhiyallohu ‘Anhuma, dia berkata: Apabila orang-orang menyerahkan sedekahnya kepada Nabi , beliau mendoakannya: “Ya Allah, rohmatilah si keluarga fulan.” Ayahku datang menyerahkan sedekahnya lalu beliau berdoa: “Ya Allah, rahmatailah keluarga Abu Aufa.” [17]

65. Hasil Laut

1498 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: «أَنَّ رَجُلًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ سَأَلَ بَعْضَ بَنِي إِسْرَائِيلَ بِأَنْ يُسْلِفَهُ أَلْفَ دِينَارٍ، فَدَفَعَهَا إِلَيْهِ فَخَرَجَ فِي البَحْرِ، فَلَمْ يَجِدْ مَرْكَبًا، فَأَخَذَ خَشَبَةً، فَنَقَرَهَا، فَأَدْخَلَ فِيهَا أَلْفَ دِينَارٍ، فَرَمَى بِهَا فِي البَحْرِ، فَخَرَجَ الرَّجُلُ الَّذِي كَانَ أَسْلَفَهُ، فَإِذَا بِالخَشَبَةِ، فَأَخَذَهَا لِأَهْلِهِ حَطَبًا - فَذَكَرَ الحَدِيثَ - فَلَمَّا نَشَرَهَا وَجَدَ المَالَ»

1498. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, dari Nabi bahwa: “Seorang dari Bani Isroil berhutang 10.000 dinar (sekitar Rp 10 milyar) kepada seseorang, (setelah jatuh tempo) dia hendak melunasinya dan keluar menuju laut tetapi tidak memperoleh kapal sehingga ia mengambil sebongkah kayu dilubangi lalu memasukkan 10.000 dinar lalu melemparnya ke laut. (Suatu hari) si lelaki pemilik piutang (hak hutang yang harus dikembalikan) keluar rumah dan menemukan sebongkah kayu lalu pulang ke rumah mengambil kapaknya —sesuai dalam hadits—. Ketika dibuka ternyata berisi uang.”[18]

66. Harta Temuan dari Dalam Tanah adalah Seperlima

1499 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «العَجْمَاءُ جُبَارٌ، وَالبِئْرُ جُبَارٌ، وَالمَعْدِنُ جُبَارٌ، وَفِي الرِّكَازِ الخُمُسُ»

1499. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rasulullah bersabda: “Binatang gembalaan yang mencelakai (seperti menyeruduk) tidak bisa dituntut ganti rugi. Galian sumur yang mencelakai, tidak bisa dituntut ganti rugi. Galian barang tambang yang mencelakai, tidak bisa dituntut ganti rugi. Sedangkan harta terpendam (bila ditemukan seseorang) zakatnya seperlima.”

67. Firman Allah: “(Alokasi zakat untuk) para petugas zakat...” (QS. At-Taubah: 60) dan Amil Zakat Bersama Imam

1500 - عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «اسْتَعْمَلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ رَجُلًا مِنَ الأَسْدِ عَلَى صَدَقَاتِ بَنِي سُلَيْمٍ، يُدْعَى ابْنَ اللُّتْبِيَّةِ فَلَمَّا جَاءَ حَاسَبَهُ»

1500. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah mengangkat seseorang dari kabilah Al-Asad yang bertugas mengambil zakat Bani Sulaim, bernama Ibnul Lutbiyah. Ketika ia datang ke Nabi , beliau menghitungnya kembali.

68. Memanfaatkan Unta Zakat dan Susunya untuk Musafir

1501 - عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ نَاسًا مِنْ عُرَيْنَةَ اجْتَوَوْا المَدِينَةَ فَرَخَّصَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ يَأْتُوا إِبِلَ الصَّدَقَةِ، فَيَشْرَبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا، وَأَبْوَالِهَا، فَقَتَلُوا الرَّاعِيَ، وَاسْتَاقُوا الذَّوْدَ، فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، فَأُتِيَ بِهِمْ، فَقَطَّعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ، وَسَمَرَ أَعْيُنَهُمْ، وَتَرَكَهُمْ بِالحَرَّةِ يَعَضُّونَ الحِجَارَةَ

1501. Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa ada sekelompok orang dari kabilah ‘Uroinah yang sakit terkena udara dingin kota Madinah. Maka Rasulullah menginzinkan mereka mendatangi unta-unta zakat agar mereka meminum air susunya dan air kencingnya (sebagai obat). Akan tetapi mereka justru membunuh pengembalanya dan menggiring unta-untanya. Lalu Rasulullah mengirim pasukan untuk menangkap mereka lalu didatangkan. Tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, dan dijemur di terik matahari sambil ditindih bebatuan.

69. Imam Memberi Tanda Unta Zakat dengan Tangannya

1502 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «غَدَوْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، لِيُحَنِّكَهُ، فَوَافَيْتُهُ فِي يَدِهِ المِيسَمُ يَسِمُ إِبِلَ الصَّدَقَةِ»

1502. Dari Anas bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Aku berangkat pagi-pagi menuju Rasulullah membawa Abdullah bin Abi Tholhah (yang baru lahir) agar beliau mentahniknya. Aku menjumpai di tangan beliau ada alat tanda untuk memberi nama pada unta zakat.”[19]

70. Kewajiban Zakat Fithri

1503 - عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى العَبْدِ وَالحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى، وَالصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ مِنَ المُسْلِمِينَ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ»

1503. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, dia berkata: Rasulullah mewajibkan zakat Fithri satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum atas hamba maupun orang merdeka, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun orang dewasa dari kaum Muslimin. Beliau memerintahkan ditunaikan sebelum manusia keluar menuju sholat Ied.[20]

71. Zakat Fithri Diwajibkan Atas Budak dan Selainnya dari Kaum Muslimin

1504 - عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَرَضَ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ، ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنَ المُسْلِمِينَ»

1504. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah mewajibkan zakat Fithri satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum atas setiap orang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan dari kaum Muslimin.”

72. Zakat Fithri dengan Satu Sho’ Gandum

1505 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا نُطْعِمُ الصَّدَقَةَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ»

1505. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: “Kami dahulu mengeluarkan zakat satu sho’ dari gandum.”

73. Zakat Fithri dengan Satu Sho’ Makanan

1506 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ»

1506. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Kami dahulu (di zaman Nabi ) mengeluarkan zakat Fithri satu sho’ makanan, baik satu sho’ gandum, satu sho’ kurma, satu sho’ mentega, atau satu sho’ kismis.

74. Zakat Fithri dengan Satu Sho’ Kurma

1507 - عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «أَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ بِزَكَاةِ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ»، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: «فَجَعَلَ النَّاسُ عِدْلَهُ مُدَّيْنِ مِنْ حِنْطَةٍ»

1507. Dari Nafi, bahwa Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma berkata: “Kami diperintahkan Nabi mengeluarkan zakat Fithri satu sho’ kurma atau satu sho’ sya’ir (jenis gandum biasa).” Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu melanjutkan: “Lalu manusia menyamakannya dengan dua mud hinthoh (jenis gandum mahal).”[21]

75. Satu Sho’ Kismis

1508 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا نُعْطِيهَا فِي زَمَانِ النَّبِيِّ ﷺ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ، فَلَمَّا جَاءَ مُعَاوِيَةُ وَجَاءَتِ السَّمْرَاءُ، قَالَ: أُرَى مُدًّا مِنْ هَذَا يَعْدِلُ مُدَّيْنِ»

1508. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: Kami dahulu mengeluarkan zakat satu sho’ dari makanan di zaman Nabi atau satu sho’ kurma, satu sho’ syair, satu sho’ kismis (anggur kering). Ketika Muawiyah datang (menunaikan haji) saat gandum hinthoh memerah (matang) ia berkata: “Kupikir satu mud dari biji gandum ini menyamai dua mud dari biji lainnya.”[22]

76. Berzakat Sebelum Sholat Id

1509 - عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: «أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ أَمَرَ بِزَكَاةِ الفِطْرِ قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ»

1509. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa Nabi memerintahkan mengeluarkan zakat Fithri sebelum manusia keluar menuju sholat Ied.

1510 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كُنَّا نُخْرِجُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ يَوْمَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ»، وَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: «وَكَانَ طَعَامَنَا الشَّعِيرُ وَالزَّبِيبُ وَالأَقِطُ وَالتَّمْرُ»

1510. Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata: “Kami dahulu di zaman Rasulullah mengeluarkan zakat Fithri satu sho’ makanan. Makanan kami adalah gandum syair, kismis (anggur kering), mentega, dan kurma.”

77. Zakat Fithri Wajib Atas Orang Merdeka dan Budak

1511 - عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «فَرَضَ النَّبِيُّ ﷺ صَدَقَةَ الفِطْرِ - أَوْ قَالَ: رَمَضَانَ - عَلَى الذَّكَرِ، وَالأُنْثَى، وَالحُرِّ، وَالمَمْلُوكِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، فَعَدَلَ النَّاسُ بِهِ نِصْفَ صَاعٍ مِنْ بُرٍّ»، فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يُعْطِي التَّمْرَ، فَأَعْوَزَ أَهْلُ المَدِينَةِ مِنَ التَّمْرِ، فَأَعْطَى شَعِيرًا، فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يُعْطِي عَنِ الصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ، حَتَّى إِنْ كَانَ لِيُعْطِي عَنْ بَنِيَّ، وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يُعْطِيهَا الَّذِينَ يَقْبَلُونَهَا، وَكَانُوا يُعْطُونَ قَبْلَ الفِطْرِ بِيَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ

1511. Dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, ia berkata: “Nabi mewajibkan zakat Fithri atau zakat Romadhon bagi setiap laki-laki maupun perempuan, orang merdeka maupun budak, satu sho’ dari kurma atau satu sho’ dari gandum. Kemudian orang-orang menyamakan satu sho’ itu dengan setengah sho’ gandum bur (hinthoh).” Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma biasa berzakat dengan kurma. Kemudian penduduk Madinah kesulitan mendapatkan kurma, akhirnya mereka mengeluarkan gandum. Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma memberikan zakatnya atas nama anak kecil maupun dewasa hingga atas anak-anakku (yakni Nafi, bekas budaknya). Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma memberikannya kepada amil zakat dan dia mengeluarkan zakatnya itu sehari atau dua hari sebelum hari Raya ‘Iedul Fithri.

78. Zakat Fithri Wajib Atas Anak dan Dewasa

1512 - عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ صَدَقَةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ عَلَى الصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ، وَالحُرِّ وَالمَمْلُوكِ»

1512. Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu ‘Anhuma, ia berkata: “Rasulullah mewajibkan zakat Fithri satu sho’ gandum maupun satu sho’ kurma, atas anak kecil maupun orang dewasa, baik orang merdeka maupun budak.”[]


[1] Duba, hantam, naqir, muzaffat adalah nama-nama wadah yang biasa digunakan orang Arab untuk membuat khomr. Lalu larangan ini dihapus sehingga wadah-wadah ini boleh dimanfaatkan kecuali untuk membuat khomr.

[2] Yakni ia menjadi Muslim yang haram dibunuh dan dirampas hartanya, kecuali dengan hak, yaitu boleh dibunuh jika (1) ia membunuh orang lain lalu ia dibunuh sebagai qishos, (2) ia sudah menikah lalu berzina, atau (3) ia murtad. Dan kita mengukumi mereka Muslim sesuai zohirnya, adapun hatinya urusan Allah dan Allah yang akan menghisabnya. Adapun orang kafir, mereka juga tidak boleh dibunuh dan dirampas hartanya kecuali kafir harbi (terang-terangan memusuhi Islam atau memeranginya), sementara kafir musta’man, kafir dzimmi, dan kafir muahad diperlakukan seperti kaum Muslimin lainnya.

[3] Satu uqiyah = 40 dirham (mata uang perak), dan 5 uqiyah = 200 dirham (595 gram perak murni), dan ini nishob zakat perak. Ada yang mengatakan satu dzaud = 3-10 ekor unta, tetapi yang dimaksud hadits adalah 5 ekor unta, karena itu batas nishob zakat unta. Satu wasaq = 60 sho’ dari buah atau biji, dan 1 sho’ = 4 mud (empat cakupan dari gabungan dua telapak tangan penduduk Madinah) atau sekitar 2,5 kg, maka 5 wasaq = 5 x 60 x 2,5 kg = 750 kg, dan ini nishob zakat pertanian.

[4] Ini terjemahan yang bagus, bahwa yang panjang tangannya secara hakiki adalah Saudah, tetapi yang meninggal duluan adalah Zainab sehingga dialah yang dimaksud dengan “panjang tangan” (gemar bersedekah) oleh Nabi . Terjemahan ini merujuk kepada riwayat Muslim no. 2452 yang menyebutkan nama Zainab, dan demikian yang dijelaskan An-Nawawi.

[5] 1 dinar = 4,25 gram emas murni sekitar Rp 4.000.000 per Syawal 1441 H/Juni 2020.

[6] Gambarannya adalah pembantu yang diperintahkan majikannya untuk menyerahkan sedekah kepada si faqir, lalu pembantu ini bersegera melaksanakannya dengan amanah, yaitu sempurna (tidak mengurangi), hatinya lapang (tidak iri terhadap si faqir), dan tepat sasaran sesuai yang diperintahkan maka ia mendapatkan pahala sama dengan majikannya. Hadits ini umum mencakup siapapun yang diberi amanah harta, seperti bagian pemberi gaji dalam sebuah perusahaan, bendahara sebuah yayasan, dan lain-lain

[7] Yakni lanjutan hadits ini sama dengan hadits berikutnya, hanya saja beda lafazh: “sedekah” di riwayat ini dan “memberi makan”di riwayat lainnya.

[8] Yakni orang yang suka bersedekah hatinya lapang (bahagia) dan tangannya terhampar untuk bersedekah, berbeda dengan orang bakhil yang hatinya sempit (gelisah) setiap kali disinggung sedekah dan tangannya ditahan karena enggan bersedekah.

[9] Maksudnya, kambingnya halal buat kita, karena kambing yang disedekahkan ke Athiyyah lalu dihadiahkan kepada kita telah berubah stausnya menjadi hadiah yang halal buat kita. Nabi dan Ahlul Bait diharamkan makan zakat dan sedekah, dan dihalalkan makan hadiah.

[10] 1 wasaq = 60 sho’. Para ulama berselisih berapa satu sho’ karena ukurannya adalah empat cakupan dua tangan penduduk Madinah, sebagian berpendapat 2,5 kg dan sebagian 3 kg. Perbedaan ini juga menjadikan khilaf berapa kadar beras zakat Fithri. Untuk zakat Fithri tentu yang lebih hati-hati 3 kg, sementara untuk acuan nishob zakat pertanian tentu yang lebih hati-hati 2,5 kg, sehingga 5 wasaq = 750 kg. Siapa yang hasil pertaniannya mencapai 750 kg maka dikeluarkan zakatnya sebesar 10% atau 5% jika pengairannya pakai tenaga (irigasi).

[11] Gambarannya: Misalkan dua orang memiliki masing-masing 40 ekor kambing lalu digabung sehingga menjadi 80 ekor dengan niat agar saat petugas zakat datang hanya menarik zakat satu ekor kambing. Nishob 40 sampai 120 ekor kambing, zakatnya 1 ekor kambing. Jika tujuannya berkilah maka hal itu dilarang sesuai hadits ini: “Janganlah ternak yang terpisah digabung.” Sementara contoh “Janganlah ternak yang bergabung dipisah” adalah seseorang memiliki 130 kambing yang wajib zakat 2 ekor kambing. Lalu sebelum datang petugas zakat, ia ambil 20 ekor digabungkan ke tempat lain sehingga petugas zakat hanya mengambil darinya satu ekor sebagai zakatnya. Berkilah semacam ini tidak menggungurkan kewajiban mereka dan mereka berdosa meski selamat dari perhitungan petugas zakat.

[12] Misalnya ada dua orang berserikat masing-masing memiliki 40 ekor kambing digabung sehingga menjadi 80 ekor, bukan karena bermaksud berkilah tetapi memang karena berserikat, maka zakatnya hanya 1 ekor kambing, yang ditanggung dari patungan keduanya secara rata/adil. Allahu a’lam.

[13] Yakni kebaikan harta tidak mutlak, ia memang membawa kebaikan tetapi juga mengandung keburukan, tergantung penyikapan manusia terhadapnya. Ibaratnya rumput, ia bisa bermanfaat dan bisa membunuh. Jika dimakan oleh binatang secara berlebihan akan menimbulkan penyakit yang akan membunuhnya, tetapi jika dimakan ala kadarnya lalu kotorannya dibuang (ibarat harta dizakati), dan ketika lapar merumput lagi maka ia bermanfaat.

[14] Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi adalah suami Ummu Salamah yang meninggal di perang Uhud, lalu Ummu Salamah dinikahi Nabi .

[15] 1 dirham = 2,975 gram perak murni atau senilai Rp 80.000 per Syawal 1441 H/Juni 2020.

[16] Yakni Bariroh diberi sedekah, dan jika sedekah sudah berpindah tangan maka menjadi milik Bariroh dan dia bebas memberikannya kepada siapapun sebagai hadiah.

[17] Sedekah maknanya ada dua: (1) sedekah umum, dan mereka biasa menyerahkannya kepada Nabi untuk kepentingan kaum Muslimin, dan (2) zakat mal. Kedua makna ini tercakup dalam hadits ini, bukan artinya Nabi menerima sedekah/zakat untuk dimakan sendiri, karena Ahlul Bait dilarang makan zakat/sedekah. Sementara “sholawat dari Nabi” yang diartikan rohmat (sayang) adalah permohonan agar diampuni apa yang telah berlalu dan dijaga dari apa yang akan membahayakannya.

[18] Sanad hadits ini mu’allaq (terputus), tetapi matannya disebutkan Al-Bukhari di tempat lain dengan sanad muttasil (bersambung).

[19] Tahnik adalah mengunyah kurma atau apapun yang manis lalu air liurnya digosokkan ke langit-langit bayi dengan tujuan agar yang pertama kali masuk ke mulut banyi adalah rasa manis dan sekaligus tabarruk dengan air liar Nabi . Tahnik sangat dianjurkan, dan dilakukan oleh orang alim atau shalih lagi bertakwa.

[20] Satu sho’ adalah 4 mud, dan satu mud adalah cakupan dua tangan orang dewasa dari penduduk Madinah, dan 4 mud sekitar 3 kg. Kurma dan gandum adalah makanan pokok penduduk Madinah kala itu dan dikiaskan dengan beras untuk penduduk Indonesia karena sama-sama makanan pokok. Batas akhir zakat adalah imam bertakbiritul ihrom sholat Ied.

[21] Hinthoh atau burr adalah jenis gandum yang kualitasnya lebih tinggi daripada sya’ir. Di zaman kekholifahan Muawiyah Rodhiyallohu ‘Anhu, masyarakat menyamakan dua mud hinthoh (setengah sho’) dengan satu sho sya’ir, dan ini diingkari oleh sejumlah Sahabat Nabi , di antaranya Ibnu Umar dan Abu Sa’id Al-Khudri.

[22] Di masa kekholifahan Muawiyah Rodhiyallohu ‘Anhu, beliau menunaikan Haji atau Umroh ke Makkah. Beliau berkhutbah dan berpendapat bahwa gandum hinthoh menyamai dua lipatnya bijian lain karena harganya yang sangat mahal, maka zakat hinthoh ditetapkan setengah dari normalnya. Hal ini merupakan ijtihad beliau, yang jika salah berpahala satu. Ijtihad ini diingkari Abu Sa’id Al-Khudri dan Ibnu Umar dan pendapat mereka ini yang benar, sebagaimana yang dikatakan An-Nawawi.


Related

Terjemah Shohih Al-Bukhori 896377933093825610

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda yang sopan dan rapi.

emo-but-icon

Total Tayangan Halaman

WAKAF MUSHAF

WAKAF MUSHAF

Tentang Admin

Penulis bernama Nor Kandir ini kelahiran Jepara. Semenjak kecil tertarik dengan membaca terutama tentang alam ghoib dan huru-hara Hari Kiamat. Alumni Mahad Raudlatul Ulum Pati ini juga pernah nyantri di Mahad Tahfizh Qur'an Wadi Mubarok Bogor dan Pondok Mahasiswa Thaybah Surabaya dibawah asuhan Ust. Muhammad Nur Yasin, Lc dan beliau adalah guru utama penulis.

Gelar akademik penulis diperoleh di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan LIPIA Surabaya (cabang Universitas Al Imam di Riyadh KSA). Sekarang terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Zad Arab Saudi dan Universitas Murtaqo Kuwait. Sertifikat yang diperoleh: ijazah sanad Kutub Sittah (Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah) dari Majlis Sama' bersama Dr. Abdul Muhsin Al Qosim dan Syaikh Samir bin Yusuf Al Hakali, juga matan-matan 5 semester Dr. Abdul Muhsin Al Qosim seperti Arbain, kitab² Muhammad bin Abdul Wahhab, Aqidah Wasithiyyah, Thohawiyah, Jurumiyah, Jazariyah, dll. Juga sertifikat hafalan Umdatul Ahkam dari Markaz Huffazhul Wahyain bersama Syaikh Abu Bakar Al Anqori. Kesibukan hariannya adalah mengajar bahasa Arob, dan menerjemahkan kitab-kitab yang diupload secara gratis di www.terjemahmatan.com

PENTING

Semua buku di situs ini adalah legal dan telah mendapatkan izin dari penerbit dan penulisnya untuk dicetak, disebar, dan dimanfaatkan dalam bentuk apapun. Boleh dikomersialkan dengan syarat: meminta izin ke penulis dan harganya dibuat murah (tanpa royalti penulis).

Bagi yang membutuhkan file wordnya untuk keperluan dakwah, bisa menghubungi Penulis di 085730-219-208.

Barokallahu fikum.

Pengikut

Hot in week

item