Download Buku: Bahasa Arab Mudah Metode Balik-Tangan - Pustaka Syabab
https://www.terjemahmatan.com/2017/03/download-buku-bahasa-arab-mudah-metode-balik-tangan.html
Bahasa Arab Mudah Metode Balik-Tangan
Disusun
Oleh:
Nor
Kandir
Download
pdf > http://bit.ly/balik-tangan
ATAU
https://docs.google.com/uc?export=download&id=1dYYz13YCfZvlSRFfm6D-JW8wzqtVHH0C
ATAU
https://docs.google.com/uc?export=download&id=1dYYz13YCfZvlSRFfm6D-JW8wzqtVHH0C
Penerbit : Pustaka Syabab
Editor : Tim Pustaka Syabab
Layout : Tim Pustaka Syabab
Cetakan : III, Dzulhijjah 1437 H/September
2016
IV, Jumadil Ula 1438 H/Januari 2017
Pustaka Syabab
Perumahan Keputih Permai Blok A No. 1-3
Jl. Keputih Tegal Timur,
Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur
Email: pustakasyabab@yahoo.com
|
MUQODDIMAH
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا
طَيِّباً مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّابَعْدُ:
Untuk Anda yang...
√ Ingin bisa
merenungi bacaan shalat
√ Ingin bisa
menerjemahkan Al-Qur’an
√ Ingin mudah
menghafal dzikir dan hadits
√ Ingin mudah
mendalami agama
Tapi...
√ Merasa bahasa
Arab begitu sulit
√ Merasa butuh
waktu yang panjang
√ Merasa harus
dengan guru
√ Tersibukkan
urusan kantor dan kerja
Berbahagialah...
Buku kecil ini akan mewujudkan cita-cita Anda dan
menghilangkan kegelisahan Anda, dengan izin Allah.
Buku kecil ini disusun untuk siapa saja yang ingin
belajar bahasa Arab dari latar belakang nol putol, dalam artian belum pernah
sama sekali belajar bahasa Arab. Keunggulan buku kecil ini, hanya memuat bab
yang paling mendasar dengan ungkapan yang paling mudah, ringkas, dan ringan
untuk dipahami oleh kalangan awam. Metode yang digunakan adalah metode Balik-Tangan. Itulah
istilah yang paling cocok untuk menggambarkan kitab ini; semudah membalik
telapak tangan.
Buku ini saya susun dari pengalaman mengajar beberapa
tahun, mulai dari anak-anak SD, mahasiswa, hingga orang tua, juga para ummahat (ibu-ibu) pengajian. Saya bisa
merasakan keanekaragaman dalam daya tangkap dan pemahaman mereka. Ternyata
banyak ditemukan di sekitar kita orang-orang yang benar-benar awam sekali
dengan bahasa Arab, meskipun bahasa Arab adalah bahasa mereka, bahasa Al-Qur’an
yang biasa mereka khatamkan. Aneh memang, tetapi demikian keadaannya.
Dalam salah satu halaqah bahasa Arab, ada peristiwa yang
begitu berkesan bagi saya. Di antara mereka ada peserta yang tidak tahu TANWIN,
padahal sudah lulus kuliah. Sungguh mengherankan. Mungkin orang-orang seperti
beliau jumlahnya sangat banyak sekali, bukan karena tidak mau belajar tetapi
belum ada yang mengarahkan atau terkesan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit.
Semoga buku kecil ini bisa memudahkan siapa pun yang ingin belajar bahasa Arab,
terutama para orang tua yang sudah lanjut usianya tetapi begitu menggebu ingin
meningkatkan kualitas beragamanya.
Bagi Anda yang sudah
cukup mahir Nahwu, maka saya sarankan tidak perlu membaca buku ini, tetapi
membaca disiplin ilmu bahasa Arab kedua yaitu Shorof. Anda bisa mendownload
materinya secara gratis di komunitas-shorof.blogspot.com atau mendownload langsung dari link
ini:
è Untuk paket lengkap audionya bisa di download di: http://bit.ly/audio_kisai (11,4 MB) yang berisi audio mp3 tabel lughowi dan istilahi baik wazan
maupun contoh.
Dengan
metode KISAI, Anda akan dimudahkan belajar Shorof dengan tiga kelebihan, [1]
adanya target, [2] modul gratis, [3] mp3 nada-nada.
Allah
adalah Pemberi taufik. Wabillahit Taufiiq.[]
PERSIAPAN
Ingat, belajar hanyalah wasilah (sarana) untuk mendapatkan ilmu karena Pemberi ilmu adalah Allah yang Maha
Berilmu, untuk itu Anda jangan mengandalkan ketekunan dan kecerdasan semata,
yang benar adalah minta ilmu kepada Allah yaitu ilmu yang bermanfaat. Yakinilah
ini dan perbanyaklah berdoa, seperti doa:
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu.” (QS. Thoha [20]: 114)
اللّٰهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي
مَا يَنْفَعُنِي، وَزِدْنِي عِلْمًا
“Ya Allah, berilah manfaat ilmu yang
Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarilah aku ilmu yang bermanfaat bagiku, serta
tambahkanlah aku ilmu.” (HR. At-Tirmidzi no. 3599, Ibnu Majah
no. 251, Ibnu Abi Syaibah no. 29393 dengan sanad shahih)
Inilah cara belajar yang benar. Ini pula yang
diperintahkan dalam semua urusan dan juga merupakan bimbingan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam
sabdanya:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ
خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ،
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah, dan pada masing-masing
memiliki kebaikan. Bersemangatlah dalam menggapai apa yang bermanfaat bagimu
dan MINTALAH PERTOLONGAN KEPADA ALLAH dan jangan lemah.” (HR. Muslim no. 2664)
YAKINLAH BAHASA ARAB MUDAH!
Benarkah? Apa dalilnya? Dalilnya adalah firman Allah:
فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ
“Dan
sungguh Kami telah memudahkan Al-Qur`an itu dengan bahasamu.” (QS.
Maryam [19]: 97 dan Ad-Dukhân [44]: 58)
Imam Al-Qurthubi
(w. 671 H) berkata, “Yakni Kami jelaskan Al-Qur`an dengan bahasamu Arab dan
menjadikannya mudah bagi yang mentadaburi dan merenungi. Ada yang berpendapat, ‘Kami
menurunkannya kepadamu dengan bahasa Arab agar mudah dipahami.’” (Tafsîr Al-Qurthubî XI/162)
Al-Hafizh Ibnu
Katsir (w. 774 H) berkata, “Maksudnya, Kami mudahkan Al-Qur`an ini yang Kami
turunkan semudah-mudahnya, sejelas-jelasnya, seterang-terangnya, dan
segamblang-gamblangnya dengan bahasamu yang merupakan bahasa paling agung,
indah, dan tinggi.” (Tafsîr Ibnu Katsîr VII/263)
Syaikh As-Sa’di
(w. 1376 H) berkata, “Maksudnya, Kami telah mudahkan ia dengan bahasamu yang
merupakan bahasa yang paling fasih secara mutlak dan paling agung, sehingga
karenanya kamu dimudahkan lafazhnya dan kamu dimudahkan maknanya.” (Tafsîr As-Sa’dî hal. 774)
Fadhilatusy
Syaikh Al-Utsaimin (w. 1421 H) berkata, “Berkenaan dengan perkataan seseorang, ‘Nahwu itu sukar dan panjang tangganya...’
ini tidaklah benar. Kami tidak sependapat dengan ini, bahkan kami katakan,
‘Nahwu itu mudah dan tangganya pendek serta pendakiannya mudah dari awalnya, insyaa Allah. Maka pahamilah.’” (Syarah Al-Ajurrumiyah hal. 6 oleh Syaikh Al-Utsaimin)
Dalil kedua adalah karena bahasa Arab bagian dari agama
sementara mempelajari agama adalah mudah. Ini dalilnya:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
“Sesungguhnya
agama itu mudah.” (HR. Al-Bukhari no. 39, An-Nasa`i no. 5034, dan Ibnu Hibban no. 351 dalam Shahihnya)
Mudah di sini mencakup mudah dipelajari, dipahami,
diucapkan, dihafalkan, diamalkan, dan diajarkan. Dan bahasa Arab adalah bagian
dari agama. Dalilnya adalah ucapan Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab (w. 23
H) Radhiyallahu ‘Anhu yang berkata:
تَعَلَّمُواْ الْعَرَبِيَّةَ فَإِنَّهَا مِنْ دِيْنِكُمْ
“Pelajarilah bahasa
Arab karena ia bagian dari agama kalian.” (Iqtidhâ` Ash-Shirât Al-Mustaqîm
I/527 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)
“Jika benar
mudah, mengapa banyak orang yang mengeluh susah saat masa-masa mempelajarinya?”
Ada banyak kemungkinan. Di antaranya:
Pertama, dihujani was-was setan bahwa bahasa
Arab sulit, butuh waktu lama, tidak berguna, tundalah sampai liburan
kerja/kuliah, dan seterusnya. Kita tahu, jika seorang Muslim mahir bahasa Arab
maka kualitas dan semangat beragamanya akan meningkat dan ini sangat dibenci
setan. Untuk itu dia sekuat tenaga menghalangi kaum Muslimin dari mempelajari
bahasa Al-Qur’an ini.
Kedua, boleh jadi dia belajar otodidak
sehingga tidak tahu mana yang perlu dipelajari dahulu. Yang terbaik adalah
belajar dengan bimbingan guru sehingga guru akan mengajarkan bab yang penting
dulu, mendekatkan makna yang jauh, dan mempersingkat pembahasan yang luas,
serta mempermudah pembahasan yang rumit. Jika memang tidak memungkinkan, maka
dia bisa merujuk ke buku yang menjelaskan metode belajar yang ideal (tidak
hanya materi). Untuk alasan inilah, buku ini disusun agar kaum Muslimin bisa
belajar bahasa Arab dengan mudah dan singkat, meski tanpa guru. In syaa Allah.
LUANGKAN WAKTU
Kemuliaan apapun
perlu perjuangan dan pengorbanan. Mutiara yang mahal didapat dari kerja keras:
kerang perlu ratusan tahun untuk membentuk mutiara, tempatnya di dasar laut
yang mengancam nyawa penyelam, perlu mengeluarkan biaya besar dan tenaga
profesional. Bahasa Arab lebih mulia daripada mutiara karena ilmu lebih mulia
daripada harta. Oleh karena itu, jika ingin mahir bahasa Arab, kita perlu
mengerluarkan biaya, tenaga, dan waktu. Sebenarnya bukan masalah kita tidak
mampu, tapi apakah kita sudah meluangkan waktu?
Sebagian
mahasiswa melahap ilmu kalkulus, thermodinamika, dan bahasa Inggris dalam satu
semester saja, padahal bahasa Arab lebih mudah dari itu semua. Untuk itu, yang
jadi slogan kita seharusnya adalah“aku harus meluangkan waktu untuk
mempelajari bahasa Al-Qur’an dan bahasa Nabiku tercinta.”
SAATNYA MULAI
Buku mungil ini
hanya memuat 7 bab saja. Hanya 7 bab! Simpel dan mudah, bukan? Kenapa hanya 7
bab saja? Pertama, karena targetnya
hanya bahasa Arab dasar alias pondasinya saja. Jika seseorang sudah paham ini,
maka bahasa Arab jadi mudah setelahnya dan jika ingin mendalami dengan menambah
ke kitab lainnya akan terasa mudah dan cepat paham. Kedua,7 bab ini adalah bab paling penting dalam bahasa Arab. Siapa
pun yang belum bisa 7 bab ini dijamin tidak akan bisa mendalami bahasa Arab
tingkat lanjut, sebaliknya siapa yang mahir 7 bab ini maka kitab bahasa Arab
tingkat lanjut jadi begitu mudah.
Kabar baiknya, buku
ini hanya berisi bahasan sederhana dan ringkas, tanpa berpanjang-panjang. Jadi,
Anda akan dibimbing untuk mempelajari bahasa Arab dengan mudah dan singkat.
Aturan mainnya,
jangan sekali-kali pindah bab berikutnya kecuali sudah paham bab sebelumnya.
Berikut ini 7 bab tersebut:
❶ Mengenal Isim, Fi’il, dan Huruf
❷ Fi’il, Fa’il, dan Maf’ul Bih
❸ Mubtada’ dan Khobar
❹ Jar Majrur
❺ Idhofah
❻ Na’at Man’ut
❼ Kaana dan Inna
Sebelum kita
mulai belajar, pastikan Anda sudah bisa membaca Al-Qur’an meskipun belum
lancar. Ini modal utama. Jika belum bisa, ada baiknya Anda belajar Al-Qur’an
dulu.
Bagaimana cara
belajar bahasa Arab yang ideal? Yang paling penting dalam belajar bahasa Arab
adalah pastikan Anda TAHU ARTI TIAP KATA yang sedang dibahas. Pada buku ini
sudah disetting demikian dengan mencantumkan arti tiap istilah penting dan arti
tiap contoh.
Thayyib, kita mulai. Bismillah, ya Allah
mudahkanlah kami dan ajarilah kami...
BAB 1: MENGENAL ISIM, FI’IL, DAN HURUF
Bahasa Arab tersusun dari HURUF-HURUF HIJAIYAH yang
berjumlah 28 huruf. Yaitu:
أ، ب، ت، ث، ج، ح، خ، د، ذ، ر، ز، س، ش، ص، ض، ط، ظ، ع، غ، ف،
ق، ك، ل، م، ن، هـ، و، ي
Dari huruf-huruf inilah dibentuk kata,dan dari kumpulan
kata dibentuk kalimat. Oleh karena itu, memahami pembagian kata dalam bahasa
Arab amatlah penting.
Kata (kalam
atau kalimah) dibagi menjadi tiga:isim (اسْمٌ), fi’il
(فِعْلٌ),
dan huruf (حَرْفٌ). Mudahnya ISIM
adalah KATA BENDA, FI’IL adalah KATA KERJA, dan HURUF adalah SELAIN KEDUANYA. Perlu diperhatikan
bahwa huruf di sini bukan huruf yang
dimaksud oleh guru TPQ/TPA yang tiap item/karakter disebut huruf karena huruf menurut Ahli Nahwu adalah kata
selain isim dan fi’il meskipun lebih dari satu huruf.
ð Contoh isim
adalah (زَيْدٌ)
“Zaid (nama orang)”, (مِفْتَاحٌ) “kunci”.
ð Contoh fi’il
adalah (فَتَحَ)
“(telah) membuka” dan (يَفْتَحُ) “(sedang) membuka”.
ð
Contoh huruf adalah (ل) “untuk”, (مِنْ) “dari”, dan (فِي) “di dalam”. Perhatikan dua kata
terakhir, mereka tetap dinamakan huruf
meskipun jumlah hurufnya lebih dari satu, sebab huruf yang dimaksud di sini adalah huruf menurut Ahli Nahwu, bukan guru TPQ/TPA.
Kata dalam bahasa Arab tidak keluar dari tiga kata ini.
Artinya tidak ada jenis kata keempat.
Untuk lebih memahami sesuatu, maka cara paling kuat
adalah mengetahui tanda-tandanya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui tanda-tanda
tiga kata ini.
Tanda
yang paling mudah untuk isim adalah wajib BERTANWIN
atau BER-AL (ال).
Contoh (بيتٍ)
“rumah” dan (البيتِ)
“rumah itu”. Perhatikan, kata pertama bertanwin dan kata kedua ber-AL, maka
keduanya adalah isim. Ingat, “AL atau TANWIN wajib ada dalam suatu isim
tapi keduanya TIDAK boleh berkumpul dalam satu isim.”
Mungkin ada yang belum tahu tanwin? Tanwin
ada 3 macam, yaitu dhummatain (ٌ), fathatain (ً), dan kasrotain (ٍ) seperti
contoh “rumah” di atas. Nama lainnya: dhummah tanwin, fathah tanwin, dan kasroh
tanwin.
Lalu
bagaimana cara mengenal fi’il?
Gampang, fi’il tidak menerima AL dan
TANWIN. Mudah bukan? Contoh (ذَهَبَ) ‘telah pergi’ dan (يَذْهَبُ) ‘sedang
pergi’.
Lalu
bagaimana cara mengenal huruf?
Gampang, selain isim dan fi’il PASTI huruf, karena tidak ada jenis kata keempat. Contohnya (مِنْ) ‘dari’ dan (كَ) ‘seperti’.
Bagaimana
cara membedakan fi’il dengan huruf karena keduanya sama-sama tidak
ber-AL dan ber-TANWIN? Cara pertama: jumlah item fi’il minimal 3 sementara huruf
1-3 item, atau cara kedua: cari tahu artinya.
Kesimpulannya, isim adalah kata benda, fi’il adalah
kata kerja, dan huruf adalah selain keduanya (biasanya kata depan). Isim wajib
ber-AL atau bertanwin, tetapi keduanya tidak boleh berkumpul dalam satu isim. Fi’il
dan huruf diketahui tanpai adanya AL dan tanwin. Jumlah item fi’il minimal 3
sementara huruf antara 1-3 item.
Anda sudah paham? Jika belum, silahkan dibaca ulang.
Jangan bosan mengulang karena belajar memang perlu pengulangan. Jika sudah
paham silahkan lanjut ke SOAL DAN LATIHAN.[]
SOAL DAN LATIHAN
A. Apa itu isim, fi’il, dan huruf? Berikan
masing-masing contohnya!
B. Apa tanda isim, fi’il, dan huruf?
Jelaskan dengan contoh!
C. Manakah penggunaan AL dan
tanwin yang benar? Jelaskan berikut ini!
1. (رَجُلُ) ‘Lelaki’
2. (الرَّجُلٌ) ‘Lelaki
itu’
3. (مَكْتَبَةً)‘Perpustakaan’
4. (جِهَادٍ) ‘Jihad’
5. (الجِهَادِ) ‘Jihaditu’
D. Anggaplah kata di bawah
berbahasa Arab dan tentukan mana isim,
mana fi’il, dan mana huruf!
1. Belajar
2. Sepeda
3. Masjid
4. Membaca
5. Melihat
6. Di belakang
7. Di atas
8. Musa
9. Ke
E. Tentukan mana isim, fi’il, dan huruf dengan
mengamati fisik katanya!
1. (كَتَبَ)
2. (مَقْعَدٌ)
3. (صَالِحٌ)
4. (فِي)
5. (اِسْتَغْفَرَ)
F. Benarkah kata di bawah ini adalah isim?
Berikan alasan yang benar!
1. (حَسُنَ)
‘bagus’
2. (تَكَبُّرٌ)
‘takabbur/sombong’
3. (تَوَكَّلْ)
‘tawakkal’
Keyword: jika lafazh dan arti bertentangan maka yang jadi
patokan lafazhnya bukan artinya.
BAB 2: FI’IL, FA’IL, DAN MAF’UL BIH
Sebagaimana di awal, metode belajar bahasa Arab yang
benar adalah Anda harus tahu arti dan maksud per kata yang sedang dibahas.
Apa itu fi’il (فِعْلٌ), fa’il (فَاعِلٌ), dan maf’ul
bih (مَفْعُولٌ
بِهِ)?
Anda sudah tahu fi’il.
Sekarang, apa itu fa’il dan maf’ul bih? Fa’il adalah SUBJEK dan maf’ul
bih adalah OBJEK. Subjek adalah pelaku pekerjaan dan objek adalah yang
dikenai pekerjaan. Contoh dalam bahasa Indonesia: Ahmad membaca Al-Qur’an.
Ahmad sebagai subjek karena menjadi pelaku pekerjaan membaca, sedangkan
Al-Qur’an menjadi objek yang dikenai pekerjaan membaca. Paham, kan? Berikut
rumus umumnya:
فِعْلٌ + فَاعِلٌ ± مَفْعُولٌ بِهِ
Jadi sebuah kalimat tersusun dari fi’il + fa’il ± maf’ul bih. Tanda ± menunjukkan maf’ul bih opsional (boleh ada dan boleh
tidak). Ingat, dalam bahasa Arab, penulisan kata kerja didahulukan dari subjek.
CONTOH
1. (ذَهَبَ حَامِدٌ) ‘Hamid (telah) pergi’
2. (ذَهَبَتْ المُسْلِمَةُ) ‘Muslimah itu (telah) pergi’
3. (يَتَكَلَّمُ نُوْحٌ) ‘Nuh (sedang) berbicara’
4. (تُعَلِّمُ المُدَرِّسَةُ) ‘Bu guru itu (sedang) mengajar’
5. (نَصَرَ مَحْمُوْدٌ القِطَّ) ‘Mahmud menolong kucing’
6. (يَقْرَأُ صَالِحٌ الكِتَابَ) ‘Shalih membaca buku’
7. (كَتَبَ زَيْدٌ الرِّسَالَةَ) ‘Zaid menulis surat’
PENJELASAN
Jika kita perhatikan arti dari setiap contoh, maka kita
dapatkan kalimatnya tersusun dari 2 atau 3 kata. Inilah maksud ± di dalam
rumus, yakni maf’ul bih boleh ada dan
boleh tidak. Jika kita perhatikan kata Hamid, Muslimah, Nuh, Bu Guru, Mahmud,
Shalih, Zaid maka kita dapati semua menjadi subjek (pelaku pekerjaan), dan jika
kita perhatikan harokat akhirnya adalah dhummah. Inilah yang disebut dengan marfu’’. Oleh karena itu, fa’il (subjek) hukumnya marfu’ (dhummah).
Jika kita
perhatikan kata (القِطَّ) ‘kucing’, (الكِتَابَ) ‘buku’, dan (الرِّسَالَةَ) ‘surat’ maka
kita dapati semua menjadi objek (yang dikenai pekerjaan), dan jika kita
perhatikan harokat akhirnya adalah fathah. Inilah yang disebut dengan manshub. Oleh karena itu, maf’ul bih (objek) hukumnya manshub (fathah). Tambahan, fa’il boleh ditaruh setelah maf’ul bih tapi jarang digunakan.
Ringkasnya, setiap fa’il
adalah marfu’ dan setiap maf’ul bih adalah manshub. Berikut ini adalah rumus penting:
Hukum Fa’il = Marfu’ =
Dhummah/Dhummatain
Hukum Maf’ul Bih = Manshub =
Fathah/Fathatain
Jika kita perhatikan kembali fi’il ada dua jenis, yaitu madhi
dan mudhori’. Madhi adalah kata kerja lampau (telah) dan mudhori’ adalah kata kerja sekarang (sedang). Pada nomor 1 & 2
menggunakan fi’il madhi dan pada
nomor 3 & 4 menggunakan fi’il mudhori’.
Jika kita perhatikan dengan seksama, kita dapati bahwa fi’il madhi berubah saat fa’ilnya
muannats (perempuan) yaitu berubah
dengan tambahan (تْ) ‘ta
sukun’. Inilah yang disebut ta
ta’nits sakinah yaitu ta sukun yang menunjukkan perempuan. Juga, jika kita perhatikan, fi’il mudhori’ juga berubah saat fa’ilnya muannats, yaitu berubah
dari ya menjadi ta. Ini artinya bentuk fi’il
menyesuaikan jenis fa’il apakah ia mudzakkar (laki-laki) atau muannats (perempuan). Posisi fa’il dan
maf’ul bih boleh saling ditukar, silahkan dianalisa saat menjawab soal.
Kesimpulannya, kalimat dalam bahasa Arab tersusun
dari dua kata atau lebih yang dirumuskan fi’il + fa’il ± maf’ul bih. Fi’il
adalah kata kerja, fa’il adalah subjek, dan maf’ul bih adalah objek. Fi’il ada
dua jenis, yaitu fi’il madhi (telah) dan fi’il mudhori’ (sedang). Fa’il
hukumnya marfu’ (dhummah) sementara maf’ul bih hukumnya manshub (fathah). Bentuk
fi’il menyesuaikan jenis fa’il dalam mudzakkar dan muannatas.
Anda sudah paham? Jika belum, silahkan dibaca ulang.
Jangan bosan mengulang karena belajar memang perlu pengulangan. Jika sudah
paham silahkan lanjut ke SOAL DAN LATIHAN.[]
SOAL DAN LATIHAN
A. Apa itu fi’il, fa’il, dan maf’ul bih?
B. Apa hukum fi’il, fa’il, dan maf’ul bih?
C. Anggaplah kalimat ini berbahasa Arab dan tentukan mana fi’il, mana fa’il, dan mana maf’ul bih?
1. Kuncing itu
lari.
2. Singa itu
menerkam srigala.
3. Johan membaca
syahadat.
D. Tentukan mana fi’il, mana fa’il, dan mana maf’ul bih!
1. (تَعَلَّمَ
الطَالِبُ القُرْأَنَ)
‘Siswa itu belajar Al-Qur’an’
2. (يَصُوْمُ
زَيْدٌ) ‘Zaid berpuasa’
3. (لاَ
يُرِيْدُ زَيْدٌ المِرْوَحَةَ)
‘Zaid tidak menginginkankipas angin’
E.Perhatikan kalimat bahasa Arab berikut ini dengan terjemahannya dan
koreksilah!
1. (فَرَّ
البَقَرَةُ) ‘Sapi betina
itu lari’
2. (تَأْكُلُ
الفَأْرَةُ القِطَّ)
‘Kucing memakan tikus’
3. (يُنَظِّفُ
صَالِحَةٌ البَيْتَ)
‘Shalihah membersihkan rumah’
4. (ضَرَبَ
الحَارِسَ الكَلْبُ)
‘Satpam itu memukul anjing’
5. (تَصَدَّقَتْ
المُسْلِمَةُ الدَّرَاهِمَ)
‘Muslimah itu bersedekah beberapa dirham’
BAB 3: MUBTADA’ DAN KHOBAR
Kalimat sempurna (jumlah
mufidah) dalam bahasa Arab hanya ada dua kemungkinan, yaitu [1] kalimat
yang diawali dengan fi’il dan [2]
kalimat yang diawali dengan isim.
Kalimat yang diawali dengan fi’il
memiliki pola fi’il + fa’il ± maf’ul bih, dan ini sudah kita bahas di bab sebelumnya. Adapun
kalimat yang diawali dengan isim
memiliki pola mubtada’ + khobar,
dan inilah yang akan kita bahas.
Mubtada (مُبْتَدَأٌ) ‘yang di awal’ adalah isim ma’rifat yang ada di awal kalimat.
Hukumnya marfu’ (dhummah). Sementara khobar (خَبَرٌ) ‘kabar/informasi’ adalah kata yang mengabarkan kondisi mubtada’ dan
umumnya berupa isim. Hukumnya marfu’ (dhummah).
مُبْتَدَأٌ + خَبَرٌ
CONTOH
1. (زَيدٌ مُسْلِمٌ) ‘Zaid Muslim’
2.(الرَّجُلُ صَالِحٌ) ‘Lelaki itu (adalah) orang shalih’
3. (المَرْأَةُ صَالِحَةٌ) ‘Perempuan itu shalihah’
4. (المَسْجِدُ جَمِيْلٌ) ‘Masjid itu indah’
5. (السَّبُّورَةُ نَظِيْفَةٌ) ‘Papan tulis itu bersih’
PENJELASAN
Jika kita perhatikan kata pertama (Zaid, lelaki,
perempuan, dan papan tulis) dari semua contoh di atas maka kita dapati semuanya
adalah isim ber-AL kecuali Zaid.
Inilah yang disebut isim ma’rifat, yaitu
isim yang bermakna khusus/terdefinisi
dengan tanda AL atau nama sesuatu (orang atau tempat). Zaid termasuk isim ma’rifat karena nama orang,
meskipun tidak memakai AL. Isim ma’rifat
ini boleh ditambah arti ITU. Jika kita perhatikan lagi maka kita dapati
semuanya berharokat dhummah/dhummatain. Disebabkan isim ma’rifat ini berada di awal kata maka dinamakan mubtada’,
dan mubtada’ hukumnya marfu’.
Jika kita perhatikan kata kedua dari semua contoh maka
kita dapatkan kata-kata tersebut mengabarkan (menjelaskan) kondisi mubtada’.
Oleh karena itu ia dinamakan khobar,
yaitu kata yang mengabarkan (menjelaskan) kondisi mubtada’ untuk menjadi
kalimat sempurna. Jika kita perhatikan lagi maka semuanya berharokat
dhummatain. Maka, khobar hukumnya marfu’.
Jika kita
perhatikan mubtada’ dan khobar
maka kita dapatkan bahwa keduanya harus sama dalam mudzakkar (isim
laki-laki) dan muannats (isim perempuan). Maksudnya, jika mubtada’
adalah muannats maka khobarnya juga ikut muannatas. Tanda muannats
biasanya ditandai dengan ta marbuthoh
(ة)
yang nempel di akhir kata.Biasanya antara mubtada’ dan khobar cocok ditambahi arti
ADALAH/IALAH.
Hukum Mubtada = Marfu’
Hukum Khobar = Marfu’
Kesimpulannya, kalimat dalam bahasa Arab ada dua
pola, yaitu [1] fi’il + fa’il ± maf’ul bih dan [2] mubtada’ + khobar. Setiap mubtada’ pasti butuh khobar, sebagaimana setiap fi’il pasti
butuh fa’il. Hukum mubtada’ dan
khobar adalah marfu’.
Anda sudah paham? Jika belum, silahkan dibaca ulang.
Jangan bosan mengulang karena belajar memang perlu pengulangan. Jika sudah
paham silahkan lanjut ke SOAL DAN LATIHAN.[]
SOAL DAN LATIHAN
A. Apa itu mubtada’ dan khobar?
B. Apa hukum mubtada’ dan khobar?
C. Anggaplah kalimat di bawah berbahasa Arab. Tentukan mana kalimat yang
berpola mubtada’ khobar!
1. Sufyan pergi
ke sekolah
2. Syafi’i menghafal
Al-Qur’an
3. Malik adalah
pelajar
4. Islam adalah
agama
5. Al-Qur’an
adalah Kalamullah
D. Tentukan mana mubtada’ dan mana khobar!
1. (المَكَّةُ
بَعِيْدٌ) ‘Makkah jauh’
2. (الدَّرْسُ
سَهْلٌ) ‘Pelajaran
itu mudah’
3. (حَفِظَ
حَامِدٌ الحَدِيْثَ)
‘Hamid menghafal hadits’
4. (يُحِبُّ
مُحَمَّدٌ المَدِيْنَةَ)
‘Muhammad mencintai Madinah’
E. Di mana letak kesalahan kalimat berikut ini! Tulis ulang kalimat yang
benar!
1. (الطَّالِبُ
مَاهِرَةٌ) ‘Siswa itu
pandai’
2. (الصَّلاَةُ
وَاجِبٌ) ‘Shalat
(fardhu) ituwajib’
3. (التَّعَلُّمُ
وَاجِبًا) ‘Belajar
adalah kewajiban’
4. (دِيْنٌ الإِسْلاَمُ) ‘Agama itu Islam’
5. (الأَقْلاَمُ
مَكْسُورٌ) ‘Pena-pena
itu patah’
BAB 4: JAR MAJRUR
Pada Bab 2 dan Bab 3 kita fokus ke isim dan fi’il, sementara
pada Bab 4 ini kita akan melibatkan huruf,
tepatnya huruf jar. Sekali lagi, yang
dimaksud huruf di sini adalah huruf menurut Ahli Nahwu, bukan guru
TPA/TPQ yang jumlahnya hanya satu item/karakter. Huruf menurut Ahli Nahwu adalah kata selain isim dan fi’il, dan
biasanya jumlah itemnya antara 1 sampai 3. Di antara sekian banyak jenis huruf, yang paling darurat dibahas
adalah huruf jar. Huruf jar adalah huruf-huruf yang HANYA
masuk ke ISIM lalu menjadikan isim
tersebut berhukum majrur
(kasroh/kasrotain). Rumus umumnya adalah:
جَارٌ + مَجْرُورٌ
Huruf jar ada
banyak dan yang terpenting ada 9 yaitu (مِنْ)
‘dari’, (إِلَى) ‘kepada/menuju’, (عَنْ) ‘dari’, (عَلَى)
‘di atas’, (فِي) ‘di dalam’, (رُبَّ)
‘betapa banyak/betapa sedikit’, (ب) ‘dengan/sebab’, (كَ)
‘bagaikan/seperti’, dan (لِ) ‘untuk/milik’.
Apa perbedaan
(مِنْ)
dengan (عَنْ)?
Memang keduanya artinya DARI, tetapi memiliki perbedaan. (مِنْ) artinya (لِلْاِبْتِدَاءِ)
‘memulai’ sementara (عَنْ) artinya (لِلْمُجَاوَزَةِ) ‘melewati’.
Contoh MIN: aku safar DARI Indonesia ke Makkah, maknanya ‘safarku DIMULAI dari Indonesia dan BERAKHIR di
Makkah’. Contoh ‘AN: aku melempar panah DARI busur, maknanya ‘aku melempar
panah ke target yang MELEWATI busur’.
CONTOH
1. (ذَهَبَ زَيْدٌ إِلَى المَدْرَسَةِ) ‘Zaid pergi ke sekolah’
2. (زَيْدٌ طَالِبٌ مِنَ المَدِيْنَةِ) ‘Zaid adalah pelajar dari Madinah’
3. (اشْتَرَي زَيْدٌ السَّيَّارَةَ فِي اليَابَانِ وَالبَائِعُ
زَاهِدٌ) ‘Zaid membeli
mobil di Jepang dan si penjual adalah Zahid”
PENJELASAN
Pada contoh pertama, kalimat tersusun dari fi’il + maf’ul bih + jar + majrur (gabungan Bab 2 dan Bab 4). Pada
contoh kedua tersusun dari mubtada’ +
khobar + jar + majrur (gabungan
Bab 3 dan Bab 4). Pada contoh ketiga tersusun dari fi’il + fa’il + maf’ul bih +jar + majrur + mubtada’ + khobar (gabungan Bab 2, Bab 3, dan Bab 4).
Jika kita perhatikan, semua contoh di atas berisi huruf jar (ke, dari, di) dan isim setelahnya berstatus majrur, yakni berharokat kasroh.
Isim yang kemasukan huruf jar hukumnya MAJRUR
Untuk
lebih menguatkan, berikut contoh untuk semua huruf jar:
1. (مِن):
(جَاءَ زَيْدٌ مِنَ البَيْتِ) ‘Zaid datang DARI rumah.’
2. (إلى):
(جَاءَ زَيْدٌ إِلَى البَيْتِ) ‘Zaid datang KE rumah.’
3. (عَن):
(رَمَي زَيْدٌ السَهْمَ عَنِ القَوْسِ) ‘Zaid melempar panah DARI
busur.’
4. (على):
(القَلَمُ عَلَى الكُرْسِيِّ طَوِيْلٌ) ‘Pena DI ATAS kursi itu
panjang.’
5. (فِي):
(نَامَ زَيْدٌ فِي البَيْتِ) ‘Zaid tidur DI DALAM rumah.’
6. (رُبَّ):
(رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّة) ‘BETAPA BANYAK amalan kecil
dijadikan besar oleh niatnya.’
(رُبَّ عَالِمٍ يَمْشِي فِي تَوَاضعٍ) ‘BETAPA SEDIKIT orang berilmu
yang berjalan dengan tawadhu.’ Penentuan terjemah BETAPA BANYAK/SEDIKIT dilihat
dari konteks kalimatnya.
7. (ب): (كَتَبَ
زَيْدٌ بِالقَلَمِ)
‘Zaid menulis DENGAN pena.’
(كَتَبَ زَيْدٌ بِتَوفِيقِ الله) ‘Zaid menulis DENGAN SEBAB pertolongan Allah’
8. (ك):
(العَالِمُ كَالنُّورِ) ‘Orang berilmu BAGAIKAN cahaya.’
9. (ل): (الحَمْدُ
للّهِ) ‘Segala puji
BAGI/MILIK Allah.’
Perhatikan, semua huruf
ini apabila masuk ke isim maka
menjadikan isim ini berharokat kasroh
atau kasrotain (majrur). Oleh karena
itu, huruf-huruf ini disebut huruf jar
yang menjadikan isimnya berhukum majrur.
Kesimpulannya, setiap isim yang kemasukan huruf jar
hukumnya majrur (kasroh/kasrotain). Huruf jar ada 9 yaitu Min, Ilaa, ‘An,
‘Alaa, Fii, Rubba, Ba, Kaf, dan Lam.
Anda sudah paham? Jika belum, silahkan dibaca ulang.
Jangan bosan mengulang karena belajar memang perlu pengulangan. Jika sudah
paham silahkan lanjut ke SOAL DAN LATIHAN.[]
SOAL DAN LATIHAN
A. Sebutkan huruf-huruf jar yang berjumlah 9!
B. Apakah huruf jar bisa masuk ke
fi’il?
C. Apa hukum kata yang kemasukan huruf
jar? Berikan contohnya!
D. Apakah isim berikut sudah
benar secara Nahwu?Jelaskan!
1. (فِي
الأَرْضَ) ‘di dalam
bumi’
2. (عَلَى
الكُرْسِيُّ) ‘di atas
kursi’
3. (إِلىَ جَامِعَةِ) ‘ke kampus’
E. Cocokkan antara Nahwu dengan terjemahannya!
1. (فَتَحَ زَيْدٌ البَابَ ثُمَّ
قَعَدَ زَيْدٌ عَلىَ السَّرِيْرَ)
‘Zaid membuka pintu kemudian Zaid duduk di atas ranjang’
2. (زَيْدٌ
مُدَرِّسٌ فيِ المَدرَسَةِ وَيَذْهَبُ زَيْدٌ مِنَ البَيْتِ إِلَى السّيَّارَةَ) ‘Zaid adalah seorang guru di
sekolah dan Zaid berangkat dari rumah dengan mobil’
3. (الأَسَدُ
يَأْكُلُ لَحْمًا ثُمَّ يَفِرُّ الأَسَدُ عَنِ الحِصَانٌ) ‘Singa itu memakan daging kemudian seekor kuda lari dari singa
itu’
BAB 5: IDHOFAH
Idhofah (إِضَافَةٌ) adalah gabungan dari dua isim yang biasanya menghasilkan makna
baru. Kata pertama bernama mudhof (مُضَافٌ) dan kata
kedua bernama mudhof ilaih (مُضَافٌ إِلَيْهِ).
Contohnya adalah (بَيْتُ اللَّهِ) ‘rumah Allah’. Rumah Allah adalah idhofah karena tersusun dari gabungan
dua isim di mana mudhof adalah rumah dan mudhof
ilaih adalah Allah. Rumah artinya tempat tinggal bagi keluarga dan Allah
adalah Rabbul Alamin Tuhan kita, dan apabila digabung dua kata ini maka
menghasilkan makna baru yaitu masjid. Inilah idhofah.
CONTOH
1. (جَاءَ رَسُوْلُ اللَّهِ) ‘Rasulullah telah datang’
2. (رَأَي زَيْدٌ رَسُوْلَ اللَّهِ) ‘Zaid melihat Rasulullah’
3. (يُؤْمِنُ زَيْدٌ بِ رَسُوْلِ اللَّهِ) ‘Zaid beriman terhadap Rasulullah’
4. (مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللَّهِ وَالقُرْأَنُ
كَلاَمُ اللَّهِ)
‘Muhammad adalah Rasulullah dan Al-Quran adalah Kalamullah’
5. (القُرْأَنُ
كَلاَمُ رَبِّ النَّاسِ)
‘Al-Qur’an adalah Kalam Tuhan manusia’
PENJELASAN
Jika kita perhatikan contoh ke-1 s/d ke-4 maka kita
temukan terdapat dua kalimat susunan idhofah
yaitu Rasulullah dan Kalamullah. Rasul dan Kalam adalah mudhof sementara mudhof ilaihnya
adalah Allah.
Jika kita perhatikan, mudhof
tidak menerima AL dan TANWIN, meskipun ia isim.
Status hukum mudhof berubah sesuai
dengan konteks kalimat, yaitu bisa marfu’
(no. 1, 4), manshub (no. 2), dan majrur (no. 3). Mudhof marfu’ pada no. 1 dan 4 karena memang fa’il dan khobar hukumnya marfu’,
sementara mudhof mansub pada no. 2
karena sebagai maf’ul bih, sementara mudhof majrur pada no. 3 karena
kemasukan huruf jar.
Jika kita perhatikan mudhof
ilaihpada contoh 1 s/d 4 maka kita temukan berhukum majrur.
Jika kita
perhatikan contoh terakhir pada susunan ‘Kalam Tuhan manusia’ maka kita temukan
kalimat tersebut tersusun dari DUA idhofah
yaitu (كَلاَمُ رَبِّ) ‘Kalam Tuhan’
dan (رَبِّ النَّاسِ) ‘Tuhan
manusia’. Kalam sebagai mudhof marfu’
karena juga sebagai khobar; Rabb
sebagai mudhof ilaih majrur sekaligus
mudhof dari idhofah kedua, sehingga tidak menerima AL dan TANWIN; sementara Nas
sebagai mudhof ilaih majrur dari idhofah kedua. Susunan idhofah lebih dari satu dalam sebuah
kalimat bisa terjadi tetapi sangat jarang sekali.
إِضَافَةٌ
= مُضَافٌ (بغَيْرِ ال وتَنْوِيْن) +
مُضَافٌ إِلَيْهِ (مَجْرُورٌ)
Kesimpulannya, gabungan dari dua isim disebut idhofah. Isim pertama namanya mudhof dan isim kedua namanya mudhof ilaih. Ketentuan mudhof adalah tidak
menerima AL dan TANWIN, sementara mudhof ilaih WAJIB majrur.
Anda sudah paham? Jika belum, silahkan dibaca ulang.
Jangan bosan mengulang karena belajar memang perlu pengulangan. Jika sudah
paham silahkan lanjut ke SOAL DAN LATIHAN.[]
SOAL DAN LATIHAN
A. Apa itu idhofah?
B. Sebutkan dua komponen utama idhofah
beserta ketentuan hukumnya!
C. Apakah mungkin sebuah susunan kalimat berisi dua idhofah? Berikan contohnya!
D. Koreksilah Nahwu pada kalimat-kalimat berikut agar sesuai dengan
artinya! Jelaskan!
1. (المُؤْمِنُ أَفْضَلُ النَاسِ) ‘Orang beriman adalah seutama-utama
manusia’
2. (الفَقِيْرُ
فَقْرُ القَلْبَ)
‘Orang miskin (sejati) adalah miskin hati’
3. (كَلاَمُ اللَّهِ شِفَاءِ
صُدُوْرُ النَّاسِ)
‘Kalamullah adalah obat dada manusia’
4. (يَدْخُلُ زَيْدٌ المَسْجِدَ
وَيُسَلِّمُ زَيْدٌ
عَلَى إِمَامِ الصَّلاَةَ)
‘Zaid masuk masjid dan mengucapkan salam kepada imam shalat’
BAB 6: NA’AT MAN’UT
Na’at (نَعْتٌ)
artinya sifat dan man’ut (مَنْعُوْتٌ) artinya yang disifati. Contohnya, Ahmad
adalah Muslim yang shalih, di mana na’atnya adalah shalih dan man’utnya adalah Muslim. Rumus umumnya
adalah:
مَنْعُوْتٌ + نَعْتٌ
CONTOH
1. (قَرَأَ الرَّجُلُ الصّاَلِحُ القُرْأَنَ فِي المَسْجِدِ) ‘Lelaki yang shalih itu membaca
Al-Qur’an di masjid’
2. (المَرْأَةُ الصَّالِحَةُ مَتَاعُ الحَيَاةِ) ‘Istri shalihah adalah
perhiasan kehidupan’
3. (تَعَلَّمَ زَيْدٌ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ) ‘Zaid belajar bahasa Arab’
4. (مَرَّ زَيْدٌ بِبَيْتٍ جَمِيْلٍ) ‘Zaid melewati rumah yang indah’
5. (جَاءَتْ المُسْلِمَاتُ الصَّالِحَاتُ) ‘Para Muslimah yang shalihah telah
datang’
PENJELASAN
Jika kita perhatikan kata shalih, shalihah, Arab, indah,
dan shalihah pada semua contoh, maka kita dapati semuanya menjadi sifat (na’at) untuk lelaki, wanita, bahasa, rumah,
dan para Muslimah yang menjadi man’ut
(yang disifati).
Jika kita perhatikan lagi, na’at mengikuti man’ut
dalam 4 hal, yaitu i’rob (marfu’, manshub, majrur), jenis
(lelaki atau perempuan), ma’rifat nakirah, dan jumlah (tunggal atau
jama).
Apa perbedaan na’at
man’ut dengan idhofah, berhubung
keduanya sama-sama isim? Kedua isim pada na’at man’ut harus sama dalam i’rob,
jenis, marifat nakirah, dan jumlah, sementara kedua isim dalam idhofah tidak
harus demikian.
Man’ut + Na’at è Sama dalam 4 = I’rob, Jenis,
Ma’rifat/Nakiroh, dan Jumlah
Kesimpulannya, rumus umum untuk bab na’at man’ut adalah
man’ut + na’at di mana na’at HARUS mengikuti man’ut dalam 4 hal, yaitu i’rob, jenis, marifat
nakirah, dan jumlah.
Anda sudah paham? Jika belum, silahkan dibaca ulang.
Jangan bosan mengulang karena belajar memang perlu pengulangan. Jika sudah
paham silahkan lanjut ke SOAL DAN LATIHAN.[]
SOAL DAN LATIHAN
A. Jelaskan apa itu na’at dan man’ut!
B. Apa ketentuan na’at dan man’ut?
C. Koreksilah kesesuaian antara Nahwu dengan terjemahan berikut!
1. (يُرِيْدُ
صَالِحٌ الزَّوَاجَ اليَسِيْرِ)
‘Shalih ingin pernikahan yang mudah’
2. (المُؤْمِنُ
القَوِيُّ خَيْرٌ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيْفَ) ‘Mukmin yang kuat lebih baik daripada Mukmin yang lemah’
3. (تَعَلَّمَتْ
الأُمَّهَاتُ المُتَزَوِّجَاتَ أُمُوْرَ الدِّيْنٍ) ‘Ibu-ibu yang sudah menikah itu belajar agama’
BAB 7: KAANA DAN INNA
Kaana (كَانَ) biasa digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
keadaan biasa dilakukan di waktu lampau atau juga terkadang bermakna penegasan.
Kaana biasanya diartikan dahulu
tetapi terkadang juga tidak diartikan. Sementara inna (إِنَّ) artinya sesungguhnya atau sungguh; yang menunjukkan penguatan,
penegasan, atau meyakinkan. Kaana dan
inna masuk ke dalam mubtada’ dan khobar. Berikut rumus umumnya:
كَانَ + مُبْتَدَأٌ + خَبَرٌ
إِنَّ + مُبْتَدَأٌ + خَبَرٌ
CONTOH
1. (زَيدٌ مُسْلِمٌ) ‘Zaid adalah Muslim’
2. (الرَّجُلُ صَالِحٌ) ‘Lelaki itu orang sholih’
3. (المَرْأَةُ صَالِحَةٌ) ‘Perempuan itu sholihah’
4. (المَسْجِدُ جَمِيْلٌ) ‘Masjid itu indah’
5. (السَّبُّورَةُ نَظِيْفَةٌ) ‘Papan tulis itu bersih’
6. (كَانَ زَيدٌ مُسْلِمًا) ‘Zaid adalah Muslim’
7. (كَانَ الرَّجُلُ صَالِحًا) ‘Lelaki itu orang sholih’
8. (كَانَتْ المَرْأَةُ صَالِحَةً) ‘Perempuan itu sholihah’
9. (كَانَ المَسْجِدُ جَمِيْلاً) ‘Masjid itu indah’
10. (كَانَتْ السَّبُّورَةُ نَظِيْفَةً) ‘Papan tulis itu bersih’
11. (إِنَّ زَيدًا مُسْلِمٌ) ‘Sesungguhnya Zaid Muslim’
12. (إِنَّ الرَّجُلَ صَالِحٌ) ‘Sesungguhnya lelaki itu orang shalih’
13. (إِنَّ المَرْأَةَ صَالِحَةٌ) ‘Sesungguhnya perempuan itu shalihah’
14. (إِنَّ المَسْجِدَ جَمِيْلٌ) ‘Sungguh masjid itu indah’
15. (إِنَّ السَّبُّورَةَ نَظِيْفَةٌ) ‘Sungguh papan tulis itu bersih’
PENJELASAN
Jika kita perhatikan contoh 1 s/d 5 adalah susunan mubtada’ + khobar. Jika kita perhatikan contoh 6 s/d 10 adalah susunan mubtada’ + khobar yang kemasukan kaana.
Jika kita perhatikan lagi khobar yang
kemasukan kaana ini berubah menjadi manshub. Ini artinya kaana menjadikan khobar menjadi manshub. Mubtada dan khobar yang kemasukan kaana masing-masing
disebut isim kaana dan khobar kaana. Karena kaana adalah fi’il maka ia ditambah ta
tanits sakinah saat isim kaana muannats
(perempuan). Ringkasnya:
كَانَ + اسْمُ كَانَ (مَرْفُوعٌ) +
خَبَرُ كَانَ (مَنْصُوبٌ)
Jika kita perhatikan contoh 11 s/d 15 maka susunannya
adalah mubtada’ + khobar yang kemasukan inna. Jika kita perhatikan lagi, mubtada’ yang kemasukan inna ini berubah menjadi manshub. Ini artinya inna menjadikan mubtada’ menjadi manshub.
Mubtada dan khobar yang kemasukan innamasing-masing
disebut isim inna dan khobar inna. Ringkasnya:
إِنَّ + اسْمُ إِنَّ (مَنْصُوبٌ) +
خَبَرُ إِنَّ (مَرْفُوعٌ)
Kesimpulannya, kaana dan inna masuk ke dalam mubtada’ dan khobar. Mubtada dan khobar
yang kemasukan kaana dan inna berubah nama menjadi isim kaana/inna dan khobar kaana/inna. Hukum isim kaana adalah marfu’ dan khobar kaana adalah manshub, sementara
hukum isim inna adalah manshub dan khobar inna adalah marfu’. Jadi, kaana dan inna
hukumnya saling berkebalikan.
Anda sudah paham? Jika belum, silahkan dibaca ulang.
Jangan bosan mengulang karena belajar memang perlu pengulangan. Jika sudah
paham silahkan lanjut ke SOAL DAN LATIHAN.[]
SOAL DAN LATIHAN
A. Jelaskan apa itu kaana dan inna?
B. Mubtada’ dan khobar
yang kemasukan kaana dan inna, apa hukumnya?
C. Apa yang terjadi jika susunan mubtada’
dan khobar berikut ini kemasukan kaana dan inna? Tulis jawaban Anda!
1. (اللَّهُ
غَفُورٌ) ‘Allah Maha
Pengampun’
2. (اللَّهُ
سَميْعٌ بَصِيْرٌ)
‘Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat’
3. (اللُّغَةُ
العَرَبِيَّةُ سَهْلَةٌ)
‘Bahasa Arab mudah’
LATIHAN TERJEMAH
Sekarang saatnya Anda latihan menerjemahkan. Pembelajar
Nahwu, idealnya teksnya berharokat karena teks gundul melibatkan ilmu Shorof.
Namun, dengan hafalan kosakata Anda dari bab 1-7, Anda akan berlatih Arab
gundul dengan terjemahan yang baik dan benar. Jika Anda benar-benar paham semua
bab-bab yang telah Anda lalui, Anda akan mampu menerjemahkan kalimat ini, in syaa Allah dengan seizin Allah. Berikut Arab gundulnya:
زيد رجل صالح. ذهب زيد إلى الجامعة في الساعة الثامنة كل
يوم بالسيارة. كان زيد طالبا مجتهدا في التعلّم من اللإستماع والتدريب والحفظ. إنّ
أخلاق زيد كريم. لذالك يحب زيدا المدرس والتلاميذ.
Kosa-kata Asingè (السَّاعَة) = jam; (الثَّامِنَة) = delapan; (كُلّ) = setiap; (يَوْم) = hari; (مُجْتَهِدًا) =
sungguh-sungguh; (اللإِسْتِمَاع) = mendengarkan; (التَدْرِيْب) = latihan; (كَرِيْم) = mulia; (لِذَالِكَ) = oleh karena
itu; (التَلاَمِيْذ)
= murid-murid.
*Jika Anda belum bisa membaca harokat
awal dan tengah maka tidak masalah karena sekali lagi Anda belajar Nahwu bukan
Shorof.
RINGKASAN
Bahasa Arab sebenarnya mudah, jika tahu caranya. Bab yang
paling mendasar dan penting ada 7, yaitu ❶ Mengenal Isim, Fi’il, dan Huruf,
❷ Fi’il, Fa’il, dan Maf’ul Bih, ❸ Mubtada’ dan Khobar, ❹ Jar Majrur, ❺ Idhofah,
❻ Na’at Man’ut, dan ❼ Kaana dan Inna.
Kalimat dalam bahasa Arab ada yang diawali fi’il dan
ada yang diawali isim. Yang di awali fi’il memiliki pola fi’il
+ fa’il ± maf’ul bih, sementara yang diawali isim memiliki pola mubtada’
+ khobar. Dua jenis kalimat ini bisa diberi variasi dengan melibatkan jar
+ majrur, mudhof + mudhof ilaih, man’ut + naat, dan/atau pun kaana/inna.
Marfu’ adalah dhummah, manshub adalah fathah, dan majrur adalah
kasroh. Yang berhukum marfu’ adalah fa’il, mubtada’, khobar, isim
kaana, khobar inna. Yang berhukum manshub adalah maf’ul bih,
khobar kaana, isim inna. Yang berhukum majrur adalah mudhof ilaih.
Mudhof tidak menerima AL dan tanwin. Na’at harus mengikuti man’ut
dalam 4 hal, yaitu i’rob, jenis, ma’rifat nakirah, dan jumlah. Allahu
a’lam.[]
PENUTUP
Alhamdulillah, terpujilah Allah yang karena
nikmat-nikmat dan karunia-Nya amal shalih menjadi sempurna dan tuntas. Selamat,
sekarang Anda sudah memiliki basic (dasar)
kuat dalam bahasa Arab. Buku ini ibarat kunci, sementara bahasa Arab adalah gudangnya.
Dengan kunci ini Anda akan mudah dalam memasuki gudang bahasa Arab yang kaya
dengan perbendaharaan dan harta melimpah.
Saya sangat mengharap Anda berkenan membaca (murojaah)
lagi hingga tiga kali, minimal, agar ilmu menjadi kuat dan sempurna. Usai itu,
Anda bisa melanjutkan ke jilid kedua, akhir dari rentetan bahasa Arab dasar
untuk awam dari nol putol. Saran, masukan, dan testimoni bisa dilayangkan ke
085730 219 208.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah,
keluarganya, dan seluruh para Sahabatnya. Aamiin
[]
Surabaya, Syawwal 1437 H/ Juli 2016
Nor Kandir
norkandirblog.wordpress.com
komunitas-shorof.blogspot.com
https://norkandirblog.files.wordpress.com/2017/03/cover_bahasa-arab.png
BalasHapusminta link jilid 2-nya ustadz
BalasHapusUstadz saya minta link PDF bahasa Arab mudah metode balik tangan yg jilid 2 boleh ustadz...?
BalasHapusJazaakAllohu khoiron.
Jilid 2 (LANJUTAN) atau LEVEL 2:
BalasHapushttps://www.terjemahmatan.com/2020/10/bahasa-arob-khusus-untuk-memahami-quran.html