[PDF] Tarjamah 40 Hadits Kebesaran Allah - Arbauna Haditsan fi Azhomati Robbil Alamin - Dr. Muhammad Sholih Al-Munajjid

 

1. Allah Ada Sebelum Ada Apapun

Imron bin Hushoin Rodhiyallahu ‘Anhuma bercerita, dia pernah menemui Nabi , setelah mengikat untanya di pintu Masjid. Kemudian datang sekelompok orang dari Bani Tamim. Nabi bersabda, “Terimalah kabar gembira, wahai Bani Tamim!” Mereka menjawab, “Engkau telah memberi kabar gembira kepada kami, berilah kami sesuatu,” (mereka mengulanginya dua kali). Lalu datanglah sekelompok orang dari Yaman, dan Nabi bersabda, “Terimalah kabar gembira, wahai penduduk Yaman, karena Bani Tamim tidak mau menerimanya.” Mereka berkata, “Kami menerimanya, ya Rosulullah.” Mereka bertanya, “Kami datang kepadamu untuk bertanya tentang perkara ini (awal penciptaan)?” Nabi menjawab,

«كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ، وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى المَاءِ، وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ، وَخَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ»

“Allah itu ada dan tidak ada sesuatu pun selain-Nya, dan ‘Arsy-Nya di atas air. Dia telah menulis segala sesuatu di Adz-Dzikr (Lauh Mahfuzh), dan Dia menciptakan langit serta bumi.”

Tiba-tiba ada yang memanggil, “Untamu lepas, wahai putra Hushoin!” Maka aku pun pergi, dan ternyata untaku terhalang oleh fatamorgana (yakni hilang tidak terlihat lagi). Demi Allah, aku berharap aku membiarkannya (dan tetap mendengarkan sabda Nabi ). (HR. Al-Bukhori no. 3191)

2. Telah Ditetapkan Sebelum Diciptakan

Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash berkata, bahwa dia mendengar Rosulullah bersabda,

«كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ، قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ»

“Allah telah menulis takdir seluruh makhluk 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” Beliau menambahkan, “Dan ‘Arsy-Nya berada di atas air (sebelum itu).” (HR. Muslim no. 2653)

3. Kebesaran Allah dalam Penciptaan yang Menggetarkan Hati

Jubair bin Muth’im Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, dia mendengar Nabi membaca surat Ath-Thur dalam Sholat Maghrib. Ketika sampai pada ayat ini:

﴿أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ (35) أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ (36) أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Robb-mu atau merekakah yang berkuasa?” (QS. Ath-Thur: 35-37),

Jubair berkata, “Hampir saja jantungku terbang (karena takut). Dan itulah pertama kalinya iman menancap dalam hatiku.” (HR. Al-Bukhori no. 4854 dan 4023)

4. Menciptakan Langit dan Bumi

Anas bin Malik berkata, “Kami dilarang (Al-Quran) bertanya sesuatu kepada Rosulullah , maka kami sangat senang jika ada seorang laki-laki cerdas dari pedalaman datang dan bertanya kepada beliau, sementara kami mendengarkan.” Lalu datanglah seorang laki-laki dari pedalaman, dia berkata,

يَا مُحَمَّدُ، أَتَانَا رَسُولُكَ فَزَعَمَ لَنَا أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّ اللهَ أَرْسَلَكَ، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَمَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَمَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَمَنْ نَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، وَجَعَلَ فِيهَا مَا جَعَلَ؟ قَالَ: «اللهُ»، قَالَ: فَبِالَّذِي خَلَقَ السَّمَاءَ، وَخَلَقَ الْأَرْضَ، وَنَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، آللَّهُ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِنَا، وَلَيْلَتِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا زَكَاةً فِي أَمْوَالِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ فِي سَنَتِنَا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قَالَ: وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا حَجَّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا، قَالَ: «صَدَقَ»، قَالَ: ثُمَّ وَلَّى، قَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، لَا أَزِيدُ عَلَيْهِنَّ، وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُنَّ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَئِنْ صَدَقَ لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ»

“Wahai Muhammad, utusanmu datang kepada kami dan mengklaim bahwa engkau mengklaim bahwa Allah mengutusmu.” Nabi menjawab, “Dia berkata benar.” Orang itu bertanya, “Siapa yang menciptakan langit?” Nabi menjawab, “Allah.” Orang itu bertanya lagi, “Siapa yang menciptakan bumi?” Nabi menjawab, “Allah.” Orang itu bertanya lagi, “Siapa yang menegakkan gunung-gunung ini dan menjadikan padanya apa yang ada?” Nabi menjawab, “Allah.” Orang itu berkata, “Maka demi Dzat yang menciptakan langit, menciptakan bumi, dan menegakkan gunung-gunung ini, apakah Allah yang mengutusmu?” Nabi menjawab, “Ya.” Orang itu berkata, “Dan utusanmu mengklaim bahwa kami wajib Sholat lima waktu dalam sehari semalam.” Nabi menjawab, “Dia berkata benar.” Orang itu berkata, “Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah memerintahkanmu dengan ini?” Nabi menjawab, “Ya.” Orang itu berkata, “Dan utusanmu mengklaim bahwa kami wajib mengeluarkan Zakat dari harta kami.” Nabi menjawab, “Dia berkata benar.” Orang itu berkata, “Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah memerintahkanmu dengan ini?” Nabi menjawab, “Ya.” Orang itu berkata, “Dan utusanmu mengklaim bahwa kami wajib Puasa sebulan penuh Romadhon dalam setahun.” Nabi menjawab, “Dia berkata benar.” Orang itu berkata, “Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah memerintahkanmu dengan ini?” Nabi menjawab, “Ya.” Orang itu berkata, “Dan utusanmu mengklaim bahwa kami wajib Haji ke Baitullah bagi yang mampu melakukan perjalanan ke sana.” Nabi menjawab, “Dia berkata benar.” Kemudian orang itu berbalik pergi seraya berkata, “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan menambah dan tidak akan mengurangi sedikit pun dari kewajiban-kewajiban tersebut.” Maka Nabi bersabda, “Jika dia berkata jujur, niscaya dia akan masuk Surga.” (HR. Muslim no. 12)

5. Perjanjian Allah dengan Keturunan Adam

Ibnu ‘Abbas meriwayatkan dari Nabi bahwa beliau bersabda,

«أَخَذَ اللهُ الْمِيثَاقَ مِنْ ظَهْرِ آدَمَ بِنَعْمَانَ - يَعْنِي عَرَفَةَ - فَأَخْرَجَ مِنْ صُلْبِهِ كُلَّ ذُرِّيَّةٍ ذَرَأَهَا، فَنَثَرَهُمْ بَيْنَ يَدَيْهِ كَالذَّرِّ، ثُمَّ كَلَّمَهُمْ قِبَلًا» قَالَ: ﴿أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ﴾

“Allah mengambil perjanjian dari tulang sulbi Adam di Na’man – yaitu ‘Arofah – lalu mengeluarkan semua keturunan yang Dia ciptakan dari tulang sulbinya, kemudian menyebarkan mereka di hadapan-Nya seperti semut, lalu Dia berbicara kepada mereka secara langsung, ‘Bukankah Aku ini Robb kalian?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Robb kami), kami bersaksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami lengah terhadap ini.’ Atau (agar) kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya bapak-bapak kami telah mempersekutukan Rob sejak dahulu, sedang kami (adalah) anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat itu?’” (QS. Al-A’rof: 172-173) (HR. Ahmad no. 2455)

6. Tantangan Menandingi Penciptaan Allah

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, dia mendengar Nabi bersabda,

«قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي، فَلْيَخْلُقُوا ذَرَّةً أَوْ لِيَخْلُقُوا حَبَّةً أَوْ شَعِيرَةً»

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Siapakah yang lebih zholim daripada orang yang ingin menciptakan seperti ciptaan-Ku? Biarkanlah mereka menciptakan dzarroh (paling kecil), atau habbah (biji lebih besar dari dzarroh), atau sya’ir (lebih besar dari habbah).’” (HR. Al-Bukhori no. 7559)

7. Godaan Setan Membisikkan Siapa Pencipta Allah

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosulullah bersabda,

«يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ»

“Setan akan mendatangi salah seorang dari kalian dan berkata, ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ Hingga dia berkata, ‘Siapa yang menciptakan Robb-mu?’ Jika dia sampai pada pertanyaan itu, hendaklah dia berlindung kepada Allah dan berhenti.” (HR. Al-Bukhori no. 3276)

Dalam riwayat lain:

«لَنْ يَبْرَحَ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يَقُولُوا: هَذَا اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ، فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ؟»

“Manusia akan senantiasa bertanya-tanya hingga mereka berkata, ‘Ini Allah, pencipta segala sesuatu, lalu siapa yang menciptakan Allah?’” (HR. Al-Bukhori no. 7296)

Dalam riwayat lain:

«إِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ، فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ فَيَقُولُ: اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ فَيَقُولُ: اللَّهُ، فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ اللَّهَ؟ فَإِذَا أَحَسَّ أَحَدُكُمْ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ، فَلْيَقُلْ: آمَنْتُ بِاللَّهِ وَبِرُسُلِهِ»

“Sesungguhnya setan mendatangi salah seorang dari kalian, lalu membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan langit?’ Maka dia menjawab, ‘Allah ‘Azza wa Jalla.’ Setan berkata, ‘Siapa yang menciptakan bumi?’ Maka dia menjawab, ‘Allah.’ Setan berkata, ‘Siapa yang menciptakan Allah?’ Maka jika salah seorang dari kalian merasakan hal itu, hendaklah dia berkata, ‘Aku beriman kepada Allah dan Rosul-Rosul-Nya.’” (HR. Ahmad no. 8376)

8. Kebesaran Allah dan Cahaya Wajah-Nya

Abu Musa berkata: Rosulullah pernah berdiri di antara kami dengan lima kalimat, lalu beliau bersabda,

«إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَنَامُ، وَلَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنَامَ، يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ، يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ، وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ، حِجَابُهُ النُّورُ لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ»

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak tidur, dan tidak pantas bagi-Nya untuk tidur. Dia menurunkan dan mengangkat timbangan. Amalan malam diangkat kepada-Nya sebelum amalan siang, dan amalan siang sebelum amalan malam. Hijab-Nya adalah Cahaya. Sekiranya Dia menyingkapnya, niscaya cahaya Wajah-Nya akan membakar semua makhluk-Nya sejauh pandangan-Nya.” (HR. Muslim no. 179)

9. Kemahabaikan dan Kemahakuasaan Allah

Abu Dzarr Rodhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan dari Nabi , dalam apa yang beliau riwayatkan dari Allah Tabaroka wa Ta’ala, bahwa Allah berfirman,

«يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ، إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ، فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ، إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ، فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي، فَتَنْفَعُونِي، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ، مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ، يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا، فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ، فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ»

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharomkan kezholiman atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya harom di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzholimi. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi kalian petunjuk. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi kalian makan. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi kalian pakaian. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di siang dan malam hari, dan Aku mengampuni semua dosa, maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan mampu membahayakan-Ku sehingga kalian benar-benar bisa membahayakan-Ku, dan kalian pun tidak akan mampu memberi-Ku manfaat sehingga kalian benar-benar bisa memberi manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang yang pertama dari kalian dan orang yang terakhir dari kalian, manusia dan jin, hatinya sama dengan seorang laki-laki yang paling bertakwa di antara kalian, niscaya hal itu tidak akan menambah sedikit pun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang yang pertama dari kalian dan orang yang terakhir dari kalian, manusia dan jin, hatinya dengan seorang laki-laki yang paling durhaka dari kalian, niscaya hal itu tidak akan mengurangi sedikit pun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, sekiranya orang yang pertama dari kalian dan orang yang terakhir dari kalian, manusia dan jin, berdiri di satu tempat lalu meminta kepada-Ku, lalu Aku memberi setiap orang permintaannya, niscaya hal itu tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali sebagaimana jarum yang dicelupkan ke laut (tidak mengurangi air laut sedikit pun). Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya itu adalah amal perbuatan kalian yang Aku catat untuk kalian, kemudian Aku akan membalasnya kepada kalian. Maka Siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allah, dan siapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri.”

Said berkata, “Dulu Abu Idris Al-Khoulani, jika menyampaikan hadits ini, dia berlutut.” (HR. Muslim no. 2577)

10. Do’a Perlindungan dan Pengakuan Kekuasaan Allah

Suhail berkata, “Dulu Abu Sholih memerintahkan kami, jika salah seorang dari kami ingin tidur, hendaklah dia berbaring di sisi kanannya, kemudian mengucapkan:

«اللهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ، وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ»

‘Ya Allah, Robb (Pencipta, Pemilik, Pengatur) langit, Robb bumi, dan Robb ‘Arsy yang Agung. Robb kami dan Robb segala sesuatu, Pembelah biji tanah dan biji pohon, Penurun Taurot, Injil, dan Al-Furqon. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan segala sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau adalah Yang Pertama, maka tidak ada sesuatu pun sebelum-Mu. Engkau adalah Yang Terakhir, maka tidak ada sesuatu pun setelah-Mu. Engkau adalah Yang Zhohir (nyata), maka tidak ada sesuatu pun di atas-Mu. Engkau adalah Yang Bathin (tersembunyi), maka tidak ada sesuatu pun di bawah-Mu. Lunasilah utang kami, dan cukupkanlah kami agar terhindar dari kemiskinan.’”

Dan dia meriwayatkan hal itu dari Abu Huroiroh, dari Nabi . (HR. Muslim no. 2713)

11. Langit dan Bumi dalam Genggaman Allah

Abdullah bin ‘Umar berkata, Rosulullah bersabda,

«يَطْوِي اللهُ عَزَّ وَجَلَّ السَّمَاوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ. ثُمَّ يَطْوِي الْأَرَضِينَ بِشِمَالِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ»

“Allah ‘Azza wa Jalla akan melipat langit-langit pada hari Kiamat, kemudian Dia mengambilnya dengan Tangan Kanan-Nya, lalu berfirman, ‘Akulah Raja! Mana orang-orang yang sombong? Mana orang-orang yang angkuh? Kemudian Dia melipat bumi dengan Tangan Kiri-Nya, lalu berfirman, ‘Akulah Raja! Mana orang-orang yang sombong? Mana orang-orang yang angkuh?’” (HR. Muslim no. 2788)

Dari Abu Huroiroh, dia berkata, “Aku mendengar Rosulullah bersabda,

«يَقْبِضُ اللَّهُ الأَرْضَ، وَيَطْوِي السَّمَوَاتِ بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا المَلِكُ، أَيْنَ مُلُوكُ الأَرْضِ»

‘Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan Tangan Kanan-Nya, kemudian berfirman, ‘Akulah Raja! Mana raja-raja bumi?’” (HR. Al-Bukhori no. 4812)

12. Seluruh Makhluk di Atas Jari Allah

Abdullah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Seorang pendeta Yahudi datang kepada Rosulullah lalu berkata,

يَا مُحَمَّدُ إِنَّا نَجِدُ: أَنَّ اللَّهَ يَجْعَلُ السَّمَوَاتِ عَلَى إِصْبَعٍ وَالأَرَضِينَ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالشَّجَرَ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالمَاءَ وَالثَّرَى عَلَى إِصْبَعٍ، وَسَائِرَ الخَلاَئِقِ عَلَى إِصْبَعٍ، فَيَقُولُ أَنَا المَلِكُ، فَضَحِكَ النَّبِيُّ ﷺ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ تَصْدِيقًا لِقَوْلِ الحَبْرِ، ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: ﴿وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ، وَالأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ، وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ، سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ﴾

‘Wahai Muhammad, sesungguhnya kami mendapati (dalam Taurot): bahwa Allah menjadikan langit-langit di atas satu jari, bumi-bumi di atas satu jari, pepohonan di atas satu jari, air dan tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk lainnya di atas satu jari, lalu Dia berfirman, ‘Akulah Raja.’’ Maka Nabi tertawa hingga terlihat gigi geraham beliau, membenarkan perkataan pendeta itu. Kemudian Rosulullah membaca: ‘Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat, dan langit-langit digulung dengan Tangan Kanan-Nya. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan.’(QS. Az-Zumar: 67)

13. Ketundukan Malaikat terhadap Firman Allah

Abu Huroiroh berkata, “Nabi Allah bersabda,

«إِذَا قَضَى اللَّهُ الأَمْرَ فِي السَّمَاءِ، ضَرَبَتِ المَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ، فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا لِلَّذِي قَالَ: الحَقَّ، وَهُوَ العَلِيُّ الكَبِيرُ، فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ، وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ»

‘Jika Allah menetapkan suatu perkara di langit, para Malaikat akan mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk kepada Firman-Nya, seolah-olah seperti rantai menggesek batu licin. Jika rasa takut telah hilang dari hati mereka, mereka bertanya, ‘Apa yang Robb kalian katakan?’ Mereka menjawab kepada yang bertanya, ‘Kebenaran. Dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.’ Maka pencuri pendengaran (setan) mendengarnya, dan masing-masing pencuri pendengaran itu (dari para dukun) melakukan seperti ini.” (HR. Al-Bukhori no. 4800)

14. Keagungan dan Kesombongan Hanya Milik Allah

Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Huroiroh berkata, Rosulullah bersabda,

«الْعِزُّ إِزَارُهُ، وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَاؤُهُ، فَمَنْ يُنَازِعُنِي عَذَّبْتُهُ»

“Keagungan adalah sarung-Nya, dan kesombongan adalah selendang-Nya. Siapa yang menyaingi-Ku, niscaya Aku akan mengadzabnya.” (HR. Muslim no. 2620)

Dalam riwayat lain:

«الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا، قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ»

“Kesombongan adalah selendang-Ku, dan keagungan adalah sarung-Ku. Siapa yang menyaingi-Ku pada salah satunya, niscaya Aku akan melemparkannya ke dalam Neraka.” (HR. Abu Dawud no. 4090)

15. Do’a Rosulullah yang Komprehensif

Ubaidullah bin Abdullah Az-Zuroqi berkata, “Ketika terjadi Perang Uhud dan kaum musyrikin telah mundur, Rosulullah bersabda, ‘Berdirilah kalian dalam barisan agar aku dapat memuji Robb-ku.’ Maka mereka berbaris di belakang beliau. Lalu beliau berdoa,

«اللهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ، اللهُمَّ لَا قَابِضَ لِمَا بَسَطْتَ، وَلَا بَاسِطَ لِمَا قَبَضْتَ، وَلَا هَادِيَ لِمَا أَضْلَلْتَ، وَلَا مُضِلَّ لِمَنْ هَدَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُقَرِّبَ لِمَا بَاعَدْتَ، وَلَا مُبَاعِدَ لِمَا قَرَّبْتَ، اللهُمَّ ابْسُطْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِكَ وَرَحْمَتِكَ وَفَضْلِكَ وَرِزْقِكَ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ النَّعِيمَ الْمُقِيمَ الَّذِي لَا يَحُولُ وَلَا يَزُولُ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ النَّعِيمَ يَوْمَ الْعَيْلَةِ وَالْأَمْنَ يَوْمَ الْخَوْفِ، اللهُمَّ إِنِّي عَائِذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَعْطَيْتَنَا وَشَرِّ مَا مَنَعْتَ، اللهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ، وَالْفُسُوقَ، وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ، اللهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ، وَأَحْيِنَا مُسْلِمِينَ، وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِينَ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا مَفْتُونِينَ، اللهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، وَاجْعَلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ، اللهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَهَ الْحَقِّ»

‘Ya Allah, segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah pengatur segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau tahan. Tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepada apa yang Engkau sesatkan, dan tidak ada yang dapat menyesatkan orang yang Engkau beri petunjuk. Tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau tahan, dan tidak ada yang dapat menahan apa yang Engkau berikan. Tidak ada yang dapat mendekatkan apa yang Engkau jauhkan, dan tidak ada yang dapat menjauhkan apa yang Engkau dekatkan. Ya Allah, luaskanlah kepada kami dari keberkahan-Mu, rohmat-Mu, karunia-Mu, dan rezeki-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kenikmatan yang kekal yang tidak berubah dan tidak hilang. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kenikmatan pada hari kesulitan dan keamanan pada hari ketakutan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang Engkau berikan kepada kami dan keburukan apa yang Engkau tahan. Ya Allah, jadikanlah kami mencintai iman dan hiasilah ia di dalam hati kami, dan jadikanlah kami membenci kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah, wafatkanlah kami dalam keadaan Muslim, hidupkanlah kami dalam keadaan Muslim, dan gabungkanlah kami dengan orang-orang sholih tanpa kehinaan dan fitnah. Ya Allah, perangilah orang-orang kafir yang mendustakan Rosul-Rosul-Mu dan menghalangi jalan-Mu, dan timpakanlah kepada mereka adzab dan siksa-Mu. Ya Allah, perangilah orang-orang kafir yang diberi Kitab, wahai Ilah Yang Haq.’” (HR. Ahmad no. 15492)

16. Andai Allah Menyiksa Seluruh Makhluk

Ibnu Ad-Dailami berkata, “Aku mendatangi Ubay bin Ka’b, lalu aku berkata kepadanya, ‘Ada sesuatu tentang takdir yang terlintas (buruk) dalam hatiku, maka ceritakanlah kepadaku sesuatu agar Allah menghilangkannya dari hatiku.’” Ubay menjawab,

«لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ، وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ، وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ»

“Sekiranya Allah mengadzab penduduk langit-Nya dan penduduk bumi-Nya, niscaya Dia akan mengadzab mereka dan Dia tidak berbuat zholim kepada mereka. Dan sekiranya Dia merohmati mereka, niscaya rohmat-Nya lebih baik bagi mereka daripada amal perbuatan mereka. Dan sekiranya engkau menginfakkan emas seberat gunung Uhud di jalan Allah, niscaya Allah tidak akan menerimanya darimu hingga engkau beriman kepada takdir, dan engkau mengetahui bahwa apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu, dan apa yang meleset darimu tidak akan menimpamu. Dan sekiranya engkau mati di atas selain keyakinan ini, niscaya engkau akan masuk Neraka.”

Kemudian aku mendatangi Abdullah bin Mas’ud, lalu dia berkata yang serupa. Kemudian aku mendatangi Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu dia berkata yang serupa. Kemudian aku mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu dia meriwayatkan kepadaku dari Nabi yang serupa. (HR. Abu Dawud no. 4699)

17. Tangan Allah yang Penuh Berkah Tidak Pernah Berkurang

Abu Huroiroh meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda,

«يَدُ اللَّهِ مَلْأَى لاَ يَغِيضُهَا نَفَقَةٌ، سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ، وَقَالَ: أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَغِضْ مَا فِي يَدِهِ، وَقَالَ: عَرْشُهُ عَلَى المَاءِ، وَبِيَدِهِ الأُخْرَى المِيزَانُ، يَخْفِضُ وَيَرْفَعُ»

“Tangan Allah penuh, tidak berkurang karena memberi, Dia senantiasa memberi pada siang dan malam. Tidakkah kalian melihat apa yang telah Dia infakkan (berikan) sejak menciptakan langit dan bumi? Sesungguhnya hal itu tidak mengurangi apa yang ada di Tangan-Nya.’ Beliau bersabda, ‘‘Arsy-Nya di atas air, dan di Tangan-Nya yang lain ada timbangan, Dia merendahkan dan meninggikan.’” (HR. Al-Bukhori no. 7411)

Dalam riwayat lain:

«إِنَّ يَمِينَ اللَّهِ مَلْأَى لاَ يَغِيضُهَا نَفَقَةٌ، سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ، أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَنْقُصْ مَا فِي يَمِينِهِ، وَعَرْشُهُ عَلَى المَاءِ، وَبِيَدِهِ الأُخْرَى الفَيْضُ - أَوِ القَبْضُ - يَرْفَعُ وَيَخْفِضُ»

“Sesungguhnya Tangan Kanan Allah penuh, tidak berkurang karena nafkah (memberi), Dia senantiasa memberi pada siang dan malam. Tidakkah kalian melihat apa yang telah Dia infakkan sejak menciptakan langit dan bumi? Sesungguhnya hal itu tidak mengurangi apa yang ada di Tangan Kanan-Nya. Dan ‘Arsy-Nya di atas air, dan di Tangan-Nya yang lain ada kelimpahan – atau genggaman – Dia mengangkat dan merendahkan.” (HR. Al-Bukhori no. 7419)

18. Tuduhan Allah Memiliki Anak dan Tidak Mampu Membangkitkan

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan dari Nabi , beliau bersabda,

«قَالَ اللَّهُ: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: لَنْ يُعِيدَنِي، كَمَا بَدَأَنِي، وَلَيْسَ أَوَّلُ الخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا وَأَنَا الأَحَدُ الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفْئًا أَحَدٌ»

“Allah berfirman, ‘Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal hal itu tidak pantas baginya, dan dia telah mencela-Ku, padahal hal itu tidak pantas baginya. Adapun pendustaannya terhadap-Ku adalah perkataannya: ‘Allah tidak akan mengembalikan (membangkitkan) aku (setelah mati) sebagaimana Dia memulai (penciptaan) aku.’ Padahal penciptaan yang pertama tidaklah lebih mudah bagi-Ku daripada mengulanginya. Adapun celaannya terhadap-Ku adalah perkataannya: ‘Allah mengambil anak. Padahal Aku adalah Yang Esa, Yang Maha Dibutuhkan, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Ku.’” (HR. Al-Bukhori no. 4974)

Dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma, dari Nabi , beliau bersabda,

«قَالَ اللَّهُ: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَزَعَمَ أَنِّي لاَ أَقْدِرُ أَنْ أُعِيدَهُ كَمَا كَانَ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ، فَقَوْلُهُ لِي وَلَدٌ، فَسُبْحَانِي أَنْ أَتَّخِذَ صَاحِبَةً أَوْ وَلَدًا»

“Allah berfirman, ‘Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal hal itu tidak pantas baginya, dan dia telah mencela-Ku, padahal hal itu tidak pantas baginya. Adapun pendustaannya terhadap-Ku adalah karena dia mengira bahwa Aku tidak mampu mengembalikannya seperti semula (setelah mati). Adapun celaannya terhadap-Ku adalah perkataannya Aku memiliki anak. Mahasuci Aku dari mengambil seorang istri atau anak.’” (HR. Al-Bukhori no. 4482)

19. Tanda-tanda Kebesaran Allah bagi Orang Berakal

‘Aisyah meriwayatkan dari Nabi bahwa beliau bersabda,

«لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا: ﴿إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾»

“Sungguh, tadi malam telah turun kepadaku sebuah ayat, celakalah orang yang membacanya tetapi tidak merenungkan isinya: ‘Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Robb kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari adzab Neraka.’’” (QS. Ali ‘Imron: 190-191) (HR. Ibnu Hibban no. 620)

20. Beriman Kepada Allah Kafir Kepada Bintang

Zaid bin Kholid Al-Juhani berkata, “Rosulullah Sholat Subuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Setelah selesai Sholat, beliau menoleh kepada orang-orang dan bersabda, ‘Tahukah kalian apa yang Robb kalian katakan?’” Mereka menjawab, “Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda,

«أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ بِالكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي وَمُؤْمِنٌ بِالكَوْكَبِ»

“Pagi ini ada di antara hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Adapun orang yang berkata, ‘Kami diberi hujan dengan karunia dan rohmat Allah,’ maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang. Adapun orang yang berkata, ‘(Kami diberi hujan) dengan sebab bintang ini dan itu,’ maka itulah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.” (HR. Al-Bukhori no. 846)

21. Hanya Allah yang Mengatur Waktu

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosulullah bersabda,

«يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي الأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ»

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Anak Adam menyakiti-Ku dengan mencaci maki masa, padahal Aku pengatur masa. Di Tangan-Ku segala urusan, Aku membolak-balikkan malam dan siang.’” (HR. Al-Bukhori no. 4826)

Dalam riwayat lain:

«يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَقُولُ: يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ فَلَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ: يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ فَإِنِّي أَنَا الدَّهْرُ، أُقَلِّبُ لَيْلَهُ وَنَهَارَهُ، فَإِذَا شِئْتُ قَبَضْتُهُمَا»

“Anak Adam menyakiti-Ku dengan berkata, ‘Alangkah sialnya masa!’ Maka janganlah salah seorang dari kalian berkata, ‘Alangkah sialnya masa!’ Karena sesungguhnya Aku pengatur masa, Aku membolak-balikkan malam dan siangnya, dan jika Aku menghendaki, Aku akan menggenggam keduanya.” (HR. Muslim no. 2246)

22. Perjalanan Matahari dan Tanda Kiamat

Abu Dzarr Rodhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa Nabi bersabda kepadanya ketika matahari terbenam, “Tahukah engkau ke mana matahari ini pergi?” Aku menjawab, “Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda,

«فَإِنَّهَا تَذْهَبُ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ العَرْشِ، فَتَسْتَأْذِنَ فَيُؤْذَنُ لَهَا وَيُوشِكُ أَنْ تَسْجُدَ، فَلاَ يُقْبَلَ مِنْهَا، وَتَسْتَأْذِنَ فَلاَ يُؤْذَنَ لَهَا يُقَالُ لَهَا: ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ العَزِيزِ العَلِيمِ﴾»

“Sesungguhnya ia pergi hingga bersujud di bawah ‘Arsy, lalu meminta izin (kembali terbit dari timur) dan diizinkan baginya. Dan hampir tiba waktunya ia bersujud, lalu tidak diterima sujudnya, dan meminta izin lalu tidak diizinkan baginya, dikatakan kepadanya: ‘Kembalilah dari tempatmu datang! (Yakni terbir dari barat).’ Maka ia terbit dari tempat terbenamnya (barat). Itulah firman Allah Ta’ala: ‘Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.’ (QS. Yasin: 38)(HR. Al-Bukhori no. 3199)

Dalam riwayat lain: “Tahukah kalian ke mana matahari ini pergi?” Mereka menjawab, “Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda,

«إِنَّ هَذِهِ تَجْرِي حَتَّى تَنْتَهِيَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ، فَتَخِرُّ سَاجِدَةً، فَلَا تَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يُقَالَ لَهَا: ارْتَفِعِي، ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتَرْجِعُ فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلِعِهَا، ثُمَّ تَجْرِي حَتَّى تَنْتَهِيَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ، فَتَخِرُّ سَاجِدَةً، وَلَا تَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يُقَالَ لَهَا: ارْتَفِعِي، ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتَرْجِعُ فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلِعِهَا، ثُمَّ تَجْرِي لَا يَسْتَنْكِرُ النَّاسَ مِنْهَا شَيْئًا حَتَّى تَنْتَهِيَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا ذَاكَ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَيُقَالُ لَهَا: ارْتَفِعِي أَصْبِحِي طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِكِ، فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِهَا»

“Sesungguhnya ini berjalan hingga sampai pada tempat peredarannya di bawah ‘Arsy, lalu ia bersujud. Ia akan senantiasa demikian hingga dikatakan kepadanya: ‘Bangkitlah, kembalilah dari tempatmu datang!’ Maka ia kembali dan terbit dari tempat terbitnya. Kemudian ia berjalan hingga sampai pada tempat peredarannya di bawah ‘Arsy, lalu ia bersujud. Ia akan senantiasa demikian hingga dikatakan kepadanya: ‘Bangkitlah, kembalilah dari tempatmu datang!’ Maka ia kembali dan terbit dari tempat terbitnya. Kemudian ia berjalan dan orang-orang tidak menganggapnya aneh sedikit pun hingga sampai pada tempat peredarannya itu di bawah ‘Arsy, lalu dikatakan kepadanya: ‘Bangkitlah, terbitlah dari tempat terbenammu!’ Maka ia terbit dari tempat terbenamnya.”

Rosulullah bersabda,

«أَتَدْرُونَ مَتَى ذَاكُمْ؟ ذَاكَ حِينَ ﴿لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا﴾ [الأنعام: 158]»

“Tahukah kalian kapan itu? Itu terjadi ketika ‘tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) mengusahakan kebaikan dalam imannya.’ (QS. Al-An’am: 158)(HR. Muslim no. 159)

23. Perbandingan Langit, Kursi, dan ‘Arsy

Abu Dzarr Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Nabi bersabda,

«مَا السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ فِي الْكُرْسِيِّ إِلَّا كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ فِي أَرْضِ فَلَاةٍ، وَفَضَلُ الْعَرْشِ عَلَى الْكُرْسِيِّ كَفَضْلِ الْفَلَاةِ عَلَى تِلْكَ الْحَلْقَةِ»

“Tujuh langit di dalam Kursi tidak lain hanyalah seperti cincin yang dilemparkan di tanah lapang. Dan keutamaan ‘Arsy atas Kursi adalah seperti keutamaan tanah lapang atas cincin itu.” (HR. Al-Baihaqi dalam Al-Asma wa Ash-Shifat no. 861)

24. Rohmat Allah Mengalahkan Murka-Nya

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, Rosulullah bersabda,

«لَمَّا قَضَى اللَّهُ الخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ العَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي»

“Ketika Allah menyelesaikan penciptaan, Dia menulis dalam Kitab-Nya – dan Kitab itu ada di sisi-Nya di atas ‘Arsy – ‘Sesungguhnya rohmat-Ku mengalahkan murka-Ku.’” (HR. Al-Bukhori no. 3194)

Dalam riwayat lain:

«إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ الخَلْقَ: إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي، فَهُوَ مَكْتُوبٌ عِنْدَهُ فَوْقَ العَرْشِ»

“Sesungguhnya Allah menulis sesuatu sebelum Dia menciptakan makhluk: ‘Sesungguhnya rohmat-Ku mendahului murka-Ku.’ Maka Kitab itu tertulis di sisi-Nya di atas ‘Arsy.” (HR. Al-Bukhori no. 7554)

25. Do’a Nabi di Malam Hari tentang Keesaan dan Kekuasaan Allah

Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhuma berkata, “Apabila Nabi bangun di malam hari untuk Tahajjud, beliau berdoa,

«اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ ﷺ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ»

‘Ya Allah, segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah Pengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya. Segala puji hanya milik-Mu, hanya milik-Mu kerajaan langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya. Segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah Cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya. Segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah Raja langit dan bumi. Segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah kebenaran, janji-Mu adalah kebenaran, pertemuan dengan-Mu adalah kebenaran, firman-Mu adalah kebenaran, Surga adalah kebenaran, Neraka adalah kebenaran, para Nabi adalah kebenaran, Muhammad adalah kebenaran, dan hari Kiamat adalah kebenaran. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan (nama-Mu) aku berdebat, dan hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah Yang Mendahulukan dan Engkaulah Yang Mengakhirkan. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.’” (HR. Al-Bukhori no. 1120)

Dalam riwayat lain:

«اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الحَقُّ، وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَقَوْلُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الحَقُّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلَهِي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ»

“Ya Allah, segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah Cahaya langit dan bumi. Segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah Pengatur langit dan bumi. Segala puji hanya milik-Mu, Engkaulah Robb langit dan bumi serta siapa saja yang ada di dalamnya. Engkaulah kebenaran, janji-Mu adalah kebenaran, firman-Mu adalah kebenaran, pertemuan dengan-Mu adalah kebenaran, Surga adalah kebenaran, Neraka adalah kebenaran, para Nabi adalah kebenaran, dan hari Kiamat adalah kebenaran. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan (nama-Mu) aku berdebat, dan hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah Ilah-ku, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Al-Bukhori no. 7499)

26. Diampuni karena Takut kepada Allah

Abu Huroiroh meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda,

«قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ: فَإِذَا مَاتَ فَحَرِّقُوهُ وَاذْرُوا نِصْفَهُ فِي البَرِّ، وَنِصْفَهُ فِي البَحْرِ، فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا لاَ يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ العَالَمِينَ، فَأَمَرَ اللَّهُ البَحْرَ فَجَمَعَ مَا فِيهِ، وَأَمَرَ البَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيهِ، ثُمَّ قَالَ: لِمَ فَعَلْتَ؟ قَالَ: مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ، فَغَفَرَ لَهُ»

“Ada seorang laki-laki yang tidak pernah berbuat kebaikan sedikit pun berkata, ‘Jika aku mati, bakarlah aku dan taburkan separuhnya di daratan dan separuhnya di lautan. Demi Allah, jika Allah mampu mengadiliku, niscaya Dia akan mengadzabku dengan adzab yang tidak pernah Dia timpakan kepada siapa pun di alam semesta ini.’ Maka Allah memerintahkan laut untuk mengumpulkan apa yang ada di dalamnya, dan memerintahkan daratan untuk mengumpulkan apa yang ada di dalamnya. Kemudian Allah berfirman, ‘Mengapa engkau melakukan itu?’ Laki-laki itu menjawab, ‘Karena takut kepada-Mu, dan Engkau lebih mengetahui.’ Maka Dia mengampuninya.” (HR. Al-Bukhori no. 7506)

Dalam riwayat lain:

«كَانَ رَجُلٌ يُسْرِفُ عَلَى نَفْسِهِ فَلَمَّا حَضَرَهُ المَوْتُ قَالَ لِبَنِيهِ: إِذَا أَنَا مُتُّ فَأَحْرِقُونِي، ثُمَّ اطْحَنُونِي، ثُمَّ ذَرُّونِي فِي الرِّيحِ، فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ عَلَيَّ رَبِّي لَيُعَذِّبَنِّي عَذَابًا مَا عَذَّبَهُ أَحَدًا، فَلَمَّا مَاتَ فُعِلَ بِهِ ذَلِكَ، فَأَمَرَ اللَّهُ الأَرْضَ فَقَالَ: اجْمَعِي مَا فِيكِ مِنْهُ، فَفَعَلَتْ، فَإِذَا هُوَ قَائِمٌ، فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ؟ قَالَ: يَا رَبِّ خَشْيَتُكَ وفي رواية: مَخَافَتُكَ يَا رَبِّ - فَغَفَرَ لَهُ»

“Ada seorang laki-laki yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri (yakni banyak bermaksiat). Ketika kematian mendatanginya, dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Jika aku mati, bakarlah aku, kemudian haluskanlah aku, lalu taburkanlah aku di atas angin. Demi Allah, jika Robb-ku mampu mengadiliku, niscaya Dia akan mengadzabku dengan adzab yang tidak pernah Dia timpakan kepada siapa pun.’ Ketika dia meninggal, hal itu dilakukan kepadanya. Maka Allah memerintahkan bumi dengan berfirman, ‘Kumpulkanlah apa yang ada padamu darinya,’ maka bumi melakukannya, dan tiba-tiba dia berdiri. Allah berfirman, ‘Apa yang mendorongmu melakukan apa yang telah engkau lakukan?’ Laki-laki itu menjawab, ‘Wahai Robb-ku, karena rasa takut kepada-Mu’ – dalam riwayat lain: ‘ketakutan kepada-Mu, wahai Robb-ku.’ – Maka Dia mengampuninya.” (HR. Al-Bukhori no. 3481)

Abu Sa’id Al-Khudri meriwayatkan dari Nabi ,

«أَنَّ رَجُلًا فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، رَاشَهُ اللهُ مَالًا وَوَلَدًا، فَقَالَ لِوَلَدِهِ: لَتَفْعَلُنَّ مَا آمُرُكُمْ بِهِ أَوْ لَأُوَلِّيَنَّ مِيرَاثِي غَيْرَكُمْ، إِذَا أَنَا مُتُّ، فَأَحْرِقُونِي - وَأَكْثَرُ عِلْمِي أَنَّهُ قَالَ - ثُمَّ اسْحَقُونِي، وَاذْرُونِي فِي الرِّيحِ، فَإِنِّي لَمْ أَبْتَهِرْ عِنْدَ اللهِ خَيْرًا، وَإِنَّ اللهَ يَقْدِرُ عَلَيَّ أَنْ يُعَذِّبَنِي، قَالَ: فَأَخَذَ مِنْهُمْ مِيثَاقًا، فَفَعَلُوا ذَلِكَ بِهِ، وَرَبِّي، فَقَالَ اللهُ: مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا فَعَلْتَ؟ فَقَالَ: مَخَافَتُكَ، قَالَ فَمَا تَلَافَاهُ غَيْرُهَا»

“Seorang laki-laki dari umat sebelum kalian, Allah memberinya harta dan anak. Lalu dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Kalian harus melakukan apa yang aku perintahkan kepada kalian atau aku akan mewariskan hartaku kepada selain kalian: jika aku mati, bakarlah aku – rowi berkata: dugaanku dia berkata – kemudian haluskanlah aku, dan taburkanlah aku di udara berangin. Sesungguhnya aku tidak pernah melakukan kebaikan sedikit pun di sisi Allah (selain beriman), dan sesungguhnya Allah mampu mengadzabku.’” Nabi bersabda, “Maka dia mengambil janji dari mereka, lalu mereka melakukan itu kepadanya, demi Robb-ku. Kemudian Allah berfirman, ‘Apa yang mendorongmu melakukan apa yang telah engkau lakukan?’ Laki-laki itu menjawab, ‘Ketakutan kepada-Mu.’ Maka tidak ada yang menyelamatkannya kecuali rohmat itu.” (HR. Muslim no. 2757)

Dalam riwayat lain:

«أَنَّهُ ذَكَرَ رَجُلًا فِيمَنْ سَلَفَ - أَوْ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، قَالَ: كَلِمَةً: يَعْنِي - أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا وَوَلَدًا، فَلَمَّا حَضَرَتِ الوَفَاةُ، قَالَ لِبَنِيهِ: أَيَّ أَبٍ كُنْتُ لَكُمْ؟ قَالُوا: خَيْرَ أَبٍ، قَالَ: فَإِنَّهُ لَمْ يَبْتَئِرْ - أَوْ لَمْ يَبْتَئِزْ - عِنْدَ اللَّهِ خَيْرًا، وَإِنْ يَقْدِرِ اللَّهُ عَلَيْهِ يُعَذِّبْهُ، فَانْظُرُوا إِذَا مُتُّ فَأَحْرِقُونِي حَتَّى إِذَا صِرْتُ فَحْمًا فَاسْحَقُونِي - أَوْ قَالَ: فَاسْحَكُونِي -، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ رِيحٍ عَاصِفٍ فَأَذْرُونِي فِيهَا، فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ ﷺ: فَأَخَذَ مَوَاثِيقَهُمْ عَلَى ذَلِكَ وَرَبِّي، فَفَعَلُوا، ثُمَّ أَذْرَوْهُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ، فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُنْ، فَإِذَا هُوَ رَجُلٌ قَائِمٌ، قَالَ اللَّهُ: أَيْ عَبْدِي مَا حَمَلَكَ عَلَى أَنْ فَعَلْتَ مَا فَعَلْتَ؟ قَالَ: مَخَافَتُكَ، - أَوْ فَرَقٌ مِنْكَ -، قَالَ: فَمَا تَلاَفَاهُ أَنْ رَحِمَهُ عِنْدَهَا» وَقَالَ مَرَّةً أُخْرَى: «فَمَا تَلاَفَاهُ غَيْرُهَا»

“Bahwasanya Nabi menyebutkan seorang laki-laki dari umat terdahulu – atau dari umat sebelum kalian, beliau berkata sebuah kalimat – yaitu Allah memberinya harta dan anak. Ketika kematian mendatanginya, dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Ayah macam apa aku bagi kalian?’ Mereka menjawab, ‘Ayah yang terbaik.’ Dia berkata, ‘Sesungguhnya ayah kalian tidak pernah melakukan kebaikan sedikit pun di sisi Allah (selain beriman), dan jika Allah mampu mengadilinya, niscaya Dia akan mengadzabnya. Maka lihatlah, jika aku mati, bakarlah aku hingga aku menjadi arang, lalu haluskanlah aku – atau beliau berkata: ‘hancurkanlah aku’ –, dan jika pada hari angin bertiup kencang, taburkanlah aku.’” Nabi Allah bersabda, “Maka dia mengambil janji dari mereka atas hal itu, demi Robb-ku, lalu mereka melakukannya. Kemudian mereka menaburkannya pada hari yang berangin kencang. Maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Kun (Jadilah)!’ Tiba-tiba dia menjadi seorang laki-laki yang berdiri. Allah berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, apa yang mendorongmu melakukan apa yang telah engkau lakukan?’ Laki-laki itu menjawab, ‘Ketakutan kepada-Mu, – atau ketakutan dari-Mu.’ – Nabi bersabda, ‘Maka tidak ada yang menyelamatkannya selain rohmat-Nya saat itu.’” Dan beliau berkata di lain waktu, “Maka tidak ada yang menyelamatkannya selain itu.” (HR. Al-Bukhori no. 7508)

27. Allah Maha Mendengar Segala Sesuatu

Abdullah Rodhiyallahu ‘Anhu berkata, “Berkumpul di dekat Ka’bah dua orang dari Tsaqif dan seorang dari Quroisy – atau dua orang Quroisy dan seorang Tsaqif – perut mereka banyak lemaknya, pemahaman hati mereka sedikit (bodoh agama). Salah seorang dari mereka berkata, ‘Apakah kalian berpikir bahwa Allah mendengar apa yang kita katakan?’ Yang lain berkata, ‘Dia mendengar jika kita mengeraskan suara dan tidak mendengar jika kita menyembunyikannya.’ Dan yang lain berkata, ‘Jika Dia mendengar jika kita mengeraskan suara, maka Dia juga mendengar jika kita menyembunyikannya.’ Maka Allah Ta’ala menurunkan (ayat):

﴿وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلاَ أَبْصَارُكُمْ وَلاَ جُلُودُكُمْ﴾ [فصلت: 22] الآيَةَ

‘Kamu tidak dapat bersembunyi (dari pandangan Allah) agar pendengaran, penglihatan, dan kulitmu tidak menjadi saksi terhadapmu.’ (QS. Fushshilat: 22) hingga akhir ayat.”[1] (HR. Al-Bukhori no. 7521)

Dalam riwayat lain: “Maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, ‘Apakah kalian berpikir bahwa Allah mendengar pembicaraan kita?’ Sebagian mereka berkata, ‘Dia mendengar sebagiannya.’ Dan sebagian yang lain berkata, ‘Jika Dia mendengar sebagiannya, niscaya Dia mendengar keseluruhannya.’” (HR. Al-Bukhori no. 4816)

28. Lima Kunci Ghoib yang Hanya Diketahui Allah

Ibnu ‘Umar berkata, Rosulullah bersabda,

«مِفْتَاحُ الغَيْبِ خَمْسٌ لاَ يَعْلَمُهَا إِلَّا اللَّهُ: لاَ يَعْلَمُ أَحَدٌ مَا يَكُونُ فِي غَدٍ، وَلاَ يَعْلَمُ أَحَدٌ مَا يَكُونُ فِي الأَرْحَامِ، وَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا، وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ، وَمَا يَدْرِي أَحَدٌ مَتَى يَجِيءُ المَطَرُ»

“Kunci-kunci ghoib ada lima yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah: Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi besok, tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim, tidak ada jiwa yang mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok, tidak ada jiwa yang mengetahui di bumi mana dia akan mati, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan hujan akan turun.” (HR. Al-Bukhori no. 1039)

Dalam riwayat lain:

«مَفَاتِحُ الغَيْبِ خَمْسٌ لاَ يَعْلَمُهَا إِلَّا اللَّهُ: لاَ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ إِلَّا اللَّهُ، وَلاَ يَعْلَمُ مَا تَغِيضُ الأَرْحَامُ إِلَّا اللَّهُ، وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى يَأْتِي المَطَرُ أَحَدٌ إِلَّا اللَّهُ، وَلاَ تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ، وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا اللَّهُ»

“Kunci-kunci ghoib ada lima yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah: Tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi besok kecuali Allah, tidak ada yang mengetahui apa yang dikandung rahim kecuali Allah, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan hujan akan datang kecuali Allah, tidak ada jiwa yang mengetahui di bumi mana dia akan mati, dan tidak ada yang mengetahui kapan hari Kiamat akan terjadi kecuali Allah.” (HR. Al-Bukhori no. 4697)

Dalam riwayat lain:

«مَفَاتِيحُ الغَيْبِ خَمْسٌ»، ثُمَّ قَرَأَ: ﴿إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ﴾

“Kunci-kunci ghoib ada lima,” kemudian beliau membaca: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34) (HR. Al-Bukhori no. 4778)

29. Langit yang Berderit karena Banyaknya Muatan

Abu Dzarr berkata, Rosulullah bersabda,

«إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا»

“Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat, dan mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit berderit, dan pantaslah baginya untuk berderit. Tidak ada di dalamnya tempat selebar empat jari kecuali ada Malaikat yang meletakkan dahinya bersujud kepada Allah. Demi Allah, sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. At-Tirmidzi no. 2312)

30. Kebesaran Allah dalam Rukuk dan Sujud Nabi

Auf bin Malik Al-Ashja’i berkata, “Aku pernah Sholat malam bersama Rosulullah . Beliau berdiri lalu membaca surat Al-Baqoroh. Beliau tidak melewati ayat rohmat kecuali berhenti dan memohon (rohmat), dan tidak melewati ayat adzab kecuali berhenti dan berlindung (dari adzab). Kemudian beliau rukuk selama beliau berdiri, beliau mengucapkan dalam rukuknya:

«سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ»

‘Mahasuci Dzat Yang Maha Memiliki Kekuatan, Kerajaan, Keagungan, dan Kebesaran.’ Kemudian beliau sujud selama beliau berdiri, kemudian beliau mengucapkan dalam sujudnya yang serupa itu.’” (HR. Abu Dawud no. 873)

31. Pendengaran Allah yang Meliputi Segala Suara

‘Aisyah berkata, “Segala puji bagi Allah Yang Pendengaran-Nya meliputi semua suara. Sungguh, Khoulah datang kepada Rosulullah mengeluhkan suaminya, dan pembicaraannya tersembunyi bagiku. Maka Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan (ayat):

﴿قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا﴾

‘Sungguh, Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengeluh kepada Allah. Allah mendengar percakapan kalian berdua.’ (QS. Al-Mujadilah: 1) hingga akhir ayat[2].” (HR. An-Nasa’i no. 3460)

32. Hati Manusia dalam Genggaman Allah

Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash berkata, bahwa dia mendengar Rosulullah bersabda,

«إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ، كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ» ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «اللهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ»

“Sesungguhnya hati anak cucu Adam semuanya berada di antara dua jari dari jari-jemari Ar-Rohman, seperti satu hati, Dia membolak-balikkannya ke mana saja Dia kehendaki.” Kemudian Rosulullah bersabda, “Ya Allah, Dzat Yang Membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan-Mu.” (HR. Muslim no. 2654)

Anas berkata, “Rosulullah sering mengucapkan: ‘Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.’” Maka aku berkata, “Wahai Rosulullah, kami telah beriman kepadamu dan kepada apa yang engkau bawa, apakah engkau khawatir terhadap kami?” Beliau bersabda,

«نَعَمْ، إِنَّ القُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ»

“Ya, sesungguhnya hati itu berada di antara dua jari dari jari-jemari Allah, Dia membolak-balikkannya sebagaimana Dia kehendaki.” (HR. At-Tirmidzi no. 2140)

33. Kesibukan Allah dalam Mengatur Urusan Makhluk

Abu Darda’ meriwayatkan dari Nabi tentang firman Allah Ta’ala:

﴿كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ﴾ [الرحمن: 29] ، قَالَ: «مِنْ شَأْنِهِ أَنْ يَغْفِرَ ذَنْبًا، وَيُفَرِّجَ كَرْبًا، وَيَرْفَعَ قَوْمًا، وَيَخْفِضَ آخَرِينَ»

“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rohman: 29). Beliau bersabda, “Termasuk dari kesibukan-Nya adalah mengampuni dosa, menghilangkan kesulitan, mengangkat suatu kaum, dan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Ibnu Majah no. 202)

34. Kebesaran Nama Allah yang Menyembuhkan

Abdul ‘Aziz berkata, “Aku dan Tsabit masuk menemui Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata, ‘Wahai Abu Hamzah (Anas), aku sakit.’ Anas berkata, ‘Maukah aku meruqyahmu dengan ruqyah Rosulullah ?’” Tsabit menjawab, “Tentu.” Anas berkata,

«اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، مُذْهِبَ البَاسِ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا»

“‘Ya Allah, Robb manusia, Penghilang kesusahan, sembuhkanlah Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit apa pun.’” (HR. Al-Bukhori no. 5742)

‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha berkata, “Nabi dahulu meruqyah orang dengan mengusapnya dengan tangan kanan beliau:

«أَذْهِبِ البَاسَ رَبَّ النَّاسِ، وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا»

‘Hilangkanlah penyakit, wahai Robb manusia, dan sembuhkanlah Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit apa pun.’” (HR. Al-Bukhori no. 5750)

‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha meriwayatkan, “Bahwasanya Rosulullah jika merasa sakit, beliau membaca Al-Mu’awwidzat (surat-surat perlindungan: Al-Falaq dan An-Nas) untuk dirinya sendiri dan meniupkan. Ketika rasa sakitnya semakin parah, aku yang membacakannya untuk beliau dan mengusapnya dengan tangan beliau, mengharapkan berkahnya.” (HR. Al-Bukhori no. 5016)

Abu Sa’id meriwayatkan bahwa Jibril datang kepada Nabi lalu berkata, “Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?” Beliau menjawab, “Ya.” Jibril berkata,

«بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ»

“Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki, Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” (HR. Muslim no. 2186)

Ibnu ‘Abbas berkata, “Dahulu Rosulullah meruqyah Hasan dan Husain, beliau mengucapkan:

«أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ»

‘Aku melindungimu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan binatang berbisa, serta dari setiap mata yang jahat.’

Dan beliau bersabda, ‘Demikianlah Ibrohim dahulu meruqyah Ishaq dan Ismail.’” (HR. At-Tirmidzi no. 2060)

Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqofi berkata bahwa dia mengeluhkan kepada Rosulullah rasa sakit yang dia rasakan di tubuhnya sejak dia masuk Islam. Maka Rosulullah bersabda kepadanya,

«ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ، وَقُلْ بِاسْمِ اللهِ ثَلَاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ»

“Letakkan tanganmu di bagian tubuhmu yang sakit, dan ucapkan ‘Bismillah’ tiga kali, dan ucapkan tujuh kali ‘A’udzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru (Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan apa yang aku rasakan dan aku khawatirkan).’” (HR. Muslim no. 2202)

35. Kebesaran Allah di Mahsyar

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan dari Nabi , beliau bersabda,

«أَنَا سَيِّدُ القَوْمِ يَوْمَ القِيَامَةِ، هَلْ تَدْرُونَ بِمَ؟ يَجْمَعُ اللَّهُ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ، فَيُبْصِرُهُمُ النَّاظِرُ وَيُسْمِعُهُمُ الدَّاعِي، وَتَدْنُو مِنْهُمُ الشَّمْسُ، فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ: أَلاَ تَرَوْنَ إِلَى مَا أَنْتُمْ فِيهِ، إِلَى مَا بَلَغَكُمْ؟ أَلاَ تَنْظُرُونَ إِلَى مَنْ يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ، فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ: أَبُوكُمْ آدَمُ فَيَأْتُونَهُ»

“Aku adalah pemimpin kaum pada hari Kiamat. Tahukah kalian kenapa? Allah akan mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang terakhir di satu tempat, sehingga orang yang melihat dapat melihat mereka dan orang yang memanggil dapat mendengar mereka. Dan matahari akan mendekat kepada mereka. Maka sebagian manusia berkata, ‘Tidakkah kalian melihat keadaan kalian, apa yang menimpa kalian? Tidakkah kalian mencari siapa yang akan memberi syafaat kepada kalian di hadapan Robb kalian?’ Maka sebagian orang berkata, ‘Ayah kalian, Adam.’ Lalu mereka mendatanginya.”

Hadits itu berlanjut hingga beliau bersabda,

فَيَأْتُونِي فَأَسْجُدُ تَحْتَ العَرْشِ، فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ، وَسَلْ تُعْطَهْ»

“Maka mereka mendatangiku, lalu aku bersujud di bawah ‘Arsy, lalu dikatakan, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, berilah syafaat, niscaya engkau akan diberi syafaat, dan mintalah, niscaya engkau akan diberi.’” (HR. Al-Bukhori no. 3340)

36. Kebesaran Allah Pada Syafaat-Nya

Abu Sa’id Al-Khudri meriwayatkan bahwa beberapa orang di zaman Rosulullah bertanya, “Wahai Rosulullah, apakah kami akan melihat Robb kami pada hari Kiamat?” Rosulullah bersabda, “Ya.” Dan beliau melanjutkan haditsnya, di dalamnya disebutkan,

«شَفَعَتِ الْمَلَائِكَةُ، وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ، وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ، وَلَمْ يَبْقَ إِلَّا أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ، فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ، فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ قَدْ عَادُوا حُمَمًا، فَيُلْقِيهِمْ فِي نَهَرٍ فِي أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ: نَهَرُ الْحَيَاةِ»

“Para Malaikat telah memberi syafaat, para Nabi telah memberi syafaat, dan orang-orang Mukmin telah memberi syafaat. Dan tidak tersisa kecuali Yang Maha Pengasih dari para pengasih. Maka Dia menggenggam segenggam dari Neraka, lalu mengeluarkan darinya suatu kaum yang tidak pernah berbuat kebaikan sedikit pun (tetapi beriman), mereka telah menjadi arang. Lalu Dia melemparkan mereka ke dalam sungai di dekat gerbang Surga yang disebut Sungai Kehidupan.” (HR. Muslim no. 183)

37. Ketakutan Malaikat Kepada Timbangan dan Jembatan

Salman meriwayatkan dari Nabi , beliau bersabda,

«يُوضَعُ الْمِيزَانُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَلَوْ وُزِنَ فِيهِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ لَوَسِعَتْ، فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ: يَا رَبِّ لِمَنْ يَزِنُ هَذَا؟ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: لِمَنْ شِئْتُ مِنْ خَلْقِي، فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ: سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ، وَيُوضَعُ الصِّرَاطُ مِثْلَ حَدِّ الْمُوسَى فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ: مَنْ تُجِيزُ عَلَى هَذَا؟ فَيَقُولُ: مَنْ شِئْتُ مِنْ خَلْقِي، فَتَقُولُ: سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ»

“Timbangan akan diletakkan pada hari Kiamat. Sekiranya langit dan bumi ditimbang di dalamnya, niscaya ia akan muat.” Maka para Malaikat bertanya, “Wahai Robb kami, untuk siapa timbangan ini digunakan?” Allah Ta’ala berfirman, “Untuk siapa saja yang Aku kehendaki dari makhluk-Ku.” Maka para Malaikat berkata, “Mahasuci Engkau, kami belum menyembah-Mu dengan sebenar-benar penyembahan.” Dan Ash-Shirot (jembatan) akan diletakkan seperti ketajaman pisau. Maka para Malaikat bertanya, “Siapa yang Engkau izinkan melewati ini?” Dia berfirman, “Siapa saja yang Aku kehendaki dari makhluk-Ku.” Maka mereka berkata, “Mahasuci Engkau, kami belum menyembah-Mu dengan sebenar-benar penyembahan.” (HR. Al-Hakim no. 8739)

38. Pujian Untuk Allah Sepenuh Langit Bumi

Abu Sa’id Al-Khudri berkata, “Dahulu Rosulullah jika mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau mengucapkan:

«رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ: اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ»

‘Wahai Robb kami, segala puji hanya milik-Mu sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu. Wahai Pemilik pujian dan kemuliaan, perkataan yang paling benar yang diucapkan oleh seorang hamba, dan kami semua adalah hamba-Mu: ‘Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau tahan, dan tidak bermanfaat kemuliaan (harta dan duniawi) bagi orang yang memilikinya, dari siksa-Mu.’” (HR. Muslim no. 477)

39. Keadilan Ilahi dan Tanggung Jawab Manusia

Jabir berkata, “Ketika para Muhajirin yang kembali dari Habasyah datang kepada Rosulullah , beliau bersabda, ‘Tidakkah kalian menceritakan kepadaku tentang keajaiban-keajaiban yang kalian lihat di negeri Habasyah?’” Beberapa pemuda dari mereka berkata, “Tentu, ya Rosulullah. Ketika kami sedang duduk, lewatlah seorang wanita tua dari kalangan biarawan mereka, dia membawa kendi air di atas kepalanya. Lalu seorang pemuda dari mereka lewat, dia meletakkan salah satu tangannya di antara kedua bahu wanita itu, kemudian mendorongnya sehingga wanita itu jatuh tersungkur, dan kendinya pecah. Ketika wanita itu bangkit, dia menoleh kepada pemuda itu dan berkata, ‘Engkau akan tahu, wahai pengkhianat, ketika Allah meletakkan Kursi, dan mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang terakhir, dan tangan-tangan serta kaki-kaki berbicara tentang apa yang mereka kerjakan. Maka engkau akan tahu bagaimana perkaraku dan perkaramu di sisi-Nya besok.’” Rosulullah bersabda,

«صَدَقَتْ، صَدَقَتْ كَيْفَ يُقَدِّسُ اللَّهُ أُمَّةً لَا يُؤْخَذُ لِضَعِيفِهِمْ مِنْ شَدِيدِهِمْ؟»

“Dia berkata benar, dia berkata benar. Bagaimana Allah akan menyucikan suatu umat yang orang-orang lemahnya tidak diambilkan haknya dari orang-orang kuatnya?” (HR. Ibnu Majah no. 4010)

40. Kebesaran Allah dalam Balasan Amal

Abdullah bin Unais berkata, “Aku mendengar Rosulullah bersabda,

«يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ - أَوْ قَالَ: الْعِبَادُ - عُرَاةً غُرْلًا بُهْمًا» قَالَ: قُلْنَا: وَمَا بُهْمًا؟ قَالَ: «لَيْسَ مَعَهُمْ شَيْءٌ، ثُمَّ يُنَادِيهِمْ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَرُبَ: أَنَا الْمَلِكُ، أَنَا الدَّيَّانُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، أَنْ يَدْخُلَ النَّارَ، وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ، حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ، وَلِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عِنْدَهُ حَقٌّ، حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، حَتَّى اللَّطْمَةُ» قَالَ: قُلْنَا: كَيْفَ وَإِنَّا إِنَّمَا نَأْتِي اللهَ عَزَّ وَجَلَّ عُرَاةً غُرْلًا بُهْمًا؟ قَالَ: «بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ»

‘Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan telanjang, tidak berkhitan, dan buhman.’” Kami bertanya, “Apa itu buhman?” Beliau menjawab, “Tidak membawa apapun. Kemudian Allah memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh orang yang jauh sebagaimana didengar oleh orang yang dekat: ‘Akulah Raja, Akulah Pemberi balasan. Tidak mungkin bagi seorang pun dari penduduk Neraka untuk masuk Neraka, sementara dia memiliki hak pada salah seorang dari penduduk Surga, hingga Aku membalasnya dari orang tersebut. Dan tidak mungkin bagi seorang pun dari penduduk Surga untuk masuk Surga, sementara dia memiliki hak pada salah seorang dari penduduk Neraka, hingga Aku membalasnya dari orang tersebut, bahkan hingga tamparan.’” Kami bertanya, “Bagaimana (cara membayar ganti ruginya) padahal kami datang kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam keadaan telanjang, tidak berkhitan, dan buhman?” Beliau menjawab, “Dengan kebaikan-kebaikan (transfer pahala) dan keburukan-keburukan (transfer dosa).” (HR. Ahmad no. 16042)

***

 



[1] Terjemah tafsiriyah: “Kalian dahulu di dunia tidak merasa perlu untuk menyembunyikan dosa-dosa kalian karena kalian tidak pernah menyangka bahwa pendengaran kalian, penglihatan kalian, dan kulit-kulit kalian akan bersaksi atas kalian pada Hari Kiamat, sehingga kalian berani terang-terangan dalam berbuat maksiat. Bahkan kalian meyakini bahwa Allah tidak mengetahui banyak dari perbuatan kalian, khususnya yang tersembunyi. Inilah sangkaan buruk kalian terhadap Allah—bahwa Dia tidak Maha Mengetahui dan tidak akan membalas perbuatan kalian—yang pada akhirnya menghancurkan diri kalian sendiri dan menjadikan kalian termasuk golongan orang-orang yang merugi di dunia dan di Akhirat. Maka, jika sekarang mereka bersabar terhadap adzab, maka tempat kembali mereka tetaplah Neraka; dan jika mereka meminta kembali keridhaan Allah, maka mereka bukanlah orang-orang yang pantas untuk mendapatkannya. Itu karena Kami jadikan untuk mereka teman-teman dari kalangan setan, lalu setan-setan itu memperindah perbuatan mereka di dunia, baik yang ada di hadapan mereka berupa dunia dan syahwat, maupun yang di belakang mereka berupa ajaran nenek moyang dan kenikmatan masa lalu, sehingga mereka tertipu dan terus dalam kesesatan. Dengan demikian, berlakulah keputusan adzab atas mereka sebagaimana telah berlaku terhadap umat-umat terdahulu dari kalangan jin dan manusia yang mendustakan para Rasul. Sungguh, mereka adalah orang-orang yang benar-benar merugi karena telah kehilangan keselamatan dan kenikmatan yang abadi.” (QS. Fushshilat: 22–25)

[2] Tarjamah tafsiriyah: “Allah benar-benar telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan pengaduan kepadamu, wahai Nabi , mengenai suaminya yang telah menzhiharnya—mengucapkan kepadanya bahwa ia seperti punggung ibunya—lalu ia mengadukan perkaranya kepada Allah. Dan Allah mendengar percakapan kalian berdua, antara dia dan engkau, wahai Nabi. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar segala ucapan, Maha Melihat segala keadaan hamba-Nya. Orang-orang yang menzhihar istri-istrinya—mengatakan bahwa istri mereka harom bagi mereka seperti punggung ibu mereka—padahal istri-istri mereka itu bukanlah ibu-ibu mereka. Tidak ada seorang perempuan pun yang menjadi ibu kecuali perempuan yang melahirkannya. Dan sungguh, ucapan mereka yang batil ini sangat mungkar dan dusta. Namun sungguh, Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun, maka Dia membuka pintu taubat dan solusi. Maka barang siapa menzhihar istrinya, kemudian ingin kembali menjima’nya, maka dia wajib memerdekakan seorang budak sebelum keduanya saling menyentuh. Itulah hukum Allah yang ditetapkan atas kalian, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui keadaan kalian. Namun barang siapa tidak mendapatkan budak, maka wajib atasnya berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya saling menyentuh. Dan barang siapa tidak mampu, maka wajib memberi makan enam puluh orang miskin. Itulah aturan yang ditetapkan agar kalian beriman kepada Allah dan Rosul-Nya, serta tunduk pada syariat. Dan itulah batasan-batasan hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada adzab yang sangat pedih.” (QS. Al-Mujadilah: 1–4)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
×

Konsultasi Syariah ke Penulis?

Yuk, gabung dengan komunitas kami di WhatsApp untuk konsultasi syariah gratis.