RUKU - Ringkasan Sifat Sholat Nabi - Syaikh Al-Albani

 

6. RUKU’

69. Bila membaca telah selesai, diam sejenak sekadar menarik nafas dan melepaskannya.

70. Kemudian mengangkat kedua tangan seperti yang telah dijelaskan terdahulu pada takbirotul ihrom.

71. Disertai takbir (yakni ucapan Allahu Akbar), dan ini wajib.

72. Lalu ruku’ sekadar persendian dan setiap anggota badan menempati tempatnya. Ruku’ adalah rukun.

Cara Ruku’

73. Meletakkan kedua tangan di atas kedua lutut dengan menekannya, lalu merenggangkan jari-jari seolah-olah menggenggam kedua lutut. Semua itu hukumnya wajib.

74. Meluruskan dan menghamparkan punggung, hingga seolah-olah jika air dituang di atasnya tidak tumpah. Ini wajib.

75. Tidak merendahkan kepala dan tidak pula mengangkatnya tapi sejajar dengan punggung.

76. Menjauhkan kedua siku dari lambung.

77. Mengucapkan saat ruku’:

«سُبْحَانَ رَبِّيَ العَظِيمِ»

(Subhāna robbiyal adzīm)

Mahasuci Robb-ku yang Mahaagung” sebanyak 3 kali atau lebih. (HR. Muslim no. 772)[1]

Menyamakan Lamanya Rukun

78. Termasuk Sunnah adalah menyamakan lamanya rukun-rukun. Antara ruku’, berdiri sesudah ruku’ (i’tidal), sujud, dan duduk di antara dua sujud, dijadikan kira-kira sama.

79. Tidak boleh membaca Al-Qur’an saat ruku’ dan sujud.

I’tidal (Lurus Berdiri) Sesudah Ruku’

80. Lalu mengangkat punggung dari ruku’, dan ini rukun.

81. Saat i’tidal mengucapkan:

«سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ»

(Sami’allōhu liman hamidah)

“Allah mendengar siapa yang memuji-Nya,” (HR. Bukhori no. 689). Ini wajib.

82. Mengangkat kedua tangan saat i’tidal seperti dijelaskan terdahulu.

83. Lalu berdiri dengan tegak dan tenang sampai seluruh tulang menempati posisinya. Ini rukun.

84. Mengucapkan saat berdiri:

«رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ»

(Robbanā walakal hamdu)

Wahai Robb kami, hanya milik-Mu segala pujian.” (HR. Bukhori no. 732)

Hukumnya adalah wajib bagi setiap orang yang Sholat meskipun sebagai imam, karena ini adalah wirid saat berdiri, sedang tasmi’ (ucapan Sami’allōhu liman hamidah) adalah wirid i’tidal (saat bangkit dari ruku’ sampai tegak).[2]

85. Berdiri i’tidal dan ruku’ lamanya disamakan, seperti yang dijelaskan sebelumnya.


[1] Ada beberapa bacaan yang bisa dibaca pada rukun ini. Ada yang panjang, sedang, dan pendek. Silahkan merujuk ke Sifat Sholat Nabi (hal. 132) cet. Maktabah Al-Ma’arif.

[2] Tidak dianjurkan menyedekapkan tangan pada kondisi berdiri ini, karena tidak adanya hadits pendukungnya. Silahkan merujuk ke Sifat Sholat Nabi untuk perinciannya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url